All Chapters of GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN: Chapter 81 - Chapter 90
98 Chapters
Part 81
Melihat Ronan muncul, bibi Tina langsung membungkuk hormat. Melihat tuannya sedang tersenyum pada istrinya, membuat pelayan wanita itu tak ingin mengganggu mereka."Aku permisi, Nyonya Olivia. Jika anda butuh sesuatu, jangan sungkan untuk memanggilku."Bibi Tina kemudian keluar melewati majikannya, kemudian menutup pintu."Kenapa tak tanyakan saja padaku? Apa kau merasa malu karena ketahuan diam-diam menggali informasi tentangku?" Ronan kembali menyeringai.Wajah Olivia mendadak memerah. Harusnya dia tak pernah bertanya hal bodoh yang hanya mempermalukannya saja di hadapan pria angkuh itu."Ti_tidak. Bukan seperti itu." Olivia tampak salah tingkah.Ronan tergelak. Menunjukkan gigi putihnya yang berderet rapi. "Jawaban apa yang ingin kau dengar? Kau senang, seandainya aku bilang suka berganti-ganti wanita? Atau kau ingin menjadi satu-satunya?" Olivia menelan ludah. Siapa pun di dunia ini, sebagai seorang istri pasti ingin menjadi satu-satunya wanita di kehidupan suaminya. Juga di
Read more
Part 82
"Berani sekali, kau!" Silvia semakin emosi."Tapi Tuan Ronan hanya memperbolehkan pelayan yang bertugas saja, Nona.""Kalau begitu tutup saja mulutmu itu dan jangan mengadu, bodoh!"Pelayan itu merasa kesal karena Silvia terus saja mengatakan dirinya bodoh. Sejak Silvia tinggal di rumah itu, hampir semua pelayan tidak menyukainya. Sikapnya yang arogan dan kasar membuat semua orang muak. Bahkan Nyonya besar di rumah itu tak pernah memperlakukan mereka sekasar yang Silvia lakukan."Apa anda tidak melihat cctv di sana, Nona?" Pelayan itu menoleh ke arah atas sudut ruangan. Membuat Silvia melotot dan langsung menjauh dari pintu."Dasar pelayan bodoh!" Silvia tak punya apa pun lagi untuk dia ucapkan. Dia merasa sangat malu, lalu meninggalkan tempat itu dengan sangat kesal. Padahal gadis itu ingin sekali berbaring di atas ranjang Ronan. Merasakan bau tubuhnya yang hanya bisa dia hirup dari jarak jauh.*Olivia dan Ronan tiba di kediaman Ellyas. Olivia terkejut karena ada banyak orang yang
Read more
Part 83
Silvia tampak panik. Dia merasa seperti seorang pencuri yang baru saja ketahuan. Saat Ronan memperkenalkan Olivia sebagai calon istrinya, Silvia hanya mengaku mengenal Olivia sebatas rekan kerja saja. Berharap tak satu pun dari keluarganya yang berpikir bahwa dia dan Olivia tumbuh bersama.Namun perkataan Ronan tadi membuat Silvia tak bisa berkutik lagi. Silvia berpikir bahwa Olivia sudah menceritakan semuanya pada suaminya. Silvia khawatir, suatu saat Olivia juga pasti akan bercerita tentang ibunya dan juga kalung giok itu.“Tapi kurasa Silvia tidak terlalu senang melihat kehadiranku di sini, Sayang!” Olivia memandang Silvia dengan tatapan menantang.Darah silvia semakin mendidih mendengar kedua orang di hadapannya saling menyapa dengan panggilan 'sayang'. Membuat hatinya lagi-lagi terbakar api cemburu. Namun demi menjaga harga diri dan kehormatannya, dia mencoba menahan rasa itu. Seolah tak ada satu orang pun yang menyadari perasaannya pada Ronan. Selain Martin tentu saja.“Apa yang
Read more
Part 84
“Apa aku tidak salah dengar, Silvia? Bukankah tempat itu adalah tempat bekerjamu dulu? Apa kalian berteman?” Anne yang tadi begitu mengagumi Olivia berubah dengan cepat dengan tatapan merendahkan.“Ayolah, Silvia. Kau pasti iri dengan Olivia, bukan? Kau hanya mengarang cerita karena Olivia terlihat begitu sempurna.”“Kenapa tidak kalian tanyakan saja langsung padanya? Agar kalian tahu apa aku berbohong atau tidak!” Silvia mendengus kesal karena ketiga gadis itu masih juga memojokkan dirinya.“Katakan kalau itu tidak benar, Olivia. Tentu saja kau bukan seorang pelayan, bukan? Atau mungkin tempat itu adalah milikmu?” Elsa bertanya dengan wajah serius.Olivia yang dari tadi terdiam dan hanya menjadi pendengar, menarik sudut bibirnya. Dia tersenyum penuh percaya diri.“Silvia benar. Aku bekerja sebagai pelayan di sana. Bahkan aku sudah harus masuk bekerja esok hari. Datanglah! Aku akan mentraktir kalian sebagai salam perkenalan. Aku akan mulai bekerja pada shift sore!”Gadis-gadis itu ter
Read more
Part 85
Mata Olivia membesar melihat tatapan nakal suaminya. Namun wanita itu tak bisa menunjukkan sikap aslinya yang selalu saja protes dan marah-marah pada Ronan di hadapan kedua mertuanya.Olivia hanya melotot sambil komat-kamit tanpa suara. Membuat Ronan semakin geli melihat sikap lucunya."Kau tidak keberatan kan, Sayang?" Ronan semakin menggoda.Olivia mengeluarkan senyum terpaksanya."Kenapa aku tidak diberi tahu, Sayang?" Olivia berusaha bertanya semanis mungkin. Tentu saja dengan merapatkan gigi-gigi kecilnya agar Ronan tahu kalau dia tidak setuju akan hal itu.Ronan semakin tersenyum. Bahkan hampir tertawa melihat tingkah konyol wanita itu."Bukankah di mana pun kita menginap akan sama saja, Sayang?" Ronan tidak mau kalah dalam bersandiwara. "Bukankah kau juga harus melihat kamar di mana suamimu menghabiskan masa kecilnya, hem?" Ronan memiringkan kepalanya untuk menggoda wanita yang tengah gelisah itu."Kalau begitu naik dan beristirahatlah! Sampai bertemu besok!" Laura seperti tak
Read more
Part 86
Olivia menelan ludah mendengar kata-kata pedas dari bibir Ronan. Dengan terus berjalan mundur, Olivia mulai terpojok di sisi tempat tidur dan akhirnya terjatuh, lalu terduduk di ujung ranjang, hampir terlentang.Ronan semakin mendekat, membuat Olivia ingin segera bangkit dan menjauh. Namun lagi-lagi tubuh tegap tinggi itu kini tepat berada di hadapan dan menghalanginya. Tubuh Olivia kembali terkungkung dengan lengan kekar itu."La_lalu, tugas seperti apa yang akan anda berikan padaku?" Olivia menjawab dengan gugup.Pandangan Ronan tak lekang menatap setiap inchi lekuk di bagian wajah dan tubuh wanita di bawahnya. Membuat Olivia semakin bergidik ngeri."Kau harus mengambil hati ibuku. Menuruti setiap keinganannya agar dia menyukaimu. Kau mengerti?""Apa maksud anda, Tuan? Untuk apa aku melakukan itu?""Turuti saja! Andai setelah enam bulan kita berpisah, buat ibuku tetap menahanmu agar terus berada di sisinya. Biarkan dia menyayangimu seperti dia menyayangiku. Agar kelak meski dia tahu
Read more
Part 87
Ronan langsung kembali mendekati Olivia. Tangan besarnya sudah sampai begitu saja ke rahang wanita itu, lalu meremasnya hingga mulut wanita itu sedikit maju akibat tekanannya.“Apa yang anda lakukan? Aku hanya bertanya, Tuan.” Olivia sedikit merintih.“Hingga saat ini kau masih juga belum bisa menjaga mulut lancangmu itu, hah? Pria mesum apa maksudmu? Kau sengaja memancingku?” Lirikan mata Ronan membuat Olivia merinding.“Tak bisakah anda menjawabku saja? Kenapa anda selalu berbuat kasar?” Suara Olivia terdengar lucu saat tangan suaminya masih menekan pipi tirus itu.Ronan ingin sekali tertawa. Selain membuatnya kesal, wanita itu juga terkadang membuatnya merasa terhibur. Tapi tentu saja dia harus menahannya. Pria itu tak ingin kehilangan wibawanya di hadapan wanita itu. “Lalu apa yang kau inginkan? Kau ingin aku keluar dari kamarku sendiri?” “Tidak! Aku tidak bermaksud mengusir anda. Maksudku... itu....” Olivia tampak bingung.“Atau kau ingin bermalam bersama Silvia? Ah, ya. Kupiki
Read more
Part 88
Malam itu Ronan terpaksa mengalah. Meski sofa di kamarnya begitu empuk dan terasa nyaman bagi istrinya, tetap saja Ronan selalu ingin memberikan yang terbaik bagi wanita itu. Baginya Olivia sudah cukup menderita selama ini. Jadi begitu pria itu membawanya masuk ke keluarga Ellyas, Ronan akan memberikan semua fasilitas yang harusnya bisa dia nikmati sejak kanak-kanak dulu.“Kurasa aku terlalu lelah, Tuan! Tidak seharusnya anda mengejekku seperti itu. Bukankah harusnya anda senang karena aku begitu percaya bahwa anda tidak akan melakukan apa pun terhadapku?” Olivia beralasan.Ronan hanya menggeleng pelan. Jangankan untuk menang, dia bahkan tak punya kesempatan untuk seri jika berbicara pada wanita itu.“Kalau begitu cepatlah! Aku tidak ingin membuat ibuku marah, Nyonya!”*Laura dan Martin sudah menunggu di meja makan. Begitu juga dengan Silvia yang masih memasang wajah tidak suka. Tak ada senyum apa pun terlihat di wajahnya. Bukan hanya karena pernikahan Ronan dan Olivia, tapi karena L
Read more
Part 89
Olivia menjadi salah tingkah saat mata semua orang menatapnya. Membuat dia sedikit ketakutan pada kedua orang tua itu.Olivia menyadari kelancangannya, lalu tertunduk menyesal. Wanita itu melirik suaminya yang juga memicing menatapnya. Menyayangkan sikapnya barusan."Apa kau pikir pekerjaanmu itu lebih penting dari keluarga ini, hah?!" Martin angkat bicara melihat sikap lancang Olivia. Pria yang sejak awal tak menyukai wanita pilihan putranya itu mulai terang-terangan menunjukkan rasa bencinya. Terlebih lagi saat dia tahu gadis yang dia pikir putri kandungnya telah jatuh cinta pada Ronan. Membuat Martin ingin sekali sepasang pengantin baru itu segera berpisah dan menikahkan putranya dengan Silvia.Olivia menelan ludah mendengar suara ayah mertuanya yang terdengar begitu kasar. Padahal dirinya pikir, Lauralah yang akan pertama kali menegurnya. "Maaf, Ayah. Tapi aku__.""Aku bukan ayahmu!" Martin langsung menyela ucapan Olivia. Membuat wanita itu terdiam seketika.Silvia tersenyum sin
Read more
Part 90
"Apa yang terjadi? Kau tidak ingat apa tugasmu? Kau bahkan sudah membuat kekacauan di hari pertama menjadi menantu di hadapan orang tuaku!" Ronan terpaksa menurunkan sedikit nada bicaranya."Jadi maksud anda, aku harus diam saja saat ibuku dihina oleh pria lumpuh itu?" Olivia tampak geram tanpa memedulikan apa Ronan akan tersinggung akan hal itu."Jaga bicaramu, Nyonya." Ronan memelankan suaranya, sembari melirik area sekitar. "Apa kau ingin mati karena telah berani menghina kepala keluarga di rumah ini?"Olivia yang biasa nyalinya langsung menciut karena ancaman Ronan, kini terlihat tak peduli."Apa aku tidak boleh membela harga diri ibuku, Tuan? Tuan besar itu bahkan sama sekali tak mengenal ibuku. Bagaimana bisa dia menuduh ibuku adalah seorang wanita murahan. Ibuku orang baik. Dia selau menyayangiku selama aku bersamanya. Dia pasti punya alasan kenapa meninggalkanku di panti asuhan. Mungkin saja setelah meninggalkanku seseorang menangkapnya dan terjadi hal yang buruk pada ibuku."
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status