All Chapters of Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya: Chapter 151 - Chapter 160
190 Chapters
Papa Mertua Jatuh
"Itu anu Neng, Bapaknya Neng Asmi itu ....""Kenapa, Bi? Ada apa? Kenapa sama Papa?" desak Asmi sambil mengguncang kedua bahu Bi Mae."Bapaknya Neng Asmi dibawa ke rumah sakit, Neng."Aku dan Asmi terperangah, "ke rumah sakit? Kenapa emangnya?" tanyaku cepat."Katanya jatuh di kamar mandi, Cep.""Ya Allah Aa, Aa gimana ini, A?" Asmi panik dan spontan berurai air mata. Cepat kuusap-usap bahunya."Neng teh mau lihat Papa A, Neng teh mau lihat Papa tapi Neng takut A, gimana kalau ada orang jahat bawa Hasjun lagi? Ya Allah harus gimana ini teh, A?" cecarnya panik."Ya udah ya udah gini aja, Neng di rumah aja sama Bi Mae ya, biar Aa yang pergi ke sana."Asmi mengangguk setuju, sementara aku bergegas ambil jaket dan pergi ke rumah sakit yang disebutkan Bi Mae.Sampai di sana ibu mertua tengah terisak-isak di depan ruang UGD bersama Pak Amet alias Kak Amet karena dia udah jadi kakaknya istriku sekarang."Cep Hasaan." Ibu mertua langsung tak bisa membendung kesedihannya ketika melihatku datan
Read more
Kepikiran Omongan Pak Amet
Cepat aku menarik kembali kakiku ke dalam toilet, sementara kedua mataku mengintip dari pintu yang sengaja tak kututup sampai rapat."Kenapa? Papa gak suka, hah? Hmh memang Papa mau apa? Papa bisa apa, hah? Jangan sok jago Pa, Sekarang Papa udah payah, gak berdaya dan pastinya secepat mungkin akan segera pergi ke pangkuan Tuhan," ujarnya lagi dengan suara tertahan.Sementara aku terbelalak, mataku melebar penuh. Dadaku juga mendadak bergemuruh, Pak Amet? Dia kenapa? Kenapa dia ngomong gitu sama papa mertua? Apa yang sebenernya terjadi?Kuintip lagi dia, ternyata dia masih menunduk mendekatkan wajahnya ke telinga papa mertua yang masih terpejam."Maafkan Amet Pa, tapi karena Papa keras kepala, egois dan gak mau dengerin Amet akhirnya semua harus berakhir seperti ini, maaf, tolong maafin Amet."Kulihat tangan kiri Pak Amet memegang selang infusan papa mertua, lalu mengangkat sebelah tangannya lagi yang tengah memegang alat suntik.Mataku kembali melebar, dadaku makin berdebar tak karuan
Read more
Omongan Aneh
"Tugas yang kemarin saya berikan, yang mana lagi?""Oke, sekarang bersiaplah ke rumah sakit, dan ingat, pastikan kamu melakukannya dengan bersih, saya gak mau sampe ada orang yang lihat apalagi tahu soal ini.""Oh ya satu lagi, tadi saya lihat saudara tiri saya itu datang menjenguk si tua bangka, jadi hati-hatilah karena itu berarti di tkp akan lebih banyak orang, kamu harus pastikan mereka bener-bener sedang pergi atau sedang lengah," imbuhnya lagi, panjang lebar.Aku terbelalak. Pikiranku makin negatif sama Pak Amet. Pasalnya omongan macam apa itu? Sodara tiri? Sodara tiri siapa? Apa yang dimaksudnya adalah Asmi? Si tua bangka? Apa itu papa mertua? Dan tkp? Tkp apa maksudnya? Terus apa yang sebenernya bakal dilakuin Pak Amet di rumah sakit ini? Arghh andai aku gak lagi buru-buru mau pergi ke ruangan dokter, mungkin aku bakal lebih lama nguping di sini. Dengan begitu mungkin aku bakal dapet petunjuk lebih jelas soal omongan Pak Amet yang dari kemarin selalu bikin aku ovt.Tapi kala
Read more
Di Rumah Sakit
"Papaa!" Asmi juga teriak."Ayo Cep Hasan tolong bantu angkat bapaknya si, Neng."Sekuat yang kami bisa, aku, Asmi dan ibu berusaha mertua mengangkat papa mertua ke atas kasurnya tapi sayang tenaga kami belum cukup rupanya.Akhirnya cepat aku berlari memanggil perawat. Tergesa-gesa perawat dan dokter itu datang.Setelah diangkat ke atas bersama-sama, dokter menyuruh kami semua keluar sebentar."Bagaimana Papa saya teh, Dok?" tanya Asmi saat dokter itu keluar dari ruangannya papa mertua."Pasien tidak sadarkan diri karena mengalami benturan keras di kepalanya, setelah ini kami akan melakukan pemeriksaan lebih dalam dan akan dilakukan rontgen lagi bila diperlukan, tapi saya harap keluarga Ibu baik-baik saja."Asmi menutup mulut sambil memegangi dadanya yang tampak sesak, cepat kurangkul untuk menyemangati."Mohon maaf sebelumnya, tapi kenapa pasien bisa sampe terjatuh? Apa tidak ada yang menjaga beliau di dalam ruangan?" Dokter itu kemudian bertanya.Aku dan Asmi saling melirik lalu men
Read more
Surat Wasiat
"Apa? Ada yang mau bunuh, Papa?" Aku mengulang.Papa menganggukan kepalanya pelan, sementara dada nya kembang kempis tak karuan."Sem-alam ada yang mau cekik Pap-a." Papa mertua ngomong lagi.Aku menarik napas, papa mertua ngomongin yang semalam rupanya."Iya Pa iya Papa tenang ya, Papa gak usaha banyak pikiran dulu, mulai sekarang Hasan yang akan jagain Papa di sini."Papa mertua mengedip pelan, tampak sekali ketakutan di raut wajahnya. Andai papa mertua gak diberi obat-obatan mungkin papa mertua akan gelisah sepanjang malam."San, Pap-a mau minta tolong sam-a kamu." Papa mertua bicara lagi."Ya Pa, minta tolong apa?""Tol-ong telepon pengacara Pap-a, sur-uh dia dat-ang sekarang jug-a."Keningku mengerut, refleks kutengok juga jam dinding yang ada di ruangan itu, masih pukul 4 lebih sedikit, dan papa mertua minta pengacaranya datang ke sini? Apa gak salah?"Tapi Pa, ini masih pagi banget dah kayaknya, mau apa emang? Kalau ada perlu banget biar sama Hasan aja sini." "Eng-gak San, ka
Read more
Dikasih Gerai Lab
"Eng-gak Neng, Pap-a juga kaget saat tahu Am-et tadi ak-an cekik Papa, tiba-tiba dia dat-ang dan mint-a Pap-a menandatangani surat yang dibuatnya, ent-ah isinya ap-pa tapi Pap-a ras-a isinya adalah soal harta warisan yang dia pinta semua." Papa mertua bicara panjang lebar. "Apa? Harta warisan yang dipinta semua? Maksudnya apa, Pak?" Ibu mertua bertanya lagi."Iy-a Bu, Am-et mint-a warisan seluruh gerai lab kita, rum-ah dan kendaraan kita saat Pap-a mening-gal nan-ti.""Astagfirullah Ameet, gak nyangka ternyata kamu teh tamak," gumam Ibu mertua sambil menggeleng-geleng tak percaya."Pap-a gak pern-ah nyangka bahwa Am-et akan sejah-at itu, Pap-a bikin surat wasiat pagi-pagi karen-a Papa pik-ir Pap-a gak akan lama lagi dipanggi-l Tuhan, murni dipang-gil Tuhan buk-an karen-a dibun-uh anak sendir-i," ujar Papa mertua lagi."Iya Pak iya Ibu juga gak nyangka Amet bisa sejahat dan sejauh itu pikirannya ya Allah, kemarin beneran Ibu gak berpikir bahwa orang yang akan mencekik Bapak itu adalah
Read more
Buah Kesabaran
Sementara aku mikir, wah bener juga apa kata papa mertua, kenapa aku gak kepikiran sama Mas Fatih ya? Dia itu 'kan sarjana pastinya dong lebih pinter soal kelola bisnis beginian, belum lagi dia punya pengalaman kerja kantoran juga."Tapi emang Papa yakin Pa mau percayakan bisnis ini sama Mas Fatih?" tanyaku memastikan."Yakin, Papa yakin banget Kakak kamu itu orangnya bisa dipercaya San." Papa mertua menjawab mantap.Aku manggut-manggut, "ya udah kalau gitu nanti Hasan kabari Mas Fatih, kali aja dia mau, Pa.""Oke Papa tunggu San."Pulang dari rumah papa mertua aku langsung menghubungi Mas Fatih dan mengatakan rencana papa mertua."Wah kalau itu sih Mas seneng banget San, tapi masalahnya Mas gak yakin, takutnya malah gerai bangkrut gara-gara dipegang sama Mas, gimana?""Loh kok bangkrut, Mas? Gerai itu 'kan udah berdiri sejak lama, otomatis udah banyak juga pelanggannya, nah Mas Fatih cuma tinggal terusin aja, jalanin sesuai prosedur biasanya, jadi Mas gak perlu urus ini itu lagi kare
Read more
Cita-Cita Asmi
Asmi mengembuskan napas berat."Ih Aa mah, Aa lupa ya soal Neng mau tinggal di desa?"Mulut ini spontan membola, "ooh iya lupa hehe.""Isssh dasar." Asmi ngambek, ia palingkan wajahnya ke samping."Hehe maaf Neng, Aa tuh terlalu mensyukuri dan menikmati masa-masa sekarang sampe lupa sama keinginan istri Aa untuk tinggal di desa, eh tapi Neng, ngomong-ngomong semuanya 'kan udah normal, sekarang Hasjun juga udah aman dan Neng udah gak terlalu cemas berlebihan lagi, kenapa Neng tetep mau pindah ke desa?" tanyaku serius.Asmi kembali duduk normal."Sebetulnya A, enggak tahu kenapa ya Neng teh ngerasa lebih tertarik tinggal di desa dan ingiiin banget menghabiskan masa tua itu di desa, membesarkan anak-anak kita di alam dan aktifitas seperti Neng dulu, ngurus sawah, ngurus kambing dan lainnya, di desa itu udaranya bersih, apalagi di sawah dan di kebon, emm plong rasanya, bikin pikiran juga lebih rileks dan tenang," jawabnya panjang lebar.Denger Asmi ngomongin suasana desa, aku jadi langsun
Read more
Alhamdulillah
Aku menggigit bibir. Melihat Asmi kembali lesu aku jadi ikutan lesu. Emang gak mudah ada di posisi Asmi sekarang.Pasalnya kita juga gak bisa seenak udel ninggalin apa yang sedang kita jalani sekarang, karena semua ini merupakan amanah dari papa mertua, belum lagi kita juga punya bisnis kontrakan dan bisnis warnas yang baru saja dirintis, itu artinya bisnis kami ini masih harus selalu diawasi sampai bener-bener berjalan.Itulah sebabnya mungkin Asmi bingung. Tapi semoga aja someday, eaa someday, ada jalan keluarnya. Ya semoga, supaya cita-cita Asmi kembali kr desa terkabul. Aaamiin."Neng tenang aja, suatu hari nanti cita-cita Neng pasti tercapai, tapi mungkin agak lama dari sekarang karena kita harus menuntaskan tanggung jawab yang papa berikan dulu sama kita," ucapku yakin.Asmi mengangguk.***Waktu berputar cepat. Gak peduli yang kami lewati adalah kesedihan atau kebahagiaan, kami tetap harus menjalani takdir Tuhan dengan ikhlas seikhlas ikhlasnya.Hari itu akhirnya Mas Fatih pula
Read more
Ibu Pindah ke Desa
"Emmm gimana kalau uangnya entar kita beliin sawah aja di desa? Atau kambing? Atau apa gitu, yang penting jadi aset di desa, soalnya nanti 'kan katanya kita mau balik ke desa, mau menghabiskan masa tua di sana, alangkah baiknya aset Neng juga sebagian dipindah ke sana juga, biar gampang ngontrolnya, gimana?" usulku panjang lebar.Wajah Asmi juga mendadak berseri, sambil menjentikan jarinya dia ngomong, "nah bener tuh, Neng setuju, setujuu banget A, biarlah nanti uang itu kita belikan sawah aja, supaya lebih banyak juga warga desa yang bisa menyewa dengan harga murah, kasihan, kadang pas penghabisan tahun itu adaaa aja yang gak kebagian sewa sawah karena beberapa orang kadang sudah Dp duluan untuk 2 sampe 3 petak sawah," ujarnya panjang lebar."Nah 'kan bener.""Iya bener A, dan kalau misal teh di desa gak ada sawah yang mau dijual, ya di luar yang gak jauh dari desa kita pun gak apa-apa, nanti kita teh sewakan seperti biasa atau kita olah saja untuk kita jual hasil panennya, gimana?"
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status