All Chapters of Beautiful Pain : Chapter 41 - Chapter 50
129 Chapters
Bab 41. Dylan’s Offering
Audrey berdiri di lobby hotel menunggu Xander datang. Jamuan makan malam telah berakhir namun entah kenapa Xander tak kunjung datang. Padahal sebelumnya, Xander sendiri yang bilang pada Audrey untuk menunggu.Audrey menghela napas dalam. Sejak tadi Audrey berdiri di lobby seraya memberikan senyuman pada tamu undangan yang satu persatu mulai pulang. Bisa dikatakan di lobby itu hanya ada beberapa tamu undangan yang diwawancarai oleh para wartawan.Audrey berdiri sedikit jauh dari para wartawan. Pasalnya, Audrey enggan jika harus diwawancarai dalam keadaan hati yang sedang tidak mood. Di hadapan publik, Audrey tetap dipaksa mengulas wajahnya dengan senyuman.Tentu alasannya karena Audrey tidak mau masuk ke dalam buku halaman depan gossip. Ditambah, tadi pun Xander menggendong Serry. Pasti Audrey yakin banyak wartawan yang akan memberitakan hal yang sembarangan.“Audrey? Kau masih di sini?” Dylan terkejut kala melihat Audrey berdiri di lobby hotel.“Iya, aku menunggu Xander,” jawab Audrey
Read more
Bab 42. Between Girlfriend and Wife
Xander menatap cemas sang dokter yang tengah memeriksa keadaan Serry. Tampak jelas raut wajah Xander menunjukan kekhawatirannya di wajah pria itu. Sepasang iris mata cokelat gelap Xander memancarkan rasa khawatir. Kepanikan yang melanda Xander hingga membuat pria itu melupakan segalanya.Saat sang dokter sudah selesai memeriksa Serry, Xander melangkah mendekat pada sang dokter dengan memberikan tatapan menuntut. “Bagaimana keadaannya?” tanyanya mendesak agar sang dokter menjawab.“Tuan, kondisi Nona Serry baik-baik saja. Tulangnya tidak ada yang patah. Kaki beliau sedikit bengkak karena terpeleset. Saya sudah memberikan resep obat untuk Nona Serry. Bengkak di kaki Nona Serry tidaklah para, Tuan. Pasti akan segera berangsur-angsur membaik,” jawab sang dokter memberitahu.“Kau yakin tidak ada yang serius di kaki Serry?” ulang Xander memastikan. Tatapan pria itu menunjukan bahwa dia ingin sang dokter memastikan kondisi Serry baik-baik saja.“Saya yakin, Tuan. Tidak ada luka serius di kak
Read more
Bab 43. Addicted
“Audrey!” Xander masuk ke dalam apartemennya, dan langsung menuju kamar. Amarah begitu terlihat di wajah pria itu. Bahkan Xander tak memedulikan kala tadi para pelayan menyapanya. Yang Xander inginkan adalah bertemu dengan Audrey. Emosi dalam diri Xander seakan ingin meledak. Ditambah dia ingat bahwa Audrey diantar oleh pria lain.“Audrey!” Xander kembali berseru seraya mengendarkan pandangannya ke sekitar. Menatap kamarnya kosong tak ada Audrey. Padahal tadi Dylan mengatakan sudah mengantar Audrey pulang.“Audrey! Kau di mana!” Xander menelusuri kamarnya, mulai dari walk-in closet hingga ke seluruh ruangan yang ada di kamar megah itu. Namun, tiba-tiba gerak Xander terhenti melihat pintu kamar mandi terbuka.“Xander? Kau sudah pulang?” Audrey melangkah keluar dari kamar mandi. Tubuh wanita itu hanya memakai bathrobe dan rambut yang dililit oleh handuk. Meski kecewa tapi Audrey tetap berusaha menutupi itu. Bahkan Audrey tetap memberikan senyuman pada sang suami.Xander menatap dingin A
Read more
Bab 44. Desire
Xander menatap wajah polos Audrey yang tertidur dalam pelukannya. Tangan pria itu mulai membelai pipi Audrey, menelusuri setiap inci wajah Audrey. Meski tak memakai riasan wajah, tapi Audrey memiliki wajah yang cantik dan awet muda. Kulit pipinya kenyal dan sehat. Bahkan Audrey tidak memiliki noda sedikit pun di pipinya.Tadi malam, Xander kembali menyentuh Audrey untuk kesekian kalinya. Sungguh, Xander sudah berusaha menahan diri dan ingin berhenti menyentuh Audrey. Tetapi, sayangnya Xander tidak pernah bisa berhenti untuk menyentuh Audrey.Lagi dan lagi, Xander mencumbu Audrey dan berada di dalam Audrey. Gairah hasrat yang tergulung dalam pikiran Xander, mendorongnya melakukan itu. Entah Xander tak mengerti kenapa gairah dan hasrat selalu ada setiap kali melihat Audrey.Xander mengembuskan napas berat. Xander menyadari dirinya telah masuk ke dalam jurang kerumitan. Membuat dirinya terbelenggu dan tak bisa kembali. Di sisi lain, Xander mengingat janjinya pada Serry namun di sisi lain
Read more
Bab 45. Affair
“Xander, aku berangkat sekarang.” Audrey melangkahkan kakinya mendekat pada Xander yang masih duduk di sofa. Refleks, Xander yang tengah membaca pesan—langsung mengalihkan pandangannya—menatap Audrey.Xander terdiam sejenak melihat dress berwarna kuning terang dengan model tube top yang Audrey kenakan. Dress itu sangat seksi di tubuh Audrey. Xander segera bangkit berdiri—mengambil jaket kulit berwarna hitam milik Audrey yang ada di sofa, lalu memakaikan pada tubuh Audrey sambil berkata, “Di luar dingin, jangan lupa pakai jaketmu.”Audrey tersenyum dan memberikan kecupan di rahang Xander. “Iya, Sayang. Kalau begitu aku berangkat sekarang. Aku janji tidak akan pulang terlambat.”Xander mengangguk singkat merespon ucapan Audrey. Lantas, Audrey mengambil kunci mobilnya yang ada di atas meja dan melangkah meninggalkan Xander yang masih bergeming di tempatnya.Hingga ketika Audrey sudah pergi, Xander pun melangkahkan kaki keluar dari apartemennya. Ya, pesan masuk dari Serry tak mungkin Xand
Read more
Bab 46. Broken Heart
Matahari menyinari kota Roma begitu cerah. Musim semi sedikit lagi akan berganti dengan musim gugur. Terlihat wajah Audrey sumiringah akan bertemu dengan Dakota. Sudah lama Audrey tak bertemu dengan sepupunya itu.Suara dering ponsel terdengar, Audrey langsung mengambil ponselnya dan melihat ke layar terpampang nomor Dakota di sana. Audrey mendecakan lidahnya kesal. Audrey yakin pasti Dakota sudah lebih dulu tiba. Itu kenapa sepupunya menghubunginya karena sudah tak sabar menunggu. Audrey sangat hafal sifat sepupunya itu. Audrey mendengkus pelan. Lantas, dengan raut wajah kesal Audrey menjawab panggilan itu.“Iya, Dakota. Aku masih di jalan. Aku baru keluar apartemen. Kau ini bagaimana! Kenapa tidak sabar sekali,” gerutu Audrey kala panggilan terhubung.“Audrey, maafkan aku. Hari ini kita terpaksa batal bertemu. Temanku kecelakaan Audrey. Aku harus menjenguknya. Maafkan aku, Audrey. Aku akan segera mengatur pertemuan kita lagi. Kau tidak marah kan?” ujar Dakota panik dari seberang s
Read more
Bab 47. I’ll Let You Go
Tangis Audrey pecah masuk ke dalam kamar. Tangis yang tak mampu lagi tertahan. hati Audrey sekaan tertusuk oleh pisau tajam yang nyaris membunuhnya. Audrey langsung menggeret koper, dan mengemasi barang-barangnya.“Audrey, dengarkan aku!” Xander yang sudah tiba di kamar langsung menarik tangan Audrey. Namun dengan cepat, Audrey menyingkirkan tangan Xander. Audrey terisak menangis begitu kencang dan pilu.“Jadi ini alasan kenapa sejak dulu kau menolaku, Xander?” Audrey melangkah mundur, menatap Xander dengan tatapan nanar. Derai air mata Audrey tak kunjung berhenti.“Audrey, aku bisa jelaskan.” Xander berusaha mendekat, tapi Audrey kembali mundur, tak ingin berada di dekat Xander.Jika dulu, Audrey selalu bahagia melihat Xander, kali ini semua rasa itu telah tertelan bumi. Yang Audrey inginkan hanyalah pergi sejauh mungkin dari Xander. Apa yang dia lihat membuat batu karang di hati Audrey pecah.Bertahun-tahun Audrey mencintai Xander sekalipun pria itu bersikap dingin padanya, namun ha
Read more
Bab 48. We Need to Talk
Audrey memeluk lututnya dengan air mata yang tak henti-hentinya bercucuran. Hati Audrey sesak dan sakit luar biasa membayangkan apa yang dia lihat. Jika boleh memilih maka Audrey lebih memilih untuk tidak lagi melanjutkan hidupnya.Melihat Xander bercumbu dengan Serry membuat Audrey seperti merasakan pisau menancap ke hatinya, menusuk hingga nyaris membuatnya tak lagi bernafas. Luka ini begitu meyakitkan. Audrey tidak menyangka merasakan luka sesakit ini dalam hidupnya.Audrey terisak seraya membenamkan wajahnya di kedua lututnya. Sejak dulu yang menginginkan pernikahannya dengan Xander adalah dirinya. Jutaan kali Xander menolak tapi Audrey selalu memaksa.Sekarang Audrey menyadari akar permasalahan ini bukanlah Xander melainkan dirinya yang selalu memaksakan kehendak. Andai waktu bisa diputar, maka Audrey tidak akan pernah memaksakan kehendaknya.“Ini semua salahku. Maafkan aku, Xander. Maaf selalu memaksamu,” isak Audrey dengan tangis yang mulai mereda. Perlahan, Audrey membaringkan
Read more
Bab 49. Audrey's Decision
Audrey melangkah mendekat pada Xander, wanita itu duduk sedikit berjauhan dengan Xander. Untuk pertama kalinya, Audrey merasa sangat asing berada di dekat Xander. “Audrey, aku—”“Biar aku dulu yang bicara, Xander,” potong Audrey pelan.Xander mengembuskan napas berat. Tatapan Xander sejak tadi tak lepas menatap Audrey. “Bicaralah. Aku akan menjawab semua pertanyaanmu, Audrey.”Audrey terdiam sejenak. Raut wajahnya menunjukan jelas betapa rapuh wanita itu. “Apa kau dan Serry sudah lama menjalin hubungan, Xander?” tanyanya pelan dan hati-hati.Xander tak langsung menjawab pertanyaan Audrey. Lidahnya terasa berat untuk berucap. Bahkan, hati Xander seakan tak mampu untuk menyakiti hati Audrey. Namun, Xander tahu Audrey berhak mengetahui semuanya. Sudah cukup selama ini dirinya menyembunyikan banyak hal pada Audrey.“Serry adalah teman kuliahku di Oxford. Aku dan Serry saling menyukai sudah sejak lama. Tapi Serry memutuskan pergi saat tahu kita dijodohkan,” jawab Xander jujur.Audrey men
Read more
Bab 50. Like a Stranger
Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian di mana Audrey telah mengetahui hubungan Xander dan Serry. Selama tiga hari ini, Audrey sama sekali tidak keluar dari kamar. Setiap kali Audrey ingin makan maka pelayan yang akan mengantarkan makanan ke kamarnya.Tiga hari ini pun, Audrey nyaris tak pernah lagi bertemu dengan Xander. Pasalnya memang Audrey membutuhkan ruang untuk sendiri. Kalau pun, Audrey bertemu dengan Xander ketika dirinya keluar kamar; maka Audrey hanya memberikan senyum dan langsung pergi menghindar dari Xander.Hati Audrey belum siap berlama-lama berada di dekat Xander. Setiap kali Audrey melihat Xander—yang ada dalam pikiran Audrey adalah bayanagan kala Xander bercumbu dengan Serry. Itu yang selalu membuat hati Audrey sangat tersiksa.“Nyonya Audrey,” sapa sang pelayan yang sontak membuat Audrey membuyarkan lamunannya. Seperti biasa, Audrey duduk di sofa melamun melihat ke luar jendela. Inilah yang Audrey lakukan selama tiga hari ini. Audrey membutuhkan ruang sendiri. Tak
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status