Mistress: Dendam Wanita Simpanan의 모든 챕터: 챕터 11 - 챕터 20
136 챕터
Hal yang Dia Sembunyikan
“Anda sudah menghela napas lebih dari 5 kali pagi ini, Pak,” Erika tak segan menegur atsannya itu. “Itu bukan urusanmu,” hardik Kaisar ketus sekali. “Anda akan berangkat bulan madu sore ini, seharusnya anda merasa senang. Anda dan Nyonya akan menghabiskan waktu berdua.” “Apa kau sedang menghina?” “Tentu saja tidak. Saya hanya...” “Kalau begitu diam.” Erika langsung menutup mulutnya. Tapi bukan Erika namanya kalau tidak mengerjai Kaisar dengan tatapan mata mengejeknya. Mata yang berkedip sok polos itu, jelas saja itu membuat Kaisar merasa kesal setengah mati. “Lebih baik kau pergi kerja saja.” Kaisar menunjuk pintu ruangannya yang tertutup. Tidak ada hal yang bisa dilakukan Erika selain menurut. Dia pamit dengan membawa setumpuk kertas dan senyum merekah, masih mengejek atasannya itu. Kaisar hanya bisa mendesah melihat kelakuan sekretarisnya itu. Dia rasanya ingin sekali memecat perempuan itu, tapi tidak mungkin. Flora yang meminta agar Erika diterima sebagai sekretaris utaman
더 보기
Flora Ngambek
Bulan madu berjemaah kali ini bisa dibilang cukup sukses. Erika memang sangat piawai mengatur segala sesuatunya, kecuali satu hal. Dia tak bisa mengatur jadwal datang bulan Flora.Yes, Flora datang bulan. Lebih tepatnya tidak lama setelah rombongan mereka berangkat naik kapal dari Sorong. Dan coba tebak apa yang terjadi. Flora ngambek karena dia tidak bisa menyelam bersama hiu. Dan karena itu pula, dia ngambek dan merusak suasana liburan ini. Bahkan Queenie saja merasa sedikit kesal dengan sahabatnya itu. Apalagi yang lain, terutama Kaisar. “Berhentilah merengek seperti anak kecil hanya karena hal sepele,” hardik Kaisar terlihat marah. Wajar sih pria itu terlihat marah karena sang istri memaksa suaminya ikut tinggal di atas kapal saja. Flora melarang Kaisar terjun ke dalam laut, padahal hobi pria itu adalah menyelam alias snokling. “Aku kan gak suka sendirian.” Flora jadi ikutan kesal. “Bukannya Erika dan Queenie tadi bersedia menemanimu?” “Tapi aku pengennya ditemani sama ka
더 보기
Malam Bulan Madu
“Apa yang dilakukan pengantin baru di sini?” Suara sapaan dengan suara lembut yang sudah dia hapal, membuat Kaisar mendengkus kesal. Dengan gerakan kasar, pria itu membuang puntung rokoknya ke atas rumput dalam keadaan masih menyala. “Astaga, Pak. Kenapa anda selalu buang puntung rokok di atas rumput sih?” Erika buru-buru menginjak puntung rokok itu dengan sandal hotelnya yang tipis. Tak lupa dia juga memungut benda yang baru habis setengahnya itu dan membuangnya ke tempat sampah terdekat. Kaisar mendengkus melihat itu. Dia jadi teringat kala pertama kali Erika menawarkannya hubungan di bawah tangan alias selingkuh. Kejadiannya sama persis seperti saat ini dan di momen yang bisa dikatakan penting bagi pasangan pengantin baru. Kali lalu di malam saat dia harusnya menghabiiskan malam pertama dengan Flora. Kali ini saat bulan madu. Kebetulan yang luar biasa. “Kenapa pengantin baru bisa duduk santai di taman? Ini acara bulan madu Pak Kaisar loh,” seru Erika setelah kembali dari mem
더 보기
Malam Bulan Madu (2)
Warning!!! Adult content.“Kita harus pindah ke tempat lain,” geram Kaisar sudah sepenuhnya dikuasai oleh hasrat. Tanpa banyak bicara, Erika menarik lengan pria itu. Mereka berjalan menyusuri lorong yang berbeda dengan kamar yang seharusnya mereka tempati, membuat Kaisar sedikit bingung. “Aku memesan kamar lain yang jauh dari kamar kita semua menginap,” gumam Erika menelusupkan tangannya ke dalam gaun tidur. “Apa yang kau...” seruan bernada tanya itu terhenti ketika Erika mengeluarkan key card kamar hotel. “Aku menyelipkan di karet pinggang celana dalam ku. Soalnya gaun tidur ini tidak ada kantongnya dan aku tidak pakai bra.” Kaisar mendesis mendengar pengakuan itu. Semua itu terdengar sangat seksi di telinganya dan membuat perangkat pria itu semakin menegang saja. Itu membuat Kaisar menarik tangan Erika dengan tak sabar begitu pintu terbuka. Erika pun tak kalah bersemangat. Dia langsung melompat, memeluk Kaisar seperti koala dengan kedua kaki melingkari pinggang pria itu. Manu
더 보기
Kunjungan Tak Terduga
Bulan madu rombongan itu akhirnya berakhir. Walau tidak semua orang merasa bahagia, tapi setidaknya liburan itu cukup menyenangkan. Dan untungnya, malam itu Bima sama sekali tidak curiga. Kaisar berhasil membodohi adiknya dengan mengatakan, dia sempat menenggelamkan kepalanya di kolam renang karena stres. “Dasar gila,” itu saja yang diucapkan Bima kala itu. Alasannya absurd, tapi dipercaya. Dan kini Kaisar harus kembali ke rutinitas pekerjaannya yang biasa. “Hari ini kita akan kembali bertemu dengan distributor. Dan saya harap kali ini bukan perempuan genit yang datang.” Kaisar langsung mendonggak begitu mendengar suara Erika. Sekretarisnya itu terlihat berwajah biasa saja. Sama sekali tidak merasa kalau yang dibicarakannya itu tidak ada kaitannya dengan kerjaan. “Apakah itu penting?” akhirnya Kaisar bersuara juga, setelah diam sesaat. “Tentu saja itu penting, Pak. Saya tidak mau berbicara sia-sia, sementara dia terus mengagumi anda,” jawab Erika cukup ngegas. Dia sama sekali
더 보기
Menggoda Bima
“What?” Kaisar berteriak panik. “Mobil Pak Seno baru saja memasuki basement,” seorang pria mengulang laporannya sekali lagi. “Oh, shit.” Kaisar membanting telepon dan segera bangkit dari kursi kebesarannya. Dia perlu mencegah Erika turun ke bawah, agar dua orang itu tidak bertemu. “Mana Erika?” “Baru saja pulang, Pak.” Geraman kesal langsung terdengar. Seharusnya tadi dia tidak langsung membiarkan perempuan itu pulang. Harusnya tadi dia memastikan dulu kalau papanya tidak akan datang berkunjung. Atau memastikan jam datangnya. Padahal awalnya Kaisar sengaja membiarkan sekretarisnya itu pulang duluan karena khawatir Seno akan datang sidak mendadak. Dan sekarang hal itu jadi kenyataan, walau dia sama sekali tidak menyangka akan secepat itu. “Oh, God yang benar saja.” Kaisar menekan tombol lift turun dengan tidak sabaran. Lift yang bisa digunakan ada empat, tapi semuanya tetap harus menunggu. Ingin mengejar lewat tangga pun rasanya akan terlalu lambat karena kantornya berada di la
더 보기
Jangan Terlalu Benci
Kaisar mendesah pelan sambil menatap ponselnya. Ini sudah jam pulang kantor, tapi dirinya malah makin stress. Bermain game pun tak sanggup membuatnya tenang. “Tuan kita sudah sampai.” Kaisar mendonggak, kemudian melihat keluar jendela. Dia menatap rumah masa kecilnya dengan tidak berminat. Baginya itu bukan rumah, apalagi setelah dia menginjak umur dua tiga. Langkah kaki Kaisar terhenti sejenak di ruang tengah. Dia menatap rumahnya dengan pandangan jijik, mengingat kejadian yang tak sengaja dilihatnya dulu. “Kai. Kau sudah pulang, Nak?” Seorang wanita yang terlihat berusia setengah abad datang menghampiri Kaisar dengan senyum bahagia. Mau tidak mau, Kaisar juga tersenyum. “Hai, Ma,” sapanya menyambut pelukan hangat sang mama. “Makin hari makin ganteng saja sih anak Mama. Kok lama gak pulang sih, Sayang? Floranya mana?” “Mama tahu kenapa aku gak suka pulang ke rumah ini,” jawab Kaisar berusaha untuk lembut, tanpa menjawab pertanyaan soal Flora. Retno Ayudhia Jayantaka menghel
더 보기
Malam Pertama
“Bersikap waras Kaisar, jangan jadi orang gila.” Untuk kesekian kalinya, Kaisar batal meraih gagang pintu kamarnya. Sudah sekitar 10 menit, tapi dia tidak juga bisa masuk ke dalam kamar. Dan ini gara-gara papanya. Ya. Ucapan Seno Jayantaka saat Kaisar berkunjung tadi, sedikit banyak mempengaruhi pikiran pria 28 tahun itu. Ini yang membuat dia terus berpikir sebelum masuk kamar. Dan ketika akhirnya dia berani menekan kenop pintu, pintu itu malah membuka dengan sendirinya. Kaisar yang tak siap nyaris saja menabrak tubuh Flora yang hendak keluar. “Astaga, Kai. Kau mengagetkanku,” pekik Flora memegangi dadanya yang jumpalitan. “Oh, maaf.” Tiba-tiba saja Kaisar jadi gugup. Bukan. Lelaki itu bukan gugup karena lingerie yang dipakai istrinya, tapi karena dia tiba-tiba teringat pada perkataan Seno. Entah kenapa walau sangat membenci sang papa, perkataan pria tua itu selalu nyangkut di kepala Kaisar. Seperti sekarang ini. “Bisa menyingkir sebentar?” tanya Flora karena suaminya bergemin
더 보기
Lelaki di Kamar Erika
“Hah,” Erika menghembuskan napas melihat kaisar yang tersungkur di sebelah ranjangnya. Pria itu terlihat berantakan. Kancing pada bajunya terlihat salah karena sepertinya ada yang salah lubang kancing. Rambutnya juga berantakan dan dia juga jelas sudah mabuk. Erika melangkah mendekati bosnya itu. Dia berjongkok di depan Kaisar yang menatapnya dengan tatapan liar akibat mabuk, disertai dengan senyum aneh. Sejujurnya, pemandangan seperti ini yang ingin dilihat Erika. Dia ingin melihat bukan hanya Kaisar, tapi semua orang yang dibencinya sengsara dan hidup berantakan. Namun saat ini Erika belum puas, dia ingin melihat yang lebih dari ini. “Apa yang membuat Pak Kaisar menyusup masuk ke rumahku?” tanya Erika cukup lembut. “Aku tidak menyusup. Aku masuk dari pintu depan. Aku punya pin rumahmu, ingat,” jawab Kaisar dengan nada ceria, tentu karena dia mabuk. Dan kalimat itu membuat Erika mengerti kalau pria di depannya masuk dari lantai bawah. “Lalu apa yang membuat Pak Kaisar datang ke
더 보기
Friend With Benefit
“Aku ada keperluan sebentar. Kalian gak masalah kan nunggu dulu?” Erika bertanya dengan ponsel menempel di telinga, sambil mengantri di kasir. “Iya, gak lama kok. Paling juga 10 menitan gitu.” Kini giliran Erika yang melakukan pembayaran. “Ehm, Mbak. Ini dalaman lelaki loh,” seru si kasir sedikit malu-malu. “Itu untuk suami saya,” jawab Erika dengan senyum lebar, sama sekali tidak canggung harus membeli barang pribadi pria. Si kasir langsung memproses transaksi Erika tanpa banyak tanya lagi. Erika pun juga tidak banyak bicara lagi dan hanya membeayar saja. Para sahabatnya sudah menunggu dan dia harus bergegas. Ya. Erika memang membeli dalaman untuk Kaisar. Dia tahu ukuran pria itu dan tahu kalau bosnya tidak mungkin menggunakan celana dalam yang sama dengan kemarin. Sayangnya hanya ada classic brief di minimarket dekat penthousenya. “Non, itu ada temannya...” “Iya, Bik saya sudah tahu,” Erika memotong kalimat pengurus rumahnya. Perempuan itu melangkah dengan percaya diri men
더 보기
이전
123456
...
14
DMCA.com Protection Status