“Aya ...”“Mas Adam sudah salah menitipkanku padamu. Mas Adam sudah salah karena percaya padamu. Antar aku pulang sekarang, dan lupakan semua yang tadi terjadi, Van. Anggap tak pernah terjadi apa-apa.”“Bagaimana mungkin aku melupakan ciuman pertamaku pada orang yang kusukai.”Dia memejamkan mata.“Seharusnya itu tak pernah terjadi. Kita berdua sudah menghianati Mas Adam.”“Aku tau itu salah, Ay. Aku tau itu dosa. Tapi aku tak bisa berhenti, aku sudah sampai sejauh ini. Jika nanti aku tak bisa lagi menahan diriku, bertahanlah sekuat yang kamu bisa agar dosa yang lain tak lagi ada. Aku tau mencintaimu adalah dosa, Aya. Dosa terindah.”***Sepanjang perjalanan pulang dari puncak, Cahaya lebih banyak diam. Dia hanya sesekali menjawab singkat saat aku bertanya padanya. Aku tau, wanita itu sedang berperang melawan hatinya. Aku tau, wanita itu sedang dikuasai oleh rasa bersalahnya atas apa yang tadi terjadi di perkebunan. Aku tau, wanita itu ... juga menyukaiku. Aku bisa melihat itu dari ta
Baca selengkapnya