All Chapters of GGAP 3 : THE LAST: Chapter 51 - Chapter 60
639 Chapters
BAB 51
Demi Awan, akhirnya Karin memilih bersabar. Namun, saat ia baru selesai membayar tagihan pakaian Awan yang bernilai lebih dari tiga puluh juta. Seorang pria berpenampilan perlente, lengkap dengan setelan bermerek di seluruh tubuhnya, menyapa Karin dengan gaya yang sok kenal, "Della?""Hai, aku kira siapa. Ternyata ini benar kamu? Wow! Ini seperti kita berjodoh, karena bisa bertemu di sini." Tambahnya dengan percaya diri."Bukankah itu, Axel? Artis FTV yang terkenal itu?" Bisik salah satu pengunjung pada temannya.Andai mereka sedang berada di pasar. Bisa jadi, Axel dan Karin akan dikerumuni oleh para fans yang tidak terhitung jumlahnya. Hanya saja, mereka sedang berada di outlet mewah dan kebanyakan pengunjung berasal dari kelas atas. Sehingga mereka tidak se-ekstrim para fan yang ada di tempat umum. Mereka punya gengsi tersendiri untuk tidak menunjukkan reaksi berlebihan pada idola mereka."Hmn, Axel." Balas Karin singkat dengan ekspresi datar. Lebih terkesan malas menghadapi Axel sa
Read more
BAB 52
Axel terperangah mendengar pernyataan lugas Karin dan bahkan sikap Karin yang tanpa ragu menunjukkan kemesraannya, membuat wajah Axel memanas.Namun, segera setelah itu, ia tersenyum sinis melihat ke arah Awan. Tentu saja, karena ia mendengar bisik-bisik para pengunjung wanita di sana. Axel seakan mendapatkan senjata untuk menjatuhkan dan mempermalukan Awan yang sekarang dianggap sebagai saingan cintanya itu."Della, apa bagusnya dia? Cowok seperti dia hanya bisa memanfaatkanmu. Mending kamu bersamaku saja. Aku janji, akan memperlakukanku dengan baik. Aku bahkan dapat membuatmu semakin terkenal. Kamu tahu, pamanku wakil direktur Musica Studio. Dengan menjadi kekasihku, kamu dapat mengorbitkan lebih banyak lagu lagi di masa depan." Tutur Axel melebihkan kemampuannya dan terang-terangan menjatuhkan Awan.Di sisi lain, Awan hampir tertawa mendengar kalimat Axel. Ia tidak menyangka jika pria yang mengejar-ngejar cinta Karin ini akan senaif itu.Ketimbang mengesankan Karin dengan usahanya
Read more
BAB 53
"Kamu tega benar bicara seperti itu pada cowok tadi!" Ujar Awan tidak menyangka jika Karin ternyata bisa bersikap galak juga. Ia masih ingat ekspresi suram Axel sebelum mereka pergi meninggalkannya tadi."Salahnya sendiri karena menjadi pria yang tidak tahu malu. Sudah ditolak berkali-kali, masih saja nekat mengejar-ngejarku. Kalau aku tidak bisa bersikap tegas padanya hari ini, dia tidak akan pernah mengenal yang namanya kata menyerah." Karin tampak kesal ketika mengucapkan itu. Ia melirik Awan sejenak, lalu segera menambahkan, "Dan... aku tidak suka ia merendahkan kamu."Ada makna khusus ketika Karin mengucapkan kata-kata ini. Awan bukannya tidak sadar dengan makna dibalik kalimat terakhir Karin. Hanya saja, ia tidak ingin menanggapinya lebih jauh, karena tidak ingin membuka hubungan apapun saat ini. Selain karena hubungan ambigu antara dirinya, Annisa dan juga Amanda. Awan sepertinya juga harus serius untuk mencari tahu, hubungan seperti apa yang terjadi antara dirinya dengan Ange
Read more
BAB 54
...'Ciitt.'Karin dengan cepat membanting stir mobilnya ke kiri, karena dari arah belakangnya ada sebuah mobil SUV hitam ugal-ugalan dan memepet kendaraannya.Karin tampak kesal, "Apa orang ini tidak tau etika berkendara? Berkendara kok seenaknya sendiri!"Mereka hampir saja celaka, beruntung Karin dengan sigap menginjak pedal rem dan membanting stir. Sehingga mobilnya tidak sampai masuk ke dalam parit.Melihat mobil yang tadi memepet kendaraannya berhenti beberapa meter di depannya, Karin yang sudah terlanjur marah, bermaksud turun dan berniat memarahi pengemudi mobil yang hampir saja mencelakakan mereka itu.Namun, sebelum Karin hendak turun, Awan mencekal tangannya untuk menghentikannya. Awan merasa curiga dengan kendaraan di depannya."Karing, tunggu!""Awan, ada apa? Biarkan aku ke sana dan memarahi pegemudinya. Kalau tidak, dia mungkin saja bisa mencelakai orang lain nantinya."Awan tidak menjawab langsung pertanyaan Karin. Sebaliknya, ia memperhatikan dengan seksama kendaraan
Read more
BAB 55
Saat Awan keluar, ia mendapati wajah-wajah sangar yang seolah siap untuk menelannya hidup-hidup."Ternyata kamu, pria yang telah membuat kesal tuan muda Axel." Ujar pria yang berdiri paling depan dengan nada dingin begitu memperhatikan Awan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.Mereka melihat Awan seolah sudah berhasil membunuhnya. Mungkin karena badan Awan sekilas terlihat biasa, mereka berpikir akan sangat mudah untuk menghabisinya. Selanjutnya, pria tersebut sempat melihat ke dalam mobil. Meski hanya sekilas, ia sudah bisa memastikan jika wanita yang diperintahkan untuk mereka culik, ada di dalam sana."Jadi, kalian disuruh Axel? Ku peringatkan pada kalian. Sebaiknya, kalian tidak melangkah lebih jauh dari ini, kalau kalian tahu apa yang terbaik bagi kalian." Kata Awan setenang mungkin, mengingatkan.Para preman ini tergelak, "Bos, dia coba mengancam kita? Hahaha.""Woi, bocah. Siapa yang coba lu takuti, hah?""Mungkin dia berlagak berani, biar bisa terlihat keren sama cewekny
Read more
BAB 56
Saat melihat, banyaknya kendaraan yang datang. Keringat dingin tiba-tiba membasahi punggung si bos preman. Ia memiliki dugaan, jika yang datang adalah orang-orang klan Atmaja itu sendiri. Ia merasa tidak pernah mencari gara-gara dengan klan besar ini. Ia masih sayang nyawanya, menyinggung klan Atmaja, sama saja dengan menggali kuburannya sendiri. Satu alasan yang terlihat masuk akal, orang-orang ini datang karena panggilan dari salah seorang targetnya."Bu-bukan, bos." Jawab Soni gemetar.Mendengar itu, Axel yang masih berada dalam mobil berubah panik. Ia tidak tahu, alasan jelas kenapa orang-orang ini datang ke sana. Namun, jelas itu bukan hal yang baik baginya. Jadi, sebelum semuanya berakhir buruk baginya, Axel bergegas menyalakan mobilnya dan bermaksud melarikan diri dari sana. Namun, belum sempat ia menjalankan niatnya. Satu mobil datang denga sangat cepat dari samping dan menabrak mobilnya dengan kuat.'Brak.'Bunyi benturan terdengar cukup keras. Sampai akhirnya, mobil yang d
Read more
BAB 57
Saat Soni dan anak buahnya masih meringkuk di atas tanah dan menanti hukuman untuk mereka, sebuah mini cooper datang dengan kecepatan cukup tinggi dan berhenti beberapa meter di belakang mereka.Dari dalam mini cooper, Lana dan Chiya turun dengan santai. Chiya bahkan terlihat masih membersihkan pedang wakizashinya yang masih menampakkan sisa darah segar dengan menggunakan kertas tisu.Melihat itu, jantung Soni berdetak semakin tidak beraturan. Dua gadis yang baru datang, tiba dari arah mereka datang sebelumnya. Melihat darah di pedang salah satu gadis itu, Soni seakan sudah bisa menebak darah siapa yang ada di pedang Chiya. Hal itu membuatnya menjadi lebih gugup."Kalian darimana saja? Apa kalian tidak tahu jika ketua sedang berada dalam masalah?" Tanya Nami sedikit kesal, karena dua pelayan pribadi Awan yang ditugaskan untuk menjaga ketuanya, justru tidak berada di dekat ketua mereka saat keadaan mendesak."Hmn, maaf kakak Nami. Tadi, kami harus menyingkirkan beberapa orang di luar s
Read more
BAB 58
Soni tidak berani main-main dan sepenuhnya pasrah saat ini."Siapa yang menyuruhmu bicara?" Dengus Nami dingin.Nami terlihat seperti wanita bertangan besi, ia sama sekali tidak kenal kata kompromi apalagi belas kasihan. Itu karena orang-orang ini, telah sengaja menargetkan ketuanya."Hmn, sebaiknya kita lepaskan saja mereka." Ucap Awan merasa tidak tega dengan para preman ini. Ia khawatir, jika ia tidak menghentikannya, Nami bisa saja membunuh dengan mencincang mereka semua sebelum akhirnya mengambil nyawa mereka.Nami terkejut dengan ucapan Awan. Ia tidak menyangka jika ketuanya masih berbaik hati memaafkan mereka semua, setelah orang-orang ini berani mengancamnya beberapa saat yang lalu."Ketua, mereka berani mengancam anda. Jika kita tidak mengambil tindakan tegas, saya khawatir orang lain akan memandang rendah posisi klan kita nanti."Awan merasa serba salah. Hatinya terlalu baik, persis sama seperti Awan yang masih polos dahulu. Namun, apa yang di ucapkan Nami, seratus persen be
Read more
BAB 59
Segera, Axel segera menghubungi ayah dan pamannya. Dengan berapi-api, ia menjelaskan kalau dia sedang di aniaya."Siapa yang berani menyerang anakku? Mereka pasti sudah bosan hidup." Teriak Bernard Gumilar dari seberang sana.Begitupun dengan adik ayahnya, Andhika Gumilar yang selama ini telah banyak membantu karir Axel di dunia artis.Dua puluh menit kemudian, puluhan kendaraan datang dengan membawa seratus lebih pria berbadan tegap dan seperti orang yang siap berperang.Di depan mereka, berdiri dua pria paruh baya. Mereka adalah Bernard dan juga Andhika.Bernard membawa seluruh pasukan keamanan yang bekerja di perusahaannya untuk menyelamatkan Axel dan membereskan orang yang telah berani menyerang anaknya.Saat melihat Axel yang saat ini terbaring tidak berdaya dibawah kaki seorang perempuan, Bernard diliputi oleh amarah."Kalian... kalian berani menyakiti putraku?" Geram Bernard dengan menggertakkan giginya. Amarahnya siap meledakkan dan menghancurkan orang-orang yang dianggapnya
Read more
BAB 60
Seratus lebih anak buah Bernard, kompak menyerang ke arah Nami. Meski anak buah Nami hanya sepuluh orang, mereka bukanlah orang sembarangan. Karena mereka berada dalam pasukan elit Delta, mereka mewakili kekuatan klan Atmaja yang sebenarnya. Jika pasukan biasa dalam klan saja, dipilih dari mereka yang sudah teruji ketangguhannya. Apalagi mereka yang berada dalam pasukan elit klan! Begitu pertempuran antara dua kelompok ini pecah, pertunjukkan yang mengerikan segera tersaji. Ini merupakan pertarungan yang sangat tidak imbang, mengingat jauhnya ketimpangan jumlah pasukan di antara dua kubu. Satu orang anggota tim Delta harus berhadapan dengan sepuluh lebih anak buah Bernard. Namun, perbedaan jumlah bukan berarti mereka kalah dalam hal kualitas. Segera, perbedaan kualitas segera terlihat begitu pasukan Delta mengamuk dan membuat anak buah Bernard keteteran.Kekuatan mereka sangat jauh berbeda. Dalam satu serangan, dua sampai tiga orang anak buah Bernard berhasil dikirim terbang.Meski
Read more
PREV
1
...
45678
...
64
DMCA.com Protection Status