Lahat ng Kabanata ng 5 Tahun Setelah Bercerai: Kabanata 11 - Kabanata 20
119 Kabanata
Penolakan
"Kok, sudah siap semua, Mama nggak dibangunin?" Pemandangan pagi yang begitu menyejukkan hati. Tasya duduk dalam pangkuan Papinya dengan mulut penuh makanan, Najwa benar-benar terlelap hingga matahari sudah terlihat."Mama, sih, bangunnya kesiangan. Baju Tasya cantik nggak, Ma?" Tasya segera turun dari pangkuan sang Papi demi memperlihatkan baju yang dibawakan Papinya."Cantik banget, yang pakek juga cantik. Siapa yang dandanin?""Mbak Nia, dong, dia, kan, bisa segalanya. Yang ajarin baca puisi sampai bisa juga Mbak Nia. Pokoknya Mbak Nia the best, deh." Semua tertawa menanggapi celotehan Tasya, Tasya yang selalu ceria memang membuat semua orang sayang padanya.Setelah selesai sarapan, Tasya bersama Papi dan pengasuhnya segera berangkat menuju sekolah Tasya. Najwa pun bersiap untuk pergi bekerja.Pukul sembilan Najwa sudah tiba di resort, suasana cukup ramai meski ini masih hari jum'at.Najwa segera masuk ruang rapat karena semua sudah menunggu di sana. Akan ada parade budaya di lapan
Magbasa pa
Membuka hati?
"Kamu ngapain ngelamun di sini?" pertanyaan itu menyentak ingatan Najwa, ia tersadar dari bayangan masa lalu."Jangan banyak melamun, nanti sakit, loh. Kamu kurus banget sekarang, kayak nggak tak kasih uang buat makan," celoteh sang pria sontak membuat Najwa terkekeh."Aku emang lagi diet, biar bisa jadi model kaya cita-cita Tasya," sahutnya masih dengan tawa berderai."Mana ada model kerempeng kayak kamu. Yang ada bajunya kedodoran semua. Mikirin apa, sih?""Sebenarnya tadi cuma pengen duduk aja di sini, tapi karena sendirian jadi keinget kejadian dulu-dulu." "Jangan diinget terus, dong. Nanti kamu sakit, aku yang repot. Udah makan, belum?" "Udah tadi pas baru dateng, Tasya masih tidur?" tanya Najwa saat tidak melihat anaknya."Udah, kecapean kayaknya. Tadi keren banget, loh, dia, bagus banget pas baca puisi. Tingkat pedenya itu nurun aku banget." "Emang, banyak banget yang nurun sifat kamu, Mas. Akunya cuma dikit doang." Mereka pun tertawa bersama."Masih belum siap membuka hati?
Magbasa pa
Apa dia anakku?
Bayi itu di lahirkan saat usianya belum genap delapan bulan. Khawatir kondisi ibunya yang semakin memburuk, bayi yang baru dilahirkan itu harus berada di ruang NICU selama lima hari.Setiap hari Najwa harus meminum banyak obat untuk menjaga kewarasannya. Saat melihat sang putri, ia akan merasa sangat bahagia tetapi ada kalanya ia begitu sedih jika mengingat anaknya tidak bisa bersama ayahnya."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Yogi saat melihat Najwa memandang lekat bayi berusia dua bulan itu."Bagaimana kalau suatu saat dia akan bertanya tentang Papanya? Apa yang harus aku ucapkan?" "Kenapa harus bingung. Dia anakku, aku Papinya. Aku yang akan bertanggung jawab atasnya dan akan menjamin kebahagiaannya. Jangan pernah membahas pria itu di depan anakku." Yogi menggendong bayi mungil yang diberi nama Tasya itu."Tapi kamu sudah punya kehidupan sendiri, Mas. Mbak Nadia pasti akan keberatan." Najwa tidak ingin anaknya menjadi beban sepupunya itu."Siapa yang bilang aku keberatan, kamu itu ad
Magbasa pa
Anakku bukan cadangan
"Aku tidak punya anak dari Ranti." Ferdi menghela napas berat. "Izinkan aku bertemu dengannya, aku mohon."Najwa berbalik lalu memandang Ferdi. "Lalu apa urusannya denganku? Bukankah kamu yang memilih wanita itu? Dengan begitu, kamu pun percaya kalau aku mandul." Najwa masih berusaha menahan emosinya."Mama mengancamku akan bunuh diri kalau aku tidak menikahi Ranti. Bagaimana aku tega mengabaikan permintaannya? Sampai sekarang aku masih cinta sama kamu, aku nggak pernah cinta sama Ranti.""Cinta?" Najwa tersenyum mendengar kata itu. "Kalau seandainya kalian mempunyai anak, mana mungkin kamu bilang tidak mencintainya? Aku bersyukur bisa terbebas dari manusia picik seperti kalian. Kamu dan Mama kamu sama saja. Apa kamu pikir wanita diciptakan hanya untuk mencetak anak? Kalau sekarang kamu tidak bahagia, itu bukan urusanku. Jangan ganggu kami, urusi saja hidupmu sendiri." Najwa segera pergi meninggalkan Ferdi, lama-lama di sini ia bisa saja menjadi pusat perhatian.Tak ia hiraukan Ferdi
Magbasa pa
Andai Punya Papa
Tiga hari berlalu setelah kejadian itu, semua mulai berjalan normal. Najwa sudah bisa mengontrol pikirannya dan tidak perlu meminum obat sebelum tidur."Ma, Tasya mau makan nasi goreng buatan Mama ya." Tasya berjalan menuju meja makan lalu menarik kursi untuk ia duduki."Siap, kamu duduk dulu ya. Mama masakin nasi goreng." Najwa segera berkutat dengan peralatan dapur untuk memenuhi permintaan anaknya.Tasya menunggu dengan sabar masakan Mamanya, saat masakan Mamanya sudah selesai Tasya segera memakannya dengan lahap.Sementara Yogi sudah kembali ke singapura kemarin pagi, pekerjaan yang sudah menumpuk membuatnya tidak bisa menunda kepulangannya lagi.***Setelah mengantar anaknya ke sekolah, Najwa melajukan mobilnya untuk berangkat bekerja. Ia harus kuat demi anaknya."Apa jadwal hari ini?" Tanya Najwa pada Linda setelah ia sampai di ruangannya."Nggak ada, Bu. Besok baru pertemuan dengan Pak Beno, orang dari pameran budaya kemarin," jelas Linda seraya menyerahkan laporan. "Pak Ferdi
Magbasa pa
Menjauhlah
"Kalau Papa tahu gambar Tasya, Papa pasti bangga ya, Ma?""Pasti. Sekarang Tasya main dulu, ya. Mama mau ke kamar dulu." Najwa segera keluar dari kamar anaknya. Akhir-akhir ini Tasya sering membicarakan tentang ayahnya. Apakah ini bukti dari ikatan batin antara anak dan ayahnya?**Ai**Meeting hari ini telah usai. Dari janji temu yang semula pagi menjadi usai makan siang. Akan ada sekitar dua puluh orang yang menginap mulai hari senin pagi sampai minggu pagi. Penyewa meminta disediakan sarapan dan makan malam untuk mereka.Dengan harga yang sudah disepakati, pihak Najwa menyetujui keinginan penyewa.Meeting usai pukul empat sore, Najwa segera bersiap untuk pulang. Ingin rasanya segera sampai rumah dan merebahkan tubuh lelahnya. Selain karena pekerjaan, juga karena pertemuannya kembali dengan orang dari masa lalunya. Najwa sudah tiba di parkiran, saat akan membuka pintu, tangannya dicekal seseorang."Wa, plis jangan pergi dulu. Beri aku kesempatan buat jelasin semua sama kamu." Najwa b
Magbasa pa
Pov Ferdi 1
Aku berpacaran dengan Najwa saat kami masih kuliah, dia adalah wanita yang sabar dan pendiam. Tidak pernah sekali pun ia marah padaku.Kami memutuskan menikah setelah lulus kuliah, aku yang baru memulai bekerja tidak membuat Najwa ragu. Meski ibunya tidak setuju saat Najwa ingin menikah denganku, tetapi Najwa berhasil meyakinkan ibunya dan akhirnya kami menikah. Satu tahun kemudian ibunya meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya.Mamaku sangat menyayangi Najwa karena Najwa adalah menantu yang penurut dan pengertian, mereka sering pergi bersama saat belanja ataupun ke salon. Aku dua bersaudara, aku dan kakakku bernama Nisa.Enam tahun berlalu dengan damai, pernikahan kami pun berjalan dengan baik, tidak pernah ada pertengkaran yang terjadi. Najwa selalu menurut apa yang ku katakan, kemana pun ia pergi ia akan selalu mengatakannya padaku. Bagiku sudah cukup hidup dengan Najwa meski sampai kini kami belum dikaruniai keturunan.Satu tahun belakangan ini Mama mulai membahas tenta
Magbasa pa
Keputusanku
"Akan saya berikan jawaban secepatnya, Ma." Setelah berucap Najwa berlari menuju kamar."Tolong beri Najwa waktu, Ma. Biarkan dia tenang dulu. Ferdi yakin Najwa pasti setuju.""Sampai kapan, Fer? Apa Mama bunuh diri aja kalau kamu nggak mau nurutin Mama. Mama nggak kuat, Fer.""Mama jangan ngomong kayak gitu, Ferdi sayang sama Mama." Segera kupeluk Mama dan kuhapus air matanya."Tiap kumpul dibilang mungkin menantumu mandu. Ada juga yang bilang mungkin anakmu yang mandul. Mama mau kamu buktiin kalau kamu bisa punya anak, Mama nggak mau kamu dihina kayak gitu." Mama masih sesenggukan."Iya, Ma, Ferdi janji kalau tiga bulan lagi Najwa nggak hamil, Ferdi bakal nikahin Ranti." Entah apa yang aku katakan, aku hanya ingin menenangkan Mama dan berdoa semoga Najwa benar-benar bisa hamil.Semoga saja kali ini Tuhan sudi mengabulkan doaku. Aku mencintai Najwa, dan tidak pernah berniat untuk berpisah dengannya.Perjuangan kami untuk bersama cukup berat. Tidak rela rasanya kalau aku harus berpisah
Magbasa pa
Apa yang disembunyikan Mama?
Dua bulan setelah itu aku menikah dengan Ranti. Pernikahan sederhana berlangsung di rumah Ranti. Perceraianku dengan Najwa berjalan lancar karena tidak ada tuntutan apa pun darinya.Najwa pergi begitu saja dari rumah. Bahkan, dia tidak berpamitan denganku. Hanya beberapa baju yang ia bawa, dan menyisakan yang lainnya sebagai kenangan untukku.Awal menikah dengan Ranti memang cukup berat, karena kami menjalani tanpa cinta, tetapi karena pembawaan Ranti yang ceria membuat benih cinta mulai tumbuh.Aku bagai tersihir dengan pesona Ranti. Rasa cintaku pada Najwa mulai terganti oleh Ranti. Dia mampu membuatku kembali muda. Aku selalu ingin cepat pulang dan bertemu dengannya.Tidak terasa pernikahanku dengan Ranti berjalan begitu cepat. Dua tahun berselang, Ranti belum juga hamil. Aku mulai berfikir apakah aku yang mandul? Namun, semua terbantahkan saat kami ke dokter. Ternyata yang bermasalah adalah rahim Ranti.Dokter menyarankan untuk menjalankan pengobatan dan rutin kontrol. Mama mulai
Magbasa pa
Mimpi
[Bu, mbak Tasya sekarang ada di klinik dekat sekolah]Satu pesan dari Nia sontak membuat Najwa terkejut, ia segera memencet tombol panggil untuk menghubungi pengasuh anaknya itu."Kenapa bisa di klinik? Tasya sakit apa?" Najwa segera bertanya setelah Nia mengucap halo."Tadi pas main ayunan ada anak yang dorong kekencengan, Bu. Maaf, saya tadi masih di toilet," ucap Nia dengan suara bergetar."Sekarang gimana? Apanya yang luka?" "Kepala sama tangan, Bu."Tanpa menjawab, Najwa segera mematikan sambungan dan bergegas menuju klinik yang di maksud. Sesampainya di sebuah klinik, Najwa segera menghubungi Nia. Setelah mendapat jawaban ia berlari mencari anaknya.Dilihatnya Tasya berbaring dengan perban di kepala sebelah kiri dan siku kirinya. Najwa mendekat lalu duduk di samping Tasya."Kok bisa gini?" tanyanya lembut, dikecupnya tangan kanan anaknya. Hati Najwa begitu sakit melihat anaknya terbaring lemah, itu mengingatkannya pada perjuangan Tasya kecil."Tadi, kan, Tasya ayunan sama Fira
Magbasa pa
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status