Semua Bab DOSA TERINDAH: Bab 61 - Bab 70
476 Bab
Bab 61
“Kamu tidak sedang memanfaatkan keadaan kan, Van?” tanyanya dengan tatapan menuntut pada Ivan.“Apa maksudmu, Supri?” Ivan menatap tak mengerti.“Aku lihat apa yang baru saja kamu lakukan padanya. Ingat, Van. Dia istri Adam. Kamu mau menghancurkan persahabatan kita?”Oh, God. Kurasa Supri telah salah paham. Mungkin ia mengira tadi Ivan sedang menyentuh rambutku atau mungkin membelai rambutku.“Kamu salah paham. Kita bicara di sana.” Ivan membela diri kemudian mengajak Supri menjauh.Aku menutup pintu kamar dan mengganti pakaianku. Semoga Ivan bisa menjelaskan dengan baik pada Supri agar dia tak salah paham.🍁🍁🍁Suasana perkebunan kopi milik Ivan membuatku takjub. Berkali-kali aku berhenti ketika berpapasan dengan pemetik kopi di tengah-tengah perkebunan. Sesekali aku juga ikut memetik biji-biji kopi dari pohonnya. Memilih buah yang sudah berwarna merah lalu memasukkannya ke dalam keranjang-keranjang yang dibawa oleh para pemetik. Sungguh, dari semua rangkaian kegiatan reuni selama
Baca selengkapnya
Bab 62
“Kamu juga tau bakalan turun hujan?”Ia mengangguk.“Kenapa nggak ngajakin balik?”“Aku nggak tega lihat kamu seantusias itu.”“Tapi akhirnya bikin kita terkurung di sini, dengan kondisi basah kuyup pula,” protesku.Hening sesaat, aku memandangi hujan yang tak menampakkan tanda-tanda akan reda.“Kalau hujannya nggak reda juga gimana?” gumamku khawatir.“Ya, kita nginap di sini. Berdua.” Senyumnya usil.“Jangan bercanda, Van!”Ia terkekeh.“Aya, kamu nggak berniat melanjutkan kuliah?”Aku terdiam sesaat, sebenarnya aku tak terlalu suka membahas hal seperti ini. Tapi entah mengapa kali ini aku malah menjawab.“Aku sudah nggak kepikiran kesitu lagi, Van. Toh aku juga sudah menikah dan punya kegiatan mengurus butik kecilku.” “Adam juga nggak nyuruh kamu lanjut kuliah?”“Dulu Mas Adam pernah nawarin, tapi aku nolak. Fokusku setelah menikah hanya ingin meringankan beban ibuku. Aku juga buka butik dengan modal dari Mas Adam, niatnya hasil butik untuk bantu biaya sekolah adik-adikku agar mer
Baca selengkapnya
Bab 63
“Kalau kamu bertanya apa aku bahagia. Sejujurnya, selama tiga tahun bersamanya aku belum tau seperti apa rasa bahagia itu. Yang aku tau, aku akan selalu merasa senang saat Mas Adam memperlakukan ibuku dengan sangat hormat dan menyayangi adik-adikku dengan tulus. Meski hatiku sendiri kering kerontang, bahkan retak karenanya.”Aku berhenti sejenak.“Aku rasa kamu juga sudah menyaksikan semuanya. Memang seperti itulah hubungan kami. Apa yang kamu lihat selama ini, itulah yang terjadi setiap hari sepanjang pernikahan kami. Aku bukan tak menyadari jika perlahan-lahan mentalku akan rusak dengan semua kekerasan verbalnya, tapi sekali lagi aku tak kuasa untuk menghindar. Seandainya saja aku bisa memutar waktu, mungkin aku akan memilih menolak dijodohkan dengannya waktu itu.”Ivan kembali menoleh, lalu membetulkan letak jaketnya yang menutupi tubuhku.“Kalian dijodohkan?”Aku mengangguk. "Papanya Mas Adam adalah sahabat baik ayahku. Papa memilih menjodohkan Mas Adam denganku karena waktu itu M
Baca selengkapnya
Bab 64
PoV IvanEntah setan apa yang sedang merasukiku sehingga dengan lancangnya aku mendekati Cahaya, istri dari sahabatku sendiri. Awalnya memang aku terkejut sekaligus senang ketika tau Cahaya Kirana, gadis yang dulu kutaksir itu datang ke acara grand opening salah satu coffeeshopku. Lalu kemudian aku sedikit kecewa ketika mengetahui jika sosok yang telah lama kucari itu ternyata sudah menikah, bahkan ia menikah dengan sahabatku sendiri, Adam Haidar.Namun, yang kutemukan di hari pertama aku bertemu kembali dengan Cahaya justru hal yang aneh. Aku masih ingat bagaimana Adam seolah mengabaikannya, lalu yang paling membuatku heran adalah ketika Adam tanpa segan selalu merendahkan istrinya sendiri dengan kalimat-kalimat sarkasnya. Di hari pertama bertemu Cahaya waktu itu, aku memberanikan diri menyusulnya ke toliet coffeeshopku ketika merasa ia sedang menahan tangisnya atas perlakuan tak biasa dari Adam padanya.Cahaya Kirana, gadis ceria dan aktif yang dulu kukenal kini terlihat berbeda. Ki
Baca selengkapnya
Bab 65
Setelah kejadian di bandara, aku mulai memberikan perhatian-perhatian kecil pada Cahaya. Sejujurnya aku merasa tak nyaman, tapi aku lebih tak nyaman lagi ketika mengetahui jika Adam sama sekali tak menghubungi Cahaya setelah kejadian itu. Ada rasa amarah yang timbul dalam hatiku ketika menyadari betapa Adam telah menyia-nyiakan wanita yang kukagumi ini. Maka perhatian kecil seperti membelikan salep untuk kakinya yang terkilir, mengiriminya makanan dan mengirim pesan menanyakan kabarnya adalah tindakan yang kulakukan untuk sekedar menghibur Cahaya. Aku selalu megusahakan wanita itu tersenyum ketika berada di dekatku, aku sungguh tak suka melihat mendung yang selalu nampak di wajah cantiknya.Kurasa aku sudah mulai tak waras karena setelah tiga hari berada di Makassar waktu itu, aku meninggalkan urusan proyek perusahaaanku di sana dan mendelegasikannya pada orang kepercayaanku hanya karena ingin segera kembali dan bertemu dengan wajah yang kini setiap saat selalu mengganggu pikiranku it
Baca selengkapnya
Bab 66
Serasa ada ribuan jarum yang menusuk ulu hatiku saat membaca pesannya itu. Padahal aku sadar bahwa aku memang sudah terlalu jauh masuk ke dalam hidupnya. Maka untuk kali pertama aku menyatakan isi hatiku padanya, meski hanya lewat pesan.Aku menyukaimu.Dan hari ini adalah puncak dari segala tindakan bajinganku. Hari ini adalah hari dimana aku merasa sangat bersalah pada sahabatku.Aku mencium kening Cahaya. Di dalam pondok kecil di tengah perkebunan kopi. Di saat kami sedang sama-sama dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan.Tak hanya ciuman di kening. Sebelumnya aku juga dengan lancang menarik kepala wanita yang baru saja menceritakan suka duka hidupnya itu padaku. Aku begitu tersentuh saat Cahaya bercerita bagaimana perjuangannya untuk bertahan selama ini, padahal dia selalu mendapatkan kekerasan verbal dari suaminya. Ada perasaan lega yang tersirat dari wajahnya ketika ia menceritakan semuanya. Mungkin karena dia sudah terlalu lama memendam sendiri rasa sakitnya. Itulah yang me
Baca selengkapnya
Bab 67
“Ay ....”Aku mengetuk pintu kamar Cahaya. Kini tinggal aku dan Aya yang masih berada di villa ini karena semua peserta reuni sudah pulang setelah terakhir mobil Supri meninggalkan parkiran tadi. Selain aku dan Aya, hanya ada Pak Mul dan Bik Jum, pasangan suami istri yang menjaga villa ini yang terlihat sedang merapikan dan membersihkan villa. Tadi aku sudah memberi uang tip pada mereka berdua untuk mengapresiasi pekerjaan mereka yang bertambah karena kegiatan reuni ini.“Sudah siap?” tanyaku setelah pintu kamar Cahaya terbuka. “Kita pulang sekarang, ya, sini kopernya biar aku yang bawain,” lanjutku lagi.Cahaya menyodorkan gagang kopernya padaku, tapi kemudian kembali menariknya. Aku mengeryitkan keningku menatapnya.“Bibir kamu kenapa berdarah, Van.”“Oh ini. Nggak apa-apa, Ay. Cuma kecelakaan kecil. Sini kopernya.” Aku kembali hendak meraih kopernya tapi Cahaya kembali memundurkannya.“Pipi kamu juga lebam. Habis berantem?”“Nggak, Ay. Tadi kejedot pintu.”“Sebaiknya diobatin dulu
Baca selengkapnya
Bab 68
“Aya ...”“Mas Adam sudah salah menitipkanku padamu. Mas Adam sudah salah karena percaya padamu. Antar aku pulang sekarang, dan lupakan semua yang tadi terjadi, Van. Anggap tak pernah terjadi apa-apa.”“Bagaimana mungkin aku melupakan ciuman pertamaku pada orang yang kusukai.”Dia memejamkan mata.“Seharusnya itu tak pernah terjadi. Kita berdua sudah menghianati Mas Adam.”“Aku tau itu salah, Ay. Aku tau itu dosa. Tapi aku tak bisa berhenti, aku sudah sampai sejauh ini. Jika nanti aku tak bisa lagi menahan diriku, bertahanlah sekuat yang kamu bisa agar dosa yang lain tak lagi ada. Aku tau mencintaimu adalah dosa, Aya. Dosa terindah.”***Sepanjang perjalanan pulang dari puncak, Cahaya lebih banyak diam. Dia hanya sesekali menjawab singkat saat aku bertanya padanya. Aku tau, wanita itu sedang berperang melawan hatinya. Aku tau, wanita itu sedang dikuasai oleh rasa bersalahnya atas apa yang tadi terjadi di perkebunan. Aku tau, wanita itu ... juga menyukaiku. Aku bisa melihat itu dari ta
Baca selengkapnya
Bab 68
Beberapa kali aku harus menghentikan mobilku di tengah jalan karena harus menjawab beberapa panggilan telepon penting. Sebenarnya banyak pekerjaan penting yang harus kutinggalkan demi kegiatan reuni tim basket ini. Padahal kegiatan reuni ini berawal dari ideku sendiri.Entah dapat bisikan dari mana waktu itu saat mengikuti taksi yang membawa Aya, setelah malamnya kami menginap di House of Coffee, aku merasa masih harus mengikutinya sampai ke rumahnya. Pada saat itu aku merasa tak tega membayangkan Aya yang harus kembali berhadapan dengan Adam. Hingga akhirnya aku mencari cara untuk bisa datang ke rumah Adam pagi itu juga. Maka, hal yang terlintas dibenakku waktu itu adalah usul untuk mengadakan reuni tim bakset, dan aku langsung mengirim pesan pada Adam ketika ide itu muncul.Aku mengusulkan ide reuni tim basket ini hanya untuk bertemu seseorang. Cahaya Kirana.Akhirnya beginilah hasilnya, aku harus meninggalkan beberapa pekerjaan pentingku demi terlaksananya kegiatan reuni yang beras
Baca selengkapnya
Bab 69
Aya terdiam sesaat, tapi kemudian menyetujui. Tak ada pembicaraan lagi setelah itu karena ternyata Aya tertidur di kursinya selama sisa perjalanan hingga tiba di rumahku dan aku memarkirkan mobil di garasi. Aya masih terlihat tertidur lelap, membuatku tak tega membangunkannya. Aku justru memilih diam sambil memperhatikan wajahnya yang terlihat damai dan tenang.“Cantik,” gumamku.Sementara mataku tak bisa mengalihkan pandangan dari bibir mungilnya. Sungguh sangat sulit mengendalikan otak ini agar mengalihkan pandangan dari sana. Ah, Cahaya. Kamu masih semenarik dulu, semenggemaskan dulu, mampu membuat otakku tak bisa berpikir jernih, sama seperti saat aku dengan beraninya mengirimu cokelat dan setangkai bunga waktu itu. Aku tak memgerti apa yang ada dalam pikiran Adam sehingga dia menyia-nyiakan mahluk Tuhan yang sangat menarik ini. Padahal, seharusnya pria itu adalah orang yang paling beruntung bisa memiliki wanita ini. Seandainya saja aku bisa menggantikan tempatmu, Adam Haidar. Tak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
48
DMCA.com Protection Status