Semua Bab GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN: Bab 71 - Bab 80
98 Bab
Part 71
Olivia benar-benar tidak mengerti apa yang suaminya sedang lakukan. Di hadapannya, David duduk terikat di kursi kayu dengan wajah lebam dan penuh darah. Olivia bahkan hampir tak mengenali mantan kekasihnya itu."David! Kenapa kau bisa berada di sini? Apa yang terjadi padamu?" Olivia histeris melihat keadaan pemuda itu yang sudah tak berdaya.David memandang sendu pada Olivia. Gadis yang baru saja menikah dengan pria mengerikan yang memerintahkan orang untuk menculik dan menghajarnya hingga hampir mati seperti itu."O_Oliv." Suaranya terdengar parau. "Apa yang anda lakukan, Tuan? Tolong lepaskan dia. Dia bisa mati." Olivia bangkit dan memohon pada suaminya.Ronan melangkah pelan mendekati kedua orang itu, lalu menatap Olivia dengan penuh amarah."Kau mengkhawatirkan kekasihmu?" sindirnya dengan nada dingin. Ronan sedang tidak terlihat bermain-main."Apa yang anda katakan? Bukankah kita sudah pernah membahasnya? Aku dan David sudah tak ada hubungan apa pun lagi.""Kau pikir aku percaya
Baca selengkapnya
Part 72
Olivia menonton sebuah video dari ponsel Ronan. Raut keterkejutan terlihat jelas dari wajahnya. Dia tak menyangka bahwa Ronan memiliki rekaman yang memperlihatkan saat David keluar dari kamarnya malam itu."Tidak, Tuan. Ini tidak seperti yang anda pikirkan." Olivia mulai mengerti akan sikap Ronan malam ini.Pria itu hanya tak ingin terjadi skandal dengan pernikahan mereka yang bahkan belum genap satu hari."Memangnya kau tahu apa yang aku pikirkan? Kalian hanya berbincang sambil meminum kopi sebagai salam perpisahan? Begitu?" Ronan tertawa sumbang."Tidak, itu__.""Jangan beralasan! Haruskah kau tidur dengan lelaki itu menjelang pernikahan? Kau sengaja melakukannya untuk mempermalukanku, hah!"Mata Olivia terpejam saat Ronan meneriaki wajahnya. Dia masih menangis memikirkan nasib David dan juga dirinya. Olivia tahu betapa kejamnya pria itu, hingga mungkin tak ingin mendengar alasan yang sebenarnya."Lalu apa yang akan anda lakukan?" Olivia bersikap pasrah."Menurutmu?""Anda akan memb
Baca selengkapnya
Part 73
David menatap sendu adegan memilukan itu. Hatinya remuk redam melihat gadis yang dia cintai begitu mesra memperlakukan pria lain, tepat di depan matanya.Kim menatap sekilas, kemudian berpaling. Diikuti para bawahan yang tak ingin membuat kedua majikannya merasa risih dengan keberadaan mereka.Ronan menikmati sensasi yang diberikan oleh Olivia. Tanpa rasa canggung atau keterpaksaan seperti yang mereka lakukan sebelum-sebelumnya.Ronan tak menyia-nyiakan kesempatan. Memberikan kode dengan mengibaskan tangannya agar Kim dan yang lainnya segera keluar. Cukup David saja yang menyaksikan betapa mesra dan menggilanya pasangan pengantin baru itu.Ronan mulai membalas, lalu menguasai keadaan dengan mengungkung tubuh Olivia dalam dekapannya. Apa pun alasan gadis itu melakukannya, jelas tak melanggar isi perjanjian yang mereka sepakati. Karena Olivia sendiri yang memulainya.Bahu David bergetar. Dia mulai sesenggukan. Merasakan penyesalan dengan apa yang telah dia lakukan selama ini. Berbulan-b
Baca selengkapnya
Part 74
Olivia bertemu seorang pelayan wanita di depan pintu kamar. Wanita itu sedikit tersenyum, lalu membungkuk untuk memberi hormat pada Olivia."Kau siapa?" tanya Olivia, heran."Tuan Ronan memintaku untuk membantu anda melepaskan pakaian, Nyonya. Silakan masuk." Wanita yang memakai rompi khas seragam hotel itu membukakan pintu kamar hotel yang sejak awal dia tempati.Olivia mengagguk ragu, lalu melangkah masuk. Dia menyisir tiap sudut ruangan, tak ada tanda-tanda bahwa Ronan sedang berada di dalam sana."Mari, Nyonya." Wanita itu meminta izin untuk menyentuh dan membuka kancing resleting gaun pengantin yang dikenakan Olivia.Olivia lagi-lagi menurut dan mengucapkan terima kasih. Dengan senang hati wanita itu tersenyum, merasa kalau wanita yang baru saja sah menjadi istri Ronan Ellyas itu terlalu sungkan terhadapnya."Saya permisi, Nyonya."*Olivia meraih ponselnya yang terletak begitu saja di atas ranjang setelah mendengar nada dering panggilan. Dia buru-buru menjawab saat melihat nama
Baca selengkapnya
Part 75
"Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sedang mabuk di rumahku?" Laura bertanya dengan nada tegas. Sikap Silvia dia rasa cukup lancang, sebagai orang baru yang belum genap tiga bulan tinggal di rumahnya.Silvia tampak ketakutan mendengar amukan dari ibu tirinya. Namun gadis itu tetap tak bisa menutupi rasa kecewanya."Kenapa satu pun di antara kalian tidak ada yang memberitahukan aku tentang Ronan. Kenapa ibu tidak bilang kalau dia bukan kakakku?!" Silvia menangis di depan ibu tiri palsunya.Mata Laura membesar. Dahinya berkerut melihat tingkah aneh gadis itu."Ada urusan apa kau dengan putraku?" Laura semakin geram saat Silvia mengungkit-ngungkit status putra kesayangannya. "Jangan coba-coba mengusik anakku. Meski kau darah daging suamiku, aku bisa saja mengusirmu dari rumah ini. Kau dengar itu?" "Tenangkan dirimu, Laura!" Martin memutar kursi roda dan mendekati istrinya. "Biar aku yang bicara pada Silvia.""Baguslah! Tolong ajari anakmu bagaimana bersikap tahu diri. Atau aku tidak a
Baca selengkapnya
Part 76
"Jaga ucapanmu, Laura! Tenangkan dirimu!" Martin berteriak saat melihat istrinya begitu terluka dan murka.Martin tahu Ronan adalah satu-satunya kelemahan Laura. Dia bisa melakukan apa pun asal putra kesayangannya itu bahagia. Laura bahkan berjuang sendiri agar putranya itu dapat hidup dengan layak seperti sekarang ini. Bahkan Laura tak dapat menolak permintaan Ronan dengan menikahkannya dengan gadis miskin seperti Olivia.*Di dalam ruang kerjanya, Martin memikirkan semua yang Silvia ucapkan. Di dalam hati dia membenarkan ucapan gadis itu. Andai mereka menikah, kedudukan Ellyas akan menjadi begitu sempurna. Bukan hanya kedudukan Ellyas Grup yang akan semakin kuat, tapi mereka juga akan melahirkan cucu yang masih memiliki garis keturunan Ellyas, meski hanya dari anak perempuan.Setidaknya keduanya bukan berasal dari orang luar.Martin mengisap kuat cerutunya. Andai sejak awal dia memiliki pikiran seperti Silvia, tentu Ronan tidak akan sampai terjebak dengan gadis miskin seperti Oliv
Baca selengkapnya
Part 77
"Aku hanya bertanya, Tuan. Aku melihat nona Cleo ada di pesta saat itu. Anda pasti merasa puas karena telah berhasil membuatnya cemburu, bukan?" Olivia memalingkan mata, menandakan ada rasa kecewa di hatinya. "Wanita itu pasti semakin tidak menyukaiku."Lalu apa urusannya denganku, hah?" Ronan merapatkan giginya dengan geram. "Bukan dia yang harusnya kau takutkan, Nyonya. Asal kau tahu, seluruh gadis di kota ini juga memujaku. Jadi berhati-hatilah, mereka bisa saja mencelakaimu agar bisa membuatku kembali bebas. Kau mengerti?!" Olivia menelan ludah. Tidak ada ancaman Ronan yang tidak membuatnya merasa ngeri."Tapi anda tidak akan membiarkan itu, kan, Tuan? Anda akan meminta seseorang untuk melindungiku, bukan?" Olivia tampak serius dengan pertanyaannya.Ronan mengusap rahangnya. Menahan senyum melihat sikap Olivia. Baginya wajah ketakutan wanita itu terlihat begitu lucu. Dan Ronan ingin sekali meremas wajah mungil itu dengan tangan besarnya."Makan sarapanmu, Nyonya." Alih-alih menye
Baca selengkapnya
Part 78
"Kita akan berangkat ke luar negeri dengan penerbangan siang ini. Jadi persiapkan dirimu!" Ronan memerintah saat mereka menikmati pemandangan taman di lantai tujuh belas, tempat mereka sarapan tadi.Ronan mengajak Olivia berkeliling setelah menyantap habis semangkuk salad. "Ke luar negeri? Untuk apa?" Olivia mengentikan langkah dan berdiri menghadap Ronan."Tentu saja berbulan madu. Kau lupa kalau kita masih pengantin baru?""Ayolah, Tuan. Anda tidak perlu membuang-buang uang untuk itu. Lagi pula aku harus kembali bekerja." Olivia kembali berjalan.Ronan kembali mengikuti langkahnya dengan pelan."Apa profesimu sebagai pelayan jauh lebih sibuk dari aku yang seorang pebisnis, hah? Kau baru saja menikah. Apa pemilik tempat itu ingin mati? Aku bisa saja meratakan tempat itu dengan tanah agar kau punya waktu bersenang-senang sembari menunggu mereka membangunnya kembali!" Ronan tak habis pikir. Kenapa wanita itu selalu saja membuatnya kesal dengan menolak tawarannya."Aku akan menganggap
Baca selengkapnya
Part 79
Ronan masih menyaksikan istrinya yang nyaris tenggelam. Berulang kali pria itu menatap tangan kurus Olivia yang hilang timbul di tengah kolam. Dia sedikit menggeleng, tersenyum sinis melihat istrinya begitu kepayahan. Hatinya merasa puas dengan hukuman yang diterima gadis itu.Ronan mulai tak tega melihat Olivia kelelahan dan hampir menyerah. Pria itu kemudian melompat ke dalam air dan berenang mendekati istrinya yang hampir tenggelam.Ronan langsung menangkap pinggang gadis itu, lalu merapatkan ke tubuhnya. Menahan bobot tubuh mungil itu agar bisa mengapung dan tak jatuh ke dasar kolam.Olivia menarik napas panjang. Seperti baru terbebas dari kematian. Dia menggantungkan kedua tangannya ke leher Ronan agar pria itu tak bisa melepaskannya lagi."Anda benar-benar akan membunuhku, Tuan?" Napas Olivia terengah-engah.Ronan tergelak. Menatap wajah istrinya yang sudah memerah."Bagaimana? Kau masih mengantuk?" "Bawa aku ke tepi. Aku lelah sekali.""Tidak mau!""Kenapa anda memperlakukanku
Baca selengkapnya
Part 80
Setelah selesai, Olivia mengunci pintu kamarnya kembali. Gadis itu benar-benar hanya membawa tiga potong seragam kerjanya saja. Dia tahu Ronan pasti sudah membuat persiapan dengan pakaian apa yang akan dia gunakan selama menjadi istrinya.Olivia melirik kamar di sebelahnya. Jendela kamar Heru sedang terbuka. Menandakan bahwa ada penghuninya di dalam sana. Olivia memutuskan untuk menyapanya. Olivia mengetuk pintu kamar Heru. Tak lama sepasang mata menatapnya saat pintu terbuka. Olivia tersenyum melihat wajah Heru yang tampak terkejut."O_Oliv? Kau di sini?" "Selamat pagi, Heru. Kau libur hari ini?""Ah, tidak. Hari ini aku mendapat jadwal sore." Heru tersenyum memandang Olivia. "Oh, iya. Selamat atas pernikahanmu." Heru mengulurkan tangan pada gadis itu.Dengan senang hati Olivia menyambut baik uluran tangan dari teman baiknya itu."Terima kasih, Heru. Aku sekalian ingin berpamitan padamu. Aku hanya mengambil beberapa barang dan akan tinggal bersama suamiku."Ada raut kecewa di wajah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status