Semua Bab Beautiful Pain : Bab 51 - Bab 60
129 Bab
Bab 51. Family Gathering
Jarum jam dinding menunjukan pukul dua siang. Audrey yang menghabiskan waktu membaca buku di ruang tengah, akhirnya memutuskan kembali masuk ke dalam kamar. Namun, dikala Audrey hendak masuk ke dalam kamar, Audrey kembali berpapasan dengan Xander.“Audrey.” Xander memanggil Audrey dengan tatapan dalam dan tersirat penuh kerinduan.“Xander, maaf Aku belum bicara dengan pengacaraku tentang perceraian kita. Aku ingin lebih dulu bicara dengan keluarga kita. Nanti aku akan segera—”“Tuan Xander, Nyonya Audrey.” Seorang pelayan menginterupsi percakapan Xander dan Audrey. Refleks, Xander dan Audrey mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu.“Ada apa?” tanya Audrey lebih dulu seraya menatap sang pelayan.“Nyonya, di depan ada Tuan Athes, Nyonya Miranda, Tuan Marco, Nyonya Angela serta adik-adik Anda dan adik Tuan Xander, Nyonya,” jawab sang pelayan yang sontak membuat Xander dan Audrey sama-sama terdiam.“Mereka datang?” Kali ini Xander bertanya pada sang pelayan memastikan.“Benar,
Baca selengkapnya
Bab 52. A Confession
“Audrey, apa yang ingin kau katakan?” tanya Miranda dan Angela yang tak sabar. Ya, mereka semua sekarang duduk di ruang tengah termasuk Xander juga ada di sana. Tatapan semua orang tertuju pada Audrey menunggu Audrey selesai bicara.“Kak Audrey, apa kau ingin bilang kalau kau hamil?” pekik Xena bersemangat—dan sontak membuat raut wajah semua orang di sana terkejut. Gadis itu nampak sangat girang kala menebak itu.“Audrey, kau hamil?” tanya Angela dan Miranda begitu bersemangat.“T-tidak. Aku tidak hamil.” Buru-buru Audrey menjawab agar semua orang tidak salah paham padanya. Audrey juga tak mau sampai ada yang menaruh harapan dirinya tengah hamil.Raut wajah Angela dan Miranda kompak menujukan kekecewaan mendengar jawaban Audrey. Padahal mereka sangat berharap Audrey segera mengandung. Namun, tentu Angela dan Miranda tidak mau terlalu menunjukan kekecewaaan. Mereka tidak ingin membuat Audrey bersedih.“Lalu apa yang ingin kau katakan Audrey? Apa kau dan Xander ingin berbulan madu?” tan
Baca selengkapnya
Bab 53. A Confession II
Semua orang melebarkan mata terkejut akan pengakuan Xander.“Jangan main-main dengan ucapanmu, Xander!” bentak Marco keras dan menggelegar.“Aku tidak main-main dengan ucapanku. Apa yang aku katakan adalah kenyataan. Aku telah berselingkuh dari Audrey sampai akhirnya Audrey memutuskan bercerai dariku,” jawab Xander tegas dan raut wajah penuh bersalah.“Berengsek!” Athes bangkit berdiri, menarik kerah kaus Xander—dan langsung melayangkan pukulan pada Xander sekeras mungkin.BUGH BUGH BUGHBUGHAthes menghajar Xander tanpa ampun, hingga membuat tubuh Xander nyaris tersungkur. Tubuh Xander tinggi dan gagah sama seperti Athes. Itu kenapa Xander tak mudah untuk tumbang.“Pa!” jerit Audrey keras kala Athes menghajar Xander.“Athes hentikan!” Miranda langsung memeluk lengan Athes. Tepat dikala Athes berhasil dihentikan, Marco melangkah maju dan melayangkan pukulan keras pada Xander.BUGH“Anak sialan! Beraninya kau melukai Audrey!” bentak Marco keras dan menggelar.“Marco berhenti!” Angela
Baca selengkapnya
Bab 54. Because of Love
“Akh—” Xander meringis kala Audrey mengobati luka lebam di wajahnya. Luka yang cukup parah karena Athes dan Marco memukulnya sangat keras. Pun Xander tak melakukan perlawanan sama sekali kala ayah dan ayahnya memukulnya.“Luka di bibirmu cukup dalam. Sepertinya kau harus diperiksa dokter. Aku sudah membersihkan darahmu tapi aku takut luka ini semakin parah. Setelah ini aku akan menghubungi dokter untuk datang memeriksakan luka di wajahmu,” ucap Audrey kala sudah mengobati luka di wajah Xander. Wanita itu meletakan kembali obat yang telah digunakannya ke dalam kotak obat.“Tidak usah memanggil dokter. Ini hanya luka kecil, Audrey.”“Itu bukan luka kecil, Xander. Kau harus diperiksa dokter.”“Luka ini tidak seberapa dibanding luka yang kau dapatkan, Audrey.”Seketika Audrey terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Xander. Raut wajah Audrey menunjukan kemuraman. Hati Audrey memang sangat sakit dan terluka tapi wanita itu menyadari semua terjadi karena keegoisannya.Audrey yang memaksa h
Baca selengkapnya
Bab 55. The Best Way
Audrey menatap rapuh satu koper berukuran besar miliknya yang sudah tertata rapi barang-barang pribadinya. Terlihat mata Audrey sudah berembun nyaris mengeluarkan air mata. Namun, mati-matian Audrey menahan diri agar tak menangis.Audrey tahu apa yang dia lakukan adalah memang yang terbaik untuknya dan Xander. Selama ini sudah cukup dirinya memaksa Xander untuk bersama dengannya. Sekarang waktunya Audrey untuk membiarkan Xander hidup bahagia dengan wanita yang memang Xander cintai.Tatapan mata Audrey tanpa sengaja mulai teralih pada bingkai foto pernikahannya dan Xander yang terletak di atas meja. Audrey terdiam beberapa saat kala melihat bingkai foto itu.Audrey mengambil bingkai foto itu—dan menatap dalam foto pernikahanya dengan Xander. Senyuman di wajah Audrey pun terlukis samar. Meski wajah Xander begitu dingin tapi di foto terlihat bahwa mereka adalah pasangan berbahagia. Walau itu hanyalah sekedar foto tapi paling tidak Audrey memiliki kenangan dengan Xander.Hingga kemudian,
Baca selengkapnya
Bab 56. Birth Control Pills
Aroma pengharum ruangan jasmine menyeruak ke di indra penciuman Audrey kala Audrey memasuki apartemen pribadi miliknya. Apartemen mewah dengan design klasik. Nuansa hitam dan abu-abu sangatlah teduh dan nyaman di mata.Audrey meletakan koper besar miliknya ke sudut ruangan. Lantas, Audrey duduk di sofa kamarnya seraya memejamkan mata lelah. Sungguh, Audrey terkadang tak menyangka harus kembali ke apartemen miliknya. Tapi, Audrey tak menyesali apa yang telah terjadi. Semua orang memiliki masa lalu. Andai saja tak ada hal seperti ini; maka Audrey akan terus memaksakan kehendaknya.Suara dering ponsel berbunyi. Refleks, Audrey mengambil ponselnya yang ada di dalam tas dan melihat ke layar—seketika Audrey terdiam melihat nomor Dakota—sepupunya terpampang di layar ponselnya. Audrey hendak mengabaikan panggilan itu tapi Audrey tak enak. Audrey takut kalau ada yang ingin Dakota katakan penting padanya.Kini Audrey pun memilih menggeser tombol hijau sebelum kemudian meletakan ke telinganya.“
Baca selengkapnya
Bab 57. Different Feelings
Xander memejamkan mata singkat dengan raut wajah begitu frustrasi. Beberapa kali, pria itu mengumpat kasar. Tak pernah Xander kalau kepergian Audrey membuatnya kosong dan hampa. Baru saja satu hari Audrey pergi tapi Xander sudah merasakan kehampaan.Setiap kali, Xander melihat ke kamar—pria itu selalu ingin mencari kebradaan Audrey. Senyuman hangat dan tulus Audrey selalu menyambut dirinya. Sekarang, senyuman itu telah lenyap tak lagi bisa Xander lihat.Xander tak mengerti ada apa dengan dirinya. Harusnya dia senang karena apa yang selama ini diinginkannya telah menjadi kenyataan. Xander tak perlu menunggu satu bulan untuk menceraikan Audrey. Karena sekarang, Audrey pun sudah melepasnya. Audrey tak lagi memaksakan hubungan mereka lagi.Namun, entah kenapa hati Xander menjadi sesak dan tak nyaman. Xander seperti merasa masuk ke dalam dunia mimpi. Dan ketika dia sadar—semua yang terjadi padanya bukanlah mimpi melainkan sebuah kenyataan.“Tuan Xander?” sang pelayan melangkah menghampiri
Baca selengkapnya
Bab 58. The Pain
“Audrey, kau mau ke mana?” Dakota bertanya pada Audrey yang baru saja selesai bersiap-siap. Ya, sejak kemarin Dakota menginap di apartemen Audrey. Dakota tak bisa meninggalkan Audrey dalam keadaan seperti ini. Dakota takut terjadi sesuatu pada sepupunya itu.“Aku ingin ke depan sebentar, Dakota,” jawab Audrey pelan seraya memberikan senyuman hangat pada Dakota.Dakota menghela napas dalam. “Apa kau ingin menemui Xander?” tanyanya menduga.Pasalnya kejadian di mana kemarin Dakota memberitahu tentang vitamin yang Audrey konsumsi selama ini adalah pill penunda kehamilan, itu membuat Audrey lebih banyak diam. Pun Dakota tak ingin menyinggung-nyinggung lebih dalam. Bagaimanapun, Dakota tak ingin sepupunya semakin bersedih mengingat hal buruk.Audrey tersenyum berusaha untuk menguatkan diri. “Iya, jam tanganku ternyata tertinggal di apartemen Xander. Aku harus mengambilnya, Dakota.”“Apa kau ingin aku temani?” tawar Dakota yang tak tega membiarkan Audrey berangkat seorang diri.“Tidak usah,
Baca selengkapnya
Bab 59. Complicated Chaos
Xander duduk di kursi kebesarannya dengan raut wajah begitu frustrasi. Dasi sudah longgar di lehernya. Wajah kusut. Rambut yang sedikit acak. Ini pertama kali Xander berpenampilan tak rapi.Pagi ini Xander lebih awal datang ke kantor. Meski raganya ada di kantor tapi Xander tak menyentuh pekerjaannya sedikit pun. Semua meeting dan pekerjaan diurus oleh asistennya. Pikiran kacau, Xander tak bisa mengerjakan pekerjaannya.Ya, berita tentang perceraian Xander dan Audrey telah tersebar di seluruh media. Berita itu berhasil menjadi trending topic menyita seluruh perhatian publik. Selama ini di hadapan media hubungan Xander dan Audrey begitu harmonis. Tak sesekali Audrey memposting fotonya berdua dengan Xander di sosial media.Banyak orang kerap menganggap Xander dan Aurey adalah ‘Couple Goals’. Meski foto kemesraan hanya ada di postingan sosial media Audrey tidak pada sosial media Xander, tapi publik tetap menilai hubungan Xander dan Audrey romantis. Sayangnya, apa yang ditampilkan di hada
Baca selengkapnya
Bab 60. Avoiding Journalists
Beberapa hari telah berlalu, Audrey menjalani kehidupannya berusaha normal seperti biasa. Hingga detik ini, Audrey belum datang ke kantornya. Bukan tidak mau, tapi Audrey menuruti permintaan ayah dan ibunya yang memintanya untuk tetap tinggal di apartemen. Kedua orang tua Audrey menginginkan Audrey untuk menenangkan diri dan tidak memikirkan pekerjaan sampai proses perceraiannya dengan Xander selesai.Tak pernah Audrey kira, dirinya mampu melewati hari-hari tanpa Xander. Walau hati Audrey begitu sakit dan sesak tapi paling tidak Audrey bisa menahan diri untuk tidak menghubungi Xander. Bertahan memang hal yang sulit tapi bukan berarti tidak mungkin.Dulu, setiap hari Audrey yang selalu menghubungi Xander. Bahkan meski Xander menolak panggilannya atau mengabaikan teleponnya, Audrey akan tetap menghubungi Xander melalui asisten pria itu.Audrey telah berjanji pada Xander tidak lagi mengganggunya. Pun Audrey tidak mau mengusik kebahagiaan Xander dan Serry. Sudah cukup keegoisannya membuat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status