All Chapters of Merebut Suami Sahabatku: Chapter 51 - Chapter 60
111 Chapters
Tak Kasat Mata
“Udah berapa lama kamu bersembunyi, Sa. Apa kamu nggak mau menjalani kehidupan yang normal seperti biasanya? Untuk apa kamu bersembunyi dari orang seperti Roy?” tanya dokter Lukman pada Lisa ketika ia mengunjungi Lisa di sebuah rumah yang terbilang sederhana.“Aku udah siap untuk muncul lagi sekarang, Luke! Aku akan membalaskan dendam atas pengkhianatan Roy dan Miranda!” ucap Lisa penuh dengan tekad.“Kamu merasa puas dan bahagia setelah membalaskan dendam?” tanya dokter Lukman mencoba mempertanyakan keseriusan Lisa dalam hal itu.“Aku hanya ingin mereka dapat balasan atas apa yang udah mereka lakukan padaku, Luke!”“Kalau memang seperti itu, aku nggak akan mencegahmu. Lakukan semua yang kamu anggap baik dan bisa membuatmu bahagia.”“Makasih, Roy. Kamu udah selalu mendukung dan menemaniku selama ini.”“Bukan masalah besar, Sa,” balas dokter Lukman dengan anggukan pelan.Lisa sudah tiga bulan tinggal di sebuah rumah sederhana yang memang terbilang jauh dari keramaian. Itu semua karena
Read more
File Penting
Lisa sudah dalam perjalanan menuju sebuah restoran untuk membuat janji temu dengan kuasa hukumnya. Hal itu ia lakukan agar masalah perceraiannya dengan Roy bisa segera selesai dan ia bisa hidup dengan tenang tanpa bayang-bayang Roy dan Miranda lagi. Namun, selama perjalanannya tadi Lisa masih terus terpikirkan tentang orang yang mengetuk pintu dan memanggil namanya dengan sangat jelas itu. Yang ketika ia liat ke luar rumah, tidak ada siapapun di sana. Merasa tidak tenang bepergian menggunakan jasa driver online, Lisa akhirnya memutuskan untuk memakai sedan jadul yang ia beli ketika memutuskan untuk pindah ke perkampungan itu. Tidak etis rasanya jika Lisa masih menggunakan mobil mewahnya. Lisa sudah berada di perkotaan, di jalanan yang biasa ia lewati dulunya. Namun sudah sangat lama rasanya jalanan ini tidak ia tempuh sehingga banyak pula yang tampak sudah berubah di sana. “Halo, Jon. Temui aku di Resto Restu sekitar sepuluh menit lagi. Aku udah dalam perjalanan ke sana,” titah Li
Read more
Janda? Tak Masalah!
“Sayang … untuk apa lagi kamu masih mencari dan memikirkan Lisa?” tanya Miranda pada Roy ketika ia sudah sampai di rumah dengan membawa perut buncitnya itu. “Itu bukan urusanmu! Yang penting aku sudah melakukan apa yang kau mau! Aku sudah menikahimu!” sahut Roy tak peduli dengan ocehan Miranda padanya itu. “Jangan bodoh, Roy! Saat kamu seperti orang gila memikirkan dia di mana dan bagaimana kabarnya, dia malah sudah move on dari kamu dan bahkan sudah mendapatkan pria muda yang lebih tampan dan pastinya lebih kaya,” ungkap Miranda lagi sengaja memanas-manasi Roy yang tengah mengetik sesuatu di keyboar laptopnya. “Apa yang sedang coba kamu katakan? Nggak usah bertele-tele, Mir!” bentak Roy pada Miranda yanag merasa kesal karena waktu bekerjanya juga terganggu dan kosentrasinya menjadi ambyar. Mira mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan seperti sedang mencari sesuatu di dalam ponselnya. Tidak lama kemudian, ia mengarahkan ponsel itu ke hadapan Roy dengan senyum mengambang dan berk
Read more
Tak Ada Alasan Untuk Menolak.
“Ada apa? Kenapa kamu teriak gitu?” tanya Roy yang merasa heran dan langsung mendekatkan kepalanya ke arah Miranda yang sedang menatap ponsel.“Kamu baca ini, Roy!” titah Miranda dan langsung menyodorkan ponselnya pada Roy.Roy yang sedikit penasaran pun mau tidak mau akhirnya mengambil ponsel itu dan membaca lagi apa yang sudah Miranda baca di sana. Tampak wajah Lisa yang sangat cantik dan sangat ia rindukan di sana tersenyum dengan manis. Namun, dapat Roy pastikan bahwa Lisa menjadi lebih kurus dari biasanya.“Apa maksud Lisa menulis semua ini?” tanya Roy heran.“Mana aku tau! Kamu nggak bodoh kan baca kata-kata yang terakhir?” Miranda menjawab dengan ketus dan bahkan mengatakan Roy bodoh.Mata Roy langsung mendelik kasar pada Miranda karena ia tidak suka ada wanita yang mengatainya seperti itu. Apalagi hanya sekelas Miranda, sang wanita simpanannya saja. Mendapati tatapan mematikan dari Roy, Miranda merasa bulu kuduknya meremang dan ia sedikit gugup saat ini.Bagaimanapun juga, Mir
Read more
Story Lisa
Miranda tercengang mendengar jawaban Roy itu dan tentu saja awalnya Miranda tidak sungguh-sungguh mengatakan semua hal itu pada Roy. Kini, ketika Roy malah menyetujui semuanya Miranda justru memasang wajah pucat pasi dan takut.“Roy … a-aku tidak serius mengatakannya. Kamu tau kan, kalau mood ibu hamil itu nggak stabil, Sayang,” bujuk Miranda lagi berusaha mendekati Roy.Namun, tangannya segera ditepis oleh Roy dengan kasar. “Bagiku, tidak ada yang tidak bisa kulakukan. Jangan mencoba menguji batas kesabaranku, Miranda!” ucap Roy dengan tegas dan beranjak dari ranjang itu.“Mau ke mana kamu, Roy?” tanya Miranda ketika melihat Roy berjalan ke luar kamar sambil tetap menenteng laptopnya.“Ke kamar sebelah! Dan jangan ikuti aku! Aku ingin sendiri malam ini!” ucap Roy dengan nada tegas dan membuat Miranda tak berkutik.Miranda hanya bisa menatap punggung Roy menghilang dari balik pintu yang mana kemudian pintu kamar itu ditutup dengan bantingan kasar oleh Roy. Tentu saja hal itu membuat M
Read more
Berbalas Pesan
Lisa mendapatkan apa yang sudah ia harapkan selama ini. Ia mengalihkan semua harta kekayaan itu atas namanya, bukan semata-mata karena ia serakah dan ingin mengambil alih segalanya dari Roy saja. Namun, seperti yang sudah ia tuliskan di sana, Lisa berusaha menjaga semua itu dari mara serakah wanita yang mengincar harta Roy. Siapa lagi yang ia maksud kalau bukan Miranda.“Ngapain Roy kasih komen-komen seperti ini di foto dan status aku? Kurang kerjaan banget dia ngeboom like dan komen,” gumam Lisa saat ia menerima banyak sekali notifikasi dari akun sosial medianya.Lisa baru saja akan bersiap untuk tidur ketika notifikasi itu masuk silih berganti dan membuatnya merasa penasaran. Hingga akhirnya Lisa membuka dan mengetahui bahwa di sana Roy sedang memberikan banyak komentar pada postingannya.[“Sa ….”]Sebuah pesan masuk ke akun Lisa dan itu dari Roy. Mungkin, Roy melihat akun Lisa sedang online dan kemudian mengirimkannya pesan.Sejenak, Lisa merasa tidak harus menanggapi pesan itu. Na
Read more
Belanja Perlengkapan Bayi
Pagi harinya Miranda bangun lebih awal dan berusaha mengambil hati Roy lagi. Ia tidak ingin Roy berpaling lagi pada Lisa dan kemudian meninggalkan dirinya yang sebentar lagi akan melahirkan. Tentu semua adalah hal yang sangat dihindari oleh Miranda karena pria tua yang menjadi sandaran utamanya selama ini sudah pergi pula meninggalkan dirinya.Mungkin, pria itu merasa bosan karena harus terus mengalah dan bersabar pada sikap serta tingkah laku Miranda. Terlebih lagi ia tahu bahwa Miranda tidak pernah mencintainya dan hanya berharap pada cinta Roy seorang.“Aku akan membuat kamu memandang padaku lagi, Roy!” gumam Miranda sambil mempersiapkan sebuah menu untuk sarapan pagi ini.Sementara itu Roy masih terlelap di kamar belakang yang semalam ia tempati dan mungkin karena terlalu lama berharap Lisa akan online lagi, Roy akhirnya baru bisa tidur sekitar jam tiga dini hari. Hal itu membuatnya masih tidur dengan sangat nyenyak meski sudah jam tujuh pagi saat ini.Yang mana biasanya pada jam
Read more
Suka Yang Bekas
“Gimana, Roy? Kok kamu malah bengong aja sih?” tanya Miranda dengan nada protes yang jelas terdengar oleh Roy.“Apanya?” tanya Roy balik karena memang ia baru tersadar tentang bayangan Lisa.“Belanja perlengkapan bayinya lah! Apalagi kalau bukan itu? Tadi ‘kan kita lagi bahas itu, Roy!” gerutu Miranda lagi.“Besok aku kasih uangnya!”“Aku nggak mau uangnya aja. Aku mau ditemani sama kamu juga, Roy!” rengek Miranda pada Roy dan semakin membuat Roy merasa gerah.“Liat besok aja deh! Kalau aku nggak sibuk, kita pergi pas jam makan siang. Besok aku telpon kalau memang bisa, supaya kami siap-siap dan aku jemput. Atau mau janjian langsung ketemu di tempat belinya aja?”Roy sebenarnya malas sekali berurusan lagi dengan Miranda, apalagi tentang segala keperluan kehamilannya itu. Ia merasa tidak tertarik sama sekali untuk beberbelanja perlengkapan bayi itu bersama dengan Miranda.Tentu jauh berbeda dengan ketika ia masih bersama dengan Lisa dulu. Roy akan langsung bersemangat ketika Lisa menga
Read more
Berdarah
“Lisa! Jaga ucapan kamu! Bagaimanapun juga, Roy adalah suami kamu. Kamu pernah cinta mati dan menikmati semua yang ada pada dirinya juga!” kecam Miranda dengan sombong pada Lisa.“Tentu saja aku nggak akan lupa semua itu, Miranda sayangku. Roy adalah suami yang sangat aku sayangi dan aku sanjung. Aku dewakan karena cintanya padaku yang tak perlu aku ragukan lagi! Tapi, semenjak dia masuk dalam tumpukan sampah yang kau tawarkan, maka habis sudah lah semua perasaanku padanya. Bukannya sampah memang harus berakhir pada tempatny?” tanya Lisa lagi dengan angkuh.“Sekarang kau menghinanya, padahal dulu kau sangat menyanjungnya!” sindir Miranda ketus.“Aku akan melakukan apa yang orang lain lakukan padaku, Miranda. Jika kau ingin melihat bagaimana sikapku padamu, maka perhatikan dulu bagaiman cara kau bersikap padaku. Aku akan berbuat baik ketika orang itu melakukan setidaknya setitik kebaikan saja padaku. Namun, sebaliknya! Aku akan membalas dengan kejam jika orang itu melukai hatiku walau
Read more
Mau Melahirkan
“Ke mana kamu akan membawaku?” tanya Miranda pada Lisa sambil berusaha menahan rasa sakit perutnya itu.Miranda menyandar pada kursi belakang dan Lisa menyetir mobil sendirian di depan. Lisa memang berkali kali tersenyum di depan, dan hal itu membuat Miranda merasa sedikit ngeri karena berpikir pasti Lisa punya niat jahat padanya saat ini.“Bukannya kamu perlu ke rumah sakit? Aku hanya akan membawamu ke rumah sakit, Miranda!” jawab Lisa dengan tegas dan wajahnya kembali berubah menjadi sangat serius.“Bohong! Kamu pasti mau melakukan sesuatu sama aku dan calon anakku ini ‘kan? Kamu nggak akan bawa kami ke rumah sakit karena kamu pasti nggak ingin anak Roy ini lahir!” tuduh Miranda pada Lisa dengan sedikit berteriak.“Bohong kamu bilang? Buang pikiran burukmu itu, Mir! Jangan karena kamu adalah orang yang licik dan penuh kebohongan, jadi kamu menganggap aku akan seperti kamu juga!” bantah Lisa terus terang pada Miranda dengan perasaan jengkel dan nada bicara yang kesal.Miranda tidak b
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status