Semua Bab Harapan Cinta Sang Ceo: Bab 11 - Bab 20
61 Bab
11. Memikirkannya
Kedua tangan Jonathan membuat sebuah tumpuan untuk dagunya. Ia terlihat sedang berpikir keras. hatinya berdebar begitu dahsyat mengingat nama yang disebut oleh Bu Riska tadi. “Karin, Karina Andini. Ini nggak mungkin. Bagaimana bisa, ada nama yang sama persis dengan nama mendiang istriku. Mustahil, mustahil. Tapi …!” Jonathan mengingat lagi penggalan memori yang sempat terjadi antara dirinya dengan wanita yang dicurigai sebagai Karina itu. Ia ingat ada hal yang sangat menarik. Mulai dari perasaannya yang bilang wanita itu mirip istrinya. Juga tentang penampakan yang memang karakternya sangat mengingatkan pada Karina. Namun, tetap saja mustahil kalau itu adalah Karina. Karena Karina yang dikenalnya sebagai istri sudah berada di dalam gundukan tanah dan berharap dia bisa tenang di alam sana. “Mungkin aku terlalu rindu kamu Karin. Aku kangen banget sama kamu. Kangen juga sama Azka. Kenapa sih kalian berdua ninggalin aku gitu aja. Azka, ayah kangen kamu Sayang!” Jonathan menunduk menat
Baca selengkapnya
12. Meminta Tolong
Jonathan sedang berkeliling di area produksi. Kebetulan harus menemui Bu Riska terlebih dahulu untuk membahas bahan mentah, dan juga ingin melihat sosok bernama Karina Andini yang sudah diketahui kalau dia adalah karyawan di divisi tiga, tempat dirinya berada saat ini.Masih berjalan dan memantau semuanya. Ia juga sedang mencari sosok Karina, dan ketemu, wanita tersebut sedang duduk di kursi administrasi.Jonathan berjalan mendekat, ia berniat meminta Karina untuk mencarikan bu Riska. Namun, setelah melihat Karina menerima telepon dan berniat mengatakan niatnya tadi. Karina bangun dan terlihat sempoyongan. Spontan Jonathan menangkapanya sebelum Karina benar-benar jatuh ke lantai yang dingin dan lembab.“Karin!’ batin Jonathan memanggil. Ia menangkapnya dan berhasil.Karina sudah berada dalam pelukannya. Ia menatap sepasang mata yang tampak menyorot lemah dengan kelopak matanya seperti akan tertutup. “Hey, apa yang terjadi?” tanya Jonathan.Karina masih setengah sadar dan merasa begi
Baca selengkapnya
13. Insting dan Pertemuan
Jonathan merasa sangat tegang. Ia menahan diri agar kuat dengan apapun yang ada dalam cv itu. Benar atau tidak instingnya tentang Karina. Ia akan tetap terima. “Apa!” Sepasang mata Jonathan terbuka lebar, melihat foto cv itu. Seorang perempuan dengan senyum yang dikenalnya, rambutnya panjang dan matanya sama persis dengan mendiang istrinya. “I-ini nggak mungkin! Jadi, dia benar-benar Karina. Karina Andini istriku!” Dalam sekejap, ingatan tentang pertemuan mata, sentuhan yang tidak sengaja, dan juga beberapa momen perjumpaan yang terasa aneh namun, selalu berhasil menghadirkan rasa yang lain. “Kenapa Karin? Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu istriku. Ini jelas kamu kan sayang?” tanya Jonathan sendiri dalam kebingungannya. Ia membekap sendiri mulutnya yang ingin berteriak kesal. Ada gejolak emosi yang tumpah ingin lepas karena tidak terima dengan apa yang dilakukan Karina. “Lalu bagaimana dengan makam itu, ada nisan atas nama kamu dan juga Azka. Iya, Azka. Apa dia juga masih hidu
Baca selengkapnya
14. Perjumpaan yang mengejutkan
Azka berjalan santai di jalan setapak taman. Menuju bagian taman yang dekat dengan parkiran motor.Karina melihat anak kecil yang mirip dengan anaknya sedang berjalan sendirian. Ia pun mempercepat langkah kaki dan segera mendekat pada anak yang disinyalir adalah Azka. “Azka, kok kamu kesini. Kan ibu nyuruh buat nungguin di bangku yang ada di sebelah sana,” ucap Karina.Azka menggelengkan kepala. “Disana ada orang jahat! Aku nggak mau!”“Apa, yang bener kamu?”“Iya Bu! Dia ngajak ngobrol Azka.”“Hah … apa dia menanyakan sesuatu?” tanya Karina lagi.“Azka terlihat mengerutkan alis. “Mungkin kalau aku teru-menerus disana. Dai pasti lebih banyak bertanya. Makanya aku pergi nyamperin ibu aja!”Karina menghela nafas. Lega juga karena Azka punya pemikiran yang berani untuk pergi. “Ya udah, untung kamu ambil jalan yang bener. Kalau nggak, kamu bisa hilang di taman ini. Kalau begitu kita beli es krim ya. Kamu mau rasa apa?”Di hari minggu ini taman tersebut terlihat sangat ramai. ada banyak p
Baca selengkapnya
15. Kenyataan Yang Menyakitkan
Jonathan bukanlah pria sempurna. Pada akhirnya. Tubuhnya jadi semakin merasa lemah dan ada sesak yang menghujam dada. Ia menatap dalam diam, bibirnya menguncup dan hanya bisa membisu memandang Karina dari jauh. Dunia memang punya kisah. Akan tetapi, dirinya tidak pernah mengira kisahnya akan serumit ini. “Aku yakin itu Karina, terus anak kecil itu! Apa dia Azka? Anakku?” tanya Jonathan pada dirinya sendiri, tiba-tiba muncul rasa pusing di kepalanya. Rasanya sakit sekali. Tubuhnya yang berusaha mencari sandaran, kali ini mulai terasa begitu semakin lemah. Lehernya mulai basah karena keringat dingin. Ia sudah hampir jatuh, namun berusaha berpegangan pada pohon yang ada di dekatnya. Seorang pria melihat keadaan Jonathan yang sangat memprihatinkan. Pada akhirnya pria itu menolong Jonathan dan Jonathan hanya meminta untuk dicarikan taksi untuk pulang ke rumah.“Aku nggak perlu ke rumah sakit. Aku masih kuat, cukup carikan taksi saja!” ucap Jonathan pada pria yang menolongnya. Tanpa dik
Baca selengkapnya
16. Tidak Masuk Kerja
Siang ini adalah siang yang paling tidak terduga bagi Jonathan. Ia berjalan seperti orang yang baru belajar menggunakan kaki. Seketika urat syaraf kakinya seperti mati rasa dan lumpuh, namun ia ingin menyeretnya. Mengajak raganya agar bisa sampai di hadapan kedua orang tua dan memergoki apa yang sedang mereka bicarakan. Pak Kayren dan mama Kira terlihat senang dan mampu tertawa lepas. Ini sungguh berbanding terbalik dengan kondisi jiwa raga Jonathan saat ini. Putra satu-satunya keluarga Kayren itu bahkan tak mampu berekspresi. Hanya tatapan mata saja yang coba mewakili isi hati. Sebuah kemuakan yang ingin meledak, tepat tertuju pada orang tua yang sangat dihormati. “Sayang ya, orang yang aku kira paling peduli dan baik. Tidak lebih dari sepasang manusia yang egois,” ucap Jonathan. Sepasang matanya berkaca-kaca. Ia memang seorang pria yang sungguh pantang untuk menangis. Tapi, keadaan ini sungguh sulit.Pak Kayren dan mama Kira menghentikan gelak tawanya. Mama Kira bahkan reflek meng
Baca selengkapnya
17. Keceplosan
Karina merasa sudah melakukan kesalahan fatal. Untuk kesekian kalinya, otaknya seakan tidak bisa diajak berpikir. Lidahnya bahkan tidak sinkron dengan perasaannya untuk mengucapkan kata-kata yang seharusnya.Apa yang dikatakan tidak sesuai dengan pikiran. Harusnya Karina menolak ajakan bu Riska untuk pergi mengunjungi Jonathan di rumah sakit kota. Akan tetapi, lidahnya justru menari sendiri tanpa disuruh. Mengiyakan ajakan bu Riska untuk menjenguk bos Internusa Sandira yang bukan lain adalah suaminya.Karina saat ini sedang berada di sebuah mobil bersama dengan Bu Riksa. Ia terjebak. mau mundur juga sudah sangat terlambat. Wanita itu hanya bisa mengirim pesan pada ibunya. Jika sore ini akan pulang sedikit larut. Menjelaskan kalau dirinya menempuh perjalanan sekitar empat jam untuk mengunjungi bosnya di rumah sakit kota. Sampai juga di depan rumah sakit. Karina tidak asing dengan rumah sakit itu. Sebab itu memang rumah sakit langganan keluarga Jonathan. Pernah dulu dirinya dan suam
Baca selengkapnya
18. Pegangan Pada Arga
Sudah beberapa hari Jonathan dirawat di rumah sakit. Tiba waktunya untuk pria itu dinyatakan telah sembuh dan boleh pulang.“Padahal aku bisa pulang sendiri!” ucap Jonathan yang sudah mengganti baju pasiennya. Ia sibuk memasang kancing kemejanya dan bersiap pulang sendiri. “Jangan begitu Nak, kita kan keluarga. Sudah seharusnya Mama dan Papa kasih perhatian untuk menjemput kamu,” ucap Mama Kirana sungkan.Masih ingat betul dalam pikiran mama Kirana. Awal mula Jonathan kembali merasakan sakit kepala lagi hingga jatuh pingsan di rumah. Karena dirinya dengan sang suami yang tidak berhati-hati dalam membicarakan menantu dan cucu mereka. Ya, sekarang Jonathan sudah mengetahui kalau Karina dan Azka masih hidup. Namun, dalam hati mama Kirana. Ia yakin kalau Karina tidak akan muncul lagi dalam hidup Jonathan. Menantu dan cucunya itu pasti sudah pergi jauh. Sesuai keinginan dirinya dengan Pak Kayren saat pengusiran dilakukan. “Keluarga. Aku bahkan nggak tahu makna keluarga itu apa sekarang
Baca selengkapnya
19. Terjojo
Jonathan sudah sampai di rumahnya. Ia masih tetap bersikap dingin. Memutuskan untuk beristirahat saja di dalam kamar dan tidak mau peduli dengan kehadiran orang tua juga Laura. Laura merasa kesal karena diacuhkan terus-terusan oleh Jonathan. Padahal dirinya adalah seorang super model yang sangat sibuk, menyisihkan waktu untuk bisa menemani seseorang seharian seperti siang ini adalah hal yang sangat jarang terjadi.Akan tetapi, demi Mama Kirana yang ingin menjodohkan dirinya dengan Jonathan. Ia pun bersedia. Sayangnya, Jonathan adalah pria tidak tahu diri yang tidak bisa menghargai kehadiran wanita secantik Laura.“Apa Jonathan itu kelainan Tante?” tanya Laura tanpa pikir panjang. Mama Kirana yang sedang berada di dapur untuk mencari air minum langsung terkejut. Ia tidak mengira lidah Laura sanggup menanyakan hal demikian. “Maksud kamu? Kelainan seperti apa yang kamu maksud?” tanya Mama Kirana. “Aku rasa Jo itu tidak suka sama perempuan.”“Jaga ucapan kamu. Jonathan itu pria tulen.
Baca selengkapnya
20. Cemburu Terselubung
Karina Andini telah melalui berbagai rintangan dalam hidup. Dari waktu ke waktu, ia sungguh sudah terbiasa dengan segala keadaan yang sulit, dan yang paling sulit. Terlebih lagi saat hatinya harus menerima kenyataan. Kalau dirinya harus pergi dari kehidupan suami bersama dengan anak semata wayangnya yang masih kecil beberapa tahun lalu.“Jadi, kamu sudah punya anak? Aku pikir kamu masih gadis!” ucap Arga yang akhirnya berhasil juga makan siang bersama dengan Karina. Ia menatap wanita itu dengan penuh penghayatan. Entah apapun yang ada di wajah Karina terasa menarik untuk diperhatikan. Karina merasa risih. Ia menyadari seluruh pasang mata tertuju padanya. Mungkin karena baju seragam proses yang dipakai. dia satu-satunya karyawan proses yang ada di kantin itu. "Kok nggak dimakan?""Ehm … iya." Karina coba mengisi perutnya. Di saat bersama datang Kenneth dan Jonathan dari pintu masuk. Mereka berdua juga akan makan siang. Saat menyapu pandang ke seluruh penjuru. Jonathan melihat ada K
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status