Semua Bab Aku Lumpuh Kau Selingkuh: Bab 11 - Bab 20
34 Bab
Tertipu
PoV Wahyu.Suasana kantin kantor terlihat sepi. Ya ... Karena jam istirahat sudah usai sedari tadi. Ini sudah pukul dua lebih, hampir setengah tiga."Wah, Pak Bos, baru makan?" tiba-tiba Linda sudah ada disini. Entah sejak kapan dia datang."Hemm, sibuk ngga sempat makan tadi," jawabku tanpa menoleh kearahku."Aaaa ... Aeem!" Tiba-tiba ia mengalihkan tanganku yang tengah memegang sendok kearah mulutnya. Aku masih tercengang."Kenapa? Ngga boleh?" tanyanya cuek, kemudian mengambil bangku dan duduk tak jauh dariku."Kamu belum makan juga?" tanyaku memastikan."Belum, kan tunggu Bos Istirahat. Takut di panggil saat pergi makan. Mana galak lagi! Dia kan suka marah-marah. Kesel deh aku sama dia!"Aku melotot, tentu tau siapa yang dia maksud. Aku. Dia kan sekretarisku. Sepupu istriku, entah bagaimana ceritanya, yang kutahu jika Linda sudah ikut Afi dan keluarganya sejak kecil."Cieee ... Tuh kan mulai melotot!" Linda memang berperangai riang, suka bercanda dan ... Manis juga sihh."Bang! K
Baca selengkapnya
Penguasa
"Mas Wahyu!" Aku terperanjat. Ternyata Mas Wahyu yang menahan laju kursi rodaku."Kenapa, Fi? Kamu takut aku berbuat sesuatu? Aku tidak sejahat itu!" Mas Wahyu berkata tanpa melepaskan tangannya dari kursi roda. Bahkan dia malah mendorongnya maju."Lepaskan, Mas!" "Kamu tak perlu panik begitu, Fi. Aku hanya ingin membantu. Lagian aku heran sama kamu. Sudah bisa jalan kenapa masih suka pake kursi roda?" Mas Wahyu membawaku menjauh dari lobi, membawa masuk kedalam namun bukan menuju lifh, lebih tepat seperti kedapur.Apa aku harus berdiri dan lari? Tapi ...."Kamu mau bawa aku kemana, Mas?" tanyaku lagi."Aku hanya butuh waktu sebentar berbicara denganmu, jangan panik. Aku tak akan berbuat jahat padamu selama kamu masih bisa berbaik hati."Duh! Pasti Mas Wahyu ingin meminta sesuatu. Aku celingukan, berharap Asih segera menyusul namun nyatanya tak jua kunjung datang.Dibawa kedapur kantor, Mas Wahyu mengehentikan aku tepat di pojok sebelah kulkas."Apa maumu, Mas?" tanyaku langsung begi
Baca selengkapnya
Ngedrop
Setelah kepergian Bang Tigor, aku membuka beberapa berkas yang pak Samsul bawa. Aku pelajari dengan segsama. Sepertinya masih ada harapan untuk menyelamatkan semuanya. Tentu Ayah peran utamanya.Beberapa klien menawarkan pertemuan. Aku masih bingung. Ucapan seorang staf marketing kemarin tetap membuatku insecure untuk langsung berhadapan dengan orang yang akan meminta kerja sama."Aku harus bisa mencari orang yang dapat di percaya untuk mewakili. Asih tak ahli dalam bidang ini. Iya cekatan namun sepertinya otaknya tak mampu menampung hal bisnis." Aku bergumam sambil mengetuk kepala."Asih, bagaimana tentang bodyguard yang akan menemaniku setiap hari, apa kamu sudah dapat?" tanyaku pada Asih yang tengah duduk bersandar disofa."Belum, Bu. Nanti secepatnya saya konfirmasi. Teman saya masih belum bisa dihubungi. Dia yang tau banyak tentang orang yang bisa menjadi bodyguard.".Aku mengangguk. "Tolong panggilkan Bayu. Aku ingin menyeleksi orang yang bisa mewakiliku bertemu klien.""Baik, B
Baca selengkapnya
Pilihan sulit
Untuk apa? Apa Ayah masih menginginkan Faizal untuk menjadi suami Linda? Rasanya tak mungkin Linda mau.Faizal masuk dengan berlahan. Tatapannya langsung menuju pada brangkar dimana ayah terbaring."Pak Indra! Huuuu ...." Faizal langsung memeluk tubuh ayah dengan tangis yang pecah. Aku juga dapat melihat Ayah menitikan air mata. Seperti keduanya menyimpan kerinduan yang teramat. Apa Ayahku sedekat ini dengan seorang OB?"Maafkan saya, Pak. Baru bisa mengunjungi Bapak. Saya malu dan merasa tak pantas menginjakan kaki di rumah Bapak. Apalagi setelah di hina habis-habisan oleh keponakan Pak Indra." Faizal berkata dengan mengusap air matanya. Aku ikut terharu melihat itu.Ayah menggerakan mimik bibirnya."Reno, lihat Pak Indra!" Aku memanggil Reno yang seolah ia juga larut dalam kesedihan.Faizal langsung menatap Ayah."Apa yang beliau sampaikan?" tanyaku penasaran pada raut wajah ayah yang menyampaikan sesuatu."Beliau meminta sesuatu dari Faizal." Reno menjelaskan. Faizal langsung me
Baca selengkapnya
Penolakan
"Beliau berkata, jika takut tak memiliki umur panjang dan belum bisa melihat kamu bahagia!" Sontak ucapan Reno membuat aku yang akan pergi, langsung berhenti.Aku mencerna ucapan Reno, tapi sepermenit kemudian aku menyuruh Asih untuk melanjutkan mendorongku sampai keluar rumah sakit. "Bu Bos kepikiran ucapan Reno tadi?" Asih membuyarkan lamunanku. Aku yang tengah melamun, memikirkan baik buruknya perkataan ayah."Entahlah, Sih. Aku di lema. Kegagalan pernikahanku yang pertama saja masih membuat aku trauma sampai sekarang. Kamu bisa bayangkan. Sepupuku sendiri yang telah mengkhianati aku. Dia merebut hati suamiku.""Percayalah, Bu. Jika semua yang Bu Bos alami itu dapat di ambil khikmahnya. Jangan pernah merasa trauma atau takut untuk kembali menjalani hidup. Karena sejatinya, tak semua akan berjalan sama." Asih berkata panjang lebar. Seolah dia telah mengalami biduk rumah tangga."Kamu itu, Sih. Bisa aja ngomongin orang. Nyatanya kamu juga jomblo. Kenapa ngga nikah-nikah?" Aku balik
Baca selengkapnya
Masa depan
Aku melihat jam yang melingkar di tangan. Pukul lima sore. Aku belum juga salat Ashar. "Asih, antar aku ke masjid!" "Baik, Bu."Segera aku turun ke masjid menunaikan empat rakaat. Lenggang tak ada siapapun di ruang yang khusus perempuan. Hanya ... Ada suara seorang yang tengah mengaji. Suaranya bagus.Selesai salat, aku mendorong kursi sendiri untuk keluar. Karena memang asih aku suruh tunggu di luar. Dia sedang datang bulan.Karena penasaran siapa yang serajin ini tengah menghafal Al-Qur'an. Aku memilih melihat kesamping tempat yang hanya di batasi oleh besi yang dibentangkan kain lebar."Ternyata Faizal?" Aku bergumam. Saat kutahu pasti dia Faizal. Dari baju Koko yang ia gunakan sama dengan kemarin saat aku melihatnya. Suaranya benar-benar bagus.Aku segera mendorong kembali kursi rodaku saat Faizal menutup Al Qur'an dan selesai mengaji. Karena gugup takut ketahuan telah mengintai dia, aku mempercepat laju kursi roda. Ternyata justru rodanya terselip oleh karpet yang mungkin benan
Baca selengkapnya
Kecurigaan
[Mas Hisyam sudah sampai tadi, sekarang tengah istirahat.] Membaca pesan dari nomor Hisyam itu tentu menimbulkan banyak pertanyaan."Mas Hisyam?" Artinya yang membalas itu ... Ah! Aku harus berfikir positif. Mungkin yang membalas adiknya atau sepupunya. Aku menenangkan diri, lebih baik aku tanyakan nanti kalau dia sudah bangun."Ayo, Sih!" Aku megajak Asih untuk segera masuk. Aku hari ini memilih untuk menggunakan kruk dari pada kursi roda. Terlihat lebih mandiri."Selamat pagi, Bu," sapa para pegawai begitu lewat. Sebagian sudah pada tahu jika aku CEO. Dari para karyawan yang bekerja selama Ayah menjabat dulu, kebanyakan mereka terlihat gigih dan ulet. Sangat berbeda dengan karyawan yang bekerja sekitar satu atau dua tahunan. Mereka yang kerja setelah kedudukan Mas Wahyu berkuasa. Rata-rata egois dan kadang suka asal-asalan.Tiba di ruanganku, tak lama Faizal masuk. Membawakan susu sesuai permintaanku. Iseng aku ingin mengerjainya sekaligus menguji kesetiannya pada kantor ini.Aku be
Baca selengkapnya
Terbongkar
"Ini sedang di kamar, Syam. Kamu tidak sedang berbohong kan?" tanyaku langsung. Aku tak mau jadi beban dan terus kepikiran."Maksud kamu apa, Fi. Aku bohong apa?" Dia justru balik bertanya."Maaf, Syam. Aku sempat meraguakanmu." Jawabku jujur.Hening, tak ada sepatah kata yang terucap."Ya sudah dulu ya, Syam. Aku mau mandi!" Akhirnya aku memilih mengakhiri telfon."Ya sudah buruan sana mandi! Biar baunya wangi sampai sini.""Gombal!" Aku langsung mematikan telfon. Menutup album dan menyimpannya kembali pada lemari.Aku bersiap mandi dan menjalankan salat magrib. Aku duduk diatas sajadah sampai isya. Agar tak perlu wudhu lagi dan langsung melaksanakan salat isya setelah wirid dan ngaji.Pintu di ketuk. Asih bilang ingin memberitahu sesuatu. Tentu aku gegas membukanya walau dengan tertatih."Ada apa, Sih?" tanyaku padanya yang terlihat sedikit bingung."Ini, Bu Bos. Faizal nanyain rumah Pak Indra. Katanya dia datang ke RS dan sudah di bawa pulang!" Aku tersentak. Bagaimana ini, kalau d
Baca selengkapnya
Pembagian perusahaan
Sepertinya merenungi diri atas apa yang kita alami percuma. Perlu untuk lebih hati-hati dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Keputusan untuk dekat dengan Hisyam memang terlalu terburu-buru. Aku memang gegabah hanya karena mendengar keinginan ayah yang kurasa sedikit aneh. Ya ... Aneh. Seorang Indra Aji pangera pemilik AFI Mandiri, menjodohkan putri satu-satunya dengan seorang OB? Aneh bukan? Alasan apa yang mendasari semua itu? Apa hanya karena Faizal tekun beribadah, tanggung jawab dan sopan santun?Difikir tetap tak ada titik temu, tapi ... Sudahlah. Aku makin pusing jika memikirkan semua hal itu.Lebih baik aku tidur, dan setelahnya bangun untuk salat malam. Aku ingin Allah memberi petunjuk tentang pilihan Ayah itu.~~~~Gegas aku memasuki ruang rapat. Hari ini, Bayu sudah menjadwalkan beberapa pertemuan aku dengan klien membahas proyek yang memang sedang kita susun.Aku duduk membuka laptop. Mensejajarkan pada semua yang hadir.Setelah kujelaskan rincian dan niat kedepan
Baca selengkapnya
Pembagian AFI mandiri
PoV LindaAku Linda Meliana. Yatim sejak kecil. Anak terakhir dari tiga bersaudara. Ayahku meninggal kecelakaan saat aku berusia lima tahun.Sejak umur tujuh tahun, aku ikut dengan Om Indra. Adik Ayah yang telah sukses dan memiliki perusahaan. Seperti kata Ibu, jika Om Indra akan menyayangiku selayaknya anak sendiri karena Om Indra hanya punya satu anak. Afi.Entah kenapa, walau hidup dengan mereka, tetap hati ini merasa jika mereka memperlakukan sedikit tak adil atau hanya perasaanku saja?Tapi ... Rasa itu sudah seperti mendarah daging, apalagi saat peresmian perusahaan. Om Indra hanya membawa nama Afi untuk namanya. Padahal, aku berharap jika namaku juga disematkan disana.Afi seperti sangat beruntung, berbeda denganku yang seperti hanya sebagai pelengkap. Terlebih saat Ibu Afi meninggal. Aku makin yakin jika aku akan tersingkir. Bahkan Om Indra pun sudah banyak berubah.Menginjak remaja aku semakin merasa kesepian. Hanya uang saja yang tak pernah kurang, bahkan biaya kuliah saja s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status