All Chapters of GADIS PEMBUAT ONAR TUAN RONAN: Chapter 61 - Chapter 70
98 Chapters
Part 62
Usai makan malam, Ronan datang ke kediaman keluarganya. Martin dan Laura menunggunya di ruangan kantor tempat biasanya Martin memeriksa dokumen-dokumen dari perusahaan."Apa yang kau lakukan dengan cincin peninggalan nenek buyutmu, Ronan? Gadis itu benar-benar meminta kau membuangnya ke tempat kotoran? Hah?!" Martin tak bisa menyembunyikan amarahnya.Ronan yang sudah menduga hal itu akan terjadi, mencoba bersikap tenang. Bagaimanapun juga dia harus bertanggung jawab atas kecerobohan Olivia yang selalu saja membuat masalah."Cincin itu mengingatkan pada masa laluku, Ayah. Aku benci saat melihatnya. Aku hanya tak ingin Olivia menjadi sasaran kemarahanku tiap kali melihat benda itu melingkar di jarinya. Tidak bisakah Ayah mengerti dengan apa yang aku rasakan?" Ronan beralasan.Pria itu juga melirik ke arah ibunya. Laura terdiam, menatap sendu putranya."Kau bisa membicarakannya baik-baik dan mengembalikannya pada ibumu. Tak perlu menghina benda leluhurmu seperti itu!" Alasan Ronan tidak
Read more
Part 62
"Bukankah hari ini kau shift pagi? Kenapa pulang begitu larut?" Suara seorang pria membuat Olivia menaikkan bola mata ke atas, tahu bahwa Ronan sedang menunggunya di teras kamar.Saat berjalan hendak memasuki halaman rumahnya, Olivia melihat mobil Ronan. Kim yang berdiri di samping kendaraan mewah itu memberi hormat, begitu melihat Olivia datang."Salah satu rekanku berhalangan hadir. Aku menggantikannya hingga selesai." Olivia menjawab seadanya."Kau bisa meminta Kim untuk menjemputmu. Atau kau bisa berhenti__.""Aku tidak akan berhenti, Tuan! Ingat perjanjian kita." Olivia langsung menyela ucapan pria di hadapannya.Ronan menatap sinis pada Olivia."Ini sudah larut malam. Untuk apa anda kemari?" "Tentu saja ada hal penting yang ingin aku katakan.""Katakan saja. Aku terlalu lelah untuk berdebat dalam waktu yang lama dengan anda.""Memangnya siapa yang menyuruh kau lembur, hah?" Olivia melotot ke arah pria arogan itu."Tentu saja kebijakan dari atasan, Tuan. Apa anda pikir itu kein
Read more
Part 63
Mata Olivia membesar mendengar ucapan dari mulut Ronan. Matanya liar menatap ekspresi pria itu yang sepertinya tidak main-main."Kau senang?" ejek Ronan. "Apa kau sudah merasa tidak sabar menjadi bagian dari keluarga Ellyas?""A__apa yang anda katakan?" Olivia sampai terbata saking terkejutnya.Ronan menyeringai. Lalu berjalan perlahan mendekati tubuh mungil itu. Olivia menelan ludah karena gugup. Lalu tanpa sadar kakinya melangkah mundur."Haruskah aku mengulanginya lagi agar kau merasa yakin?" Ronan terus mendekat meski dia melihat gadis itu mencoba menjauh darinya.Ada rasa senang di hati pria pemarah itu mendengar bahwa Olivia menyambut baik rencananya. Ronan berpikir, Olivia akhirnya dapat menerima pernikahan dengannya tanpa paksaan."Kau bisa mengatakan pada seluruh dunia bahwa kau juga seorang Ellyas. Kau bisa memanfaatkan nama besar itu untuk melindungimu dari apa pun. Juga pada orang-orang yang selama ini menghina dan ingin melecehkanmu. Aku sama sekali tidak akan menghalangi
Read more
Part 64
Setelah kembali dari rumah orang tuanya, Ronan meminta Kim untuk berbalik arah dan menyinggahi tempat tinggal tunangannya. Ronan berpikir bahwa gadis itu pasti sedang berada di rumah karena jadwal kerjanya di pagi hari.Ronan merasa tidak sabar menunggu besok untuk memberitahukan bahwa tak ada masalah pada orang tuanya tentang jadwal pernikahan. Pria itu merasa tidak sabar melihat ekspresi terkejut pada Olivia yang membuatnya tampak begitu lucu di hadapan Ronan.Ya. Melihat Olivia merasa kesal menjadi hiburan tersendiri bagi Ronan. Namun kenyataannya, gadis itu malah berharap pernikahan itu batal dan membawa-bawa Cleo dalam masalah mereka.Ronan sempat berpikir, bahwa bisa saja, baik Cleo ataupun Olivia saling memanfaatkan untuk membuatnya membatalkan pernikahan itu.'Mereka tidak boleh bertemu lagi.'"Suruh orang mengawasi gadis itu! Laporkan padaku siapa saja orang yang bersamanya!""Baik, Pak!" Kim tak berani banyak bertanya.Olivia terduduk lemas di tepi dinding. Tiba-tiba saja ai
Read more
Part 65
Silvia tersentak mendengar ucapan dari Cleo. Lututnya bergetar, gontai hingga hampir jatuh dan berlutut. Matanya menatap Cleo dengan penuh ketakutan.'Wanita itu, bagaimana dia bisa tahu tentang aku?'Melihat wajah ketakutan Silvia, Cleo semakin tergelak. Dia beranjak dari atas ranjang, kemudian berjalan mendekati gadis yang wajahnya sudah pucat pasi."Kau sudah ketahuan, Silvia. Kau ingin memanfaatkanku agar Ronan membatalkan pernikahannya, bukan? Sayang sekali karena kau melakukan itu bukan demi aku, tapi demi dirimu sendiri. Dasar gadis licik!" Cleo tersenyum sinis."Tidak. Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, Cleo." Silvia masih berusaha mengelak. "Bagaimana mungkin aku jatuh cinta pada kakakku sendiri."Cleo tertawa semakin keras. Menganggap basa-basi Silvia tak lagi berguna di hadapannya."Aku melihat cara kau menatap pria itu, Silvia. Matamu berbinar penuh cinta. Dan kau terluka saat orang yang kau suka begitu membela gadis lain. Apa kau pikir aku bodoh?"Silvia tampak be
Read more
Part 66
Cleo tersenyum getir. Wanita itu teringat saat kejadian di ruang VVIP waktu itu. Silvia yang menatap Ronan dengan penuh cinta. Juga rasa sedihnya saat pria itu membentaknya. Juga sakit hatinya saat Ronan mati-matian membela tunangannya.Cleo merasa kini saingannya bukan hanya Olivia, namun juga gadis licik yang kini tinggal di rumah besar keluarga Ellyas.'Aku tidak akan menyerah. Baik kau atau gadis kampung itu, tak akan bisa mengalahkanku. Ronan akan segera kembali bertekuk lutut padaku.'*Silvia masih terduduk lemas di lantai granit kamar mewahnya, tentu saja setelah Cleo meninggalkannya. Wanita itu berhasil membuat Silvia diam tak bergerak. Usahanya selama ini untuk menyelamatkan Olivia dari pernikahan sedarah, nyatanya hanya sia-sia.Silvia merasa begitu bodoh. Kedua pasangan itu bukanlah kakak beradik. Tidak ada larangan apa pun yang membuat mereka harus membatalkan pernikahan.Silvia menangis sejadi-jadinya. Apa yang diucapkan Cleo benar adanya. Olivia jauh lebih beruntung dal
Read more
Part 67
"Ini aku, Oliv!" Olivia yang tadi sempat meronta karena tak bisa berteriak, akhirnya sedikit tenang begitu melihat siapa yang berada di hadapannya."Apa yang kau lakukan di sini, David? Bagaimana kau bisa masuk?" Olivia menepiskan telapak tangan mantan kekasihnya itu dari mulutnya."Kau lupa kalau aku pernah tinggal di sini? Aku masih menyimpan kunci cadangannya.""Benarkah? Apa kau membuat kunci duplikat itu agar Silvia bebas keluar masuk kamar ini?" sindir gadis itu.Olivia tahu, biasanya pemilik kamar akan meminta kunci dengan jumlah yang sebelumnya diberikan sebelum penghuninya keluar. Namun mustahil pemilik kamar ini diam saja saat tahu kunci kamarnya berkurang saat mengembalikannya.David hanya diam. Tak menampik apa yang Olivia tuduhkan. Karena apa yang gadis itu ucapkan adalah sebuah kebenaran. David tak memungkiri bahwa dia membuat duplikat kunci itu atas permintaan Silvia. Dengan begitu kekasih gelapnya itu bisa datang kapan saja meski David sedang tak berada di sana."Harus
Read more
Part 68
Olivia tak dapat lagi menahan rasa sakit di hatinya. Saat pria yang dia cintai dan gadis yang dia percaya menusuknya dari belakang. Sekuat apa pun dia mencoba untuk tegar, tetap saja dia seorang gadis yang hatinya lemah.Dia tak bisa lagi mengelak, membiarkan David menyaksikan betapa rapuhnya hati gadis malang itu."Maafkan aku, Sayang. Aku__.""Kumohon pergilah, David. Aku tetap memilih pria itu."David tak dapat lagi berkata apa-apa. Sebanyak apa pun dia berusaha, gadis di hadapannya tetap saja keras kepala. Perasaan cinta dan rasa bersalah David tak cukup untuk membuat gadis itu dengan mudah memaafkannya. Lalu menuruti apa pun yang David katakan.David keluar dari kamar Olivia dengan langkah gontai. Tanpa dia ketahui, bahwa gambar dirinya telah diabadikan dalam sebuah video oleh seseorang dari kegelapan.*Hari yang dinantikan semua orang telah tiba. Seluruh kota geger karena mendapat undangan mendadak dari keluarga Ellyas. Hampir seluruh gadis-gadis di kota itu patah hati, karena
Read more
Part 69
Semua orang bertepuk tangan dengan riuh melihat adegan romantis dari pasangan pengantin yang sedang berciuman. Sedang para gadis yang saat itu sedang patah hati masing-masing merutuk dalam hati. Tanpa mengetahui latar belakang Olivia, tentu saja mereka begitu iri dengan wanita yang terbilang sempurna itu.Dengan wajah cantik dan kulit putihnya, Olivia sama sekali tak memperlihatkan tentang kemiskinannya. Padahal gadis yang telah berubah status menjadi seorang istri itu belum sempat melakukan perawatan di klinik kecantikan seperti yang dijanjikan oleh Ronan.Jadwal pernikahan yang dipercepat membuatnya hanya merawat diri seadanya. Dia bahkan tak tahu kenapa dia melakukannya. Olivia merasa sedang melakukan pernikahan sungguhan yang seharusnya dilakukan hanya sekali dalam hidupnya.Ronan melepaskan ciumannya. Membuat mata Olivia perlahan terbuka. Pipinya kini semakin memerah saat melihat senyum seringai Ronan di hadapannya."Kau menikmatinya?" ejek Ronan sambil berbisik.Olivia gelagapan
Read more
Part 70
Hingga tepat pukul sembilan, acara selesai, dan tak ada lagi tamu yang datang.Ronan merogoh saku tuksedonya begitu merasakan getar dari ponselnya. Ronan segera menjawab panggilan, begitu melihat nama siapa yang tertera di layarnya."Kau sudah menyiapkan semuanya?" Ronan bertanya dengan wajah serius.Tak ada lagi raut bahagia atau senyum yang dia tunjukkan kepada para undangan tadi.Pria yang baru saja berubah status menjadi seorang suami itu menutup panggilan setelah memastikan sesuatu.*Olivia tersentak saat tubuhnya bergoyang. Dia terkejut begitu melihat Ronan sedang menatap dirinya yang tengah terbaring di atas ranjang. Sebuah kamar presidental suite yang khusus dipesan sebagai kamar pengantin mereka.Olivia langsung bangkit dan memeriksa pakaiannya kalau-kalau ada yang terbuka. Dia merasa tenang karena pakaian pengantin itu masih sempurna membungkus tubuh mungilnya. Dia bahkan tak mengira bahwa dirinya bisa tertidur. Padahal baru saja dirinya berbaring untuk menghilangkan rasa l
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status