Lahat ng Kabanata ng Harapan Cinta Sang Ceo: Kabanata 21 - Kabanata 30
61 Kabanata
21. Gosip Di Perusahaan
Kenneth segera membuka pintu mobil. Diraih dengan cepat tubuh Jonathan yang lemah. "Pak, Pa Jo! Anda kenapa bisa ada disini?"Jonathan mendengar ada Kenneth. Ia yang memejamkan mata karena takut dengan apa yang dilihat di depan mobil yang seperti sudah hancur karena benturan keras, perlahan mulai membuka mata. Lantas ia peluk Kenneth dengan begitu erat.Kenneth hanya bisa mengusap punggung bosnya. Mencoba memberikan ketenangan. Entah apa yang terjadi sampai Jonathan bisa ada di sini. Perlahan-lahan, Kenneth akhirnya berhasil membawa Jonathan masuk ke dalam kamar. Bosnya sudah mulai tenang. Ia pun duduk tepat di samping ranjang Jonathan. Menatapnya dengan sangat serius. "Sebenarnya ada apa Pak? Kenapa pak Jo bisa ada di dalam mobil? Apalagi duduk di kursi kemudi. Bukannya pak Jo masih trauma untuk mengendarainya?""Aku, aku ingin menghilangkan traumaku. Aku ingin sembuh. Sampai kapan aku harus menerima ketakutan ini. Rasanya sangat lemah dan tidak berdaya."Kenneth mulai mengerti. Ta
Magbasa pa
22. Perhatian yang Terselubung
"Apa! Tapi Bu! Saya sedang sibuk dan harus cepat pulang. Saya juga sedikit flu jadi. Saya tidak bisa ikut makan bersama dengan Pak Jo!" tolak Karina setelah dia sudah berganti pakaian. Ia telah siap untuk melangkah pulang dan keluar dari perusahaan. Berharap bisa langsung ke tempat parkiran tanpa halangan. Namun, Bu Riska memanggilnya."Ayolah Karin. Ini pak Jo lho yang ajak. Apa kamu tidak cemas kalau harus mengecewakan dia!" bujuk Bu Riska.Karina menghela nafas. Kepalanya pusing sekali. Ia merasa ini sulit. Diajak makan dengan bos yang merupakan suaminya. Bahkan mereka berdua saja belum memutuskan untuk bercerai. Entah catatan sipil menyebutkan status mereka berdua seperti apa. Yang dia tahu, acara makan ini harus dihindari.“Tapi Bu, saya sedang flu. Ini akan membuat saya sungkan sama pak Jo!” Bu Riska memindai wajah Karina. Ia tidak percaya begitu saja kalau anak buahnya itu sedang flu. Sebab seharian ini, sewaktu berada di dalam ruang proses bersama, Karina tak terlihat batuk a
Magbasa pa
24. Cemburu Yang Terhalang
Arga Dirgantara adalah anak dari Wahyu Prasetyo Adji. Dia mewakili ayahnya untuk menjadi pemilik saham nomor dua setelah pak Kayren di PT. Internusa Sandira. Jonathan juga mengetahui hal itu. Ia juga mengetahui kalau Arga menjadi pengganti sementara dirinya untuk menghandle dan mengawasi sebagian prospek perusahaan makanan tersebut. Akan tetapi, yang paling tidak disangka oleh jonathan. Setelah seminggu dirinya kembali ke kantor. Mengapa Arga tetap bekerja disini. “Jadi, Anda ingin saya angkat kaki dari sini?” tanya Arga. Kali ini hanya ada mereka berdua yang sedang berdebat.Jonathan berusaha memasang wajah yang datar. Padahal dirinya ingin sekali melayangkan tinjuan di muka Arga. Ia kesal sekali setiap kali melihat Arga mendekati istrinya. “Ya, karena saya rasa Anda sudah tidak dibutuhkan.”“Siapa bilang? Saya baru beberapa hari saja sudah membuat inovasi untuk pengolahan udang paling baru. Lalu tiba-tiba Anda mengharapkan saya angkat kaki. Oh itu tidak mungkin!”“Anda bisa mempe
Magbasa pa
24. Kabur malah ada masalah baru
Tak ada hal yang bisa dipahami selain berusaha lari. Karina tentu merasa lelah. Ia tidak mengira hidup akan serumit ini, berada di sisi suaminya yang tidak pernah bisa disentuh saja sudah terasa sangat menyakitkan, dan terpaksa untuk tetap berada di dekatnya demi uang untuk nafkah keluarganya. Semua beban itu ditanggung sendiri. Ingatan pahit tentang mertua yang ingin dirinya pergi, diusir dengan cara tidak hormat, dipaksa untuk menghilang dan diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi. Bahkan ibunya pun ikut kena getahnya. Dalam sekejap ingatan itu menyeruak, membuat air mata perlahan jatuh. Buru-buru Karina mengusapnya. Ia harus kuat, sudah sejauh ini, dan ingat juga Azka masih sangat membutuhkan dirinya baik dalam segi finansial dan kasih sayang. “Cukup, aku nggak boleh ingat lagi masa-masa itu. Aku butuh kerjaan ini, dan aku butuh uang. Semua demi Azka. Dia butuh aku!” Karina segera mengusap air matanya. Karina segera menyiapkan diri untuk masuk ke ruangan proses. Memakai atri
Magbasa pa
25. Arga VS Jonathan
Jonathan tidak bisa tidur. Ia memejamkan mata, namun mata itu memaksa untuk terbuka. Bayangan wajah Karina muncul mengganggu. Juga Arga yang sepertinya gencar sekali mendekati Karina. Sampai pagi menjemput dan matahari perlahan memunculkan sinarnya. Awan hitam kembali menghias. Tampaknya akan mendung berawan sampai hari jadi siang.Jonathan masih menunjukkan tampang yang murung. Ia terbebani dengan kedekatan Arga dengan Karina. Sampai Kenneh masuk ke dalam mobil dan ingin mengajak Jonathan bicara. “Apa kita perlu mengecek ke bagian itu, atau kita suruh orang lain saja Pak. Kebetulan hari ini kita tidak banyak pekerjaan di pabrik!” ucap Kenneth, tapi untuk beberapa saat Jonathan hanya diam. Kenneth hampir melajukan kendaraan ke jalanan. Beberapa saat diperhatikan wajah Jonathan. Hingga akhirnya ia menepi lagi. “Pak, jadi gimana apa kita perlu mengecek bahan di lapangan atau tidak?”“Apa! Kamu tanya apa?” “Akhir-akhir ini kita butuh pemasukan bahan yang banyak. Apa kita perlu menge
Magbasa pa
26. Kiriman hadiah
“Sebenarnya kenapa mereka berdua seperti memperebutkan kamu?” tanya pak Abran. Manik matanya tertuju pada arina seorang. ia lalu menggelengkan kepala karena merasa heran. “Jangan-jangan kamu udah pelet mereka berdua ya?” tanya pak Abran dengan nada tidak suka. Karina tidak langsung menjawab tapi ia sangat terkejut mendengar itu. Ia hanya menatap Pak Abran dengan melotot.“Pak Abran, jaga bicara Anda. Kenapa Anda malah marah dengan cara yang tidak terdidik!” Meninggi nada bicara bu Riska. Ia tidak terima kalau anak buahnya disangka yang bukan-bukan. “Lha, terus gimana Bu. Tadi kalau kita tidak segera datang menghampiri pak Jo dan Pak Arga. Bisa-bisa salah satu dari mereka pasti ada yang celaka! Saya nggak paham mengapa mereka berdua memperebutkan seorang Karina untuk bersedia mendatangi ruangan mereka saat jam istirahat.”Bu Riska langsung melotot ke arah Pak Abran. “Itu karena mereka sudah merasakan getaran cinta di dalam hatinya. apa Anda paham. Saya rasa Anda tidak akan mengerti k
Magbasa pa
27. Pendekatan Ulang
Bunga mawar putih digenggam oleh Jonathan di belakang punggung. Disembunyikan dengan sangat sempurna. Berjalan perlahan-lahan, hingga dirinya berada di belakang gadis yang disukai. Karina, merasakan ada sosok di belakangnya. Gadis itu pun menoleh dan melihat kehadiran Jonathan."Jo! Aku kira kamu udah pulang!" tegur Karina yang masih membereskan isi tasnya. Ia masih harus beberes, karena baru saja selesai dari ruang guru untuk menyelesaikan prakarya akhir tahun ajarannya.“Mana mungkin aku bisa tinggalin kamu!” Jonathan mendekat, ia segera mengusap pucuk kepala Karina dengan begitu sayang. “Jo, hentikan. Rambutku jadi berantakan!” Karina ingin berpaling. Namun, Jonathan mencegahnya. Telapak tangan Jonathan yang lebar dan kuat malah memaksa kepala Karina untuk menatapnya saat ini. Karina pun pasrah. Ia menatap wajah Jonathan yang selalu tampan. Lantas tersenyum dengan manis. “Ini buat kamu!” Mawar putih ditunjukkan pada Karina. Karina semakin semringah. Ia lalu mengambil mawar puti
Magbasa pa
28. Uang jajan dari Jonathan
Sebuah tempat yang panas. Matahari bersinar terang seperti biasanya. Arga mengusap peluh di leher yang terbelit ikatan dasi. Ia lepaskan dasinya dan menatap Kenneth."Kenapa harus aku? Kenapa bukan Jo yang melakukan tugas lapangan ini. Lagipula pemeriksaan detail harusnya bisa dilakukan oleh tenaga ahli," oceh Arga pada Kenneth yang mengajak dirinya siang ini memeriksa bahan dan kondisi tempat kerja bagian bahan. Juga bagian penagihan di luar kantor."Ehm pak Jo sudah mengecek semuanya tadi pagi dan pak Jo menyarankan untuk mengajak Anda juga untuk mengecek ulang agar sama-sama tahu. Namun, mendadak pak Jo tidak enak perut sehingga harus istirahat di ruangan dan tidak ikut kita!""Ah, melelahkan. Lain kali cukup orang lapangan saja dan jangan ajak aku. Lagipula disini tidak ada Karin.""Karin?""Ya Karin. Admin divisi tiga. Apa kamu kenal?""Saya!" Kenneth berpikir sebentar. "Saya pernah bertemu dengan dia beberapa kali. Namun tidak terlalu dekat. Dia hanya admin proses. Terlihat biasa
Magbasa pa
29. Memperebutkan Karina
Memikirkan semuanya membuat Karina merasa sangat pusing. Ia tidak bisa tidur malam ini. Bahkan memejamkan mata saja sulit. Uang yang diberi oleh Jonathan terlalu banyak. Tidak masuk akal kalau itu hanya untuk upah membersihkan rak berkas. Juga hadiah milik Azka. Dari siapa dan mengapa. Semuanya berebut dipikirkan mencari jawaban.Arga, seharian juga tidak tampak batang hidungnya. Mengapa mendadak sekali saat Karina ingin bertanya perihal hadiah milik Azka. Apa Arga sengaja melakukan itu. Atau memang sudah terjadi sesuatu. "Sial! Aku nggak bisa tidur!" Karina duduk di tepi ranjang. Bersamaan dengan itu, ada tangan kecil yang meraba dan mencari keberadaannya."Bu, kok nggak tidur?" Azka membuka mata, lalu bergeser mendekati ibunya. "Lho, kamu kok bangun?" Karina mendekati Azka. Mencubit pipi gembulnya yang selalu terlihat menggemaskan."Aku pengen tidur bareng ibu. Tapi ibu malah sibuk duduk. Ini udah malem Bu. Emang ibu nggak bosen siang udah duduk terus?"Karina tersenyum. Sangat ce
Magbasa pa
30. Menolak untuk bersama dengan Arga
Karina mengepalkan tangan menahan emosi. Ia ingin menampar mulut pria di depannya. Berani sekali menyamakan dirinya dengan beberapa admin produksi lain yang katanya menghalalkan segala cara untuk cari tambahan uang. Bahkan jadi selingkuhan manager atau ketua divisi pun dilakukan. "Saya tidak melakukan apapun dengan pak Jonathan ataupun Pak Arga!" jawab Karina tegas. Menatap dengan yakin kalau apa yang dikatakan memang benar.Ketua divisi itu terlihat tersenyum. Sepasang matanya menyipit merasa senang sekali. "Begitukah! Ya, kalau kamu sudah tidak dipakai sama pak Jo atau pak Arga. Saya bersedia jadi yang berikutnya. Saya tau kamu janda."Sontak Karina melotot tidak percaya. Ia tidak mengira kalau akan dipandang sebelah mata. "Sepertinya obrolan ini semakin membuat hati saya sakit. Lebih baik saya permisi!"Karina hanya bisa terisak dalam diam. Andai kebenaran bisa diungkap. Andai ia bisa bilang kalau dirinya adalah istrinya Jonathan. Andai kalau mertuanya mau menerima dirinya dan Azk
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status