All Chapters of Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati: Chapter 21 - Chapter 30
36 Chapters
Gugat Ceria
"Sumpah ... ini cewek beneran kualat." gumamnya tidak bisa menahan tawanya. "Mas!" panggilan Maya membuat Andi tersadar lalu ia mengikuti Maya menghampiri dua sejoli yang sedang adegan romantis di seberang jalan."Wini," panggil Maya sambil tergesa-gesa mendekati keduanya Wini langsung sadar dengan segera ia bangkit tanpa memperdulikan Devan.Andi menyodorkan tangannya sebelah untuk membantu Devan."Kamu nggak apa-apa?" tanya Maya sambil melihat Wini dari atas sampai bawah.Sedangkan yang dilihat malah menggeleng sambil mengusap pakaiannya yang terkena debu"Nggak kok santai," jawab Wini lalu mulai berjalan terlebih dahulu. Sedangkan Andi yang melihat ekspresi Wini lagi-lagi hanya bisa menahan tawa.'Salah tingkah mulu,' ledeknya dalam hati.***Sekarang mereka semua sedang berkumpul di ruang tengah kontrakan Maya, sambil di suguhi minum dan makanan yang di beli Wini tadi."Em ... guys mumpung kita berempat disini aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian," ucap Devan memulai percakap
Read more
Ingin Pergi
Deg!Andi langsung tercekat tiba-tiba ulu hatinya kembali sakit setelah hampir sebulan tidak mendengar dan membahas kata cerai ia terdiam beberapa saat lalu tersenyum."Mungkin udah waktunya," ucap Andi membuat Wini yang sedang memejamkan matanya langsung membukanya kembali menatap langit-langit ruangan sejenak lalu ia duduk seperti biasa."Hu'um ... kita hampir lupa dengan semua itu karena merasa bebas untuk mengunjungi Hana.Nyata dibalik kebebasan itu rencana lain terus berjalannbodoh ya." ledek Wini pada dirinya sendiri."Kapan mereka menikah?" tanya Andi lagi, Wini menggeleng lalu menggedikkan bahunya."Aku nggak tau dan nggak mau tahu juga tolong temani aku nanti beli tiket pesawat ya." ujar Wini yang dibalas anggukan kecil oleh Andi."Jangan hilang kontak supaya nanti aku bisa menghubungkanmu dengan Hana," pinta Andi yang dibalas anggukan oleh Wini.***Sore hari, Andi mengantarkan Wini ke bandara begitu sampai, tiba-tiba Andi mendapat telpon membuatnya mengurungkan niat untuk
Read more
Salah Paham
Perlahan Wini berbalik sambil berusaha menghilangkan rasa canggungnya."Kenapa Kak?" tanya Wini santai Devan langsung menyodorkan paper bag ke hadapannya membuat Wini bingung."Apa ini?" tanya Wini lagi sambil menerima paper bag tersebut."Oleh-oleh dari Singapura kamu pergi-pergi aja setidaknya bilang makasih kek udah dipinjamin pundak.Kalo Maya tau dia pasti cemburu liat calon suaminya terlalu baik gini," jawab Devan panjang lebar membuat Wini terkekeh."Iya-iya, Makasih banyak ya Dokter Devan yang baik hati untuk pundaknya dan juga oleh-olehnya semoga kita bisa bertemu di lain waktu," ujar Wini tanpa sadar membuat Devan mengernyitkan dahinya."Maksudnya?" "Hah? Nggak-nggak, aku cuma bercanda hehe.O iya by the way maafin aku ya Kak kalo banyak salah sama Kakak, suka ngegas nggak jelas," lanjut Wini, Devan semakin bingung tapi ia berusaha positif thinking."Kok tiba-tiba minta maaf gini sih? Kesambet apa kamu?" lagi-lagi Devan bingung.'Kesambet cintamu, eh astagfirullah Wini!' um
Read more
Selamat Tinggal
"Bagaimana ini?" tanya Andi bingung, Wini menggeleng sekilas."Sudah tidak apa-apa biarkan Maya menenangkan dirinya.Bersyukur Hana ditinggalkan sama kamu kalo sama orang lain kan ribet urusannya," jawab Wini membuat Andi mangut-mangut."Ya sudah, tolong belikan Hana susu sama sekalian dotnya ya kasian pasti anakku ini haus banget," pinta Andi sambil mencium wajah putrinya."Ya, habis beli susu aku langsung ke kosan dulu ya ngambil koper, udah di packing dari tadi malam tinggal ngambil aja.Sekalian mau pamit juga sama teman-temanku di restoran," ujar Wini yang dibalas anggukan oleh Andi."Pakai uangmu dulu ya, nanti di ganti," "Hum," Wini hanya mendehem lalu berlalu dari hadapan Andi."Kita ke dalam ya sayang, Hana ikut anterin anty Wini ke bandara," gumam Andi sambil berjalan membawa Hana ke ruangannya.***Disisi lain, Maya pergi ke taman ia sama sekali belum sadar kalau Hana ia tinggalkan, ia benar-benar tidak menyangka dengan semua ia, sesekali ia meremas gamisnya meluapkan emos
Read more
Di bentak
Lama Andi duduk di bandara, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana sekarang.Orang yang sudah ia anggap saudara yang selalu menyemangatinya sudah pergi. Andi menunduk mencium wajah putrinya."Maafin Ayah ya Nak, semua ini gara-gara Ayah semoga Hana kuat dan tumbuh dengan semangat ke depannya. Ayah tidak tahu lagi harus ngadu sama siapa?Kakek Nenek tidak suka Ayah, Bunda juga tidak suka Ayah satu-satunya yang percaya sama Ayah cuma Anty Wini tapi sekarang Anty juga udah pergi," gumam Andi.Sebelum mengantarkan Hana pulang ke rumah Maya, Andi berniat ingin membawanya ke rumah orang tuanya terlebih dahulu.Ibunya tidak bisa lagi mengunjungi Maya karena perjalanan yang jauh kemaren membuat Ibunya drop beberapa bulan yang lalu."Kita ke rumah Nenek ya sayang, Ayah buatin susunya di sana," lanjut Andi lalu ia beranjak dari tempat duduknya.***Disisi lain, sudah hampir setengah jam Maya dan Devan menunggu di teras namun belum ada tanda-tanda Andi datang membawa Hana pulang. Maya semakin p
Read more
Curiga
Suatu ketika seperti biasa Devan selalu sarapan di restoran tempat Wini bekerja tapi kali ini niatnya tidak hanya sebatas sarapan, ia ingin mencari tahu tentang perempuan ini."Ini Mas pesanannya, selamat makan," ucap Wulan teman dekat Wini saat kerja disini. Devan mendongak lalu tersenyum sekilas sambil mengangguk."Mbak maaf, saya boleh nanya-nanya dikit nggak?" tanya Devan yang dibalas anggukan oleh Wulan."Duduk dulu," lanjut Devan dengan senang hati Wulan duduk di berseragam dengan Devan."Em ... saya mau nanya soal, Wini? Dia itu udah lama kerja disini ya? Em ... latar belakangnya mungkin," Devan memulai pertanyaannya membuat Wulan tampak berfikir sejenak lalu ia teringat dengan pesan terakhir Wini."Wulan, kamu satu-satunya orang di restoran ini yang tahu aku dari A sampe Z, aku minta tolong banget jangan pernah memberi tahu kalo aku pergi jauh untuk menghindari rasa sakit hati dan cemburu.Kamu juga satu-satunya sahabat perempuan yang tahu bagaimana aku menyukai Dokter Devan.
Read more
Diary Wini
Deg!'Ini 'kan buku diary Wini yang dia bilang hilang ternyata jatuh disini,' ucap Maya dalam hati.Perlahan ia duduk di sisi ranjang, lalu membuka buku tersebut Maya membuka halaman terakhir."Rasanya seperti mimpi buruk mendengar orang yang kita sukai dalam diam tiba-tiba melamar perempuan lain, demi apapun ini benar-benar menyakitkan.Kalo boleh request Ya Allah mungkin lebih baik tidak mempertemukanku dengan pria itu setidaknya aku masih bisa mengagumi yang lain walaupun tidak sedalam aku mengaguminya"Tulis Wini di lembar mendekati terakhir membuat Maya bingung, ia tidak asing dengan kejadian tersebut, tapi siapa yang dimaksud Wini?"Wini nggak pernah cerita tentang perasaannya dia suka siapa dan udah pernah bertemu atau tidak?" gumam Maya heran lalu meletakkan kain yang di pangkuannya ke ranjang.Tanpa membuang waktu ia langsung membuka buku diary itu dari awal dan mulai membacanya dengan serius, ternyata banyak hal yang tidak ia ketahui tentang Wini. Cukup lama ia membaca buku
Read more
Di introgasi
4 hari telah berlaluNamun Devan tak kunjung datang ke rumah Maya begitu juga dengan Andi.Karena terlalu penasaran Maya sampai nekat ke kantor Andintapi lagi-lagi usahanya gagal karena Andi sedang ada tugas di luar kota.Sedangkan Devan, Maya tidak berani menganggunya karena Devan sibuk operasi selama seminggu itu.Mau tidak mau Maya harus sabar menunggu keduanya mengunjungi Hana.***Disisi lain Andi tengah bersiap kembali pulang ke Indonesia sekarang ia tengah memandangi keindahan Singapura dari kamar hotelnya.'Andai aja bisa bawa Maya dan Hana kesini pasti lebih seru dan menyenangkan ditemani istri dan anak," ucap Andi dalam hati sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.Lama ia bergelut dengan pikirannya hingga tidak sengaja netranya menangkap seseorang yang tidak asing baginya ia melihat perempuan tersebut baru keluar mini market."Wini!" Andi tersadar ia langsung mengucek-ngucek berkali-kali sambil memicingkan matanyaTanpa membuang waktu ia langsung berlari k
Read more
Bimbang
"Selama ini kamu membuntuti, Maya?" Devan bertanya sedikit tegas, Andi langsung paham jika Devan tidak suka ia langsung mengangguk sekilas."Tapi Di sepertinya niat kami tetap tidak akan berubah deh untuk menggugat ceraimu," lanjut Devan membuat Andi mematung sejenak lalu mengangguk."Aku tidak mempermasalahkan itu sedikitpun, apapun yang ingin kalian lakukan lanjutkan." jawab Andi datar berusaha menata hatinya.Ia langsung mencium Hana hanya pada bayi itu ia bisa melimpahkan isi hatinya."Em ... Aku bawa Hana ke depan dulu ya jalan-jalannkalian lanjutin aja dulu ngobrolnya," ucap Andi sambil berdiri lalu membawa Hana pergi.Setelah melihat Andi pergi Maya langsung menoleh ke arah Devan."Kak bagaimana dengan Wini? Apa Kakak tidak punya perasaan sedikitpun samanya?" tanya Maya serius.Devan langsung menyandarkan punggungnya di kursi plastik tersebut."Akan kupikirkan dulu lagi tapi bukan berarti ngasih kesempatan secepat itu sama Andi," jawab Devan membuat Maya langsung melihat Andi y
Read more
Hampir Dilecehkan
"Ya sudah, aku pamit dulu assalamualaikum." pamit Andi lalu ia bergegas pergi Maya masih mematung melihat punggung Andi yang mulai menjauh hingga laki-laki itu masuk ke dalam mobil.Disisi lain, sebelum menjalankan mobil Andi melihat sekilas ke arah Maya dan Devan ntah kenapa ia malah cemburu.Tanpa membuang waktu ia langsung meninggalkan tempat tersebut.***Hari demi hari berlalu, Andi sangat sibuk bekerja sehingga untuk menjenguk Hana pun ia sampe sering tidur di mobil.Hari ini adalah hari weekend, Andi sengaja pagi-pagi datang ke kontrakan Maya, ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama putrinya.Bagitu ia sampai alangkah kagetnya ia melihat Maya dan Devan sedang jogging di sekitar komplek kontrakan Maya.Sebenarnya ini bukan hal yang baru lagi namun ntah kenapa akhir-akhir ini Andi malah selalu cemburu melihat keduanya."Eh Andi, baru datang mau ikut olahraga nggak?" tanya Devan begitu melihat Andi."Nggak usah terima kasih, aku mau ketemu Hana dulu." jawab Andi berusaha
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status