All Chapters of Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh: Chapter 71 - Chapter 80
113 Chapters
Sebuah Ancaman
“Aku harus pergi, kamu baik-baik di rumah. Kalau memang takut. Biar Rania enggak sekolah dulu. Untuk urusan Randi dan Ilham biar Abang yang antar mereka ke sekolah sekalian mengurus agar mereka bisa memakai bis jemputan.”“Apa itu akan aman?”“Berdoa saja, semoga Allah selalu melindungi keluarga kita.”“Aamiin.”Selain khawatir akan Alea yang bisa saja berbuat nekat. Aku merasa mental Ayu juga belum cukup stabil pasca kejadian penculikan itu. Ia masih sering was-was. Melihat sekitar seperti orang yang ketakutan, sikapnya yang seperti ini tentu saja akan mengundang banyak orang yang penasaran. Aku sangat mengerti bagaimana Ayu yang memilik kepribadian tertutup. Di saat seperti ini, yang ia butuhkan hanyalah suatu ruang kosong untuk menenangkan diri.Hari itu aku menghubungi Alea, dengan niat untuk membicarakan proyek yang sempat kutolak itu. Akankah masih bisa berlanjut jika aku menerimanya atau tidak
Read more
Gelisah
 Pov 3“Kenapa kamu gelisah banget, Al?” tanya Anwar, yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Alea yang berjalan ke sana ke mari tanpa henti. Belum lagi raut wajahnya yang menegang membuat siapa saja jadi ikut panik dibuatnya.“Masih ada dua sesi lagi, loh.” Dia masih mencoba mengingatkan, karena bagaimanapun Anwar tak ingin merugi. Terlepas dari masalah yang tengah Alea hadapi sejujurnya Anwar tak peduli dengan hal itu. Prioritasnya sekarang hanya mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Harta dan popularitas telah berhasil mengubah Anwar menjadi budak harta. Ia bahkan rela melakukan apa pun demi mencapai kedua hal itu. Meski, harus menentang moralitas sekalipun.“Tenang aja Bang, gue akan tetap profesional kok.”“Bagus. Gue suka gaya lo. Kalau boleh tahu ada masalah apa? Sampai seorang Alea khawatir sampai seperti ini.”“Enggak ada apa-apa kok. Cuma masalah kecil.”“Oh
Read more
Maaf, karena Memilih Jalan yang Salah
Pov AndiHari ini seharusnya polisi sudah mendatangi kediaman Alea, semoga saja prosesnya dipermudah, entah kenapa aku kesal sekali dengan wanita itu. Dulu Tiara yang begitu menggila, hanya karena ingin berada di sisiku. Sekarang datang satu orang lagi yang lebih nekat, ia malah berani melukai dan mengancam Ayu juga keluargaku. Aku tahu Alea memang punya power untuk melakukannya. Namun, aku masih tak menyangka jika ia akan berlaku sejauh itu.“Pah, kenapa sih dari tadi kok aku perhatiin gelisah banget?”“Papah lagi nunggu berita penangkapan Alea.”“Papah masih peduli sama dia?”“Bukan begitu, Papah cuma khawatir kalau dia bisa menghindar dari jerat hukum. Kamu tahu sendirilah hukum di negara kita, tumpul ke atas.” Reno mendecak, anak itu malah melipat tangan, lantas menaruhnya di dada.“Sudah aku duga sih, kalau dia bakal lolos. Duitnya banyak.”“Ren, kayaknya
Read more
Di Ujung Tanduk
PoV 3Hari ini di pusat perbelanjaan di kota Alea tengah sibuk menghabiskan waktu dengan membeli beberapa produk fashion. Sudah sepekan dia disibukkan dengan kepolisian, sungguh membuatnya jengah dan stres. Jadi, untuk merefresh otaknya dia memilih bersenang-senang. Begitulah Alea, bukannya merenungi kesalahan agar menjadi pribadi yang lebih baik, ia malah terlihat tak menyesali hal itu sama sekali. Baginya semua yang dia lakukan bukanlah sebuah kesalahan. Hidup hanya sekali jadi harus dinikmati.Rana sudah sangat jengah, ingin sekali dia menampar gadis itu, andai saja dia mampu. Sayangnya statusnya yang sebagai single parent menuntutnya untuk tetap bertahan di tengah keadaan yang sulit. Meski Alea membelikan beberapa set pakaian untuknya, tetapi senyum di wajah Rana seakan tak mau terbit. Wajah itu terus saja ditekuk. Dari pada terus larut dalam emosi, Rana memilih untuk menepi sejenak. Apa lagi saat itu kebetulan sekali ia mendapat telepon
Read more
Takut, Ya?
Kendaraan roda dua itu melaju dengan kecepatan di ambang batas normal. Keduanya saling melafalkan doa perlindungan, rasanya kematian begitu dekat melihat bagaimana samurai yang tampak lentur itu terus diacung-acungkan ke atas, juga teriakan gerombolan begal yang sepertinya sengaja agar membuat target incarannya gugup dan ketakutan. Hingga pecah konsentrasi. Masih butuh waktu sekitar 5 menit lagi, untuk sampai di jalanan yang padat penduduk.Pria terus menambah kecepatan laju kendaraannya lagi dan lagi. Hingga cahaya terang dari lampu-lampu rumah warga mulai terlihat ada sedikit lega di hatinya. Perlahan pria itu melirik ke arah spion. Gerombolan itu semakin menjauh darinya. Bahkan sebagian telah berputar arah. Hingga, ia pun mulai berani menurunkan kecepatannya sedikit demi sedikit. Tepat di sebuah mini market yang cukup ramai pengunjung meski sudah larut, ia menepikan kendaraan roda duanya.“Turun!” bentak pria itu, yang tentu saja seketika membua
Read more
Merasa Terhina
“Apa sekarang Om sedang membelanya?”“Bukan, aku sedang menasihatimu. Jangan kotori tanganku dengan menyentuh wanita sepertinya.”“Apa kamu bilang, memangnya aku ini wanita seperti apa? Lepas, kalian pikir aku enggak bisa pulang sendiri. Dasar laki-laki enggak punya perasaan. Aku enggak terima ya, kalian hina aku. Jangan mentang-mentang aku lemah, kalian bisa bicara seenaknya.” Tangan Alea bahkan kini telah mengepal erat. Dia begitu berapi-api, hanya karena perkataan Syahru yang di luar prediksinya. Berharap akan dibela nyatanya dia malah sama-sama merendahkannya.“Memang lemah ‘kan? Kamu memang kuat di depan hukum. Sudah menculik orang dan menganiaya pun masih bisa bebas berkeliaran. Hari ini lo selamat dari maut, besok enggak tau hal apa lagi yang bakal menimpa hidup lo.”“Jangan bicara sembarangan, itu hanya sebuah kebetulan.” Reno malah tertawa, saat menyadari jika Alea termakan ucapann
Read more
Lebih Menyakitkan
“Sungguh hari yang sangat melelahkan bagi Alea, tetapi tidak bagi Reno yang melihat berita di televisi. Mobilnya memang tidak hilang, tetapi semua kacanya pecah. Seingatnya mobil itu memang sudah mogok sejak saat Reno ingin mengerjainya. Ayu yang melihat anaknya terus terkekeh di depan televisi lantas mendekat.“Ren, jangan tertawa di saat orang lain tertimpa musibah.”“Ini bukan musibah, tapi azab.”“Astaghfirrullah, Ren,” ucap Ayu yang langsung membuat Reno membetulkan posisi duduknya.“Maafin Reno Mah, aku cuma kesel sama dia, tapi tenang saja urusan video sama foto-foto itu udah selesai. Aku sudah minta dia buat hapus. Bahkan kalau sampai dia masih punya salinannya aku bisa jamin dia enggak akan berani sebarkan itu ke media,” ucap Reno yakin. Pelan dia meraih tangan ibunya.“Ada Reno di sini Mah, ke depannya tolong jangan menyembunyikan apa pun lagi dariku. Kita keluarga, masa
Read more
Sendirian
“Keluarga apa maksudmu Reno, aku enggak berbuat apa pun sama mereka.”“Kau lihat itu Pak Satpam, dia dengan sengaja membawa kue yang sudah dia racuni ke rumahku lalu sekarang berpura-pura seperti orang bodoh yang tak bersalah. Munafik!” umpat Reno dengan kedua  tangan yang meremas erat. Kini ia bahkan menatap Alea dengan seringai, yang menakutkan. Membuat wanita itu bergidik ngeri. Ia lantas melirik Rana yang terlihat santai.“Rana, aku tidak menaruh apa pun di kue itu. Bukankah kamu tahu sendiri, kalau kita beli kue itu di jalan. Mana bisa tiba-tiba beracun.”“Kamu yakin?” tanya Rana yang langsung membuat mata Alea membulat.“Aku enggak sedang bercanda, tolong serius Rana,”“Aku hanya membantumu, selebihnya kamu urus sendiri.” Sekarang dengan tanpa bersalah sedikit pun Rana malah berbalik dan berjalan kembali ke arah lift.“Rana apa maksudmu! Jelaskan dulu, a
Read more
Rumah untuk Pulang
PoV Andi“Sudah Abang katakan ‘kan Dek. Jangan terima apa pun dari Alea. Kamu sendiri ‘kan yang kena. Dia itu wanita jahat. Enggak akan segan buat menyakiti siapa aja yang menghalangi jalannya.”“Aku benar-benar enggak sengaja, maafin keteledoran aku, ya. Aku enggak berpikir sejauh itu,” kata Ayu yang tertunduk. Bahkan di saat seperti ini saja, wanita itu masih saja menyalahkan dirinya sendiri.“Kalau kamu sampai kenapa-kenapa, Abang harus bagaimana?” ucapku sambil menatap lurus ke arah netranya yang mulai berembun. Sesekali membelai wajahnya yang memucat tanpa rona itu.“Sekali lagi maaf ya, bikin Abang khawatir.”“Abang akan kasih dia pelajaran Dek,” ucapku dengan penuh amarah.“Enggak perlu Abang, kadang-kadang kita cuma perlu mengabaikan orang-orang seperti Alea. Lalu, fokus aja sama kehidupan kita. Bukankah hukum enggak bisa menjerat dia. Jadi, buat apa buang-
Read more
Wanita yang Mendekatkanku Pada Tuhan
Hari-hari berlalu, sampai tiba di mana kami mulai terbiasa dengan kehidupan sederhana. Menjadi orang biasa, ternyata jauh lebih menyenangkan. Tak ada yang perlu ditutupi, juga rumah kami juga tak lagi kerumuni karyawan. Meski, tak memungkiri sampai kini masih saja ada agensi yang menawarkan untuk kembali merekrutku menjadi artis mereka. Sayangnya, aku sudah lelah dengan dunia hiburan yang menyilaukan itu. Aku takut, terbuai dengan gemerlapnya yang fana, tetapi lambat laun justru menjerumuskan pada jurang nestapa. Jika yang harus aku pertaruhkan adalah keutuhan keluarga, maka lebih baik kembali bekerja keras dengan tenaga, dari pada mengorbankan suatu hal yang telah kujaga bertahun-tahun. Apalah arti harta yang berlimpah jika tak ada ketenangan dalam hidup. Hari ini adalah bulan ketiga setelah aku memutuskan untuk fokus kembali pada usaha ayam geprek. Ayu yang kini terlihat lebih segar dan ceria juga membuat aura kecantikannya semakin terpancar. Sesekali ia membantu untuk mengecek
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status