All Chapters of Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Chapter 31 - Chapter 40
120 Chapters
31. Membuatmu Cinta
Pov. RayhanAku begitu terkejut begitu mengetahui rahasia yang selama ini dipendam sendiri oleh adik kembarku. Rayyan. Jatuh cinta dan mencintai orang yang sama adalah hal yang sangat ingin kuhindari. Aku dan Rayyan adalah saudara kembar identik. Kami hanya selisih lima menit. Sejak kecil kami selalu bersama bahkan apa yang dimiliki oleh Rayyan juga kumiliki. Begitupun sebaliknya. Kami hidup sangat bahagia. Waktu berjalan dan kami beranjak remaja. Suatu hari aku pernah menyampaikan hal ini padanya. "Ray, kamu bebas memakai.semua barang yang aku punya. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita lakukan.""Apa itu?"tanyanya. "Mencintai orang yang sama."Rayyan tertawa dengan keras. Dia menganggap apa yang aju sampaikan adalah lelucon semata. "Apanya yang lucu?" tanyaku.Dia tak berhenti tertawa bahkan dia sampai memegangi perutnya. "Kamu lucu, Han,
Read more
32. Nasihat Mbak Sarah
Semenjak keputusan dibacakan, ada rasa sesak dari dalam dada. Aku tak mengerti kenapa ini semua terjadi. Mereka benar-benar akan memisahkan kami berdua. Tak cukupkah menyiksaku dengan perjodohan ini? Memang bukan salah Mas Rayhan. Bahkan yang aku tahu dia juga memiliki gadis idaman lain, tetapi demi menuruti kemauan abinya, Mas Rayhan rela melepas gadia pujaannya dan menikah denganku. Aku tak sekuat dia. Dia dengan mudahnya membisikkan kalimat cinta. Apa dia sudah dengan gadis itu?Hari ini aku melihat kepergiannya dengan linangan air mata. Dia benar-benar telah melepaskanku. Aku duduk terpaku di dalam kamar. Bayi mungilku sedang tertidur pulas. Kupandangi wajahnya. Bukankah dia lebih mirip dengan Rayyan?Ah, tidak. Dia mirip ayahnya. Aku mengembuskan napas berat. Hari-hari kulalui begitu berat. Sangat sulit bagiku untuk melapaskan dia yang telah lama kucintai kemudian menerima dia yang baru
Read more
33. Usaha Rayhan
"Assalamualaikum," ucap Rayhan saat baru saja memasuki kamar pribadi mereka. Sofia tampak sedang bermain bersama Fatih. Akhir-akhir ini Sofia begitu aktif. Rayhan yang baru saja pulang dari mengajar di kelas santriwati mendekati keduanya. Dia begitu kelelahan dan butuh istirahat. "Wa'alaikumussalam," jawab Sofia lalu meraih punggung tangan suaminya. Rayhan memeluk tubuh istrinya begitu sayang. Dia sangat menyayangi istrinya meskipun dia tahu di dalam hati Sofia belum ada ruang untuk dirinya.Memang sakit hidup di dalam bayangan saudara kembarnya. Hanya saja dia harus bertahan dan berusaha untuk merebut hati istrinya. "Mas mau kopi atau teh?" tanya Sofia. "Mas butuh yang segar-segar saja, Dek. Cuaca lagi panas gini."Sofia mengangguk kemudian berlalu menuju dapur untuk membuatkan Rayhan minuman segar. Rayhan melangkah mendekati putra semata wayangnya. Tak terasa usianya sudah masu
Read more
34. Bunga
Pov Rayhan. Hari ini kami bersiap untuk berlibur bersama. Tempat yang kami kunjungi adalah Puncak Bogor. Aku tak pernah seperti ini. Jadi, mungkin bukan pilihan yang tepat untuk rencana bulan madu ke dua yang romantis. Ah, aku terlalu kaku dengan semuanya. Aku hanya ingin merebut hati istriku. Hanya saja, aku tak pandai dalam urusan percintaan. Kulihat tangan Sofia begitu cepat membereskan pakaian kami. Ah, aku begitu sangat mencintainya. Tak ada cela di mataku untuk tidak mencintai dirinya. Hanya saja, cintaku bertepuk sebelah tangan. Dia mencintai orang lain. Lebih tepatnya adik kembarku sendiri. "Mas?"Aku terkesiap kala wajah cantik itu berdiri tepat di depanku. Jantung ini berpacu begitu kuat. Ya, aku selalu merasakan desiran hebat saat bersamanya. Wajah indah laksana bidadari. Ya, dia bidadariku yang dikirimkan Tuhan untuk menyempurnakan agamaku. Aku tersenyum. Tangan
Read more
35. Hatinya yang Luka
"Dek?"Sofia melangkah mendekati kami. Tangannya kemudian merangkul lenganku begitu mesra. Aku terkesiap dengan sikapnya. "Ada perlu apa ya dengan suami saya?" tanya Sofia dengan tenang. "Ti-tidak. Aku .... permisi dulu."Bunga berlalu segera meninggalkan kami. Sofia mengurai rangkulannya kemudian masuk ke dalam kamar. Pandangannya mengarah ke segala sudut ruangan. Kedua sudut bibirnya terangkat."Buat aku?"Aku menunduk kemudian mengangguk lemah. "Tapi, gagal karena Bunga."Sofia tersenyum. Dia mendekatiku kemudian memungut bunga besar yang tadi terjatuh. "Ini ....""Tadi mas ingin berikan langsung, tapi semua gagal."Sofia menyerahkan buket bunga besar itu padaku. Aku kemudian meraihnya. "Mas ulangi saja yang mas ingin lakukan tadi."Aku mendadak kaku. Padahal aku sudah menyusunnya dengan baik. Hanya karena Bunga, semuanya gagal.
Read more
36.
"Apa pedulimu, Sofia?"Deg. Sofia terpaku sejenak. Bahkan kini suaminya memanggil namanya. Begitu marahnya kah dia?Air matanya luruh. Kali ini Sofia merasakan sakit luar biasa. Rayhan yang selama ini bersikap lembut padanya berubah menjadi sosok yang begitu dingin. Sofia mendekat berusaha menggapai tangan suaminya. Namun, sayang, Rayhan justru menepis tangan itu. Hancur sudah hati Sofia saat ini. Dia sungguh tak menyangka suaminya berubah begitu cepat ."Ada apa, Mas?" tanyanya dengan suara gemetar. Rayhan berbalik menatap manik mata milik Sofia. "Ada apa katamu? Bahkan kamu masih berpura-pura tidak tahu atas luka yang sudah kamu torehkan?" Sofia terdiam. "Kamu sudah sangat melukai perasaanku, Sofia. Lalu kamu masih bertanya ada apa?""Jika kamu tidak ingin menikah denganku, untuk apa kamu melanjutkan semuanya sejak awal?""Ragamu memang bersamaku, Sofia. Tapi, hatimu me
Read more
37
Dua tahun sejak kejadian itu, secara perlahan Sofia sudah mantap membuka hatinya hanya untuk Rayhan. Saat ini mereka tengah menikmati pemandangan cafe dekat dengan laut yang ada di Jakarta. Fatih kini berusia dua tahun lebih. Masa di mana bayi mungil itu sedang aktif-aktifnya berlari dan terus mengoceh. "Mas, mau pesan apa?" "Mas aja yang pesan. Kamu duduk enteng di sini!"Rayhan berbalik mencari keberadaan para waitters. Tangannya melambai memanggil seorang laki-laki muda. "Mau pesana apa, Mas?"Rayhan dan Sofia sibuk memilih menu.  Tiba-tiba seseorang datang menyapa. "Mas Rayhan?"Keduanya kompak menoleh, termasuk waitters tadi. "Raina?"Wanita dengan balutan jilbab syar'i itu tersenyum lembut. "Lama ya kita tidak pernah ketemu?"Rayhan tersenyum tapi tidak dengan Sofia. Dia sibuk memindai penampilan wanita yang ada di depannya. 
Read more
38.
Seperti biasa Sofia dan Umi Aisyah menyiapkan sarapan pagi untuk suami mereka dibantu oleh para santri ndalem. Senyum tak pernah lepas dari wajah Sofia. Mengingat kemesraan mereka semalam. Terlebih Rayhan mengajaknya untuk berbulan madu untuk kedua kalinya."Sejak tadi uni perhatikan kamu sering senyum-senyum sendiri akhir-akhir ini.""He he, tidak apa, Umi.""Bagaimana hubungan kalian?" tanya umi kembali saat mereka tengah duduk di meja makan. "Alhamdulillah kami baik-baik saja, Umi," jawab Rayhan."Seharusnya memang begitu. Sebagai sepasang suami istri, harus selalu saling mencintai dan menyayangi. Ya kan, Umi?" ucap Ustaz Luthfi."Biar kalian menua bersama dalam naungan ridho-Nya Allah," sambubg Umi Aisyah. "Aamiin," jawab mereka bersamaan. Mereka akhirnya menyantap sarapan pagi sebelum memulai aktifitas. Seperti biasaa Sofia akan mengurus dua orang yang begitu dicintainya. Rayhan dan Fatih.&nb
Read more
39.
Hari bahkan bulan telah berlalu begitu cepat. Sofia perlahan melupakan bahkan berniat mengubur dalam-dalam perasaannya pada Rayyan. Hal itu sudah disampaikan pada Rayhan. Rayhan bersyukur. Dia merasa usahanya tak sia-sia. Namun, sayang, keputusan abinya seolah membuatnya kembali merasa takut. Malam itu saat mereka tengah asyik mengobrol bersama, tiba-tiba Ustaz Luthfi membawa berita yang baginya dan Umi Aisyah adalah kabar bahagia. Tidak dengan Rayhan. "Umi, tadi bicara sama Abah, besok lusa kita jemput Rayyan pulang."Informasi yang disampaikan abinya seolah menjadi berita buruk bagi Rayhan. Dia sebenarnya sangat bahagia. Hanya saja jika.mengingat bagaimana Rayyan bisa dikirim ke pelosok membuatnya merasa takut."Alhamdulillah, Abi. Umi sudah rindu sama Rayyan. Iya, kan, Han?"Rayhan mengangguk samar. Pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran akan kehadiran Rayyan kembali. *"Abi, apa Rayyan akan benar kembal
Read more
40
Pov SofiaSemenjak kedatangan Rayyan, Aku menjadi gelisah. Aku pun sendiri bingung harus bagaimana sekarang. Seseorang yang berusaha aku lupakan kini hadir di depan mata. Kenapa dia harus kembali saat hati ini sedang berjuang keras untuk melupakan segala tentang dia lalau menerima kehadiran suamiku?Aku semakin gelisah, terlebih kami harus bertemu setiap harinya. Sama seperti di awal."Sofia, tolong buatkan teh untuk Rayyan ya?" pinta Umi. Aku mengangguk lantas segera meninggalkan keduanya. Di dalam ruangan ini, aku mengepal tanganku sekuat mungkin. Jantung ini berpacu dengan cepat. Tak ingin terlalu lama, segera kubuatkan teh manis kesukaan Rayyan. Aku tak ingin umi menaruh curiga padaku. Setelah semuanya selesai, aku segera melangkahkan kaki menuju ruang tamu. Di sana sudah ada Mas Rayhan.Aku semakin gugup dibuatnya. Tatapan keduanya terus mengarah padaku. Segera kutundukkan pandangan ini
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status