Alasan Lembur Suamiku Setiap MalamPoV Dania Mas Fahri melindungi Ranti dari amukan tetangga dan juga para wali murid, ini membuat papa mertua marah besar. "Jadi ini yang kau lakukan selama ini, hah?" teriaknya sambil menarik Mas Fahri ke ruang kerjanya. Sementara Ranti melindungi anak-anaknya yang khawatir akan terluka oleh orang-orang yang membencinya. "Bu, diminta Bapak masuk ke ruang kerja." Mbak Jun mendekat ke arahku dan berbisik. "Ya, sana akan ke sana." Dengan senyuman lebar, aku masuk ke ruang kerja. "Ada apa, Pa?" tanyaku ketika baru saja menutup pintu. "Sini masuk, Sayang," jawabnya lembut. Ah, syukurlah aku masuk ke keluarga yang peduli terhadap menantunya. Jadi, aku tidak perlu lagi mencari keadilan untuk anak-anak apalagi untuk diriku sendiri. Aku pun langsung duduk di sofa yang berhadapan dengan Mas Fahri yang tengah menatapku tajam. "Sejak kapan Fahri jarang pulang ke rumah?" tanyanya membuatku terdiam. Aku ingat betul, sesudah menikah pun Mas Fahri jarang ad
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Fahri Selama ini aku benar-benar abai dengan anak-anakku sendiri. Tidak pernah kusangka kalau Haikal yang selama ini kupikir hanya membutuhkan kasih sayang Dania, ternyata .... Kami sangat terkejut ketika pintu tiba-tiba terbuka dan Haikal muncul dari balik pintu. "Aku tidak mau kasih sayang dari papa yang tidak peduli padaku, tidak mau memikirkan perasaanku," ucapnya langsung menikam hatiku seperti sebuah pisau yang sangat tajam. Sakit, tapi tidak berdarah, tapi sakit ini bukanlah sakit yang biasa. Namun, terasa hingga tulang, dan mengalir di darahku. "Tidak, aku akan tetap menjadi ayah anak-anak. Mulai sekarang, aku akan rajin pulang ke rumah, ya, benar," ucapku sambil berusaha untuk memeluk Kania yang masih ada di dalam kamar. Keputusanku kini sudah bulat, aku harus bisa menjadi figur ayah untuk anak sendiri, baru anak-anaknya Ranti. "Pa," panggil Raya dan Rani sambil menatapku lekat. Ya Allah, aku lupa kalau mereka juga ada di sini.
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Fahri"Maaf, tapi restoran ini atas nama saya dan memang saya memberikannya atas nama istri saya ini." Aku memperkenalkan Ranti kepada beberapa penjaga itu, tapi tatapan mereka malah semakin tajam. "Kalian itu benar-benar, ya, mau dipecat?" Mata Ranti mulai berkaca-kaca dan itu membuat hatiku ikut menjadi sedih. Bagaimana bisa Dania sekejam ini, bukankah dia sudah punya restoran sendiri? Memalukan. Sampai hak orang dia mau merebutnya. "Tidak bisa, Pa. Kami di sini atas perintah Bu Dania. Tidak bisa mengizinkan siapapun masuk, terutama yang bernama Fahri dan Ranti," tegas salah satu di antara mereka. Ranti kini mulai menangis tubuhnya sudah terhuyung dan hendak jatuh, tapi aku langsung membawanya ke dalam pelukan. "Kamu tunggu di mobil, ya? Biar Mas yang selesaikan masalah di sini." Aku mengantar Ranti ke mobil. Awalnya dia menolak, tapi aku terus memaksa ketika melihat kondisinya yang tidak memungkinkan untuk berdebat di sini. Pokoknya aku
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 17 Dapat kulihat dengan jelas Mas Fahri langsung mengejar wanita itu ke mobilnya. Sudah bisa kupastikan kalau Ranti memang tidak akan berani untuk memenuhi laki-laki yang ada di depanku ini. "Mas, aku pamit ke sana dulu, ya." Aku meminta izin untuk menghampiri mereka. Tentu saja membuat Ranti semakin kocar-kacir. Melihatnya ketakutan sangat membuatku bahagia, apalagi kalau dia sampai kencing di celana. Duh, aku mau secepatnya menemukan orang-orang yang ditakutinya. "Loh, Mas, kamu mau ke mana lagi?" tanyaku sambil mendekat ke arah Mas Fahri. Dia yang semula menatap lembut ke arah Ranti, berbalik ke arahku dan melihatku dengan mata penuh kebencian. "Apa yang sudah kamu lakukan dengan rumah dan restoran yang sengaja aku buat untuk diberikan kepada Ranti?" tanyanya tajam membuatku mencoba menahan amarah. "Mas, sebaiknya kita bicara di dalam. Ajak Ranti masuk juga, ya," ucapku penuh penekanan sambil menatap ke arah Ranti yang terdiam sambil menco
Alasan Lembur Suamiku Setiap MalamPoV Fahri Ranti memang cinta pertama, tapi ketika aku sudah mempersiapkan diri ketika melamarnya, ia sudah pindah rumah, pekerjaan, dan mendadak hilang bagai di telan bumi. Sementara Yoga dan teman-teman yang lainnya sudah tahu aku akan menikah. Kebetulan di waktu yang sama, orang tuaku sedang mengatur perjodohan dengan Dania, tapi awalnya dia menolak dengan alasan tidak cinta. Namun, aku terus meminta bahkan memohon agar dia mau untuk menerima perjodohan ini. Akan tetapi, enam bulan kemudian, aku kembali dipertemukan dengan Ranti yang sedang belanja dengan suaminya. Di saat itulah hatiku yang dingin kembali menghangat. Mendengar apa yang dikatakan laki-laki yang bernama Sandi yang mengaku sebagai kakaknya saja aku sangat terkejut. Sekarang ditambah seorang lelaki yang tidak tahu asal usulnya ini. "Perkenalkan dirimu, Mas." Dania berbicara lembut. Ya, dia memang selalu seperti ini, meskipun kepada orang yang tidak dikenal. Padahal, dulu dia adal
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 19 PoV Fahri Aku termenung ketika mendengar perkataannya. Dia dokter, tidak mungkin berbohong, tapi aku melihat suratnya sendiri kalau dia sedang hamil. "Pak, keluar dari antrian jika ke sini hanya untuk bengong." Seorang ibu muda mengeluarkan kata-kata kasar yang membuatku terkejut, ternyata dokter itu sudah pergi, dan di belakangku sudah banyak sekali orang yang mengantri. Mereka menatap tajam ke arahku. Aku pun segera maju dengan mendorong troli yang berisi belanjaan. Termasuk susu ibu hamil dan juga susu anak-anak dengan pikiran yang masih bercabang. Setelah melakukan pembayaran, aku segera pergi ke mobil. Aku memijat kepala yang terasa sangat berat. Apa benar Ranti tidak hamil? Lantas apa yang aku baca beberapa bulan lalu? Sepertinya aku perlu memeriksa surat itu lagi. Kalau di sana ada nama rumah sakitnya, itu pasti asli. Namun, kalau tidak, sudah pasti aku ditipu. Aku buru-buru menyalakan mesin dan melajukan mobil sampai ke rumah. Se
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 20 PoV Fahri Ketika aku masih dalam mode terkejut, pintu tiba-tiba diketuk dari luar, dan kenop pintu diputar beberapa kali. Aku langsung buru-buru merapikan kotak itu lagi, tentu saja dengan mengambil sertifikat rumah ini yang entah sejak kapan berpindah nama. "Mas, kok, pintunya dikunci, kamu lagi ngapain?" Ranti teriak. "Aku mendadak dapat kerjaan dan harus dikerjakan sekarang, jadi sengaja aku kunci pintunya biar anak-anak gak ada yang masuk," ucapku berbohong. "Tapi bukankah tinggal berikan pengertian saja kepada anak-anak. Kenapa harus sampai dikunci juga?" Ia kembali berteriak, seolah tidak terima dengan apa yang aku lakukan ini. "Tidak bisa. Ini benar-benar darurat. Sebentar lagi selesai dan hanya tinggal dikirim saja." Aku tidak kalah berteriak dengan panik. "Mas!" Ranti kembali memanggil. Setelah menyimpannya di tempat yang aman, aku langsung membuka pintu. "Kok, kamu kaya yang panik gitu, memangnya ada apa?" tanyaku pura-pura hera
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 21 PoV Fahri "Kau harus bersyukur punya teman seperti dia." Laki-laki yang bernama Sandi tiba-tiba masuk ke dalam, ke tempat kami berada sambil menunjuk ke arah Yoga. "Kalau bukan diminta orang tuanya, mana mau aku melakukan hal ini. Kaya yang kurang kerjaan saja," desis Yoga seperti tidak terima, tapi di detik berikutnya dia memelukku. "Becanda. Aku memang peduli padamu, khawatir kalau nanti perusahaan bangkrut, aku juga akan ikut susah. Ditambah nanti kamu pasti akan minta bantuan dariku," lanjutnya kembali membuatku geram. "Tidak usah baper, apa yang Yoga katakan memang benar. Saya sengaja meminta dia untuk membantu kamu," ucap Sandi. "Karena saya yang lebih tahu siapa Ranti, saya tidak ingin banyak korban yang berjatuhan lagi." Ia memasang wajah serius. Kami kembali fokus kepada layar yang memperlihatkan Ranti dengan Iki melakukan hubungan yang membuatku jijik untuk melihatnya lagi. Aku harus segera meminta penjelasan darinya. "Bukanlah mat