Semua Bab GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN: Bab 31 - Bab 40
98 Bab
Part 31
Armaya membawa Olivia ke sebuah restoran dengan ornamen khas jepang. Seorang pelayan berpakaian kimono ala negeri sakura menggeser pintu sebuah ruangan. Armaya mempersilakan Olivia untuk masuk, lalu kembali menutup pintu. Olivia ragu untuk melangkah. Dia melihat Laura sedang duduk dengan tenang di bantal tipis di atas lantai.Meja pendek di hadapannya penuh dengan berbagai macam hidangan. Olivia masih membeku di depan pintu."Sampai kapan kau akan berdiri di situ?" Suara tenang Laura membuatnya bergidik.Gadis itu melangkah mendekati wanita yang memanggilnya ke tempat itu."Duduklah!" Olivia kembali menurut."Makanlah! Kau belum sempat makan, malam itu." Laura mengingatkannya tentang makan malam dua hari yang lalu.Olivia menelan ludah. Dia merasa seperti seekor sapi yang diberi banyak makan agar cepat gemuk. Kemudian dipotong untuk dicincang-cincang daging tebalnya. Olivia tanpa sadar mengusap lehernya sendiri karena takut."Kau takut aku membubuhi racun pada makananmu?" Laura kemb
Baca selengkapnya
Part 32
Olivia langsung membuang pandangan melihat senyum seringai dari pria itu. Dia mencoba melewatinya, namun pria itu kembali menghalangi dengan tubuhnya."Munggirlah, aku sedang bekerja." Olivia bersikap tak peduli."Kau masih saja bersikap jual mahal, Olivia!" Pria berambut ikal itu sedang menyindirnya. Dia terus melangkah, hingga Olivia harus bergerak mundur. "Apa kau masih mau mengaku kalau kau punya kekasih?" Pria itu sedang mengejeknya. "Kudengar kau berbagi pacar dengan salah satu rekanmu. Hem, aku tidak melihatnya malam ini. Bagaimana jika kalian juga berbagi ranjang denganku!""Kau masih tetap menjijikkan, Daniel!" Olivia mencibir.Daniel adalah salah satu pria yang ditolak oleh Olivia. Pemuda itu kerap kali menggodanya dengan kekayaan yang selalu dia pamerkan. Di sisi lain, Silvia mengincarnya, bahkan pernah menemaninya bermalam. Saat itulah Silvia mengatakan kalau kekasih Olivia jatuh cinta dan akhirnya memilih dirinya, lalu membuang gadis itu."Sekarang kau sudah bebas. Kau
Baca selengkapnya
Part 33
Ronan mendengus kesal. Dia memijat pelipisnya sendiri. Sebenarnya benda itu tidak terlalu penting bagi dia. Hanya saja dia enggan berselisih dengan ibunya hanya karena harus membela gadis yang akan dia nikahi."Pindah dari sana!" perintah Ronan pada Olivia yang masih tampak gelisah.Mereka kini berada di ruang VIP, karena Ronan memesan tempat itu dan meminta Olivia melayaninya. Pria yang baru saja mematahkan pergelangan tangan seseorang itu ingin berbicara dengan leluasa."Apa yang anda katakan. Anda benar-benar akan meratakan tempat itu dengan tanah?" "Sudah kubilang jaga sikapmu. Kau akan segera menikah, tapi kau masih tinggal sekamar dengan kekasihmu."Alis Olivia mengkerut."Anda telah berpikir bahwa aku memiliki kekasih. Dan anda masih berniat menikahiku? Apa maksud anda sebenarnya?" Olivia tak habis pikir."Kau berhubungan dengan lelaki mana pun, aku tidak peduli. Bahkan dengan pria yang telah mengkhianati dirimu!""Lalu apa masalahnya?""Kita akan menikah. Aku tak mau kau mer
Baca selengkapnya
Part 34
"Rupanya hidupmu selalu dikelilingi para pria, heh? Ingatkan pemuda itu untuk selalu menjaga pergelangan tangan dan juga rahangnya!" Ronan mendengus kesal. Lalu meninggalkan gadis itu yang penuh heran."Jalan!" Ronan memerintahkan Kim sembari melonggarkan dasi dan kerah kemejanya. Bahkan dia tampak kepanasan meski AC mobil sedang menyala.Kim tersenyum melihat majikannya yang gelisah. Sepertinya Kim lebih memahami bagaimana perasaan pria itu ketimbang Ronan sendiri."Kau juga ingin aku mematahkan rahangmu agar tak bisa tersenyum lagi, Kim?" Suara horor itu membuat bibir Kim terkatup sempurna.Dia bahkan tak berani melirik majikannya dari kaca spion.*Olivia menggunakan hari liburnya untuk memenuhi permintaan Ronan. Pria itu memintanya datang ke sebuah toko dan menunggu.Olivia baru saja menunggu selama lima menit, lalu mobil hitam Ronan berhenti tepat di depannya."Tak bisakah kau menunggu di dalam saja? Kau seperti pengemis di emperan toko." Ronan merapikan jas setelah Kim membukaka
Baca selengkapnya
Part 35
Di restoran tempat Olivia bekerja, semua karyawan heboh mengerumuni seseorang. Mereka tak menyangka melihat salah satu rekannya menjelma bak tuan putri dari negeri dongeng. Dengan riasan mahal dan juga dress mewah, penampilannya terlihat sempurna. Beberapa dari mereka terlihat kagum. Namun sebagian besar ada yang mencibir. Banyak spekulasi yang menyebabkan Silvia yang mereka kenal bisa berubah drastis seperti ini."Silvia, apa kau memenangkan lotere?""Tidak, dia pasti menikahi pria kaya.""Atau tiba-tiba saja dia diadopsi keluarga bangsawan.""Maksudmu, mengadopsinya jadi simpanan?" Semua orang tertawa."Apa kau kemari mau pamer, Silvia?""Oh, atau dia ingin kembali bekerja di sini?""Jangan salah paham. Kalian semua akan dipecat karena Silvia akan membeli restoran ini."Tawa orang-orang itu kembali terdengar. Silvia tampak menggeram. Betapa pun dia berusaha untuk tampil sempurna, orang-orang tetap saja memandangnya dengan rendah."Berikan aku ruangan VIP. Aku akan memberikan tips s
Baca selengkapnya
Part 36
Olivia sebenarnya juga penasaran. Ronan sama sekali tak memberi petunjuk apa pun tentang keinginannya yang tiba-tiba. Dia tetap memaksa, meski harus menggunakan berbagai ancaman.Olivia berpikir, tidak mungkin Ronan tiba-tiba merasa bersalah dan ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya. Terlebih lagi, Olivia tidak dalam keadaan hamil."Itu tidak mungkin, Oliv! Pria itu bukan tipe orang yang bisa sembarangan berbicara dengan orang lain. Kali ini, saja, Oliv. Tolong turuti ucapanku. Ambil kartu ini, di dalamnya ada uang yang bisa menghidupimu selama lebih dari tiga tahun. Jika sudah habis, kau bisa menghubungiku dan memintanya lagi." Silvia mengeluarkan sebuah kartu.Olivia menyeringai. Setakut itu rupanya Silvia dengan kehadirannya. Namun Olivia tak mau peduli. Dia hanya butuh Ronan tak lagi mengganggu hidupnya di kemudian hari."Sudah malam, Silvia. Aku harus pulang!" Olivia menjauh dari Silvia."Aku akan mengantarmu. Di mana kau tinggal sekarang?""Tidak perlu! Aku akan naik taksi."
Baca selengkapnya
Part 37
Olivia tersentak saat mendengar suara ketukan dari luar. Harusnya dia bisa bangun lebih siang karena ini adalah hari liburnya. Dengan malas dia bangkit dan berjalan menuju pintu begitu saja.Masih dengan pandangan yang samar dan mata menyipit, gadis itu melihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya yang setengah terbuka."Kau lagi!" Olivia mengusap matanya sambil menguap. Sebelumnya Olivia telah terbiasa hidup lama bersama Silvia, oleh sebab itu dia tak merasa sungkan lagi saat melakukan hal yang tidak sopan seperti yang barusan dia lakukan."Apa kedatangan kami mengganggumu?" Olivia kembali tersentak mendengar suara lain di samping Silvia. Olivia lalu membuka seluruh pintu untuk memastikan bahwa dia tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi mendengarnya."B_Bu, Laura?" Olivia tergagap dan langsung merapikan rambutnya yang masih acak-acakan.Laura melirik Olivia dari atas hingga ke bawah. Pandangannya seperti sedang menguliti gadis yang akan dinikahi oleh putra kesayangann
Baca selengkapnya
Part 38
"Jika ucapanmu sama sekali tidak terbukti, jangan harap aku akan mempercayaimu lagi, Silvia!" Laura masih tetap bersikap dingin.Meski tujuannya sama untuk membatalkan pernikahan putranya dengan Olivia, tetap saja dia tidak bisa menjalin kerja sama dan berhubungan baik dengan anak tirinya itu. Dia hanya mencari celah dari informasi yang diberikan oleh Silvia.*"Anda menemukan sesuatu, atau... seseorang, Nona Armaya?" Olivia mencibir. Lalu tersenyum tipis pada Silvia yang berdiri angkuh di samping Laura.Armaya tidak menjawab. Lantas keluar dari kamar dan menghadap pada majikannya. Wanita dengan setelan jas dan celana panjang bahan itu menggeleng, sebagai kode bahwa dia tak menemukan siapa pun di kamar itu.Silvia tampak melotot. Dia seperti sedang dipermalukan karena mengarang cerita. Dia tampak marah melihat senyum tipis di bibir Olivia."Di mana kau sembunyikan David, Oliv?" Dia langsung histeris karena merasa terpojok."David?" Mata Olivia menyipit memandangnya. Masih dengan senyu
Baca selengkapnya
Part 39
Olivia menatap wajah yang ada di hadapannya satu persatu. Temasuk Laura yang masih berekspresi dingin menatapnya. Olivia mengerti, meski tak bersikap kasar, Laura sudah terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka pada hubungannya dengan Ronan.Bahkan pagi-pagi seperti ini dia rela datang demi membuktikan bahwa ucapan Silvia memang benar. Sebijaksana apa pun Laura, pikirannya masih termakan oleh berita hoaks dari anak tirinya itu."Oliv?" David masih menuntut jawaban dari gadis di hadapannya. Sorot matanya redup melihat pujaan hatinya bediri nyaman dalam pelukan seorang pria.Olivia masih terdiam. Enggan menjawab pertanyaan David yang sama sekali tidak perlu tahu urusannya. "Apa kau tidak bisa mendengar dengan jelas?" Ronan mewakili Olivia untuk menjawab. Suranya datar menatap pemuda itu. David menyipit memandang pria yang merangkul gadisnya. Seolah-olah pernah melihatnya di suatu tempat."Kita pernah bertemu?" tanya David, penasaran.Ronan tertawa sumbang."Kau pria yang membawa Sil
Baca selengkapnya
Part 40
"Hari ini Olivia sedang libur. Aku akan mengajaknya mencoba gaun pengantin. Ibu akan menemani kami?" Bujuk Ronan."Setelah ketahuan, kau baru melibatkan ibu?" Laura sedikit merajuk. Ronan tersenyum. "Selera ibu sangat bagus. Ibu bisa membantu Olivia memilihkan gaunnya." Ronan mengedipkan sebelah mata untuk menggoda Laura.Olivia menelan ludah. Dia tak habis pikir, kapan pria yang berstatus sebagai tunangannya itu meminta izin mengajaknya memilih gaun pengantin. Atau mungkin itu hanya alasannya saja agar ibunya tidak marah. Olivia merasa kalau dia akan kehilangan waktu tidurnya."Ibu ada pertemuan pagi ini. Antarkan saja dia ke toko. Kita akan bertemu di sana." Laura mengalah. Menuruti keinginan buah hatinya.Ronan tersenyum senang. Dia tahu ibunya akan luluh saat putranya menginginkan sesuatu.Namun berbeda dengan Silvia. Gadis itu kembali iri melihat wanita yang harusnya tadi marah-marah, kini malah mendukung Olivia. Mereka bahkan akan pergi bersama layaknya ibu dan anak sungguhan.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status