Semua Bab Silakan Pergi Bersama Selingkuhanmu, Mas!: Bab 101 - Bab 110
140 Bab
Bab 101
"Polisi mau ke hotel ini dan membawa surat penangkapan untukku," ucap Mbak Giska membuatku tercengang.Ini benar-benar di luar kepala. Aneh saja, kenapa jadi Mbak Giska yang jadi tersangka?Aku dan Tante Soraya mendekati Mbak Gista. Kami benar-benar kaget dan tidak menyangka ini semua bisa terjadi."Terus polisi akan tangkap Mbak Giska?" tanyaku lagi."Aku belum bilang alamat hotel kita menginap," jawab Mbak Giska.Ternyata telepon belum dimatikan oleh Mbak Giska masih ada suara polisi tersebut menyapanya."Halo," ucap Mbak Giska. Ia mengangkat kembali sambungan teleponnya setelah suasana hatinya sudah tenang. "Saya akan ke kantor polisi sekarang Pak, jadi Bapak nggak usah ke sini." Mbak Giska ingin menyerahkan dirinya, padahal Ia tidak bersalah.Kemudian telepon pun terputus setelah Mbak Giska berjanji akan datang."Kita kantor polisi sekarang atau kalian nggak perlu ikut juga nggak apa-apa." Mbak Giska merapikan kerudungnya dan meraih tas kemudian menaruh ponsel ke dalamnya."Mbak,
Baca selengkapnya
102
Kami bergegas ke ruangan ICU di mana tempat Airin dirawat semalam. Aku dan Tante Soraya mengayunkan kaki setengah berlari. Ini semua supaya bisa cepat-cepat membebaskan Mbak Giska. Aku yakin semuanya ada di tangan Airin. Ia yang tahu semuanya karena sempat bilang bahwa ada yang menyuruh preman itu."Bukankah Airin akan dipindah setelah 2 jam observasi?" Tante Soraya ingat itu, ucapan dokter yang semalam menemui kami."Kita coba dulu ke ruangan ICU nanti suster pasti akan memberikan keterangan lebih lanjut," jawabku.Setelah tiba di depan ruangan ICU. Aku melihat dari kaca, suster yang tengah merapikan tempat tidur pasien bekas Airin."Udah nggak ada, Tante," ucapku."Astaga ini pasti Udah dipindahin sama Helen," ucap Tante Soraya.Aku dan Tante Soraya terdiam sambil memegang pelipis. Kami bingung harus mencari ke mana Airin.Kemudian aku berinisiatif untuk bertanya pada suster jaga."Sus, maaf, boleh tahu pasien yang bernama Airin dipindah ke mana?" tanyaku padanya."Oh bu Airin. Maaf
Baca selengkapnya
Bab 103
Suasana semakin mencekam, Mbak Giska selalu disudutkan oleh Helen. Sedangkan tante Soraya dan aku juga ikutan tersulut emosi mendengar tiap kata-kata yang diucapkan Helen.Hingga satpam rumah sakit ada yang menghampiri kami bertiga. Lalu mengusir kami untuk menyelesaikan masalah di luar rumah sakit."Masalah kita belum selesai ya, Helen," ancaman Tante Soraya."Anda yang cari masalah bukan saya, ya!" Jari telunjuk Helen menunjuk ke arah Tante Soraya. "Ingat saya bukan orang sembarangan, yang seenaknya bisa diancam!" Aku membuang muka dari tempat Helen berdiri."Cukup, kalian selesaikan di luar, saya bilang selesaikan di luar!" tegas seorang sekuriti.Kemudian kami sama-sama keluar rumah sakit. Sementara Helen, ia langsung masuk ke mobilnya yang sudah terparkir di depan. Ia pergi begitu saja, tanpa menjelaskan di mana keberadaan Airin."Percuma ngomong sama Helen, Iya nggak bakal ngaku. Maling tidak akan mengakui kesalahannya sampai terbukti bersalah," tuturku pada Tante Soraya."Iya,
Baca selengkapnya
Bab 104
"Kan tadi aku udah bilang Eric yang suruh, calon suamiku," jawab Yunna lebih meyakinkan.Aku kembali menoleh ke arah Tante Soraya. "Gimana, Tante? Kita ikut Yunna?" tanyaku padanya."Mumpung Mbak Helen sudah pergi dari sini," ucap Yunna.Ternyata ia tahu bahwa Helen tadi ke sini. Itu artinya Yunna tidak sekongkol dengan Helen."Baiklah, aku akan cerita di sini biar kalian percaya," ucap Yunna.Kemudian ia mengalami pas lalu meraih ponsel yang ada di saku celananya."Aku hubungi Mas Eric dulu ya, biar dia nggak nungguin," ucap Yunna.Kemudian ia menghubungi Eric dan bicara dengannya. Aku dengar apa yang ia katakan. Yunna berpesan padanya supaya sabar menunggu aku dan Tante Soraya ke tempatnya.Selepas menghubungi tunangannya, Iya kembali bicara pada kami."Jadi Mbak Sella yang memintaku untuk ketemu Giska, ia sempat mendengar adiknya, yaitu Helen, berbicara dengan seseorang. Kamu tahu Mbak Helen membicarakan apa?" Aku menggelengkan kepala, begitu juga dengan Tante Soraya. Kami benar-b
Baca selengkapnya
Bab 105
Aku melanjutkan perjalanan ke arah yang Yunna tunjukkan. Mungkin ia adalah perantara Tuhan untuk membantu permasalahan yang kami hadapi ini."Terima kasih Yunna kamu telah melindungi Airin. Aku yakin calon suamimu itu mempunyai alasan membawa Airin pindah dari ruangan ICU," ucapku.Namun Yunna hanya tersenyum jari telunjuknya menutup mulutnya sendiri. Aku paham, kami disuruh tidak banyak bicara, khawatir ada yang mendengar.Sebelumnya kami sudah berpikir Helen yang menyembunyikan Airin. Bahkan aku sempat berpikir nyawa Airin sudah dihabisi oleh Helen. Sebab tertangkapnya Mbak Giska menunjukkan bahwa ini adalah suatu rekayasa. Ditambah pengakuan Airin yang belum sempat ia katakan pada kami. Aku yakin ia mau bilang bahwa Helen lah yang bersalah.Sepanjang jalan kami tidak bicara, tapi pikiranku ke mana-mana. Bercabang memikirkan bagaimana membawanya ke kantor polisi jika untuk mengatakan semuanya. Sebab, ia baru pulih dari operasi. Itu pun masih harus berbaring dan diinfus.Aku harap
Baca selengkapnya
Bab 106
Aku memasang mata untuk membaca begitu juga dengan tante Soraya iya begitu serius menatap ke buku itu.Aku membaca tulisannya Airin mengatakan bahwa ia mendengar salah seorang preman mengatakan, "Bu Helen telepon, angkat nggak?" Aku menanggapinya seperti itu dalam tulisan Airin. Itu artinya saksi kunci ada pada Airin, pantas saja ya dibuat bisu oleh para brandal itu. Yang dikatakan Mas Firman benar, bisu yang dialami oleh Airin pasti kesengajaan. Namun yang dituduhkan malah Mbak Giska. Wanita yang benar-benar baik dan rendah hati. Hanya saja kemarin sempat menutup diri untuk memaafkan pria dan perempuan yang telah menyakitinya.Aku mengalah napas lega, akhirnya bisa membawa Mbak Giska pulang ke Jakarta. Janjiku padanya untuk mengeluarkan ia dari sel tahanan bisa aku penuhi."Kita ke kantor polisi sekarang bawa buku ini sebagai bukti," ajakku ke Tante Soraya.Namun Tante Soraya terdiam, iya tidak menanggapi ucapanku. "Mikir apa lagi, Tante? Mbak Giska pasti udah tersiksa berada dalam
Baca selengkapnya
Bab 107
"Akhirnya kamu datang, Nurma, jujur saja, aku mencemaskan Giska," ungkap Mas Firman. Iya sangat antusias melihat kedatangan kami."Kalian rebahan aja ya, jangan bangkit dari sandaran kalian itu masih perlu istirahat yang banyak," pesanku padanya.Manusia itu kadang mudah berubah. Yang baik bisa jadi jahat dan sebaliknya, yang jahat bisa berubah jadi baik. Beruntunglah orang yang masih diberi kesempatan untuk berubah, apalagi orang yang tadinya jahat kini menjadi baik karena satu hal yang ia temui.Kaki ini melangkah ke arah Mas Firman dan Airin. Aku dan Tante Soraya serempak dan kompak menuju ke tengah-tengah mereka.Pertama aku menyoroti Mas Firman. Kemudian berpindah memandang Airin."Penuh perjuangan berada di sini. Alhamdulillah kita dipertemukan. Jujur aku ingin berterima kasih pada kalian, walaupun Mbak Siska belum keluar dari tahanan, tapi setidaknya dengan kami temukannya kalian di sini, aku sudah cukup tenang, karena tadi kami berdua sempat putus asa, mikirnya kalian tuh dise
Baca selengkapnya
Bab 108
Ketukan pintu itu pun terdengar aku segera berteriak memberikan izin untuk masuk. Ada dua orang petugas yang datang keduanya menghampiri kami.Mereka menyodorkan tangannya dan bersalaman pada kami semua. Termasuk pada Mas Firman dan Airin.Sebelumnya aku memberikan informasi bahwa Airin hanya bisa menjawab dengan anggukan atau dengan menulis apa yang ingin dia jawab."Baik karena saya sudah mengetahui kondisi saudari korban. Yang memang harus saya interogasi sebagai saksi juga. Kami memulai pertanyaan pertama. Saudari Airin, apa perampok itu langsung mengincar Anda dan teman Anda yang satunya?"Pertanyaan pertama sudah terlontarkan oleh polisi. Airin pun menganggukan kepalanya. Kemudian ia menggerakkan mulutnya seperti orang yang bisa mengeluarkan suara saja. Padahal kami tidak mendengar dan mengerti apa yang ia bicarakan.Kasihan Airin tidak bisa mengutarakan apa yang ingin ia katakan."Pak, sepertinya Airin ingin menceritakan sesuatu lebih baik memakai buku dan pulpen saja," saranku
Baca selengkapnya
Bab 109
"Oh ya, Mas. Perkenalkan saya Nurma, ini rekan saya Eric dan Yunna."Aku menyodorkan tangan dan kami semua berjabat tangan sebagai salam perkenalan."Boleh saya bicara sesuatu dengan kalian? Jujur saya sangat prihatin sebelumnya, atas kejadian yang menimpa saudara Anda, turut berduka cita juga atas meninggalnya salah satu korban. Saya ke sini karena berinisiatif untuk membantu korban, sebagai bentuk kepedulian saya terhadap sesama manusia. Kecelakaan yang menimpa kedua korban sangat menguras simpatik saya, sebab menurut saksi yang saya tanya ini bukan kecelakaan tidak disengaja, tapi merupakan rekayasa," ungkapnya membuatku berdiri dengan serius.Inikah yang dinamakan doa terkabul pada waktu yang tepat? Tiba-tiba datang seseorang saat kami tengah buntu, dan orang itu pun berinisiatif membantu."Kita bicara serius bagaimana di kantin atau di mana gitu?" tanyaku padanya."Boleh, kita bicarakan ini di kantin, biar lebih nyaman," jawabnya."Sebentar, saya meminta izin pada Tante saya dulu
Baca selengkapnya
Bab 110
Kemudian, Eric menyingkirkan tong sampah tersebut. Ternyata ada pria yang tempo hari kami pergoki memantau segala kegiatan kami. Ya, laki-laki tersebut adalah orang suruhan Helen."Bawa aja sekalian ke kantor polisi, dia laki-laki yang waktu itu dilepaskan Mbak Giska, siapa tahu bisa membantu menemukan titik terang tentang Helen juga," usulku pada Eric.Kemudian wartawan itu membantu Erik menyekap lelaki yang tadi bersembunyi di balik tong sampah. Kami membawanya ke mobil untuk diserahkan ke kantor polisi.Dikarenakan kami membawa pria itu. Akhirnya aku dan Yunna terpisah mobilnya. Kami berdua menggunakan mobil yang dikendarai oleh Pak Heru, sopir kami. Sementara Erik Heri dan pria yang kami tangkap tadi berada dalam satu mobil.Sepanjang perjalanan aku dan Yunna turut cemas. Khawatir pria tadi berlaku nekat pada Eric dan wartawan yang kami bawa.Namun penuh dengan rasa syukur, ternyata kekhawatiran kami hanya berlebihan saja. Mereka tiba di lokasi dengan aman.Kemudian kami turun dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status