All Chapters of PESONA DUDA RUPAWAN: Chapter 21 - Chapter 30
63 Chapters
MENCOBA KEMBALI
“Kok baru pulang?”Mama langsung saja menyambut Fahira dengan pertanyaan yang sudah ia tebak sebelumnya. “Tadi ada perlu dulu sebentar, Ma. “Lepas mencium tangan Mama, Fa cepat-cepat masuk kamar. Ia tak mau ada interogasi lebih. Tak ingin pikiran bertambah kacau dengan pertanyaan-pertanyaan menyudutkan. “Fa, kamu gak marahan lagi sama Bayu ‘kan?“Tak puas dengan jawaban putrinya, mama mengikuti hingga masuk kamar. Duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan Fahira yang sibuk menyimpan peralatan mengajar. “Gak, Mah. Kita baik-baik aja.”Embusan kelegaan keluar dari mulut wanita berkulit kuning langsat itu. Melihat Fahira meraih handuk, dia memutuskan keluar kamar. Lepas membersihkan diri, kepenatan sedikit terusir dari raga itu. Tetes demi tetes air meresap memberi sensasi kedamaian tersendiri. Diraih ponsel, berharap ada pesan dari Bayu. Sepertinya dia harus kecewa sebab asa itu tak menemukan muaranya. Diletakkan kembali di atas tumpukan dua bantal. “Fa, makan dulu!”Malas seben
Read more
HARUS TAHU
Hanya saja, keputusan ini tak bisa diganggu gugat. Pergi dari sini adalah jalan mengakhiri deritanya mencintai milik orang. Selain itu juga untuk melepaskan keterikatan Aslena dari Fahira. Hari ini juga, lepas Isya, Reynan mengajak putrinya berbincang. Setelah berputar ke sana-sini, masuklah pada inti pembahasan. Dengan hati-hati disampaikan rencana kepindahan ini. “Gak mau, aku gak mau pindah sekolah!”Aslena menepis kasar genggaman tangan. Mata mungil itu membulat. Reynan sudah menyangka akan begini reaksinya. Namun, dia tak boleh menyerah sebab rencana ini sudah matang diputuskan. “Sayang, di sana sekolahnya lebih bagus. Nanti Aslena punya banyak teman lagi.”Dengan segala cara, Reynan membujuk putrinya untuk pindah ke Surabaya. Meski belum luluh juga, rayuan tetap terus dilancarkan. “Bu Fa ikut tidak?”Reynan terdiam, lidahnya kelu untuk sekedar menjawab kata tidak. Keadaan ini sama sulitnya saat dulu Aslena menanyakan kapan mama pulang. Kali kesekian, hatinya menangis. Tak te
Read more
TRAGEDI
“Bapak bohong! Papa bilang, Bu Fa akan jadi mamaku!” teriak gadis yang wajahnya masih dipenuhi air mata. Mata Aslena menyalang, ditepis tangan bayu yang hendak menyentuhnya lalu berpaling pada wanita di sebelahnya. “Ibu akan jadi mamaku ‘kan?” tanya Aslena untuk meyakinkan diri. Gadis kecil itu meraih tangan Fahira, menggoyang-goyangkannya. Bola mata itu dipenuhi harapan setinggi angkasa. Mendapati guru itu bungkam, Aslena berlari dengan deraian airmata. Tak dipedulikan panggilan dua guru di belakangnya.Gadis kecil itu berlari membawa luka yang sama saat kehilangan mama. Harapan akan pelukan seorang ibu terhempas begitu jauh. Jiwa rapuhnya tak mampu menerima kenyataan pahit ini. Dia tak mengerti mengapa dunia kejam padanya. Aslena berlari keluar gerbang tanpa menoleh kanan kiri. Mata Bayu dan Fahira berkilat saat melihat sebuah mobil melesat dari sisi kanan. Bayu mengerahkan seluruh tenaga untuk menyambar gadis kecil itu. Namun, takdir lebih berkuasa. Mobil hitam itu tanpa ampu
Read more
SESAL
Ucapan pilu itu merejam hati Fahira. Dibalas tatapan itu untuk memberi kekuatan pada jiwa. “Insya Allah mereka akan selamat. Sekarang makanlah, kalau Anda sakit siapa yang akan mendampingi mereka?” hibur Fahira. Ia kembali membalas tatapan itu lama, mengangguk perlahan untuk meyakinkan.“Temani aku makan.” pinta Reynan. Lelaki itu menggerakkan-gerakkan bola mata, menyampaikan harapan besar pada gadis di depannya. Keduanya makan dalam diam, menikmati kebersamaan untuk saling menguatkan. Sesekali melempar pandangan, kadang melukis senyuman. Perlahan debaran halus itu kembali hadir.Pria itu sangat menikmati makannya kali ini, tersebab ditemani seseorang yang telah mengisi penuh ruang hati. Perbincangan mulai mengalir setelah lama terjeda dalam kesunyian. Aliran hangat mulai menjalar memenuhi ruang-ruang raga. Ada asa tersemat kembali. Jiwa yang merapuh seakan menemukan sandaran. “Terima kasih sudah membersamaiku. Aku lebih tenang sekarang,” ucap Reynan. Fahira melengkungkan dua sud
Read more
DIUNDANG MAMA
Reynan masuk ke ruang rawat putrinya. Dibelai rambut legam yang tiga hari ini tak dirawat. Disentuh pipi yang keadaannya makin memucat. Lagi, bulir bening itu jatuh. “Bangun, Sayang. Papa rindu,“ bisik Reynan tepat di telinga Aslena. Rinai bening itu makin deras berjatuhan seiring hati yang terus memerih. Ia menjatuhkan diri di lantai, sesenggukan dengan wajah ditelungkupkan pada sisi ranjang pasein. Bayu memandangi drama pilu itu dari balik kaca. Hati seperti ditusuk ribuan jarum. Sesal itu makin menggila. Dilema pun hadir, dia tahu Aslena sangat membutuhkan Fahira. Namun, untuk melepas itu tak mungkin juga. *Seminggu setelah dirawat, Oma pulih kembali. Meski dibujuk Reynan, wanita itu tetap ngotot ingin menemani cucunya.“Biar saya yang menjaga Aslena. Kesehatan Tante juga penting supaya saat pulih, Aselna bahagia melihat omanya sehat.”Wanita tua itu tersenyum, kata-kata Fahira dengan mudah meluluhkan hatinya. Meski kecewa saat mengetahui gadis itu telah memiliki tunangan, jauh
Read more
BERJANJILAH
Setelah basa basi dilakukan, orangtua Bayu menyampaikan maksud undangannya.“Setelah mempertimbangkan banyak hal. Kami berkeinginan untuk mempercepat pernikahan menjadi bulan depan.”Seperti ada guntur menggelegar menghantam telinga Fahira. Gadis itu menoleh pada tunangan yang tengah tersenyum lebar.“Apa kamu tidak suka?”Suara datar wanita di depannya mengembalikan kesadaran Fahira. Cepat-cepat ditebarkan senyuman.“Saya senang sekali, Tante, Om.”“Syukurlah. Besok kami akan menemui orangtuamu.”“Iya, Tante.”“Hai, masa masih manggil Tante.”Fahira kembali ternganga melihat perubahan sikap wanita itu. Kali ini begitu hangat dan bersahabat.Lepas perbincangan bersama, mama Bayu mengajaknya bicara empat mata di teras samping kanan rumah. Keduanya duduk berdampingan di bangku kayu ukir, sedang alasnya dari busa super yang dilapisi kain beludru. “Maafkan mama, ya. Selama ini kurang baik sama kamu. Mama sadar kamu itu benar-benar terbaik untuk Bayu.”Wanita anggun itu memeluk calon mena
Read more
HARUS BAGAIMANA
Keesokan harinya orang tua Bayu menepati janji. Keluarga Fahira menyambut semringah calon besan yang terlihat sangat baik saat ini. Semua bersukacita kecuali dirinya.Mereka duduk di sofa krem keemasan di ruang utama. Berbagai hidangan tersaji di atas meja kaca berbentuk oval.Semua ini murni inisiatif orang tua Bayu. Pria itu sama sekali tidak meminta memajukan tanggal pernikahan. Terlebih di situasi duka Aslena. Tak ada niatan sedikit pun menyakiti mereka yang tengah menderita.Perbincangan dua keluarga mengalir hingga tiga jam lamanya. Segala tetek bengek pernikahan dibahas hingga dipastikan tidak ada yang tertinggal.Fahira mengikuti saja semua yang diinginkan dua keluarga. Apapun itu ia tak peduli. Gairahnya menurun hingga titik terendah. Diskusi ini terasa lambat di sisinya. Remasan di gamisnya sudah menciptakan kerutan-kerutan di sana.Berbanding terbalik dengan Bayu. Hari ini benar-benar indah di sisinya. Apa yang didamba bertahun lamanya akan terwujud nyata. Bersanding dengan
Read more
GOYAH
Ia sampai di masjid rumah sakit yang terletak di sisi kiri gedung poliklinik. Bangunan suci yang cukup luas ini kiranya menjadi pilihan jiwa yang sedang merapuh.Diambil wudhu, lalu bersimpuh di dalam ruangan yang tak tampak satu orang pun di sana. Diadukan segala keresahan, sakit hati, kepedihan dan lara yang entah kapan akan sirna.Satu, dua tetes bening jatuh dari netranya. Kaca mata minus itu memburam akibat terkenai air yang tak henti mengalir.Selepas sesak mereda, Reynan mulai memikirkan solusi untuk masalah ini. Tak boleh dibiarkan terus memainkan hati. Terlebih nasib Aslena juga belum jelas ke depannya.Apakah dia harus membawa putrinya ke Singapura? Selain pengobatan lebih mutakhir juga untuk melarikan diri dari permainan hati. Sepertinya itu solusi paling tepat yang harus diambil.Reynan bangkit, hatinya mantap untuk mengurus kepindahan Aslena hari ini juga.Fahira dan Bayu keheranan mendapati Reynan tak kunjung kembali. Sudah satu jam keduanya menunggu.Mereka makin bingun
Read more
KAMU WARAS
“Apa? Membatalkan pernikahan? Kamu waras?” bentak Ayah pada Fahira. Lelaki itu melotot mendengar ucapan putrinya malam ini di ruang makan. Gadis itu sudah memikirkan selama satu hari satu malam terkait hal ini. Keputusan Reynan benar-benar membuatnya hampir gila. Ia sadar betapa takut kehilangan keduanya lebih besar daripada berpisah dengan Bayu. “Sadar, Fa. Orangtuanya sudah melamar resmi, uang seserahan telah kami terima!” teriak mama yang merasa putrinya keterlaluan. Wajah itu memerah. Sendok dalam genggaman, dihempaskan kasar. Fahira tak berani menatap wajah kedua orangtuanya. Gadis itu tertunduk dalam, diremas kuat-kuat jari-jari lentik itu. Hati mulai menciut melihat amarah pria dan wanita di depannya. Farhan tak kalah kaget mendengar ucapan kembarannya di meja makan. Tak menyangka dia akan senekat itu. Meski paham alasannya, tetapi tetaplah tak masuk akal memutuskan pernikahan yang tinggal selangkah lagi.“Fa, pikirkan lagi matang-matang. Jangan terbawa perasaan sesaat saja,
Read more
LEPASKAN AKU
“Mama sudah siapkan paket bulan madu paling romantis. Supaya cepet dapet cucu. Hihihi!” canda wanita paruh baya itu melepas pelukan, menjawil hidung bangir putranya. Bayu mencoba tersenyum menanggapi candaan mamanya.“Besok Oma sama Opa mau datang, pengen ketemu sama calon pengantin. Bilang sama Fa, diundang mama ke rumah besok.”Mata dan mulut Bayu terbuka lebar. Jantungnya berdetak kencang mendapat info spektakuler ini. Kebingungan segera saja menerpa diri. Bagaimana mengatakan ini pada Fahira.*Akhirnya seluruh administrasi pemindahan Aslena ke rumah sakit di Singapura selesai. Besok mereka sudah bisa terbang ke sana. Keputusan ini telah disetujui kakek dan nenek dari pihak ibu.Asisten rumah tangga telah selesai pula mempersiapkan semua keperluan yang akan dibawa. Mereka begitu teliti untuk memastikan tak ada yang tertinggal. Reynan keluar dari ruangan Aslena. Dia kembali duduk di ruang tunggu pasien untuk istirahat barang sebentar. Jiwa raganya begitu lelah menghadapi ujian yan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status