All Chapters of Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Chapter 51 - Chapter 60
120 Chapters
51
Azizah tak berhenti mematut diri di hadapan cermin. Wajahnya yang kini dipolesi make-up tipis, kebaya berwarna putih dengan siger di kepalanya sebagai mahkota pengantin. Hari ini dia tampil begitu cantik dan mempesona. Azizah tak berhenti melantunkan dzikir demi menetralkan dentuman hebat dari dalam dada. "Masya Allah, kamu cantik banget, Nak," puji Ibunya. "Pantas saja cucu Kiyai jatuh cinta," timpal Mbak Hani, MUA yang disewanya. Azizah hanya mampu tersenyum. Andai mereka tahu bahwa Azizah lah yang selama ini berjuang untuk mendapatkan hati Rayyan. Terlebih dia harus terus berperang hati kala dia tahu orang yang dia cintai ternyata mencintai wanita lain. Jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Sebentar lagi rombongan pengantin akan tiba. Rencananya jam sepuluh pagi akad akan dimulai. "Bismillah, Azizah. Semua calon pengantin juga merasakan apa yang kamu rasakan saat ini," ucap Mbak Hani. "Iya, Mbak."*Di tempat berbeda rombongan keluarga mempelai pria sedang sibuk mempers
Read more
52
"Terimakasih, Azizah, sudah menerimaku," bisik Rayyan saat mereka tengah sibuk mengurus dokumen.Azizah tersenyum begitu mendengar penuturan dari Rayyan yang kini resmi menjadi pasangan halalnya. Jantungnya berdetak kuat kala sang potografer meminta mereka untuk berfoto bersama. Bang Ihsan yang seorang potografer yang disewa pun terus mengintruksikan kedua oengantin baru untuk saling mendekatkan diri. "Tolong rapat sedikit ya! Tidak usah malu, kan sudah halal," goda Bang Ihsan. Para tetamu tertawa melihat keduanya yang masih sangat kaku, termasuk Kiyai Jalal ikut tersenyum melihat cucunya. Mereka berdua gemas melihat sepasang pengantin di sana. Bahkan Rayhan maju mendorong tubuh adiknya yang masih sangat kaku untuk berdekatan. "Jangan kaku gitu! Tubuhnya dirapatkan saja. Ikuti kata Bang Ihsan," gerutunya. "Malu ....""Bang, malu katanya," ucap Rayhan. "Sudah sah kok. Nanti hasilnya malah kayak pengantin robot," canda Bang Ihsan.Azizah mengulum senyum. Bunga yang dipegangnya
Read more
53.
"Azizah, kita shalat sunnah dulu, yuk!"Azizah yang tengah duduk di tepian ranjang segera bangkit kemudian menuju kamar mandi untuk berwudhu.Rayyan menggelar dua sajadah kemudian memasang kopiah. Sembari menunggu Azizah, lisannya sibuk berdzikir. Waktu berlalu, kini Azizah kembali. Langkahnya menuju lemari pakaian lalu segera memakai mukenah. Hal itu tak luput dari pandamgan Rayhan. Azizah lalu berdiri di atas sajadahnya. Rayyan kemudian ikut berdiri. Mereka melakukan shalat sunnah berjamaah. Kedua tangan mereka terangkat dengan do'a masing-masing. Azizah berdoa agar dia bisa menjalani biduk rumah tangga dengan baik, menjadi istri shalehah dan terus bersama Rayyan hingga maut memisahkan. Berbeda dengan Azizah, Rayyan justru berdoa agar Allah hilangkan rasa cintanya pada Sofia dan menghadirkan cinta untuk Azizah. Setelah keduanya memanjatkan doa, Rayyan berbalik lalu mengulurkan tangan yang kemudian disambut oleh Azizah. Azizah mencium punggun tangan sosok yang kini sah menjadi s
Read more
54.
"Mas, teh hangatnya."Rayhan yang sedang menatap lurus ke luar jendela. Sofia menghampiri suaminya yang mungkin tak mendengar suaranya. "Mas," tegurnya lagi. Rayhan membalikkan tubuh menghadap ke Sofia. Senyum tercipta di wajah Sofia."Tehnya."Sofia mengangkat cangkir yang berisi teh hangat itu tepat di depan suaminya. Rayhan meraih cangkir itu kemudian menyeruputnya. Mereka sama-sama terdiam sekarang. Sofia menjadi bingung akan sikap suaminya. "Ada apa?" Kali ini tangannya menyentuh pundak suaminya. Rayhan menoleh. Lago dan lagi tana senyuman. "Aku ingin kamu jujur, Sofia!"Alis Sofia mengerut. Dia tak mengerti tentang apa yang dimaksud Rayhan. "Maksud, Mas?""Kamu masih mencintai dia kan?""D-dia siapa?"Rayhan mendengus kesal. Dia kembali menatap keluar jendela. Dia merasa Sofia berusaha menyembunyikan sesuatu. 
Read more
55. Masalah Hati
"Mas, kamu masih marah?" tanya Sofia sesaat setelah Fatih tidur siang. "Aku tidak tahu.""Maaf ...."Rayhan berjalan menjauhi Sofia. Dia menatap lurus ke depan. "Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, Sofia."Rayhan sengaja menjeda kalimatnya untuk menenangkan perasaannya. "Rasanya begitu menyakitkan melihat kamu yang seolah cemburu. Aku tahu .... Tapi aku memilih diam."Rayhan menoleh ke arah istrinya yang sedang menunduk dalam. "Kamu tahu, Sofia? Aku merasa gagal mendapatkan hatimu," lirihnya yang terdengar begitu menyakitkan. Sofia semakin menunduk. Dia menyadari kesalahannya. Tapi, dia juga tak bisa menampik perasaannya."Maaf. Itu tidak akan terulang.""Aku cuma butuh pengakuan, Sofia. Bukan cinta sepihak!" tegasnya. "Bukan cinta sepihak, Mas. Sejak hari itu aku sudah berusaha mencintai kamu.""Iya, aku tahu. Tapi semua cuma sementara. Ya, kebahagiaan kita hanya sementara.""Semenjak Rayyan kembali, semua berubah. Kita kembali menjadi dua orang asing."Sofia berdiri kemudian
Read more
56
"Jangan mengkhayal saat sedang berjalan, Mas."Wanita itu tersenyum hangat. Rayyan membalas senyum indah itu. "Maaf, pikiranku sedang kalut."Azizah kembali mengukir senyum meskipun jauh di dasar lubuk hatinya penuh tanda tanya. Namun, dia urung menanyakan hal itu. Terlebih saat ini mereka sedang berada di luar. "Kamunmau kemana malam-malam begini?" tanya Rayyan nerusaha mencairkan suasana. "Aku lagi nyariin kamu. Kata Ummi, kamu belum makan ya, Mas?" tanyanya khawatir.Rayyan mengangguk. Dia merasa bersyukur mendapatkan istri seperti Azizah. Memamg pilihan orangtua adalah yang terbaik. "Tadi, mas belum lapar. Sekarang, mas jadi lapar," jawabnya seraya terkekeh dan memegangi perutnya yang rata."Mau makan?" tawar Azizah. Rayyan mengangguk kemudian menggenggam tangan istrinya. Mereka berjalan beriringan sambil bercanda bersama. Suatu pemandangan yang indah. Rayyan terus berusaha membina hubungan baik dengan istrinya. Menciptkan suasana-suasana yang membuat mereka semakin terasa
Read more
57
"Abah saya ingin berdiskusi sebentar," ucap Ustaz Luthfi pada Kiyai Jalal. Kiyai Jalal menyeruput kopi yang dihidangkan oleh Nyai Zikra-istrinya. "Soal apa?"Ustaz Luthfi menarik napas dalam sejenak kemudian mengembuskannya perlahan. "Ini soal anak dan menantuku, Abah."Ustaz Luthfi menjeda kalimatnya. Sungguh dia merasa sangat malu saat ini. Penyelesaian masa lalu tak kunjung usai. "Saya merasa gagal sebagai ayah untuk mereka."Kiyai Jalal mengerutkan keningnya. Dia belum tahu arah pembicaraan putranya."Apa keputusam untuk membawa Rayyan kembali salah? Menurut penuturan Rayhan, semenjak Rayyan kembali, hubungannya dengan Sofia sedikit renggang."Ustadz Luthfi kemudian menceritakan bagaimana keadaan rumah tangga kedua anaknya. Bagaimana Rayhan yang merasakan perubahan Sofia semenjak Rayyan kembali. Ustaz Luthfi juga menceritakan kondisi mereka saat ini. Dia terus mengatakan telah gagal sebagai orang tua."Jadi, apa yang harus kita lakukan, Bah?"Kiyai Jalal memperbaiki posisi du
Read more
58.
"Sofia, aku sudah maafin kamu. Aku tidak akan meminta lagi kamu untuk membuka hati atau apapun itu. Mari kita jalani semuanya seperti air mengalir hingga salah satu di antara kita menyerah. Lakukan semua demi Fatih." Deg. Kata-kata yang diucapkan begitu menusuk hingga ke relung hati paling dalam. Apa dia sudah menyerah?Sofia tak bisa berkata-kata lagi. Raut wajah Rayhan begitu datar. Sofia tak bisa menebak isi hati suaminya sendiri. Rayhan berlalu meninggalkan Sofia yang berdiri mematung. Dia memilih mengistirahatkan tubuh dan pikirannya meskipun sebenarnya tak bisa. "Mas ...."Rayhan memaksakan diri untuk memilih memejamkan mata. Dia sangat berharap bisa tertidur secepatnya.Panggilan Sofia begitu menyakitkan baginya. Tangannya mengepal kuat. "Aku minta maaf. Aku .... Aku butuh waktu.""Aku sudah membebaskanmu, Sofia. Lakukanlah apa yang menurutmu baik. Aku akan tetap melakukan peranku sebagai suami dan ayah yang bertanggungjawab.""Mas, aku mohon ....""Tidurlah!"Sofia menggi
Read more
59.
"Kamu sudah membuat kami malu.""Abah, nanti saja, Sofia baru tiba loh," tegur Nyai Zikrah. "Kakek tahu, semua memang tidak mudah. Tapi, ingat statusmu saat ini. Kamu itu seorang istri dan ibu. Harusnya lebih menjaga perasaan mereka," lanjut Kiyai Abdullah tanpa mengindahkan teguran istrinya. "Maaf, Kek.""Maaf, Kek, Insya Allah, Rayhan akan terus membimbing Sofia."Kiyai Abdullah menoleh ke arah cucu menantunya. Dia merasa beruntung memiliki cucu seperti Rayhan. Di saat kondisi seperti ini, dia masih mampu menahan diri dan berusaha menjaga istrinya. Padahal dia sendiri yang terluka. "Rayhan, maafkan Sofia. Kami akan terus berusaha agar pernikahan kalian baik-baik saja.""Rayhan sudah lama memaafkan Sofia, Kek. Benar bahwa dia butuh waktu. Saya akan berusaha bersabar menunggu hatinya kembali pulih."Sofia yang sejak tadi tertunduk dalam perlahan menoleh ke arah suaminya. Entah terbuat dari apa hati Rayhan sehingga dia begitu berbesar hati menerima istrinya. "Kamu harusnya tahu,
Read more
60.
"Eh, ada ustaz baru tuh," ujar Nirwana salah satu santriwati. "Masya Allah calon iman," celetuk Hafizah. Keduanya saling bersaing memuji paras Rayhan. Ketiga santriwati yang baru satu tahun berada di pondok milik Kiyai Abdullah terus memandangi Rayhan dari kejauhan. "Akan kubawa dia ke dalam do'a," imbuh Syafira. Nirwana dan Hafizah saling menyikut satu sama lain. Mereka tertawa cekikan kala mendengar perkataan Syafira. "Fokus saja sama hafalanmu. Biar ustaz ganteng itu milik kami," celetuk Hafizah. Syafira tersenyum tipis. Dia tak memperdulikan lagi ocehan teman-temannya. Rayhan terus melangkah hingga melewati ketiga santriwati yang sedang membicarakannya tadi. Seperti pada umumnya. Ketika seorang guru melintas maka para santri dan santriwati akan menundukkan pandangan sebagai tanda penghormatan. Jantung Syafira semakin berdetak kuat kala derap langkah Rayhan terdengar jelas do telinganya. Setelah Rayhan berlalu, matanya tak berhenti memandangi punggung lebar itu. "Sudah,
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status