All Chapters of Manusia 30 Triliun: Chapter 771 - Chapter 780
783 Chapters
Bab 771
"Panggil ambulans segera!" Kata Damar sambil menatap satpam yang terkejut itu. Beberapa satpam itu segera mengangguk dan seseorang dari mereka mengeluarkan ponsel untuk menelepon nomor darurat."...Kakak, aku telah... Melakukan apa yang kamu katakan, kamu harus membantuku untuk membalas dendam dan membunuh satpam itu... Dan Medi, aku ingin mereka seratus kali lebih buruk dariku..." Fikri telah menyesuaikan beberapa kesakitan dari pahanya. Dia mendongak dengan susah payah, lalu menatap Damar dan berbicara demikian."Baiklah, kakak akan mengingat pengorbananmu untukku kali ini."Damar berjalan dan berjongkok di sisi Fikri. Dia mengusap kepala Fikri dengan lembut, lalu perlahan mengalihkan pandangannya ke kejauhan. Matanya memancarkan sedikit kesan kebencian dan berbisik."Aku akan membiarkan satpam itu merasakan hidup yang tidak sebanding dengan mati dan membiarkan dia merasa putus asa, kemudian aku akan membunuhnya secara pribadi!"Damar tidak mengizinkan seseorang yang memiliki kete
Read more
Bab 772
Dokter dan perawat segera masuk ke dalam kamar bangsal dan menopang Tora untuk melakukan operasi."Kevin, kamu..." Tora sangat terkejut. Kevin tidak pergi, melainkan dia pergi untuk memanggil dokter!"Kakak Tora, jangan katakan apa pun sekarang, lakukan operasi dulu!" Kata Kevin sambil menatap Tora.Kevin merasa sangat marah setelah dia mengetahui bahwa pihak rumah sakit tidak melakukan operasi pada Tora yang tidak punya uang, kemudian Kevin segera pergi keruang rawat jalan di lantai bawah dan meminta perawat mencari dokter bedah terbaik di rumah sakit ini untuk melakukan operasi pada Tora.Dia memiliki selembar kartu bank yang diberikan oleh keempat gadis dan Kevin langsung membayar biaya operasinya, kemudian pihak rumah sakit segera mengirim dokter dan perawat. Kevin dan Laura merasa lega setelah melihat Tora didorong masuk ke dalam ruang operasi, kemudian mereka berdua duduk di deretan kursi di koridor.Saat ini, hati Laura penuh dengan rasa terima kasih terhadap Kevin."Kakak K
Read more
Bab 773
"Baik!" Jawab dari kedua polisi itu dan menahan Kevin keluar."Kakak Kevin..." Setelah melihat Kevin yang dibawa pergi oleh polisi, Laura merasa sangat khawatir, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi kakaknya masih di dalam kamar bangsal sekarang. Dia juga tidak bisa pergi.Kevin didorong masuk ke dalam mobil polisi oleh kedua polisi dan mobil polisi itu melaju ke kantor polisi cabang luar. Polisi wanitu itu duduk di kursi sebelah pengemudi, sedangkan Kevin diapit di antara kedua polisi di baris belakang."Kamu juga benar-benar hebat, beraninya kamu menyentuh Tuan muda terhormat, aku mendengar bahwa Tuan muda Fikri langsung dibawa masuk ke dalam UGD di Rumah sakit! Jika ada sesuatu hal yang terjadi pada Tuan muda Fikri, huh, tamatlah..." Kata seorang polisi sambil menatap Kevindengan tersenyum."Aku sudah bilang bahwa bukan aku yang menembaknya." Kata Kevin."Diam! Tidak peduli itu adalah kamu atau bukan, itu akan jelas nantinya, kamu yang demikian, hanya bisa meningkatk
Read more
Bab 774
"Pada saat yang bersamaan, aku meragukan pernyataanmu. Menurut informasi yang kumiliki, Medi pernah jadi petinju, apakah kamu benar-benar bisa menaklukkannya? Dan juga, Medi dan Fikri menembakmu dengan pistol, apakah kamu telah menghindar dua kali dari tembakannya? Kedengarannya seperti fantasi!" Kata polisi wanita sambil menyeringai."Aku sudah bilang bahwa aku tidak berbohong."Kata Kevin."Huh, tidak peduli itu benar atau tidak, hasilnya akan segera keluar. Interogasi untuk hari ini sampai di sini dulu, kami perlu menahanmu sampai kebenaran dari kasus ini sudah keluar!" Kata polisi wanita sambil menutup kertas interogasi.Polisi wanita itu berdiri. Ketika dia melihat Kevin juga berdiri, matanya berkedip dan tangan kanannya tiba-tiba mengeluarkan pisau tangan, yang hendak akan mengenai leher Kevin. Kevin sedikit terkejut dan segera menundukkan kepalanya untuk menghindari pisau itu.Polisi itu tidak menyangka bahwa Kevin bisa menghindarinya dan tidak tahan untuk merasa kagum pada K
Read more
Bab 775
Saat ini, Kepala polisi Fandi telah kembali ke kantor polisi. Awalnya, dia sudah pulang dan hendak akan beristirahat, tetapi setelah menerima laporan tentang kasus penembakan yang melibatkan Fikri dan Damar dari bawahannya, dia segera berpakaian dan bergegas kembali ke kantor polisi tanpa mengatakan apa pun. Lagi pula, kasus ini juga terkait dengan Tuan muda Fikri dari Grup dan Damar dari keluarga terhormat, yang bahkan lebih serius.Setelah melihat Kepala polisi tiba, semua orang di kantor polisi langsung berdiri untuk menunjukkan rasa hormat."Bagaimana dengan kronologi kasusnya, segera ke ruangan kantorku untuk melapornya sekali lagi dengan detail!" Fandi merasa sangat cemas sekarang. Dia berbicara kepada seorang petugas polisi yang sangat cermat di kantor polisi. Dia perlu memahami kasus ini secepat mungkin."Baik." Jawab polisi itu dan berjalan menuju Fandi.Saat Fandi baru saja menggenggam pegangan pintu ruangan kantornya, ponselnya telah berdering. Ketika dia melihat nama di
Read more
Bab 776
"Tuan muda Fikri..." Dokter perlahan menggelengkan kepalanya dan berkata dengan jujur."Kami telah mengeluarkan tiga peluru dari kaki Tuan muda. Peluru itu telah merusak jaringan otot Tuan muda Fikri secara total. Meskipun sudah sembuh total, Tuan muda Fikri juga sudah lumpuh dalam kemampuan berjalannya.""Apa! Dasar kalian dokter sialan! Mengapatidak menyembuhkan anakku sepenuhnya?" Ayah Fikri menendang dokter ahli bedah itu ke lantai dan lanjut menendangnya beberapa kali, yang membuat dokter itu menutupi perutnya sambil menjerit kesakitan.Ayah Fikri mengutuknya."Jika anakku lumpuh selamanya, aku akan langsung meminta rumah sakit kalian untuk memecatmu!""Hah! Tidak, aku tidak ingin menjadi orang lumpuh, lebih baik aku mati daripada hidup dengan kondisi yang lumpuh!" Setelah Fikri yang terbangun mendengar kata-kata dokter, dia juga merasa penuh takut dan cemas."Anakku, tidak akan, kakimu tidak bisa disembuhkan di sini, karena kemampuan medis mereka tidak bagus. Ibu akan segera
Read more
Bab 777
Medi tiba-tiba melihat bahwa ada seorang pria yang berdiri di belakang Disa. Dia adalah bawahannya Damar dan namanya adalah Wasa. Dia memegang sebuah pistol di tangannya dan membidik ke arah kepala Disa. Medi terkejut. Dia juga mengerti bahwa Damar telah mengantisipasinya."Jika kamu tidak ingin wanitamu mati, masuklah ke dalam!" Kata Wasa di belakang Disa. Dia ingin menyelesaikan Medi di dalam kamar.Wasa menggunakan pistol untuk membidik kepala Disa. Disa ketakutan sampai berteriak, lalu dia menatap Medi dan air mata mengalir keluar dari matanya. "Medi, aku takut, Medi...""Jangan sentuh dia, aku akan masuk ke dalam!”Medi mengangkat kedua tangannya dan berjalan perlahan ke dalam kamar selangkah demi selangkah."Brengsek!”Setelah Medi masuk dan diperiksa oleh kedua orang lainnya untuk memastikan bahwa dia tidak membawa pistol, pinggangnya ditendang oleh kedua orang itu sampai jatuh ke tanah."Kalian..." Medi ingin segera berdiri. Dia menoleh dan menyadari bahwa dirinya telah dib
Read more
Bab 778
"Aku berharap Anda bisa melepaskan Disa pergi dan membiarkan dia kembali kekampung halamannya! Jangan ganggu dia!"Medi merasa bahwa Damar pasti akan menyetujui keinginannya. Lagi pula, tidak ada yang salah dengan Disa."Kamu harus tahu bahwa dia bukan orangmu, melainkan dia adalah orangku! Dia harus melakukan apa yang kuminta padanya!" Suara Damar membawa sedikit keagungan. Memang, Disa adalah Nona baru dari satu klub di bawah naungan keluarga Damar saat itu dan Damar yang mengirimkan Disa untuk Medi, juga bisa dikatakan bahwa Disa adalah orangnya Damar."Apa yang ingin anda lakukan?" Medi benar-benar kecewa pada Damar dan tinjunya sudah mengepal."Jadi Nona." Kata Damar dengan santai. Dia sudah tidak ingin berbicara dengan Medi lagi. Amarah Medi di dalam hatinya melonjak dan tinjunya dikepal sampai berbunyi "cit cit"."Tidak hanya ini saja!"Terdengar lagi suara Fikri dalam panggilan. Setelah Fikri mendengar Medi yang sudah marah, dia merasa sangat senang."Setelah kamu mati, ak
Read more
Bab 779
Jawab Medi dengan pelan. Suaranya yang pelan membuat hati Damar sedikit bergetar."Tak terduga bahwa aku masih hidup, mereka semua sudah dibunuh oleh ku, sedangkan Disa ku juga sudah mati." Ketika membicarakan tentang kematian Disa, suara Medi menjadi sedih. Matanya memerah dan darah keluar dari hidungnya, kemudian Medi meraung sekali lagi."Tahukah kamu bahwa Disa yang kusayangi sudah mati!""Kamu tenang saja, aku pasti akan membalas kembali hutang darah ini. Huh, mengapa jika kamu dari keluarga kaya ataupun keluarga terhormat? Aku Medi pasti akan membiarkan kalian membayar pengorbanannya, hahaha..." Medi menyeringai sesaat dan langsung melemparkan ponsel itu. Setelah Medi melemparkan ponsel itu, dia melihat ke arah Disa dan berpindah perlahan. Dia duduk di lantai dan membiarkan kepala Disa bertumpu pada pahanya sendiri. Medi mengusap rambut Disa dengan lembut dan bergumam."Disa, maafkan aku, aku pernah bilang bahwa jika aku telah mendapatkan uang banyak, aku akan membawamu kelili
Read more
Bab 780
"Baik!"Jawab petugas polisi itu. Setelah itu, dia mengikuti Polisi wanita di belakang dan berjalan menuju aula. Polisi wanita itu membawa empat orang bawahannya, lalu masuk ke dalam mobil polisi dan menuju tujuannya.Setelah tiba, polisi wanita masih memiliki banyak keraguan tentang laporan dari Medi. Dia sama seperti polisi lainnya, di mana reaksi pertamanya adalah Medi sedang melakukan beberapa trik! Mereka perlahan bergerak ke depan pintu kamar. Polisi wanita dan lainnya menggunakan gerakan tangan untuk berkomunikasi satu sama lain di sini. Ludi yang sebelumnya bertugas untuk merekam pengakuannya, berinisiatif untuk berjalan ke depan pintu. Dia adalah orang pertama yang masuk. Tugas dari orang pertama adalah menendang pintu sampai terbuka dengan satu kaki, agar rekan lainnya bisa bergegas masuk ke dalam, tetapi jika penjahat di dalamnya telah menduga bahwa polisi akan masuk ke dalam, maka tingkat risiko dari orang ini sangat tinggi.Polisi wanita mengangkat tangan kanannya untuk
Read more
PREV
1
...
747576777879
DMCA.com Protection Status