All Chapters of GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN: Chapter 21 - Chapter 30
98 Chapters
Part 21
Mata Olivia membesar mendengar ucapan Ronan. Gadis itu berpikir, apakah dirinya mengalami masalah dengan pendengarannya. Tapi saat ini dirinya sedang berada di samping pria itu dengan jarak tak sampai setengah meter. Kalimat Ronan jelas, dan Olivia tidak salah dengar."Aku pikir anda sedang mabuk. Turunkan aku sekarang!" Olivia masih bersikap angkuh."Aku belum selesai!" Ronan tak mau mengalah."Tapi aku sudah!""Bagus! Berikan pengenalmu. Aku akan mengurus akte pernikahan." "Kau salah orang, Pak! Aku sama sekali tidak tertarik pada pria sepertimu." Ronan langsung menatap tajam gadis di sampingnya. "Munafik!" Ronan menggeram. "Kau pikir setelah berlagak jual mahal, aku akan mengemis dan memohon padamu?""Kalau begitu jangan lakukan.""Kim!""Ya, Pak.""Ke kantor polisi!"Olivia tersentak. Ronan serius dengan ucapannya. Sopir berwajah oriental itu langsung berbelok, dan Olivia pernah menuju jalan itu."Apa yang kau lakukan?" Olivia setengah berteriak."Kau sudah dengar tadi!""Henti
Read more
Part 22
Silvia tampak berdansa dengan dirinya sendiri. Tentu saja sambil menempelkan gaun-gaun baru ke tubuhnya secara bergantian. Dia tersenyum puas di depan cermin. Mengamati dirinya yang kini benar-benar menjadi seorang putri bangsawan.Silvia merasa hidupnya kini begitu sempurna. Tak seorang pun yang tahu bahwa dia hanya bersandiwara. Olivia tak akan muncul lagi di hadapannya. Bahkan Olivia sendiri tak menyadari bahwa Silvia telah mencuri kehidupannya."Nona Silvia. Nyonya Laura sedang menunggu anda." Suara seorang pelayan terdengar dari balik pintu."Baiklah. Lima menit." Silvia mulai gugup dan mengambil salah satu pakaian yang sudah berserakan di atas ranjang.Laura menatap Silvia dengan dingin saat gadis itu muncul di ruang tamu. Namun dengan muka tembok, Silvia berusaha tersenyum untuk mengambil hati wanita itu. Bagaimana pun, wanita itu adalah ibunya Ronan. Dan dia membutuhkannya untuk menaklukkan pria tampan itu.Namun Silvia telah terjebak dengan permainannya sendiri. Gadis itu lel
Read more
Part 23
David menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Dia tampak terkejut melihat Silvia berada di hadapannya dengan senyum angkuh."Apa yang kau lakukan di sini? Kau mencariku?" David tampak tak senang dengan kehadiran wanita yang telah menghancurkan hubungannya dengan Olivia."Mencarimu?" Silvia tertawa mengejek. "Kurasa ini takdir hanya agar kau tahu siapa aku. Dan kau akan menyesal karena telah memperlakukan aku seperti sampah!" Silvia tak dapat menyembunyikan amarahnya pada David."Kalau begitu jangan menghalangi jalanku!" David tampak tak peduli pada kehadirannya. Lalu berjalan tanpa menatap Silvia berlama-lama."BERHENTI KAU, DAVID!" Silvia berteriak nyaring hingga menarik perhatian semua orang."Beraninya kau mengabaikanku. Apa kau belum tahu siapa aku, hah?! Apa orang-orang di sini belum semua mengenalku?!" Silvia bersikap semakin arogan. David terpaksa mengentikan langkahnya.'Kampungan.' Laura membatin melihat gadis yang dia bawa. Gadis itu tidak sedikit pun mencerminkan sikap se
Read more
Part 24
Olivia turun dari mobil Ronan saat kendaraan itu telah sampai ke rumah. Gadis itu berlalu begitu saja dengan sikap tidak pedulinya. Bahkan dia enggan mengucapkan terima kasih pada kedua pria yang telah menjemput dan mengantarnya hingga sampai ke kamar sewa."Kau sudah pulang." Heru yang sedang duduk di teras menyambutnya dengan senyum ramah."Ya, Heru. Shif kita sepertinya selalu sama." Olivia menjawab tak kalah ramah."Mobil tadi...." Heru melihat Olivia turun dari mobil mewah. Tentu saja pemuda baik hati itu bertanya karena penasaran.Sudah dua kali dia melihat tetangganya itu pulang diantar dengan mobil selama tinggal di dekatnya. Yang pertama bersama Laura, dan kini bersama putranya.Mulutnya tak bisa menahan untuk tak bertanya."Hem, ya. Itu hanya seorang kenalan. Kebetulan searah, dan dia memberiku tumpangan." Olivia tak mungkin memberi jawaban yang sebenarnya.Gadis itu juga tidak ingin mengabaikan keingintahuan pemuda yang telah banyak membantunya."Oh, begitu." Heru masih men
Read more
Part 25
Silvia berjalan mondar-mandir di kamarnya yang luas dengan cemas. Ukurannya bahkan lebih besar dari rumah yang dia tempati bersama Olivia. Hati gadis itu resah. Bagaimana bisa Ronan berniat datang ke kediaman keluarganya untuk memperkenalkan seorang gadis yang akan dia nikahi. Dari berita yang Silvia dengar dari pelayan pribadi yang ditunjuk khusus untuk melayaninya, tak sekali pun Ronan terdengar dekat dengan seorang wanita.Tunangannya yang berkhianat telah membuatnya membenci dan tak ingin terlibat lagi dengan wanita mana pun. Apalagi sampai mengikat diri dengan pernikahan.Itu tak terdengar seperti Ronan yang dia dengar dari semua penghuni rumah. Tapi baru saja satu bulan Silvia menjadi bagian dari keluarganya, laki-laki itu malah ingin mengakhiri masa kesendiriannya. Seolah tak memberinya kesempatan untuk mendekatkan diri.Bahkan Silvia masih memikirkan bagaimana caranya agar bisa memikat pria tersebut. Silvia merasa, pria yang sen
Read more
Part 26
"Baguslah. Kalau begitu buatkan pesta yang paling meriah untuknya." Laura melirik Silvia dengan dingin.Tentu saja permintaannya bernada sindiran. Saat itu suaminya telah membuat pesta yang begitu semarak untuk menyambut putri kandungnya yang baru saja ditemukan. Air muka Martin berubah. Dia tahu bahwa istrinya belum sepenuhnya menerima keberadaan Silvia. Tapi baginya, gadis itu bukanlah anak haram. Martin menikahi Lea secara sah meski tanpa akte dari kantor agama. Dan istri mudanya itu hamil sesudahnya.Silvia sama sekali tak peduli apa yang diperdebatkan kedua orang tua itu. Dia hanya memikirkan bagaimana Ronan akan berubah pikiran dan berpaling padanya. Semakin dingin dan tak acuh sikapnya pada Silvia, gadis itu semakin menggilainya.Dia bahkan tak menyadari bahwa ibu tirinya tadi baru saja menyindirnya soal pesta. Gadis itu terkadang memang bermuka tembok dan tak tahu malu.*Di dalam mobil Olivia enggan berbicara sepatah kata pun.
Read more
Part 27
Silvia dan Laura sama terkejutnya melihat Ronan merangkul Olivia. Namun Laura seperti bisa mengendalikan diri hingga tak sampai berdiri seperti yang Silvia lakukan.Gadis itu langsung berjalan dan menghampiri Ronan dan Olivia. Tangannya langsung menarik tangan kurus gadis di hadapannya."Apa-apaan ini, Olive? Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanpa memedulikan Ronan yang berdiri di hadapannya, Silvia marah. Suaranya tertekan dengan deretan gigi yang dirapatkan.Olivia tak peduli. Dia tidak berhutang apa pun pada gadis itu. Demi keselamatan diri sendiri, dia terpaksa mengingkari janji."Menjauh darinya!" Ronan berbicara dengan tenang."Ronan, aku__.""Kembali ke tempatmu! Siapa bilang kau berhak menyentuhnya!" Ronan tak sudi menatap Silvia.Namun suaranya yang terkesan dingin dan tegas, mampu membuat gadis itu menurunkan tangannya dari tangan Olivia."Apa yang terjadi? Apa sebagai calon saudara ipar kalian sudah saling menge
Read more
Part 28
Silvia tersenyum menang. Olivia bahkan tak bisa memberi kesan yang baik di malam perkenalan keluarga itu."Apa sebenarnya yang terjadi?" Ada apa dengan gadis itu?" Martin sepertinya orang yang paling tidak tahu apa-apa tentang yang terjadi."Gadis itu... hanya seorang pelayan di restoran." Laura berucap dingin.Martin terkejut. Penampilan gadis itu mampu menipu matanya. Dari gayanya berjalan, serta pakaian yang dia kenakan, gadis itu terlihat layaknya tuan putri. Semua orang mungkin bisa melihat, bahwa dia jauh lebih menawan dibanding dengan Silvia."Apa benar itu, Ronan? Kenapa kau melakukan itu pada kami. Dan kau Silvia, kau juga tahu tentang itu?" Martin melirik ke arah anak gadisnya."Ayah, itu...." Silvia menjawab ragu. "Dia pernah menjadi rekan kerjaku. Ayah tahu dulu aku hidup miskin. Jadi aku bekerja sebagai pelayan di restoran. Di sana aku dan dia bertemu. Tapi kami tidak terlalu akrab." Silvia enggan mengakui Olivia sebagai teman masa kec
Read more
Part 29
Silvia tersentak. Gadis itu langsung melepaskan pegangannya dari pundak Olivia. Silvia tampak gugup dan ketakutan melihat Ronan yang tiba-tiba muncul."Katakan, kenapa Olivia tidak boleh menikah denganku?!" Ronan sengaja memancing Silvia agar memberikannya alasan.Gadis tak tahu malu itu pasti kebingungan. Ronan bisa saja curiga atau memikirkan yang tidak-tidak tentang pikirannya."Kenapa tidak menjawab? Apa ada hal yang membuat kami tidak boleh menikah yang aku tidak tahu?" Ronan mulai mendesak."Itu... bukan seperti itu. Maksudku...." Silvia semakin kebingungan."Dia hanya ingin membalas dendam karena aku pernah mengacaukan pernikahannya. Benar, kan, Silvia?" Olivia tergelak melihat Silvia yang merasa begitu ketakutan."Tentu saja!" Silvia langsung mendapatkan ide untuk mengelabui kakak tiri palsunya. "Kau sudah mengacaukan pernikahanku. Bagaimana mungkin aku membiarkan kau bahagia bersama kakakku!" Silvia tak punya pilihan lain. Ronan mendengus kesal. Merasa gadis yang akan dia n
Read more
Part 30
"Berhenti!" Ronan memerintahkan pada Kim saat melintas di sebuah apotik. "Belikan gadis ini obat yang dapat mengeluarkan semua isi perutnya. Bahkan sampai ke usus-ususnya!""Baik, Pak!" Kim segera menjalankan perintah majikannya dan keluar dari mobil."Apa kau tidak punya kata-kata lain selain membelah, memotong, atau mematahkan organ tubuh orang lain?" Olivia tampak gerah dengan Ronan yang suka membuatnya merasa ngeri.Dia sudah melihat sendiri salah satu korban Ronan yang berakhir di kursi roda. Dia tak ingin apa yang diucapkan pria kasar itu juga terjadi padanya."Kenapa? kau takut? Maka lain kali jaga mulutmu itu agar tidak sembarangan mengunyah makanan!"Olivia hanya terdiam. Tak lama Kim muncul dengan satu bagpapper kecil di tangannya."Ini milik anda, Nona." Kim menyodorkan kantongan itu dari jendela tempat duduk Olivia. Lalu kembali ke kursi pengemudi.*"Mulai sekarang jaga sikapmu!" Ronan memberi perintah. "Kau sekarang adalah tunangan seorang Ronan Ellyas. Jangan sampai mem
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status