All Chapters of The Cursed Journey Of Zhura: Chapter 141 - Chapter 150
175 Chapters
Lelap
Zhura mundur selangkah. Jadi dia adalah sosok yang menjadi legenda bagi para gadis. Keterkejutan menciptakan satu perasaan gelap di sudut hatinya, ketakutan. Wanita bergaun merah yang baru saja datang itu tak terlihat seperti teman, tapi ada bagian dari Zhura yang merasa sudah lama mengenalnya. Kepalanya terus menerus menyebutkan satu nama yang entah bagaimana bisa terus tengiang.Sacia."Selamat datang aku ucapkan bagi kalian para tamu. Maaf atas ketidaksopananku yang tidak mampu menyambut kalian dengan memuaskan," ujar Sacia membuka suara dengan anggun untuk pertama kalinya. Tubuhnya ramping dengan rambut hitam yang memanjang hingga ke mata kaki. Dibalut gaun yang bisa dibilang indah ia seperti bunga mawar merah yang segar, tak terpengaruh dengan suasana membekukan di sekitarnya."Jadi kau yang ada di balik semua ini?!" Pangeran Asyaralia menggeram marah.Sacia tertawa terlihat geli, "Jadi begitu cara seorang pangeran kerajaan terbesar di Firmest berbicara pada seorang wanita? Tidak
Read more
Saudara?
Zhura mengulurkan tangan menggapai ajakan sosok bergaun merah itu. Ia dihela berjalan melewati kegelapan. Mata lembut dan genggaman Sacia yang hangat terasa sangat nyaman. Tidak bisa dipungkiri, Zhura merasa tenang. Diam-diam ia perhatikan punggung wanita itu dari belakang. Sesuatu yang menyakitkan tiba-tiba menyeruak, perasaannya terasa sama seperti ia baru saja menemukan sesuatu yang hilang.Ia menatap langkah kaki Sacia yang ringan tapi cepat seakan-akan mereka sedang dikejar sesuatu. Dia adalah sosok yang teman-temannya sebut sebagai orang jahat, tapi Zhura bahkan tidak melihat sorot tajamnya seolah-olah dia adalah orang lain.Berhenti.Langkah kaki mereka habis di sana. Sacia melepaskan genggaman tangannya, menatap Zhura lurus. "Di sini, semuanya akan di mulai. Kehidupan baru akan datang di tempat di mana kau tidak akan pergi lagi. Sebelum itu, kau harus melihat ini. Yang dipertanyakan akan terkuak, tentang kita begitu pun dunia ini," tukas Sacia menguarkan cahaya merah dari tela
Read more
Tenggang
"Aargh!Suara teriakan Sacia mengaung, bersatu bersama panggilan Inara dan Valea dari belakang. Zhura terkesiap menarik sesuatu yang melekat di tengkuknya. Sebuah besi kecil seperti milik gadis suci terdahulu ternyata juga ditancapkan di sana oleh Sacia. Sebuah kenyataan menohoknya telak, ternyata ia hampir saja terjebak."Kau tidak pernah memberiku kesempatan! Lagi dan lagi, kau mengkhianatiku!" Sacia melontarkan amarah membuat pusaran salju menyeruak di antara mereka.Zhura menatap gelang perak di tangannya yang masih utuh tanpa sedikit pun goresan. Meski lukanya sudah tertutup, tapi rasa sakit di pergelangan tangannya masih terasa. Darah yang mengering tanda bahwa tadi ia benar-benar akan dibunuh oleh Sacia."Bisakah kita berdua bicara? Semua ini bisa diselesaikan dengan baik-baik!" Dingin teramat nyata, ia tidak bisa membiarkan pertarungan ini berlanjut atau darahnya akan ikut membeku."Kau pikir apa yang aku lakukan tadi?! Di antara kita, kau yang selalu memutuskan pergi!" Sacia
Read more
Darab
Guncangan datang merebakkan seluruh pasukan yang tersisa. Monster malam yang luar biasa besar mulai menunjukkan taringnya. Debu putih berjatuhan sementara suara lengkingan foniks perak Azhara pun ikut bergema. Tampak api biru menyeruak dari paruh mengkilatnya. Tidak gentar, burung raksasa yang hanya berukuran satu per lima dari naga itu terus bergerak memperkukuh persiteruan.Inara menunjuk ke atas. Seluruh gadis suci berkumpul menjadi satu, mengikuti arah tunjukannya. "Seperti yang kalian lihat, Putera Mahkota terus menyerang bagian atas naga itu. Dia juga merasakannya. Melalui penglihatan termal elf penerawang, bagian itu menyimpan aura yang memancarkan suhu panas."Seorang gadis suci terdahulu bernama Fama maju, menggambarkan anatomi tubuh naga secara sederhana di salju. "Benar yang dikatakan Inara. Di punggungnya, ada beberapa titik di mana pelepasan energi besar terdeteksi keluar. Aku tidak yakin, tapi kemungkinan tiga sisik itu sumbernya. Kita semua tahu, kekuatan spiritual yang
Read more
Kendarai Langit
Zhura berhasil kabur dari Ranzak. Kini bulan telah memerah, sedikit demi sedikit menjadi purnama yang melegenda. Suasana menjadi semakin tak terkendali. Suara lengkingan menyeruak dari paruh foniks perak di atas. Azhara sudah berhasil mencungkil satu sisik hitam dari tubuh Sacia. Kini ia terbang di atas ketinggian, urung untuk hinggap. Para gadis suci pun mulai menampilkan raut cerah saat satu sisik di bagian belakang berhasil mereka hancurkan.Angin berderu lincah, malam kini disebut larut. Cahaya api dari obor meredup. Aroma kering dan panas tiba-tiba datang di antara kepingan salju. Hidung Zhura merasa sakit menciumnya. Ada sekelebat bayangan buruk terlintas, instingnya berkata bahwa yang terburuk akan datang. Dengan cepat ia berusaha mengambil langkah saat kakinya tidak lagi bersedia bekerja sama.Di tempatnya Valea dan gadis-gadis lain sedang menuju ke sisik terakhir. Tinggal satu sisik yang harus disingkirkan. Seharusnya semuanya akan segera berakhir, tapi sesuatu terjadi. Naga
Read more
Langis
Tarikan gravitasi membuat salju jatuh menggenangi dataran mati. Mereka tidak lagi dingin. Sekujur tubuh seakan puas akan sakit dan melahirkan mati rasa. Hanya paru-paru dan jantung yang masih bersedia menemani kedipan mata. Bahkan arah menjadi hal yang samar. Keramaian lenyap, banyak hal menjadi tidak jelas. Inara, Valea, Arlia, dan banyak orang seperti terlalu letih hingga terbaring begitu lelap.Zhura menggenggam erat serabut lembut di telapak tangannya. Udara menjadi batu saat mereka terbang melewatinya, berat. Suara lengkingan foniks mengalihkannya dari suasana di bawah. Gerakan Azhara entah bagaimana menegang, Zhura merasakan kepakan sayapnya tidak tenang. Gerakan lain menyusul, meliuk ke kanan lalu turun tajam, sebelum naik lagi dan meliuk ke kiri."Hei, ada apa?!"Tidak ada balasan atau respon. Dari tempatnya, tampak mata foniks itu mengerucut tajam. Tersadar akan sesuatu, Zhura menatap ke atas. Dua pertiga bagian bulan memerah. Sedikit waktu lagi sampai itu menjadi bulan purna
Read more
Sang Cahaya
Kelopak-kelopak putih melayang. Terbang serempak menuju kanvas keunguan. Air setinggi mata kaki kini menguarkan aroma nestapa. Seperti kepedihan sangat lama tergenang di sana. Zhura menghela napas saat wanita bermata violet itu terus saja tersenyum di depannya."Mereka semua sudah berangkat." Wanita itu membuka suara seraya mengulurkan lengan, seolah-olah berusaha menggapai kelopak-kelopak putih di udara.Zhura melangkah menyibak air ke sisinya. Panggilnya, "Macia."Macia abai, "Setelah ini siang akan berhenti merajuk karena angin yang datang kembali sejuk.""Macia!" ulang Zhura dengan nada berapi. Saat itu juga Ia menyadari iris violet sosok itu diderai air mata."Kita menang, Rahien. Cinta kita bukan kutukan. Semua hal di dunia akan kembali berwarna. Perasaan hangat akan mekar menyatukan seluruh masa, kedamaian itu datang.""Macia, tolong dengarkan." Zhura memaksa sosok itu untuk memberi perhatian.Macia mengusap dadanya yang kembang kempis, "Dipisahkan oleh ruang dan waktu, sepasan
Read more
Naga Biru
Kegelapan menjadi hal yang tidak asing lagi di matanya. Tepat setelah ia gagal meraih tubuh gadis itu, jantungnya yang selalu tenang mulai berdentum bak tambur. Ia merasakan apa yang orang-orang katakan sebagai rasa takut. Semua hal yang ada di sekitarnya berada dalam kekacauan, tapi apa yang membuatnya gusar adalah ketidakjelasan eksistensi gadis itu."Zhura!" Dipaksakan suara keringnya untuk berteriak. "Di mana kau?!"Azhara terus merapalkan nama gadis itu seraya bergerak. Lima langkah berhasil ia habiskan, sebelum ledakan besar terjadi hanya beberapa meter di depannya. Dahsyatnya ledakan itu membuatnya limbung. Naga Sacia berulah. Dia kembali mengepakkan sayap dan mendarat di dekat Azhara. Seolah merayakan kemenangannya, dia mendongak tinggi setara langit. Sisa asap tampak menguar dari mulutnya yang terbuka lebar.Azhara terlalu lemah bahkan untuk berpikir. Daripada bertarung, usaha pengendalian roh jahat lebih melelahkan. Seluruh kekuatannya pun sudah terkuras habis. Pada pembarin
Read more
Darah Suci
Embusan angin yang terlalu tenang menjadikan semuanya jelas. Tubuh mungil terbalut seragam biru itu kini mendekat menghancurkan kewarasan Azhara. Pemuda itu menggeleng, mati-matian menyangkal gagasan yang mulai datang di kepala. Ia getir meraup secercah harapan pada keberadaan seseorang, berharap kalau sosok yang berdiri di depannya hanya kepalsuan.Langkahnya berakhir lembam dengan salju yang menumpuk di ujung sepatu. Gadis bermata hijau menghabiskan ruang yang memisahkannya dengan Azhara. Zhura berdiri kuyu. Pias terpatri pada gadis itu, menandakan betapa kacau meresap di hatinya. "Sejak kapan kau menatapku dengan mata itu, Azhara? Ah, itu pasti karena kau sudah melihatnya, 'kan? Naga itu ... sekarang juga, kita berdua akan mengakhiri semua ini. Mimpi buruk akan selesai."Tangan terhias gelang perak itu terulur pada Azhara, "Kau bisa membunuhku sekarang. Ambil darah ini, semuanya. Jadilah manusia bebas seperti yang kau inginkan.""Jangan membuat lelucon," jawab Azhara menatap kuku-k
Read more
Rahien
Kebersamaan dan perpisahan manusia menjadi makanan sehari-harinya di alam surgawi. Matahari dan awan terlalu ramah memberikan kehangatan, atmosfer syahdu tercurah indah. Kerlip bintang terlihat bahkan di siang hari, tentu saja karna ia ada di istana langit. Menjadi dewa membuatnya memikul segunung tanggung jawab besar. Lelah dan sedikit kepayahan ia simpan atas nama pengabdian.Suatu ketika di alam surgawi, pertempuran antar klan langit pecah. Beberapa klan menginginkan pemberontakan yang ditentang oleh klan lain. Sacia dan Macia ditugaskan memadamkan pergolakan. Dengan perjuangan keras, mereka berhasil menaklukkan pemberontakan klan tersebut. Dari peperangan itu juga menyelamatkan banyak sandera yang sebelumnya tertahan oleh pihak pemberontak.Para tawanan yang berhasil diselamatkan dibawa ke istana langit untuk menerima perawatan khusus. Tak lama setelahnya di hadapan penghuni alam langit, Sacia dan Macia diangkat menjadi Dewa Agung atas prestasinya meredakan perang dan menyatukan s
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status