All Chapters of Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih): Chapter 41 - Chapter 50
120 Chapters
41
"Nak, lihat mas mu, dia sudah memiliki anak. Umi.jugan ingin melihatmu menikah, Nak.""Aku setuju dengan abi dan umi. Sudah sepantasnya kamu untuk memikirkan tentang pernikahan."Rayyan tersenyum menanggapi. Dia dalam hatinya dia belum siap. Bagaimana mungkin dia akan menjalin hubungan dengan orang baru sedangkan masa lalunya juga belum tuntas?"Nak, tolong, pikirkan kami berdua. Umur tidak ada yang bisa menjamin.""Umi, tolong jangan berkata seperti itu."Umi Aisyah menggeleng. " Bagaimana jika umi lebih dulu pergi? Siapa yang akan mengurusmu? Umi ingin lihat kamu bahagia, Nak."Rayyan menarik napas dalam. "Baiklah jika itu kemauan umi dan abi. Insya Allah, Rayyan manut."Utsaz Luthfi, Umi Aisyah dan Rayhan tersenyum bahagia. Mereka akhirnya bisa meluluhkan hati Rayyan.Rayhan sudah bisa sedikit bernapas. Kekhawatirannya sedikit berkurang. Rayhan menoleh ke arah istrinya yang sejak tadi memilih diam. *"Dek,
Read more
42.
Pov SofiaSemenjak kepulangan Rayyan, hatiku semakin gelisah. Aku yang belum sepenuhnya bisa berdamai dengan hati harus kembali dihadapkan pada situasi seperti ini. Rayyan rencanya akan dijodohkan dengan seorang wanita yang belum kutahu pasti siapa. Atas perintah keluarga, Rayyan menyetujuinya. Bagainana dengan hatiku? Tentu saja masih ada rasa sakit. Satu hal yang kudengar dari mulut Umi bahwa wanita itu salah satu santri ndalem yang saat ini mengandi di pesantren. Bagaimana, Nak, kamu sudah bertemu dengan calon pilihan kami?" tanya Umi Aisyah saat duduk berdiskusi. Kami kembali berkumpul di ruang keluarga untuk membahas rencana perjodohan Rayyan.Tentu saja aku ikut serta. Aku ingin menghindari kesalahpahaman antara aku dan Rayhan-suamiku. "Sudah, Umi," jawab Rayyan.Umi Aisyah tersenyum begitupun dengan Rayhan. Kecuali aku. "Bagaimana? Kamu setuju?" tanya Umi Aisyah denga
Read more
43.
Pov. Rayyan Aku pikir kepulanganku kembali ke Jakarta adalah untuk berkumpul dengan keluarga setelah tiga tahun lamanya aku mengabdi di pelosok. Kepulanganku ternyata bukan untuk itu. Kelyargaku berencana menjodohkan aku dengan seseorang yang telah lama menaruh hati padaku. Azizah. Gadis belia dengan wajah yang behitu manis dengan tutur kata yang lembut. Salah satu santei berprestasi kesayangan umi. Dia salah satu santri yang dipercaya umi membantunya mengurus keperluan makan kami sebagai pemilik pesantren ini."Azizah," gumamku. Kupandangi langit-langit kamar. Bayangan akan gadis itu tiba-tiba menari di dalam pikiranku. Ah, ada apa ini? Mengapa dia tiba-tiba hadir?Segera kutepis pikirna yang tiba-tiba muncul begitu saja. Aku tak tahu mengapa Abi tiba-tiba menjodohkanku dengan dia. Padahal hati ini belum bisa kubuka untuk orang baru. Melupakan Sofia saja aku sungguh
Read more
44.
Azizah baru saja menyelesaikan proposal.yang akan diajukan untuk dilihat langsung oleh Rayyan. Senyum tercipta di wajah cantiknya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Padahal ini hanya sebuah ulasan tentang dirinya.Dia.tak pernah menyangka takdir baik berpihak padanya. Sejak dulu lebih memilih memendam rasa pada sosok Rayyan. Kini, dia terpilih menjadi calon bidadarinya. "Rayyan," gumamnya. Dia menoleh pada sebuah buku berukuran kecil berwarna pink yang tergrletak di sampingnya. Buku inilah yang selama ini menjadi teman ceritanya. Diraihnya buku itu. Matanya menoleh ke segala arah. Setelah merasa aman, dia membukanya. Senyum kembali tercipta kala sebuah gambar tertangkap oleh matanya. "Semoga Allah meridhoi."Di tempat berbeda, Rayyan belum selesai membuat proposalnya. Hatinya masih dilanda kebimbangan yang luar biasa.Sudah berulang kali mengganti data dirinya. Dia bingung saat diminta
Read more
45.
Sebuah pergelaran acara yang begitu sederhana tampak dari sebuah rumah yang asri. Dekorasi nuansa hijau daun dan putih disertai hiasan bunga menambah keindahan. Hari ini rombongan keluarga Kiyai Jalal datang bertandang ke rumah Azizah. Suatu kehormatan bagi keluarga besar Pak Khalid selaku orang tua Azizah. Seperti mimpi, Azizah dipinang oleh cucu Kiyai Jalal yang termashur di daerahnya.Pak Khalid yang berprofesi sebagai guru agama di sebuah sekolah dasar dan Bu Annisa yang berprofesi sebagai penjual kue keliling. Banyak yang tak menyangka keluarga besar Kiyai Jalal justru memilih keluarga sederhana, bukan dari keluarga berada dan setara."Masya Allah, tidak disangka-sangka ya, Bu, Azizah justru dipinang sama keluarga Kiyai.""Benar, Bu. Saya merasa ini hanya mimpi," jawab Bu Annisa kala ditanyai oleh salah satu tetangganya.Rayyan dan Azizah kini duduk di antara kedua belah pihak. Mereka saat ini tengah melakukan prosesi lamara
Read more
46.
POV Sofia.Aku sejenak termenung kala secara tak sengaja pendengaranku menangkap apa yang dikatakan para santri tadi. "Bukannya Ustaz Rayyan punya pilihan lain? Kenapa justru memilih Ustazah Azizah? Padahal Ustaz Rayyan berhak mendapat yang jauh lebih baik. Bukan Ustazah Azizah."Kalimat itu terngiang terus di telingaku. Apa maksud mereka? Bukankah Azizah begitu sempurna di mata orang lain?Gadis cerdas, bertutur kata halus dan sangat menyayangi kedua orangtuanya. Apakah itu belum cukup untuk dijadikan pujian?Jiwa rasa ingin tahuku bangkit. Segera kudekati mereka yang sedang sibuk di dapur. "Apa masih ada yang perlu saya bantu?" tanyaku basa-basi."Sudah tidak ada, Mbak.""Alhamdulillah ya, acara lamaran kemarin berjalan dengan baik," pancingku. "I-iya, Mbak.""Rayyan pasti sudah menemukan orang yang tepat."Mereka memilih diam. Aku tak boleh kalah. Sengaja aku memancing mereka lagi. Aku
Read more
47.
"Sofia, apa kamu baik-baik saja?" tanya Rayhan saat mendapati istrinya sedang menatap dengan pandangan kosong."E-eh, aku baik-baik saja, Mas."Ella kemudian menghampiri suaminya. Diraih punggung tangan itu. Rayhan sebenarnya belum sepenuhnya yakin. Dia begitu ragu akan Sofia, akan tetapi dia memilih untuk melupakannya. Rayhan hanya ingin semua baik-baik saja. Rayhan mendekati putranya yang sedang tertidur pulas. Diciumi pipi bulan itu berkali-kali. Rayhan seolah tengah bercermin kala melihat rupa Fatih. Mereka begitu sangat mirip. Senyum tercipta di wajahnya. Sofia memandangi wajah rupawan milik suaminya. Ada denyut yang begitu terasa. Sejujurnya, Sofia jatuh cinta akan paras suaminya. Namun, karena masa lalu kembali membayanginya, dia selalu merasa tengah berkhianat. "Sayang, segitu menikmati wajah mas ya, sampai-samlai mas cerita sejak tadi malah dianggurin."Sofian terkesiap. Dia ketahuan tenga
Read more
48.
"Alhamdulillah, ya, akhirnya kita bisa mondok di sini bareng-bareng?" ungkap Ayu-sahabat Azizah sejak kecil. Gadis bermata sipit berwajah oriental itu tersenyum tipis. Dia yang lebih bersyukur saat ini. Dia yang berasal dari keluarga sederhana diberikan kesempatan menimbah ilmu di Pondok Pesantren yang terkenal di wilayahnya.Ayahnya seorang guru agama dengan penghasilan pas-pasan, sedangkan ibunya hanya penjual kue keliling. Berada di tempat ini adalah jawaban atas do'anya. Juga do'a kedua orangtuanya."Aku lebih bersyukur, Ayu. Kamu tahu kan kondisi perekonomian keluargaku? Jika dilihat, ini hanya angan yang tak akan pernah kugapai. Berkat beasiswa itu, aku bisa berdiri di sini memandang gedung yang telah melahirkan banyak temaga pendidik agama Allah."Ayu dan Azizah saling merangkul satu sama lain. Air mata Azizah terus menetes kala melihat dengan jelas pesantren impiannya. Para calon santri dan santriwati berlalu lalang hendak menuj
Read more
49.
Azizah semakin hari semakin dirundung kesedihan mendalam. Mengetahui bahwa orang yang selama ini dia idamkan ternyata mengidamkan wanita lain. Kini, dia sedang duduk di pelantaran mesjid. Mushaf di tangannya dibiarkan begitu saja. Hingga Ayu menegurnya. "Azizah?"Azizah hanya menoleh sekilas kemudian kembali menatap lurus ke depan. "Hari ini kita setoran, loh. Kamu malah santai aja.""Aku juga lagi muroja'ah, Yu," bohongnya. Ayu mengendikkan bahu. Dia tidak ingin membahas lagi. Lama waktu berlalu hingga Azizah menoleh ke arah Ayu yang tengah fokus mengingat hafalannya. "Ayu, salah nggak sih, kita suka sama seseorang?""Nggak.""Kalau gitu, salah kalau kita menyukai orang yang justru menyukai orang lain?"Ayu menghentikan aktivitasnya. Dia menoleh ke arah sahabatnya. "Kamu jatuh cinta?" tanyanya curiga. Azizah menggeleng tegas. Bisa bahaya jika Ay
Read more
50.
Tinggal tiga hari lagi. Ya, hari di mana Mas Rayyan akan datang membawa rombongannya lalu mengucapkan ijab di depan ayahku. Jangan tanya bagaimana perasaanku saat ini. Tentu saja aku merasa deg-degan. Rasa haru, sedih, bahagia bercampur aduk. Benarkah semua ini nyata? Aku tidak sedang bermimpi kan?Senyum terus terukir di wajahku. Rasa bahagia tak bisa kusembunyikan. Sebentar lagi aku akan bersatu dengannya. Dia yang telah lama kunanti.Kupandangi kembali cincin emas yang melingkar di jari manisku. Cincin pengikat yang dipasang langsung oleh Umi Aisyah. "Azizah, lagi apa, Nak?" tanya ibu saat aku tengah memandangi cincin berlapis emas ini. "Aku baru saja selesai mandi, Bu."Ibu tersenyum hangat. Dia kemudian menghampiriku. "Hari ini keluarga kita yang dari Garut akan tiba."Mataku membulat sempurna. Aku sangat bahagia saat tahu keluargaku akan datang. Ayah berasal dari Garut sedangkan ibu asli dari Cirebon."Aki dan Nini bagaimana?""Mereka nggak bisa ikut. Kamu kan tahu, Nak, m
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status