All Chapters of Balas Dendam Yang Salah: Chapter 11 - Chapter 20
38 Chapters
SAH
Bab 11 Balas DendamSahTangan Karina melayang ke dada telanjang Alvis. Ia terus menghantamkan kepalan kedua telapak tangannya ke sana. Sementara Alvis hanya tersenyum menanggapinya. Menerima pukulan di tubuhnya, yang ia anggap bentuk cinta dari sosok istri yang baru ia sahkan saat Karina tak sadarkan diri kala itu. "Berhenti!" serunya, saat ia melihat sosok Karina yang tubuhnya mulai limbung. Ia segera keluar dari kendaraanya, dan menghampiri Karina. Yang tubuhnya sudah tergeletak di tepi jalan. Ia menggeleng lemah, lalu segera membopong tubuh lemah Karina. "Dasar bawel. Kenapa kau sangat keras kepala, Karina." Alvis berjalan menuju mobil, dan sopir membukakan pintu untuknya. Alvis segera masuk, dan memangku tubuh Karina. Ia menarik nafasnya dalam satu helaan panjang. Saat menatap lekat wajah pucat Karina. Tangannya bergerak perlahan, menguap puncak kepala Karina. Dan, senyuman terulas di wajahnya. "Kita pulang, Pak. Aku harus segera menikahinya, sebelum ia menjadi milik orang
Read more
Koleksi
Bab 12 Balas DendamKoleksiAlvis tersenyum melihat wanita yang baru saja ia nikahi itu terus mengigau. "Kau ini pingsan atau tidur sih, gadis cantik. Hmm, sepertinya aku menyukainya. Astaga, secepat itu aku jatuh hati padanya." Saat membopong tubuh lemah Karina, Alvis tak berhenti menatap wajah cantiknya itu. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas secara perlahan. Kedua bola matanya bersinar. Hingga sampai di atas ranjang, perlahan Alvis meletakkan tubuh istrinya. Membelai surai panjang yang berwarna coklat dan bergelombang itu dengan sangat lembut. Lalu meninggalkan satu ciuman dari ujung bibirnya ke kening Karina. "Aku yakin kau wanita yang setia, Karina. Tetaplah tinggal, sampai aku usai membalaskan dendamku. Setelah itu, kita akan menemui kekasihmu, untuk menjelaskan semua yang terjadi. ❣❣❣❣❣"Kenapa kau lakukan itu padaku? Kenapa!" raung Karina, dalam dekapan Alvis. "Seharusnya kau bersyukur, bukan? Aku sudah bertanggung jawab atas perbuatanku?" "Aku tidak mau menikahi pri
Read more
Terbuai Dalam Sandiwara
Bab 13 Balas DendamTerbuai Dalam SandiwaraKarina sontak membuang muka. Saat ia melihat sosok Alvis yang masuk ke dalam kamar tersebut. Pria itu membuka lemari, kemudian melirik sekilas istrinya dan kemudian keluar lagi. "Hai! Kembalikan tasku!" teriak Karina seraya melemparkan bantal yang telah Antini kembalikan ke atas kasur lagi. Namun, pria itu tidak menggubrisnya sama sekali. Karina semakin kesal dibuatnya. Ia mengacak-acak kasur itu kembali. Dan tiba-tiba perutnya terasa lapar. Ia menoleh ke baki yang ada di atas meja. Dengan terpaksa, lapar yang sudah menguasainya itu mendorong langkahnya mendekat ke sofa. Lalu ia menjatuhkan bobotnya ke sana dan menarik baki berisi nasi beserta lauk pauknya. "Ya Tuhan, aku memang kelaparan. Menyedihkan sekali hidupku. Makanan ini sangat enak, tapi tak terasa apapun. Karena bagaikan di penjara rasanya," gerutunya lirih. Ia menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Ia memang sangat kelaparan. Jika tak segera mengisi perutnya dengan makana
Read more
Airmata Karina
Bab 14 Balas Dendam Airmata Karina Karina tak menjawab apapun. Tapi, sorot matanya menggambarkan isi hatinya. "Be mine, and I will be yours," bisik Alvis sekali lagi. Karina masih terdiam dengan bibir yang sedikit terbuka dan nafas yang terengah. Tanpa sadar, ia menggoyangkan tubuhnya, saat Alvus menekan tubuh bagian tengah mereka yang sedang menyatu. Pria itu memejamkan matanya, seraya melumat lembut bibir Karina. Beberapa menit kemudian, mereka terdiam bersama, dalam satu pelukan. "Apa ini, Tuhan. Kenapa denganku? Aku merasakan nyaman yang begitu mendamaikan. Dia sangat baik melakukannya. Aku tak merasakan sakit sedikitpun," bisik hati Karina. Tubuhnya masih tertindih tubuh kekar Alvis. Pria itu masih terlihat gemetaran. Bahkan seakan tenaganya habis, setelah mereka berdua mencapai puncak bersamaan. "Tuan, bisakah kau menyingkir dari tubuhku? Kau sangat berat untukku," ucap Karina, yang semakin lama semakin ia rasakan beban berat menimpa tubuhnya. Alvis tersenyum, lalu perl
Read more
Sosok Alvis
Bab 15 Balas DendamSosok AlvisAlvis menghela nafasnya cepat. Lalu beringsut dari atas ranjang. Ia membuka lemarinya dan mencari pakaian. Karina mengamati pria yang merupakan suaminya itu dengan seksama. Ia banyak berharap, pria itu akan mengabulkan keinginannya. Tapi, hingga Alvis usai mengenakan pakaiannya. Pria itu kembali mendekati Karina. Lalu menangkup wajahnya, dan menempelkan kedua bibir mereka. "Aku akan kabari kamu lagi nanti, ya. Nenek sudah menungguku di rumah sakit. Mungkin aku tidak akan pulang. Kamu, nyenyakkan tidurmu. Esok pagi, bangunlah dengan semangat dan bahagia. Aku akan menemuimu lagi esok pagi. Ingat, sambut aku dengan senyuman termanismu. Juga penampilan terbaikmu, mengerti," ujarnya, seraya menyugar surai coklat milik istrinya. Karina tercengang. Gurat senyum yang mengembang sontak berubah garis datar dengan mata yang mengembun. "Aku pergi dulu, jika butuh sesuatu. Ada Mbak Antini di rumah, panggil saja dia." Pria itu kemudian melangkah pergi. "Tidak! A
Read more
Ilusi Karina
Bab 16 Balas DendamIlusi KarinaAlvis tersenyum lebar, dengan mulut yang terbuka. Lalu berjalan mendekat, memegang dagu lancip milik istrinya itu. Sekejap, ia kembali menempelkan kedua bibir mereka. Karina sepertinya telah meracuni pria dingin nan tampan itu. Memberikan candu akan nikmat tubuhnya bagi si pria yang Karina anggap, penjahat. Tatapan mereka beradu dengan deru nafas yang hangat menyentuh kulit wajah mereka. "Sabarlah, kau akan mendapatkannya kembali, nanti. Aku ingin kau sehat terlebih dahulu. Dan menjadi nyaman di tempat yang seharusnya kau sukai. Kau mengerti?" bisik Alvis, seraya mengusap bibir sensual istrinya menggunakan jempol tangannya. "Tapi aku aku memintanya sekarang, Tuan," paksanya sekali lagi. Alvis memejamkan matanya rapat. Dengan satu helaan nafasnya yang panjang dan terdengar berat. Ia sontak melepaskan tangannya dan berdiri tegak di hadapan Karina. Kedua tangannya ia simpan di saku celana chinosnya. Karina terus menatap pria yang memang harus ia akui
Read more
Permohonan Karina
Bab 17 Balas Dendam Yang SalahPermohonan Karina Karina masih tercengang dengan sosok yang menciumi tubuhnya. Dengan nafas yang menderu di dadanya, ia mencoba mengerjapkan kedua matanya. Menyadarkan dirinya yang seakan bersama kekasih hatinya itu. "RI-Richard?" gumamnya lagi. Rambut basah dengan mata yang terpejam, pria itu terus melancarkan serangannya mencium leher Karina dengan buasnya. Bahkan ia masih mengenakan pakaiannya meski kini telah basah kuyup akibat tersiram kucuran air shower. Tubuh Karina gemetaran, ia tidak yakin dengan yang ia lihat. Dan, saat pria itu menarik kepalanya lalu menatap Karina lekat. Karina membuka bibirnya dengan wajah yang sangat terkejut. "Kamu!" sentaknya seraya mendorong tubuh itu kuat. "Jangan menolakku, sayang," balas Alvis yang sudah menarik tangan Karina kuat. Tubuh polos Karina kembali berada dalam dekapan suaminya—Alvis. Dan, wanita itu tak bisa lagi menolak cumbuan mesra dari lelaki yang memang suaminya itu. Bahkan kini ia mengerang, s
Read more
Terjebak
Bab 18 Balas Dendam Yang SalahTerjebakAlvis berdiri dari hadapan Karina dan membuka lemarinya. Lalu menukar pakaiannya dengan piyama. Kemudian kembali mendekati Karina, dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Tidurlah, aku akan mengatur waktu yang tepat untuk kau bertemu dengan mantan kekasihmu itu," ujar Alvis yang sudah menggunakan kedua tangannya sebagai tambahan bantal untuk kepalanya. "Sungguh?" pekik Karina dengan kedua bola mata yang bersinar. Wanita itu sangat terlihat bahagia. Ia sontak merangkak dengan cepat dan memeluk suaminya itu dengan sangat erat. Alvis tercengang, tapi membiarkan Karina melakukannya. "Terima kasih, aku tak akan menuntut apapun padamu, Tuan. Asal kau biarkan aku pergi dari hidupmu," ujar Karina. "Hmm, menyingkirlah dari tubuhku. Jika kau tak ingin hidup bersamaku," ucap Alvis dingin. Karina tersentak, dan sontak menarik tubuhnya agar menjauh. Lalu ia beringsut dari kasur. Lalu turun dan duduk di atas sofa. Susah payah ia ingin merebahkan tubuhny
Read more
Kamu Istriku
Bab 19 Balas Dendam Yang SalahKamu IstrikuAlvis terbahak dalam hati. Ia kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Karina menatap punggung pria yang membawanya dalam lelap tidur penuh kehangatan. "Bodoh! Seharusnya aku tak perlu tidur. Aku harus terjaga sepanjang malam. Astaga, apa aku menggodanya semalam?" rutuknya dalam hati. Ia masih meremas-remas selimut yang menutupi tubuh polosnya. Ia melirik lingerie yang semalam ia kenakan. Tergeletak serampangan di bawah lantai. Gemericik air dari dalam kamar mandi membuatnya ingin sekali membasahi tubuhnya yang tiba-tiba menjadi panas dan gerah. Tapi, ia menunggu suaminya keluar dari tempat itu. Dan, saat pria itu keluar dengan bertelanjang dada. "Damn it! Astaga! Kenapa denganku?" batin Karina meracau. Melihat tubuh basah Alvis, dengan sisa-sisa air dan aroma sabun yang begitu menggoda. Libidonya terusik dan meronta. Karina mencebik, lalu menggulung tubuhnya menggunakan selimut. Dan turun dari ranjang untuk segera b
Read more
Rasa
Bab 20 Balas Dendam Yang SalahRasaAlvis memindai seluruh bagian tubuhnya yang bisa dijangkau dengan tatapannya. Namun, ia tak mendapati ada yang aneh pada dirinya. Ia Pun kembali menatap istrinya yang masih terkikik dengan bibir yang terbungkam."Ka!" panggil Alvis sedikit memekik. "Iya, Mas… eh, Abang Alvis. Oh salah, kurang pantas. Bagaimana kalau Kak Alvis. Ya ampun… semua itu tidak pantas untuk menyematkan dalam panggilan untukmu, Tuan." Karina dengan senyum polosnya kembali terkikik seraya membungkam mulutnya. Alvis mencebik, dan melanjutkan melepaskan pakaiannya. Sementara Karina membanting tubuhnya ke kasur sebab, masih terbahak. Alvis tak menghiraukannya. Ia menatap istrinya dari cermin dilemarinya. Bahkan ia mengagumi wanita yang kini sedang menampakkan wajah cantiknya dengan tertawa lepas. Tidak seperti beberapa hari yang berlalu. Dia selalu tampak murung dan terus saja marah-marah. Alvis hanya tersenyum menatap istrinya melalui cermin di hadapannya. "Berapa usiamu, Tu
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status