All Chapters of Beautiful Pain : Chapter 21 - Chapter 30
129 Chapters
Bab 21. Unavoidable Destiny II
Jam dinding menunjukan pukul sepuluh pagi. Setelah selesai mandi, kini Audrey menikmati sarapan di kamar bersama dengan Xander. Hotel mewah yang menjadi tempat di mana Audrey dan Xander mengadakan resepsi pernikahan adalah hotel mewah milik keluarga Audrey dari sisi sang ibu.Saat resepsi pernikahan Audrey dan Xander berakhir, seluruh keluarga besar Audrey dan Xander pulang ke rumah mereka. Tak ada satu pun yang menginap di hotel demi membuat Audrey dan Xander merasa nyaman tak ada yang membuntuti. “Xander, nanti kita tinggal di mana?” tanya Audrey seraya menikmati sarapannya.“Setelah kita sarapan, kita akan ke apartemen baru. Aku sudah meminta orangku membeli apartemen yang lebih besar untuk kita,” jawab Xander datar.“Apa kita tinggal di penthouse?”“Aku juga sudah membeli penthouse dan mansion tapi sekarang lebih baik kita tinggal di apartemen biasa saja. Kita juga baru menikah. Mungkin tiga bulan atau enam bulan lagi kau bisa tentukan ingin kita tinggal di penthouse atau di mans
Read more
Bab 22. Meet Serry
“X-Xander?”Tubuh Xander membeku menatap mata cokelat wanita yang berdiri di hadapannya. Sesaat, Xander dan wanita itu saling bertatapan begitu dalam seperti tersesat di dalam hutan dan tak bisa kembali.Mereka seolah lupa kalau di tempat itu tak hanya mereka berdua saja. Pun Xander benar-benar lupa kalau Audrey sejak tadi memeluknya. Tatapan Xander mengisyaratkan kalau dunia pria itu hanya tertuju pada sosok wanita cantik yang berdiri di hadapannya.“Apa kalian saling mengenal?” tanya Audrey yang sukses membuat Xander dan sosok wanita di hadapan Xander menghentikan tatapan itu. Terlihat jelas sang wanita menjadi salah tingkah.Ya, Audrey mendengar saat wanita di hadapannya itu memanggil nama ‘Xander’, namun sayangnya Audrey tak mengenali wanita di hadapannya itu. Audrey berusaha mengingat tapi tetap juga tak mengenalinya.“Oh, maaf. Aku hanya terkejut teman semasa kuliahku,” ucap wanita itu dengan tenang dan memalingkan pandangannya tak mau melihat Xander.“Teman semasa kuliah?” Keni
Read more
Bab 23. I Found You
“Xander, ayo kita masuk ke dalam apartemen kita. Aku lelah, Xander. Aku ingin istirahat,” ucap Audrey manja, tak sabar ingin masuk ke dalam apartemennya.“Ya,” jawab Xander singkat seraya mulai menjauhkan tatapannya dari unit apartemen Serry. Pria itu membawa Audrey masuk ke dalam apartemen baru yang sudah dia beli. Hati dan pikiran Xander begitu berkecamuk tak menentu.Saat tiba di apartemen baru, Xander membawa Audrey masuk ke dalam kamar mereka. Kamar yang bernuansa abu-abu dipadukan dengan silver sukses menjadikan kamar itu sangat berkelas dan mewah. Kamar berukuran besar dan telah didesign rapi.“Audrey, kau istirahatlah. Aku harus memeriksa pekerjaanku,” kata Xander dingin.“Memangnya kau tidak libur? Bukankah kita baru saja menikah? Kenapa tidak ambil cuti satu atau dua hari?” ujar Audrey dengan bibir tertekuk. Padahal kemarin baru saja mereka menikah. Tapi kenapa Xander malah langsung bekerja?“Ada dokumen yang harus aku periksa, Audrey. Mengertilah,” jawab Xander dingin dan t
Read more
Bab 24. An Explanation
“I found you, Serry.” Xander berbisik serak tepat di depan bibir Serry. Pria itu menekan tubuh Serry agar tak bisa berontak. Manik mata cokelat Xander bertemu dengan manik mata cokelat Serry. Xander pun melihat kemerahan di mata Serry. Xander yakin kalau tadi Serry menangis.Senyuman patah di wajah Serry terlukis kala mendengar apa yang Xander katakan. Senyuman yang tak sempurna menunjukan kerapuhan dan luka mendalam. “Pergilah, Xander. Istrimu menunggumu. Aku tidak mau mengganggu suami orang,” ucapnya lirih menahan air mata yang nyaris keluar.Xander mengembuskan napas kasar. Perlahan Xander melepaskan Serry dari kungkungannya. “Ke mana saja kau, Serry? Aku nyaris gila mencarimu!” serunya dengan nada tinggi.Xander tak mengindahkan ucapan Serry yang memintanya untuk pergi. Selama ini pria itu tak pernah lelah mencari keberadaan Serry, dan sekarang dirinya dipertemukan dengan Serry dalam keadaan yang begitu rumit.“Untuk apa kau mencariku, Xander? Aku tanya padamu, untuk apa lagi? Buk
Read more
Bab 25. Always Missing Her
Xander nyaris tak mampu berkata-kata di kala rasa bersalah menyelimutinya, namun dia tak mungkin hanya diam saja. Jika dulu dirinya pernah kehilangan Serry, sekarang dirinya tak akan membiarkan sosok wanita yang dia cintai kembali pergi.“Kau salah, Serry. Siapa yang mengatakan kita tidak bisa bersama? Bukankah dulu sebelum kau meninggalkanku; kau mengatakan kalau kita bertemu lagi artinya memang kita ditakdirkan bersama?”Xander membalikan ucapan Serry. Tak mungkin Xander lupa kata-kata Serry yang pernah mengatakan kalau mereka kembali bertemu; maka artinya takdir memang mendukung hubungan mereka.“Itu tidak berlaku lagi! Kau telah memiliki istri, Xander! Kalau saja kau belum menikah dengan Audrey, maka kata-kataku akan tetap berlaku! Sekarang kondisinya sudah berubah!” seru Serry dengan air mata yang kembali berlinang. Nadanya bergetar pilu. Ingatannya terus teringat di kala Xander memperkenalkan Audrey sebagai istrinya. Hancur hatinya tak bisa lagi tertahankan.“Aku tidak peduli de
Read more
Bab 26. Audrey’s Idea
Mata Audrey mengerjap beberapa kali dan menggeliat kala dia telah terbangun dari tidurnya. Perlahan, Audrey mengalihkan pandangannya—ke arah jam dinding—waktu menunjukan pukul empat sore. Tampak mata Audrey melebar melihat sudah jam empat sore. Astaga! Audrey tertidur lama sekali.“Ck! Kenapa aku tidur siang kenapa sampai lama sekali?” Audrey bergumam kesal pada diri sendiri. Lantas, Audrey menoleh ke samping—melihat ke ranjang di mana seharusnya Xander berada.Namun, sayangnya Audrey harus menelan kekecewaan kala tak ada Xander di sampingnya. Padahal seharusnya, Xander ada di sisinya. Sebelum Audrey tidur siang, wanita itu sudah berpesan pada Xander untuk segera menyusulnya. Tapi kenapa Xander sampai detik ini belum juga menyusulnya?Audrey mengembuskan napas panjang. Wanita itu menyibak selimut, dan turun dari ranjang. Mungkin Xander memiliki banyak pekerjaan. Itu yang ada dalam benak wanita itu.Audrey melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Audrey hendak menuju dapur untuk mengamb
Read more
Bab 27. Do You Have a Boyfriend?
Audrey tiba di depan pintu apartemen Serry, wanita itu memencet bell. Raut wajah nya terlihat senang. Selama ini memang Audrey tak terlalu memiliki banyak teman dekat. Sejak kecil memang ruang pertemanan Audrey dibatasi.Hanya beberapa orang yang bisa dekat dengannya. Lebih tepatnya Audrey paling dekat dengan sepupunya sendiri. Jadi kalau Audrey memiliki teman baru tentu saja Audrey akan sangat senang.Ceklek! Pintu apartemen Serry terbuka. Refleks, Serry terkejut kala melihat Audrey di hadapannya. Tubuh Serry membeku. Raut wajah Serry begitu memucat seperti tengah bertemu dengan seseorang yang telah dia sakiti.“A-Audrey? K-kau di sini?” Serry berusaha untuk bersikap biasa kala melihat Audrey.Audrey tersenyum. “Hi, Serry. Apa aku mengganggumu?”“Oh, tidak. Kau sama sekali tidak mengganggu. Ada apa, Audrey?” tanya Serry yang tak mengerti kenapa ada Audrey di hadapannya.“Aku ke sini karena ingin mengundangmu makan malam bersama. Apa kau bisa, Serry?” tanya Audrey dengan senyuman di
Read more
Bab 28. Suspicion
Keadaan ruang makan menjadi canggung, di kala Audrey mengajukan pertanyaan pada Serry. Sebuah pertanyaan, yang nampaknya sangat rumit untuk Serry jawab. Pun Xander yang ada di sana terkejut akan apa yang telah Serry tanyakan.“Pelan-pelan, Serry.” Audrey segera mengambil air putih untuk Serry.Serry menerima air putih itu dan meminumnya perlahan. “Terima kasih, Audrey.” Wanita itu meletakan kembali gelas yang masih berisikan setengah air putih ke atas meja. “Hm, maaf, tadi kau tanya apa, Audrey?” ujarnya pelan, berpura-pura tak mendengar akan apa yang telah Audrey tanyakan.“Aku bertanya apa kau sudah memiliki pasangan?” tanya Audrey lagi, seraya menatap Serry penuh kehangatan.“Belum, aku belum punya pasangan, Audrey.” Serry menjawab ucapan Audrey dengan nada pelan, dan membuat Xander menatap Serry lekat-lekat, seolah menunjukan Xander tak suka dari jawaban Serry.“Kau sangat cantik, Serry. Semoga kau mendapatkan pria yang terbaik dalam hidupmu,” balas Audrey hangat.Serry tersenyum
Read more
Bab 29. Suspicion II
Audrey duduk di sofa kamar dengan raut wajah yang muram. Wanita itu baru saja mengantarkan Serry ke depan pintu apartemen bersama dengan Xander, namun Audrey lebih dulu masuk ke dalam kamar, meninggalkan Xander—yang sekarang berada di ruang kerjanya karena menerima telepon dari asistennya.Audrey tampak terdiam. Pancaran mata abu-abu wanita itu begitu lemah memendung kesedihan yang mendalam. Dalam benak Audrey memikirkan kejadian tadi, kejadian di mana Audrey menumpahkan cake di baju Serry dan Xander begitu peduli pada Serry. Sungguh, hati Audrey sangat sakit dan sesak. Bahkan tadi Xander sampai membentak dirinya.Audrey sudah berusaha menyingkirkan pikiran negative, tapi Audrey tak bisa dipungkiri Audrey cemburu karena Xander menunjukan peduliannya pada Serry. Kepedulian yang menunjukan melampui batas pertemanan.Tidak! Tidak mungkin! Audrey buru-buru menepis segala pikiran buruk yang menerpa benaknya saat ini. Sejak dulu Audrey sangat percaya pada Xander melebihi apa pun yang ada di
Read more
Bab 30. Are You Busy?
ByurrrrAudrey melompat ke dalam kolam renang. Wanita itu berenang dengan gaya bebas. Audrey begitu hebat dalam berenang. Beberapa gerakan dalam berenang dia kuasai. Cuaca pagi yang cerah, Audrey memilih untuk berenang. Air dingin yang menerpa kulitnya membuat Audrey terasa segar. Rasa penat dan lelah di tubuhnya seakan lenyap. Hingga ketika Audrey sudah puas berenang, wanita itu muncul di permukaan—lalu naik ke tepi kolam. Tepat disaat Audrey sudah naik ke tepi kolam, sudah ada satu pelayan yang memberikan handuk dan bathrobe untuk Audrey.“Terima kasih,” ucap Audrey kala sang pelayan memberikan handuk padanya. Wanita itu pun segera memakai bathrobe dan melilit rambutnya dengan handuk.“Nyonya, tadi Tuan Xander mencari Anda. Beliau juga baru selesai berolah raga,” ujar sang pelayan dengan sopan memberitahu tahu. Audrey.Audrey terdiam beberapa saat. Tadi pagi, Xander bangun lebih awal karena pria itu berolah raga. Sedangkan Audrey pun memilih untuk berenang. Bisa dikatakan pagi ini
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status