All Chapters of Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya: Chapter 141 - Chapter 150
190 Chapters
Terimakasih Sayang
"Pinter masak juga percuma kalau gak jujur, buktinya tuh si Pipit keciprit berani ngambil-ngambilin duit dari warung kamu, pantesan 'kan kata kamu juga pendapatan warung akhir-akhir ini menurun terus, tahunya digondol sama si Pipit keciprit," balas Kak Alfa lagi sambil menjebik-jebikan bibirnya.Aku menegakkan bobot, "eh iya, soal itu jadi kalian juga udah tahu? Katanya si Pipit lakuin itu buat anaknya, bener emang?" "Hiiih apaan? Kata kesaksian si Kahla perawat hamidun itu, si Pipit keciprit sengaja ngambilin duit kalian buat dikasih tuh sama si Kahla, katanya sih itung-itung duit buat biaya kehamilan gitu, 'kan entar anaknya mau dikasih ke si Pipit, jadi si Pipit harus tanggung jawab dari sekarang, gitu," ujar Kak Alfa lagi panjang lebar.Aku terkejut sambil menggeleng-gelengkan kepala, "gile, si Pipit emang ya bener-bener stres, anaknya siapa malah mau dijadiin anakku, hih amit-amit, Ya Allah terimakasih untungnya Engkau masih mau selamatkan hamba," gumamku pelan."Makanya itu kam
Read more
Ngambil Baju
"Gak apa-apa bongkar aja, buang bila perlu," jawabku enteng."Issshh kalau nanti teh orang tua si Pipit ke sini gimana atuh? Maen buang aja Aa mah ah."Aku nyengir, "ya kalau sewaktu-waktu mereka ke sini mau ngambil barang-barang si Pipit tinggal bilang aja udah gak ada, udah dibuang jauh-jauh, gitu."Asmi geleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya dibantu olehku, Asmi pun mulai mengeluarkan semua baju-baju si Pipit dari dalam lemari sampai gak sengaja sesuatu terjatuh dari lipatan baju itu."Ini apaan ya, A?""Coba Aa lihat."Kuambil benda itu dari tangan Asmi, sebuah amplop berwana cokelat yang ternyata isinya adalah beberapa lembar foto."Aih foto siapa ini?" Mata Asmi melebar saat mendapati foto masa lalu aku dan si Pipit ada di sana."Ciee yang fotonya masih disimpen sama mantan cieee," kata Asmi lagi. Bercanda tapi mukanya ditekuk haha.Perempuan mah gitu kali ya, cua cie cua cie padahal dia sendiri cembokur alias cemburu haha."Dih amit-amit meningan disimpen sama monyet daripada sam
Read more
Hasjun Hilang
"Gua numpang ke wc dong San, kebelet nih," katanya lagi."Wc di bawah rusak," sahut Asmi ketus. Ia pasang wajah asem banget."Elah, ya di atas dong Sayang, gitu aja pelit amat sih," celetuknya sambil beranjak pergi tanpa tahu malu."Dih amit-amit bapakmu Poppy, udah tua bukannya tobat malah makin edan.""Iya Poppy juga kesel banget Om, makanya meningan Papa pergi aja dah yang jauh daripada di sini malu-maluin," gerutu si Poppy."Udah ah, Neng ke kamar duluan ya A, mau lanjut beresin lemari," timpal Asmi."Iya Sayang, Aa di sini dulu sampe itu si Anggara Buaya turun.""Hmm."Asmi dan Poppy pun kembali ke kamar tamu, sementara aku duduk di sofa depan nungguin si Anggara kembali dari toilet atas. Soalnya kalau gak ditungguin bahaya, takutnya dia kelamaan di atas, atau dia turun malah nyuri barang-barang kami 'kan repot."Dah tuh, makasih ye San." Si Anggara berhambur keluar sambil melambaikan tangannya. Dih sok cool banget, dah tua juga. Dasar buaya kere.Lihat si Anggara turun tadi a
Read more
Nyariin Hasjun
"Hasan lagian tadi ngapain bapaknya si Mia ke sini?" Kak Alfa nanya."Mau minta duit.""Hah duit? Duit buat apaan?""Buat ke Bandara katanya, dia mau pergi kali.""Idih stres emang tuh orang, duit buat ke bandara aja gak punya." Kak Alfa bergidik."Tapi kalau misal bapaknya si Mia yang bawa Hasjun pergi, Hasan kok gak lihat dia bawa apa-apa saat dia pulang? Si Pipit pun gitu, bahkan Asmi dan si Poppy juga lihat sendiri, dia pulang gak bawa Hasjun," ujarku lagi.Semua orang nampak mikir serius."Terus kalau bukan mereka siapa lagi Hasan? Kita udah ubek semua sudut rumah loh, dan Hasjun emang beneran gak ada," sahut Kak Alfa.Asmi makin terisak."Ajuun ajuun kemana, Sayang?" "Tenang atuh Sayang tenaang." Ibu mertua usap-usap punggung Asmi."Ya udah kalau gitu, daripada kita penasaran, bener apa enggak si Pipit yang bawa Hasjun, lebih baik Hasan ke sana sekarang aja mumpung belum kemaleman," usulku.Asmi menoleh dengan mata merah."Aa teh yakin? Aa gak akan kenapa-kenapa?""Gak apa-apa
Read more
Setelah Hasjun Hilang
"Eh ada apa itu sama mertuamu? Kenapa teriak-teriak gitu?" tanya Kak Alfa cemas.Aku menggeleng kepala dan bergegas masuk."Kenapa, Bu? Ada apa?""Si Neng Cep, si Neng teh sepertinya pingsan Cep, dia teh gak mau makan gak mau minum dari semalam," jawab Ibu mertua sambil terisak-isak."Ya Allah." Cepat kuangkat Asmi ke kamar tamu."Asmii bisa-bisanya kamu sampe pingsan gini, ya Tuhaan." Kak Alfa dan ibu mertua sibuk mengurus Asmi. Sementara aku cepat menghubungi dokter."Istri saya gak sadarkan diri Dok, gak memungkinkan juga untuk dibawa ke klinik, apa Dokter bisa ke rumah saya?""Baik Mas, tolong kirim saja alamatnya, kebetulan saya sedang kosong hari ini.""Baik, Dok."Tut."Dokternya bentar lagi dateng, semoga Asmi gak kenapa-kenapa," ucapku panik, kugosok telapak tangan Asmi berkali-kali.-"Bu Asmi sangat lemah, saya hanya takut itu akan berdampak terhadap kandungannya, makanya saya sarankan agar Bu Asni untuk infus saja, bagaimana?""Lakukan saja Dok, asal istri dan anak saya b
Read more
Kondisi Asmi
Aku menarik napas dalam. Antara percaya atau enggak sebetulnya mau pergi ke sana, tapi apa salahnya nyoba 'kan?***Esok hari, pagi-pagi sekali Kak Alfa udah pamitan mau pergi ke patanyaan. Sementara aku gak bisa ikut karena harus buka warung.Di rumah Asmi dijaga ibu mertua, bapak dan papa mertua seperti biasa, mereka tetap masuk kerja.Untunglah Bi Mae juga kerjanya cekatan, diajarin sekali langsung ngerti dan gak pake banyak nanya lagi. Atau apa mungkin juga Bi Mae ngerti kondisiku sekarang.Kondisi warung alhamdulillah seperti biasanya, rame dan ada aja yang jajan es.Pukul 10 saat nunggu Bi Mae bersih-bersih aku penasaran, kutelepon Kak Alfa."Gimana, Kak? Apa kata patanyaannya?""Beres, tar malem dibacain do'a, tunggu aja katanya entar juga ngaku itu penculiknya karena kepalanya bakal mendidih panas."Aku menggeleng kepala, agak lebay sebenernya, tapi biarin ajalah terserah Kak Alfa, selagi dia melakukannya agar Hasjun cepet ketemu aku sih oke aja, udah buntu juga otakku sekaran
Read more
Telepon dari Pipit
"Si Neng teh mau loncat ke jendela karena pintunya dikunci terus, Cep," jawab Ibu mertua dengan wajah panik."Ya Allah Neng jangan dong, kasihan utun, Sayang."Asmi tak hiraukan, ia terus saja maksa ingin loncat ke jendela. Akhirnya mau tak mau kami paksa Asmi turun dengan menariknya kembali ke kasur."Neng teh mau nyariin Ajun A, awas!" teriaknya. Asmi bener-bener berontak dan terus menerus berteriak seperti orang yang sedang dalam gangguan jiwa."Ya Allah Neng kenapa jadi gini sih?" lirihku."Ini si Asmi kayaknya harus diikat deh," celetuk Kak Alfa. Aku nenyeringai."Diikat?""Iya, daripada dia bahayain dirinya sendiri?"Astagfirullah, aku mengembuskan napas berat. Diikat? Apa perlu istriku diikat seperti orang gila? Ya Allah."Sementara aja, sampe dia beneran bisa ngendaliin diri, karena kasihan juga bayi dalam kandungannya kalau Asmi terus-terusan begini," ujar Kak Alfa lagi.Kutengok wajah ibu mertua, ia sama syok dan bimbangnya denganku."Jangan diikat Neng Alfa, lebih baik teh
Read more
Rencana
Kami terperangah."Heh stres apa ya kamu Pipit?!" sembur Kak Alfa lagi."Coba aja almarhumah ibu saya masih ada, udah habis kamu sama dia, dasar perempuan gak tahu diri," timpalnya lagi.Cepat kurebut ponselku kembali, dan tut, kumatikan sambungan telepon itu lagi."Gak usah diladeni, dia perempuan stres.""Cep Hasan gimana ini? Gimana cucu saya?" Ibu mertua cemas dan kembali berurai air mata."Dengan bantuan polisi secepatnya Hasan akan cari si Pipit sampai dapat dan akan bawa Hasjun ke rumah ini lagi," ujarku seraya bergegas menghampiri Asmi yang masih dipegangi Papa mertua di ranjang."Kamu jangan gegabah Hasan, kamu gak denger tadi apa kata perempuan stres itu? Dia gak akan segan-segan nyakitin Hasjun kalau kamu berani bawa-bawa polisi," cegah Kak Alfa.Aku diam sebentar, benar juga, perempuan stres itu tadi sempat mengancam, dan gimana kalau ternyata ancaman si Pipit itu gak main-main? Ah tapi aku gak peduli, aku hanya ingin Hasjunku cepat kembali demi Asmi."Hasan gak peduli, Ha
Read more
Motif
"Ini marbot musholla, orang yang tadi sedang asuh anak Mbak Pipit," jawab ustaz itu.Hatiku terjun bebas. Marbot musholla? Tadi kata si Pipit Hasjun lagi diasuh sama marbot 'kan? Itu artinya Hasjun ..?Astagfirullah. Hasjun, Ya Allah, apa sesuatu terjadi sama anakku? Cepat kutengok si Pipit, dia sedang teriak-teriak di jalanan sambil menarik hoodie seseorang yang tak kulihat wajahnya."Kembalikan Hasjun!""Pergi!" Brak. Si Pipit didorong kencang hingga terjerembab ke bawah. Spontan aku dan kedua orang yang berdiri di samping Pak Ustaz berlari ke arah si Pipit."Abaang kejar dia! Dia mau ambil anak Abang!" teriak si Pipit kencang.Refleks kukerahkan semua tenaga dan duarrr, suara tembakan peluru terdengar menggelegar di antara kami. Dalam sekejap pria berhoodie itu pun ambruk di aspal. Sejurus kemudian kudengar Hasjun menangis sambil menjerit. "Yayaaah!"Cepat kuambil Hasjun dari tangan pria yang belum kulihat wajahnya itu, sementara tak lama petugas kepolisian datang mengepung."Jan
Read more
Trauma
"Iya Neng Alfa makanya itu kita harus ekstra banget jaga anak di zaman sekarang mah."Selesai mengobrol, ibu mertua dan Kak Alfa keluar kamar. Sementara Asmi masih serius bawa Hasjun main di karpet."Neng istirahat gih, biar Ajun Aa yang jagain," titahku. Untungnya Asmi mengangguk dan segera naik ke atas kasur. Keadaannya sudah semakin baik sejak Hasjun pulang. Tapi rasa traumanya gak bisa disembunyikan, Asmi masih sering kagetan dan cemas kalau Hasjun gak kelihatan oleh matanya.Maklum, aku ngerti banget gimana perasaan Asmi, jangankan Asmi yang posisinya seorang ibu, aku aja merasakan hal sama, hanya aku lebih bisa mengontrol diri dan sekuat tenaga meyakinkan diriku sendiri bahwa Hasjun udah aman sekarang dan akan baik-baik aja."Aa jagain Ajun baik-baik loh, awas kalau Ajun teh pergi lagi," katanya sebelum mata Asmi terpejam."Iya, Neng, siap."Barulah Asmi bisa mengistirahatkan dirinya sendiri. Kasihan, aku sedih sebenernya, apalagi ada bayi yang makin besar dalam kandungan Asmi,
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status