Semua Bab Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh: Bab 91 - Bab 100
113 Bab
Bab 91
“Apa kamu yakin baik-baik saja di jalan? Lumayan loh, sejam dari sini.”“Enggak masalah kok, Mas. Ini juga sudah mendingan abis minum.”“Memangnya harus sekarang banget ketemunya?”“Aku sudah terlalu lama menundannya. Semakin, hari aku jadi enggak tenang.”“Bukankah di hari pernikahan kita, kamu juga sudah meminta maaf padanya.”“Memang, tapi masih ada yang ingin kukatakan padanya.”“Kalau begitu habis zuhur kita pergi. Kamu siap-siap, ya!”“Oke.”~Akhirnya hari itu juga aku bertemu dengan Mbak Ayu. Sejujurnya aku agak ragu, jika nantinya harus bertemu Mas Andi. Rasanya malu sekali, aku pernah mengejarnya begitu menggila sampai putus rasa maluku.Tak tahunya malah berjodoh dengan sahabatnya.“Kenapa melihatku begitu?”“Enggak kok, Mas.”Ah, kenapa juga aku harus tertangkap basah tengah memandanginya.~Pukul 3 sore kami baru tiba di kediaman Mbak Ayu. Wanita itu menyambut kami dengan ramah, rupanya mereka tengah berkumpul di halaman depan. Rumah Mas Andi banyak sekali yang berubah. D
Baca selengkapnya
Bab 92
Ah, tidak. Bagaimana kalau dia mengadu pada sahabatnya itu. Masalahnya malah melebar ke mana-mana. Mas Syahru mungkin saja akan membenciku.“Alea, kalau ada masalah apa pun yang ingin kamu tanyakan. Bicarakan saja pada orangnya langsung. Kalian kan suami istri.”“Iya, Mbak. Cuma aku enggak enak aja. Takut suamiku tersindir.”“Kalian masih tinggal serumah ‘kan?”“Masih kok.”“Alhamdulillah. Syahru itu memang pendiam dan terkesan cuek, tapi di antara temannya yang lain dia yang paling baik sama Mas Andi. Enggak suka main perempuan. Setahuku agamanya juga bagus.”“Agamanya bagus?”“Kamu bagaimana sih, ‘kan kalian serumah. Masa enggak tahu.”Ya Tuhan, aku bahkan pernah memarahinya, karena ia tidak bangun salat subuh. Aku jadi ragu, harus percaya padanya atau pada mata kepalaku sendiri.Sudahlah, mari percaya dengan keyakinan masing-masing saja!“Kamu kalau ada keraguan, tanyakan saja. Masalah itu seperti bom waktu, bisa meledak kapan saja. Jadi, dari pada kamu bertanya pada orang lain leb
Baca selengkapnya
Bab 93
Pagi hari di mana kami bersiap untuk pergi ke lokasi pemotretan, Mas Syahru malah membuatku kerepotan dengan tas yang sangat berat. Ia memintaku membawa beberapa botol minuman pereda nyeri datang bulan ke dalam ransel.“Berat banget!”“Orang cuma ditaruh di mobil. Aku yang bawa kalau kamu enggak kuat.”“Eh, bukan begitu Mas.”“Sudahlah, ayo! Mau ikut enggak?”Pria ini benar-benar labil. Sebentar baik, lalu berubah pemarah lagi.~Sampai di lokasi, sudah banya crew yang berkumpul di sana. Mereka semua memandangku dengan tatapan heran.Seharusnya aku memang tak nekat untuk ikut dengannya. Cari penyakit saja.Aku memutuskan untuk ke toilet.Sepertinya setelah ini aku akan menunggu di mobil saja.Sayangnya baru beberapa menit di toilet. Beberapa orang terdengar tengah berbincang. Aku tak bermaksud mencuri dengar. Namun, karena berada satu ruangan, semuanya juga terdengar begitu jelas.“Pengantin baru, ke mana-mana ngikut aja. Takut suaminya digaet yang lain ya. Enggak sadar kalau sendirin
Baca selengkapnya
Bab 94
Aku gegas berlari meninggalkan tempat itu, sebelum nantinya mungkin akan terjadi hal-hal yang lebih gila lagi. Aku bahkan sampai tak bisa berhenti muntah, membayangkan betapa menjijikan perbuatan pria yang menikahiku.Pantas saja ia tahan tak pernah menyentuhku, ternyata dia memang tidak normal.Aku memutuskan untuk segera pergi saja dari lokasi pemotretan. Tanpa pamit terlebih dahulu, aku menumpangi taxy online sampai ke rumah. Rasanya aku tak sanggup. Ini terlalu menyakitkan, bagaimana bisa aku nekat menikah dengan pria gay?Sepanjang jalan air mataku tak bisa berhenti.Seharusnya aku tidak menangis. Dari awal pernikahan ini bukanlah sungguhan. Lagi pula dia tak pernah menganggapku.Hari itu aku tak ingin pulang ke rumah. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Mengabaikan pandangan orang-orang, aku memilih pusat kota yang saat itu tengah ramai pengunjung.Aku benar-benar hilang arah. Entah pada siapa lagi aku harus pergi. Dunia ini terlalu kejam untukku.Mas Syahru
Baca selengkapnya
Bab 95
“Memangnya lihat apa?”Mas Syahru malah menatap semakin dalam.“Ya kali aja.”Aku tahu sepertinya ia juga mulai curiga. Seharusnya aku bisa bersikap senatural mungkin. Perjanjian pernikahan ini hanya sampai 1 tahun. 4 bulan berlalu begitu sulit, kalau aku menyerah hari ini. Sia-sia sudah perjuanganku selama ini.Apa lagi Ayah, sangat berharap lebih pada laki-laki yang ia anggap baik. Padahal, perbuatannya sangat menjijikkan.“Kita jalan masing-masing aja! Mas duluan!”“Kenapa enggak bareng-bareng sih?”“Memangnya biasanya begitu ‘kan, aku jalan di belakang?”“Kamu aneh tahu, kalau memang ada masalah, ceritakan saja! Aku bukan cenayang yang pandai menebak pikiran orang lain.”Orang lain katanya. Baginya aku memang seasing itu.“Kamu enggak perlu peduli urusan orang lain, Mas.”Saat itu karena ia enggak mendahului, jadi aku langsung saja melangkah menuju area parkir.Toh, ia juga pasti akan mengikuti dari belakang.“Aku ada salah sama kamu?”“Enggak ada.”“Lalu, kenapa sikapmu berubah?”
Baca selengkapnya
Bab 96
Pagi hari kami menjalani setiap hal seperti biasanya. Tak ada yang berubah, selain kami yang seperti kembali pada saat pertama kali dipersatukan dalam atap yang sama.Tanpa banyak kata, juga tak saling tegur. Selain untuk hal-hal yang memang penting saja. Aku tahu hal ini cepat atau lambat akan terjadi. Kurasa kemampuan aktingku semakin hari jadi memburuk.Aku bahkan tak bisa berpura-pura pada saat yang penting seperti ini.Kalau saja bukan karena Ayah aku juga tak ingin melanjutkan pernikahan seperti ini. Sebenarnya aku merasa kasihan padanya, ia sangat berharap aku bisa memberikannya cucu. Namun, jangankan cucu, pria ini bahkan tak pernah menyentuhku.Ia malah lebih suka menyentuh dari golongan sejenisnya.Sungguh dunia ini memang sudah tua.“Ini untukmu.”Pria itu tiba-tiba saja menyerahkan kartu debitnya padaku.“Aku masih ada uang kok.”“Tapi, aku suamimu. Ini sudah jadi kewajibanku.”“Kamu sudah mengisi penuh kulkasnya, enggak masalah itu saja sudah cukup.”“Kamu mungkin ingin m
Baca selengkapnya
Bab 97
Dia yang mengajak ke pesta ia pula yang mengabaikanku.Dari pada terus berbagi meja dengan para pria yang tidak normal, memilih menepi akan lebih baik.“Aku permisi ke toilet dulu!”Sebenarnya ini hanya alasan agar aku bisa menghindar. Seharusnya di internet ada informasi tentang Reza kalau memang ia seorang model. Lagi pula kemarin ia baru saja ke pemotretan. Meskipun, Mas Syahru bilang ia sudah jarang berkecimpung di dunia itu, kenyataannya kemarin ia baru saja ke sana.Entah siapa yang berbohong sekarang.Penyelidikan baru saja dimulai tetapi begitu kuketikkan namanya yang muncul pertama kali justru skandal hubungan Reza dan Mas Syahru.Astaghfirrullah.Bagaimana aku bisa tidak tahu hal ini?Gosipnya bahkan telah ada sejak 2 tahun yang lalu. Bisa-bisa mereka masih biasa saja.Sungguh aku tidak habis pikir.“Alea kamu di dalam?”Itu suara suamiku. Sepertinya aku suda terlalu lama di toilet. Sampai-sampai ia menyusul ke sini. Namun, yang membuatku semakin kesal, kenapa pria itu masih
Baca selengkapnya
Bab 98
Aku masih mencoba memintanya menghentikan aksi tak senonohnya itu, tetapi seolah menulikan diri. Barulah saat aku menangis, ia baru melepaskanku. “Maaf,” katanya. Aku masih mengusap bibirku. Sampai kemudian pria itu kembali ke tempat duduknya. “Mas enggak seharusnya seperti ini.” Ia memberikan tisu, tetapi itu hanya bisa mengeringkan air mata, tetapi tidak dengan harga diriku. “Aku suamimu, Alea.” “Tapi, di perjanjian kamu yang menuliskan sendiri, kalau kita tidak akan melakukan sentuhan apa pun. Lalu, kenapa hari ini kamu melanggarnya?” “Maaf, aku benar-benar hilang kendali. Aku tidak suka dituduh gay.” “Kalau, memang enggak merasa. Bisa kan diam saja, aku juga hanya orang lain. Apa bedanya aku dengan mereka?” “Kamu bukan orang lain bagiku.” “Kita memang suami istri, tapi bahkan meski kita tinggal serumah. Kita enggak pernah melakukan hubungan selayaknya pasangan menikah bukan. Hubungan seperti ini enggak bisa disebut pernikahan. Jadi berhentilah memperlakukanku seperti in
Baca selengkapnya
Bab 99
“Sejak kapan itu beruba?”Aku merasa itu hanya akal-akalannya saja.“Salahkah jika seorang suami mencintai istrinya.”“Enggak salah Mas, hanya saja ini terlalu mendadak. Aku perlu waktu buat menerima semuanya.”“Kamu perlu waktu atau memang merasa jijik padaku?”“Kenapa kamu berpikir begitu?”“Alea, kamu bukan orang pertama yang merasakan hal itu ketika bersamaku. Ada banyak wanita yang menghindariku hanya karena mereka menganggap aku ini pria yang tidak normal, tapi dari semua wanita kamu berbeda. Aku tahu kamu merasa jijik, tetapi masih tetap menjaga sikap. Kamu bahkan masih mau memperlakukanku seperti biasanya.”“Aku hanya menjalankan kewajibanku.”“Semau itu bukan kewajiban Alea, sudah berapa kali kukatakan, kalau kamu tidak perlu memasak dan merapikan rumah.”“Kalau bukan aku, memangnya siapa lagi yang akan mengerjakannya.”“Dari dulu aku mengerjakannya sendiri dan kalau pun tidak sempat aku biasa menyewa jasa cleaning service mingguan. Kenapa juga kamu mau repot-repot melakukan
Baca selengkapnya
Bab 100
Keterlaluan sekali kalau memang benar pria ini sampai mengikuti kami.Begitu pandangan kami bertemu Reza langsung menyapa dengan gayanya yang so asyik. Entahlah Dari awal berjumpa dengannya, aku merasa pertemanan mereka sedikit tidak wajar.Ia terlalu berlebihan. Kurasa di kultur negara kita, sangat jarang ditemukan pertemanan laki-laki yang saling memperhatikan sampai segitunya.“Kok di sini juga?”“Kebetulan aja mau kontrol.”“Gila! Rajin banget semalam abis acara, paginya langsung on the way ke sini.”“Kamu bilang harus rajin. Bagaimana sih!”Sekarang ia bahkan bicara dengan logatnya yang manja.Kenapa dengannya, badan saja kekar tetapi logatnya seperti perempuan.“Kalian juga ngapain di sini.”“Biasalah, nyari suasana baru.”“Hm, iri banget deh sama pengantin baru.”Ya Tuhan, rasanya kesal sekali melihat tingkah pria kemayu ini.“Mas aku duluan ke mobil ya, ngantuk banget soalnya. Kalau, kalian masih mau ngobrol lanjutkan aja enggak apa kok.”Saat itu aku bisa melihat ekspresi ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status