Semua Bab ISTRIKU DISIKSA SAMPAI GILA: Bab 11 - Bab 20
61 Bab
Pindah Rumah
"Di luar di mana?" Aku bangkit dan menengok kaca jendela, tak ada siapa-siapa kecuali kak Yogi yang sejak tadi memang sedang duduk di teras."Ya udah ya udah kita pindah sekarang ya Lus, kita bawa baju kita keluar."Lusi mengangguk lalu menempel di punggungku. Segera kubawa dia keluar.Bruk. Kakinya menabrak ujung kursi hingga Lusi jatuh di dekat kaki Kak Yogi."Awas hati-hati." Kak Yogi hendak meraih istriku tapi cepat ditepisnya oleh Lusi."Pergi! Pergi kamu!" Lusi berteriak sambil melotot ke arah Kak Yogi.Cepat kutenangkan dia. "Lusi Lusi tenang, tenang dulu."Lusi malah semakin ketakutan hingga keluar keringat dingin, napasnya juga mendadak tersengal-sengal sepeti habis lari maraton."Lusi kenapa? Dia Kak Yogi suaminya Kak Tuti," ucapku panik.Tetapi Lusi malah membuka pagar rumah dan berlari menjauhi kami. "Lusi mau kemana?" Aku setengah berteriak dari teras."Kenapa istrimu itu San?"Aku menggeleng kepala, tanpa sempat menjawab ucapan Kak Yogi aku segera mengejar Lusi."Lusi
Baca selengkapnya
Tega Kalian
"Memangnya kenapa, Pak?""Lula belum membayar SPP selama 6 bulan, Mas."Aku terperangah. "Enam bulan?""Iya, Mas."Kurang ajar, selama ini ibu dan Kak Tuti rutin meminta uang padaku katanya untuk bayaran sekolah Lula, mana jumlahnya pun tak sedikit tapi sekarang apa? Lula belum bayaran sekolah selama 6 bulan?"Berapa biaya perbulannya, Pak?" Aku bertanya lagi."350 ribu hanya SPP, Pak."Aku kembali diam.Selama ini ibu bilang uang SPP Lula 500 ribu per bulan, belum lagi uang buat beli buku paket dan lain-lain makanya setiap bulan kukirim mereka uang 4 juta rupiah, kuniatkan untuk biaya sekolah Lula dan untuk makan anak istri serta ibuku.Tapi kenapa ibu gak bayar SPP Lula selama 6 bulan? Lalu mereka kemanakan uangnya? Apakah cuma habis dimakan begitu saja? Gak beres, mereka semua emang gak beres."Ya sudah saya nanti biar saya bicarakan dulu sama keluarga yang lain ya, Pak.""Baik Mas, oh ya dan untuk Dara semua laporannya bagus hanya dia sekarang lebih sering izin tidak masuk," tutur
Baca selengkapnya
Mereka Semua Busuk
Blak. Kak Noni menginjak kaki Dara hingga sontak mulut anak itu tertutup rapat. Dari sanalah baru kusadari mungkin Dara sudah keceplosan omongan."Apa tadi katamu? Ayo ulangi lagi," tanyaku kemudian.Dara dan Kak Noni pias di tempatnya. Sementara ibu cepat mengalihkan isu."Udah jangan bertengkar terus kasihan Lusi."Aku melirik sebentar ke arah beliau. Wah hebat sekali, ibuku ini memang sangat hebat bersandiwara pantas saja anak-anaknya gak bener semua."Biarin Bu, si Sandi ini emang udah tergila-gila sama perempuan gila ini, jadi wajar kalau sekarang dia buta!" sembur Kak Noni kemudian.Aku menyeringai, "istriku gak gila, apa kalian denger? Istriku enggak gila! Perlu kutegaskan berapa kali lagi hah?""Dan kalian," lanjutku dengan tatapan tajam pada Dara."Siapapun kalian yang sudah menyiksa Lusi hingga begini, pasti akan kuseret kalian ke penjara!" tegasku.Wajah ibu dan Kak Noni kembali pias. Aku segera melangkah membawa Lusi pergi tapi suara ibu kembali menghentikanku."Sandi."Ak
Baca selengkapnya
Siapa Yang Lenyapkan Anakku?
"Apa?" Lusi ikut bangkit dan ketakutan mendengar suaraku yang menggelegar.Meski Lusi sedang sakit dan bahkan mereka bilang dia gila tetapi aku sangat percaya pada semua ucapannya, aku sangat percaya itu.Lusi tak mungkin berbohong apalagi mengarang cerita."Abang jangan marah." Lusi memelukku.Aku cepat mengusap wajah dan mengatur napas, ya Tuhan entah kenapa sekeras apapun aku mencoba bersikap tenang tetapi saat mendengar hal-hal yang membuatku syok aku tetap saja terpancing emosi, atau semua ini memang wajar? Mungkin karena aku sangat menyayangi anak dan istriku."Abang bukan marah sama Lusi, Abang marah sama mereka yang sudah memukul Lusi dan Yassir." Aku kembali memelankan nada bicaraku seraya mengelus rambutnya.Lusi lalu terisak-isak di dadaku. Akhirnya malam itu aku pun kembali terlelap dengan pertanyaan yang masih menggantung di kepala.Siapa yang sudah berani pukul Yassir? Apakah ucapan Lusi benar? Yassir dipukul hingga ia tak bernyawa? Tapi kenapa semua orang bilang Yassi
Baca selengkapnya
Betina Itu Yang Membunuh
Akhirnya kuredam emosiku lagi. Kutarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan-lahan.Lagi pula aku tidak boleh membuat onar atau kegaduhan di dalam rumah karena Lusi bisa bangun dan kembali ketakutan lagi."Oke, sekarang katakan! Katakan semua yang kalian tahu tanpa kalian tutupi sedikitpun," ujarku ketika aku sudah merasa lebih baik.Lula menarik napas pelan sebelum akhirnya ia bicara. "Kak Sandi, sebetulnya Yassir tidak mati tenggelam, tapi karena dibunuh sama Kak Tuti," bisik Lula di dekat telingaku.Refleks tanganku mengepal hebat hingga kulihat dengan jelas buku-buku jari tanganku memutih pucat."Dibunuh? Jadi benar anakku dibunuh?" Mataku membulat ke arah Lula.Lula mengangguk ragu-ragu sambil sesekali menatap mataku yang sedang menyemburkan bara api."Dengan cara apa anakku dibunuh? Apa Yassir dipukul?" tanyaku lagi, masih dengan tatapan menyilet ke arah Lula."Iya bener Kak Sandi," jawabnya disertai anggukan kepala yang kesekian kalinya.Biadab! Kakakku yang selama ini k
Baca selengkapnya
Saksi Kunci
Dara dan Lula saling menatap."Apa itu artinya Lula harus mengkhianati Ibu?" tanya adikku kemudian.Aku mengibaskan tangan sambil menggeleng kepala, kubuat suasana lebih santai agar anak-anak remaja ini tak terlalu ketakutan berada dalam masalah besar seperti ini.Aku lalu mengajak kembali mereka duduk."Duduklah kalian!"Ragu-ragu tapi akhirnya mereka mau duduk kembali."Begini, akan ada dua keuntungan yang kalian dapatkan saat kalian berada di pihak kami dan membantu Kakak mengungkap kejahatan ini."Mereka menatapku dengan raut tak paham."Kenapa? Apa kalian masih bingung?"Mereka mengangguk kepala tanpa bicara apa-apa."Oke, jadi kalau kalian mau membantu Kakak mengungkap masalah ini, keuntungan pertamanya adalah kalian akan Kakak jamin tetap lanjut sekolah sampai lulus, baik Lula maupun Dara, semuanya sama, surat DO itu Kakak pastikan gak akan berlaku lagi untuk kalian."Mereka berdua menarik napas berat seraya tetap menyimak."Kedua, kalian gak akan Kaka seret ke dalam penjara me
Baca selengkapnya
Periksa
Cepat ku cek bagian urat nadinya dan syukurlah ternyata masih berdenyut."Lusi? Bangun."Ia pun kembali membuka mata."Lusi ngantuk, Bang," ucapnya pelan seraya kembali memejamkan mata.Aku mengembuskan napas lega, kupikir Lusi kenapa entah apa yang terjadi padanya tadi, aku sendiri sampai takut dibuatnya.Kupegang tangan Lusi perlahan, kubisikan padanya kata sayang dan cintaku, aku berharap dengan melakukan hal itu istriku bisa terus mengingat bahwa aku selalu ada di sisinya sekarang.Tetapi saat aku tengah dengan tenang bicara di dekat telinganya. Ia kembali berteriak."Yassi ... r, Yassi ... r tunggu Nak, Bunda ikut."Secepat kilat Lusi lalu bangkit dan menerobos membuka pintu kamar."Lusi mau kemana?"Kukejar ia, rupanya Lusi pergi ke dapur."Lusi ... tunggu!"Dret. Langkahku berhenti mendadak pada jarak sekitar 1 meter dengannya tatkala kulihat Lusi sudah menodongkan pisau ke arahku."Lusi apa yang kamu lakukan? Tidak baik main pisau, ayo kembalikan ke tempatnya," ucapku perlahan
Baca selengkapnya
Menagih Uang
"Kalau dia tetep gak mau berangkat? Kamu tahu sendiri kan gimana dia? Si Sandi sayang banget sama istrinya, entahlah, istri nemu di panti asuhan aja sok belagak kayak nikah sama ratu."Aku terhenyak mendengar ucapan ibuku, beliau bilang Lusi adalah istri yang kutemui di panti? Ya memang benar tapi apa perlu orang tua seperti beliau mempermasalahkan hal itu? Memang kenapa kalau menantunya itu adalah anak dari panti asuhan? Salah? Dosa besar? Tentu tidak bukan?Selama anaknya bahagia, bukankah harus nya orang tua ikut bahagia?Apalagi Lusi bukan tipe wanita yang muluk-muluk dan banyak gaya, Lusi adalah wanita sederhana, meski ia sudah menikah denganku ia tak pernah sekalipun meminta hal-hal aneh yang di luar batas kemampuanku.Lalu sebetulnya mau ibuku itu apa?"Harus mau, karena dia gak punya pilihan lagi, kita harus buat si San-" Ucapan Kak Tuti tiba-tiba berhenti, aku mengerutkan kening, setelah menunggu beberapa detik suara Kak Tuti tak terdengar lagi aku pun menengok ke atas dan be
Baca selengkapnya
Kemana Istriku Pergi?
Aku buru-buru memakai jaket yang baru saja kulepas itu lalu berlari ke sepanjang jalan gang rumah. Namun hasilnya nihil, lagi pula kalau Lusi memang pergi mencariku ke jalan itu harusnya tadi aku juga bertemu dia di jalan."Apa mungkin dia jalan ke gang arah belakang rumah?"Tanpa pikir lagi, aku pun berlari menyusuri jalanan tiap gang dengan perasaan panik bercampur takut, aku takut sekali jika sesuatu terjadi padanya. Sementara itu di atas sana kilatan petir tiba-tiba saja menyambar-nyambar menambah kekalutan.Lusi tidak ada di mana-mana, aku sudah mencarinya hampir satu jam lamanya.Aku kembali ke rumah, berharap Lusi sudah ada di sana, tapi ternyata aku salah, mana mungkin juga Lusi pulang sendiri dengan mudahnya.Lalu kemana dia pergi sekarang?Apa jangan-jangan Lusi dibawa oleh keluargaku? Diculik misalnya, karena tadi sore aku sempat berseteru dengan ibu dan kak Tuti.Ya benar, bukan tak mungkin mereka melakukan hal itu pada istriku, mereka sangat nekat dan kejam bukan?Sekali
Baca selengkapnya
Datang Ke Panti
Aku terhenyak tatkala Kak Tuti mengatakan selingkuhan gila. Selingkuhan gila siapa yang dia maksud? Apa yang dimaksudnya adalah istriku?Tapi selingkuhan bagaimana maksudnya?"Kamu itu nanya apa sih Tuti? Makin kesini kamu aneh aja." Akhirnya Kak Yogi kembali meninggikan suaranya."Oh jadi kamu gak ngerti apa yang aku tanyain, Mas? Beneran kamu gak ngerti? Oke biar kuperjelas. Aku nanya sama kamu Mas, di mana kamu sembunyikan si Lusi itu?"Aku menyeringai, benar dugaanku, yang dimaksud Kak Tuti memang Lusi, tapi kenapa Kak Tuti bilang istriku selingkuhan suaminya?Apa itu bener? Apa jangan-jangan Lusi dan Kak Yogi emang ada main selama aku di Taiwan? Ah astagfirullah. Aku cepat-cepat mengusap wajah, aku datang ke sini bukan untuk berpikir buruk soal Lusi, melainkan untuk mencari keberadaannya."Aku 'kan udah bilang Tuti, aku gak sembunyiin si Lusi, aku juga gak tahu dia di mana, dia hilang aja aku baru tahu karena adikmu tadi ke sini," tegas Kak Yogi.Pertengkaran mereka di waktu dini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status