All Chapters of Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam: Chapter 11 - Chapter 20
47 Chapters
Bab 11
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Dania. "Enggak usah, Bu. Aku sudah punya segalanya, jadi rasanya tidak penting. Maaf, tapi walaupun aku tidak punya apapun, rasanya aku tetap tidak ingin harta Mas Fahri walau sedikit," tolakku halus. Aku bukan wanita yang mudah menggunakan yang lelaki, walaupun itu suamiku sendiri. Rasanya terlalu mahal harga diri jika dibandingkan harta. "Terus, apa yang akan kamu lakukan, Nak? Tapi Mama gak mau kalau Fahri semakin tidak tahu diri." Mama Mas Fahri terisak. Sebagai perempuan, ia juga terluka dengan apa yang dialami olehku. Apalagi Mas Fahri adalah anak laki-laki yang dibesarkan ibu. Dapat kulihat dari celah pintu kalau Mas Fahri sedang mendengarkan apa yang kami bicarakan. Yah, aku memang sengaja mengatakan kata-kata tadi sama ibu. Aku ingin Mas Fahri merasakan harga diri yang tercabik-cabik. Pintu diketuk dari luar. "Ma, ada Dania?" tanyanya bersandiwara. Oh, jadi kamu mau bermain peran? Siapa takut, Mas. Kalau aku langsung menggugat cer
Read more
Bab 12
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV DaniaBalasan dari Ranti dengan cepat aku terima. [Mas, kamu jangan becanda begini, gak lucu tahu gak. Kamu dari semalam kenapa? Kok, gak bisa dihubungi?] Aku tertawa kecil membacanya. Dia itu memang wanita baik-baik atau hanya berpura-pura? Kalau dia memang perempuan baik, aku akan membuatnya sadar siapa Mas Fahri. Kalau bukan, akan aku tambah dengan sedikit bumbu. [Sudah aku bilang aku adalah istrinya. Semalam kita makan bersama di rumah mertuaku, yaitu orang tuanya Mas Fahri, juga bersama keluarga besarnya. Kamu sendiri belum pernah bukan dipertemukan dengan mereka?] Setelah pesan terkirim, terdengar suara seseorang mencoba untuk memutar kenop pintu dari luar. Jangan-jangan Mas Fahri? Ah, bodo amat. Sudah aku kunci ini, jadinya aman. Paling minta kunci cadangan sama Mama. [Siapa kau?] Ranti hanya membalas dua kata, tapi justru dari dua kata ini aku bisa mengambil kesimpulan kalau Ranti tidak sebaik yang wajahnya perlihatkan. Sepertinya
Read more
Bab 13
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam Mataku membulat sempurna ketika melihat Dino ada di belakang mereka. Begitupun Ranti, ia juga langsung melihat ke arah belakang. "Kenapa?" Dino menatapku heran ketika kami menatap ke arahnya dengan tajam. Duh, kenapa dia muncul di waktu yang tidak tepat, sih? "Oh, jadi kamu, ya, suami yang sudah melukai hati Mbak Dania?" Ranti menatap Dino nyalang. Setelah menyelesaikan pembayaran, aku langsung menarik tangan Dino untuk menjauh dari mereka, dan mencari tempat yang aman untuk bicara berdua. "Kamu ngapain tiba-tiba ada di sini?" tanyaku heran sekaligus kesal. Padahal aku tadi sengaja ingin melihat bagaimana reaksi Ranti. Bukannya mengakui kesalahan, Dino malah tertawa kecil. "Justru aku ke sini sengaja untuk membantumu. Ini bukan waktu yang tepat." "Maksudnya?" Aku malah menatapnya heran. Benar-benar tidak mengerti bagaimana jalan pikirannya. "Yang kamu lakukan tadi itu sayang banget tahu, sini aku kasih tahu." Ia memintaku untuk mendekatkan
Read more
Bab 14
Alasan Lembur Suamiku Setiap MalamPoV Dania Mas Fahri melindungi Ranti dari amukan tetangga dan juga para wali murid, ini membuat papa mertua marah besar. "Jadi ini yang kau lakukan selama ini, hah?" teriaknya sambil menarik Mas Fahri ke ruang kerjanya. Sementara Ranti melindungi anak-anaknya yang khawatir akan terluka oleh orang-orang yang membencinya. "Bu, diminta Bapak masuk ke ruang kerja." Mbak Jun mendekat ke arahku dan berbisik. "Ya, sana akan ke sana." Dengan senyuman lebar, aku masuk ke ruang kerja. "Ada apa, Pa?" tanyaku ketika baru saja menutup pintu. "Sini masuk, Sayang," jawabnya lembut. Ah, syukurlah aku masuk ke keluarga yang peduli terhadap menantunya. Jadi, aku tidak perlu lagi mencari keadilan untuk anak-anak apalagi untuk diriku sendiri. Aku pun langsung duduk di sofa yang berhadapan dengan Mas Fahri yang tengah menatapku tajam. "Sejak kapan Fahri jarang pulang ke rumah?" tanyanya membuatku terdiam. Aku ingat betul, sesudah menikah pun Mas Fahri jarang ad
Read more
Bab 15
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Fahri Selama ini aku benar-benar abai dengan anak-anakku sendiri. Tidak pernah kusangka kalau Haikal yang selama ini kupikir hanya membutuhkan kasih sayang Dania, ternyata .... Kami sangat terkejut ketika pintu tiba-tiba terbuka dan Haikal muncul dari balik pintu. "Aku tidak mau kasih sayang dari papa yang tidak peduli padaku, tidak mau memikirkan perasaanku," ucapnya langsung menikam hatiku seperti sebuah pisau yang sangat tajam. Sakit, tapi tidak berdarah, tapi sakit ini bukanlah sakit yang biasa. Namun, terasa hingga tulang, dan mengalir di darahku. "Tidak, aku akan tetap menjadi ayah anak-anak. Mulai sekarang, aku akan rajin pulang ke rumah, ya, benar," ucapku sambil berusaha untuk memeluk Kania yang masih ada di dalam kamar. Keputusanku kini sudah bulat, aku harus bisa menjadi figur ayah untuk anak sendiri, baru anak-anaknya Ranti. "Pa," panggil Raya dan Rani sambil menatapku lekat. Ya Allah, aku lupa kalau mereka juga ada di sini.
Read more
Bab 16
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Fahri"Maaf, tapi restoran ini atas nama saya dan memang saya memberikannya atas nama istri saya ini." Aku memperkenalkan Ranti kepada beberapa penjaga itu, tapi tatapan mereka malah semakin tajam. "Kalian itu benar-benar, ya, mau dipecat?" Mata Ranti mulai berkaca-kaca dan itu membuat hatiku ikut menjadi sedih. Bagaimana bisa Dania sekejam ini, bukankah dia sudah punya restoran sendiri? Memalukan. Sampai hak orang dia mau merebutnya. "Tidak bisa, Pa. Kami di sini atas perintah Bu Dania. Tidak bisa mengizinkan siapapun masuk, terutama yang bernama Fahri dan Ranti," tegas salah satu di antara mereka. Ranti kini mulai menangis tubuhnya sudah terhuyung dan hendak jatuh, tapi aku langsung membawanya ke dalam pelukan. "Kamu tunggu di mobil, ya? Biar Mas yang selesaikan masalah di sini." Aku mengantar Ranti ke mobil. Awalnya dia menolak, tapi aku terus memaksa ketika melihat kondisinya yang tidak memungkinkan untuk berdebat di sini. Pokoknya aku
Read more
Bab 17
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 17 Dapat kulihat dengan jelas Mas Fahri langsung mengejar wanita itu ke mobilnya. Sudah bisa kupastikan kalau Ranti memang tidak akan berani untuk memenuhi laki-laki yang ada di depanku ini. "Mas, aku pamit ke sana dulu, ya." Aku meminta izin untuk menghampiri mereka. Tentu saja membuat Ranti semakin kocar-kacir. Melihatnya ketakutan sangat membuatku bahagia, apalagi kalau dia sampai kencing di celana. Duh, aku mau secepatnya menemukan orang-orang yang ditakutinya. "Loh, Mas, kamu mau ke mana lagi?" tanyaku sambil mendekat ke arah Mas Fahri. Dia yang semula menatap lembut ke arah Ranti, berbalik ke arahku dan melihatku dengan mata penuh kebencian. "Apa yang sudah kamu lakukan dengan rumah dan restoran yang sengaja aku buat untuk diberikan kepada Ranti?" tanyanya tajam membuatku mencoba menahan amarah. "Mas, sebaiknya kita bicara di dalam. Ajak Ranti masuk juga, ya," ucapku penuh penekanan sambil menatap ke arah Ranti yang terdiam sambil menco
Read more
Bab 18
Alasan Lembur Suamiku Setiap MalamPoV Fahri Ranti memang cinta pertama, tapi ketika aku sudah mempersiapkan diri ketika melamarnya, ia sudah pindah rumah, pekerjaan, dan mendadak hilang bagai di telan bumi. Sementara Yoga dan teman-teman yang lainnya sudah tahu aku akan menikah. Kebetulan di waktu yang sama, orang tuaku sedang mengatur perjodohan dengan Dania, tapi awalnya dia menolak dengan alasan tidak cinta. Namun, aku terus meminta bahkan memohon agar dia mau untuk menerima perjodohan ini. Akan tetapi, enam bulan kemudian, aku kembali dipertemukan dengan Ranti yang sedang belanja dengan suaminya. Di saat itulah hatiku yang dingin kembali menghangat. Mendengar apa yang dikatakan laki-laki yang bernama Sandi yang mengaku sebagai kakaknya saja aku sangat terkejut. Sekarang ditambah seorang lelaki yang tidak tahu asal usulnya ini. "Perkenalkan dirimu, Mas." Dania berbicara lembut. Ya, dia memang selalu seperti ini, meskipun kepada orang yang tidak dikenal. Padahal, dulu dia adal
Read more
Bab 19
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 19 PoV Fahri Aku termenung ketika mendengar perkataannya. Dia dokter, tidak mungkin berbohong, tapi aku melihat suratnya sendiri kalau dia sedang hamil. "Pak, keluar dari antrian jika ke sini hanya untuk bengong." Seorang ibu muda mengeluarkan kata-kata kasar yang membuatku terkejut, ternyata dokter itu sudah pergi, dan di belakangku sudah banyak sekali orang yang mengantri. Mereka menatap tajam ke arahku. Aku pun segera maju dengan mendorong troli yang berisi belanjaan. Termasuk susu ibu hamil dan juga susu anak-anak dengan pikiran yang masih bercabang. Setelah melakukan pembayaran, aku segera pergi ke mobil. Aku memijat kepala yang terasa sangat berat. Apa benar Ranti tidak hamil? Lantas apa yang aku baca beberapa bulan lalu? Sepertinya aku perlu memeriksa surat itu lagi. Kalau di sana ada nama rumah sakitnya, itu pasti asli. Namun, kalau tidak, sudah pasti aku ditipu. Aku buru-buru menyalakan mesin dan melajukan mobil sampai ke rumah. Se
Read more
Bab 20
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 20 PoV Fahri Ketika aku masih dalam mode terkejut, pintu tiba-tiba diketuk dari luar, dan kenop pintu diputar beberapa kali. Aku langsung buru-buru merapikan kotak itu lagi, tentu saja dengan mengambil sertifikat rumah ini yang entah sejak kapan berpindah nama. "Mas, kok, pintunya dikunci, kamu lagi ngapain?" Ranti teriak. "Aku mendadak dapat kerjaan dan harus dikerjakan sekarang, jadi sengaja aku kunci pintunya biar anak-anak gak ada yang masuk," ucapku berbohong. "Tapi bukankah tinggal berikan pengertian saja kepada anak-anak. Kenapa harus sampai dikunci juga?" Ia kembali berteriak, seolah tidak terima dengan apa yang aku lakukan ini. "Tidak bisa. Ini benar-benar darurat. Sebentar lagi selesai dan hanya tinggal dikirim saja." Aku tidak kalah berteriak dengan panik. "Mas!" Ranti kembali memanggil. Setelah menyimpannya di tempat yang aman, aku langsung membuka pintu. "Kok, kamu kaya yang panik gitu, memangnya ada apa?" tanyaku pura-pura hera
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status