All Chapters of Kupilih Mandiri, Daripada Sakit Hati: Chapter 11 - Chapter 20
36 Chapters
Kehilangan
Deg!Tidak ingin membuang waktu Andi langsung pamit setelah mendapatkan alamat Dokter Devan. Dengan kecepatan tinggi ia melajukan mobil menuju alamat rumah Devan.Hampir satu jam perjalanan akhirnya ia sampai di depan rumah Devan.Tanpa membuang waktu ia langsung mengetuk pintu rumah yang terlihat begitu sepi."Iya Den nyari siapa?" tanya seorang ibu paruh baya yang baru saja keluar dari dalam."Devannya ada nggak, Bi?" tanya Andi tanpa basa-basi.Terlihat Ibu tersebut melihat ke arah dalam sekilas."Ada Pak, tapi Den Devan lagi nemenin temennya di kama.," jawab Ibu tersebut membuat rahang Andi langsung mengeras.'Pasti itu Maya,' ucapnya dalam hati."Perempuan atau laki-laki Bu?" lanjut Andi semakin memperjelas."Perempuan." lanjutnya tanpa membuang waktu Andi langsung memaksa masuk dan membuka pintu secar kasar.Brak!Devan langsung menoleh ke pintu mendengar suara dobrakan tersebut.Matanya langsung membola melihat Andi yang datang."Andi," ucap Devan tidak percaya.Sedangkan Andi
Read more
Ancaman Papa
"Ceraikan Maya atau Ayah yang akan mengurus surat perceraian kalian!"Deg!Tiba-tiba Andi menjatuhkan tubuhnya bersimpuh di lantai membuat Ayah dan Ibunya kaget.Andi menunduk bahunya terlihat lemas. Ibunya langsung menutup mulutnya melihat Andi seperti ini."Apa yang kamu lakukan Andi?" tanya Ayah bingung."Andi belum bisa kehilangan mereka berdua Ayah.Untuk kali ini Andi mohon banget Ayah biarkan Andi menyelesaikan masalah ini jujur Andi nggak suka liat laki-laki lain dekat sama Maya. Andi nggak suka Ayah." terang Andi membuat kedua orang tuanya saling melempar pandangan lalu menghela nafas panjang."Kalo kamu tidak suka Maya dekat dengan laki-laki lain kenapa kamu malah dekat dengan perempuan lain? Kamu nggak menghargai Maya sedikitpun kenapa kamu nggak perjuangin Maya?" tambah Ibu.Andi sendiri bingung dengan dirinya benarkah ia cemburu? Benarkah ia mencintai Maya?"Baik, untuk kali ini Ayah kasih kamu kesempatan untuk menyelesaikan masalahmu dengan Maya.Tapi ingat Andi selagi
Read more
Nora selingkuh
"Hah? Berarti-" belum sempat Andi menyelesaikan ucapannya Roni sudah mengangguk."Itulah kenapa berkasnya masih disini ya karena kemaren aku mencoba menghubunginya dan dia bilang dia benar-benar minta maaf karena ia tidak bisa meninggalkan putrinya yang masih berumur satu bulan lebih kalo nggak salah," terang Roni membuat Andi kembali lesu, harapannya untuk ketemu Maya kembali sirna.'Pasti Hana udah aktif banget,' ucapnya dalam hati."Ya sudah kalo gitu aku minta berkas ini ya," lanjut Andi yang dibalas anggukan oleh Roni."Bawa aja, udah nggak penting kok," jawab Roni sambil menyusun berkas-berkas di mejanya.***Disisi lain Nora sudah sampai di kantor Andi, namun ia tidak mendapati kekasihnya itu di dalam ruangannya."Mas Andi kemana sih? Ini udah jam 1 siang," gumamnya sambil mengutak-atik ponselnya.Beberapa menit kemudian terdengar suara pintu dibuka membuat Nora langsung senang."Mas … kamu dari mana aja sih? Aku udah lama nunggu," tanya Nora dengan muka cemberut yang dibalas s
Read more
Wini Acuh
"Aku mendapatkan karma sekarang, merasakan sakitnya berharap saat orang yang diharapkan ternyata tidak mengharapkanku," lirih Andi.Nora langsung berhambur ke pelukan Andi sambil menangis."Jangan ngomong gini Mas aku minta maaf. A--aku-"Andi langsung melepaskan pelukan Nora lalu berusaha tegar."Sudah ya Nora, aku harap kamu bahagia setelah ini," lanjut Andi lalu ia berbalik keluar dari kafe.Rasanya sekarang dadanya seperti dihimpit batu besar mengingat Mama dan Maya begitu juga putrinya."Mas Andi!" teriak Nora, namun tidak dihiraukan sana sekali oleh Andi, ia memilih pulang untuk menenangkan hatinya.Sampai di rumah, ia terduduk lesu dilantai, ia melihat ada bayang-bayang Maya dan putrinya.Andi kembali membuka berkas di tangannya lalu mengamati foto Maya lama hingga air matanya ikut menetes."Maya ... Mas kangen," lirihnya, detik kemudian ia membaca alamat rumah buru-buru Andi menghapus air matanya lalu memperjelas bacaannya benar saja ada alamat rumah Maya."Ya Allah ini benera
Read more
Wini Kecewa
"Kamu kenapa May kok nangis?" tanya Devan bingung sedangkan Wini masih terus diam mematung tanpa berbalik.Maya tidak menghiraukan pertanyaan Devan ia langsung berdiri menghampiri Wini."Win ...," lirihnya sambil meraih tangan Wini membuat Wini benar-benar tidak tega walaupun hatinya masih kecewa dengan cara Maya."Kenapa? Aku beneran besok mau kerja, May," ucap Wini lembut berusaha meyakinkan Maya namun dengan cepat Maya menggeleng ia tahu Wini berbohong."Aku tahu kamu kecewa samaku karena nggak pernah ngasih tau alamatku maafin aku Win," lanjut Maya lalu ia memeluk Wini membuat Wini mau tidak mau membalas kembali pelukan sahabatnya itu."Sudahlah, itu tidak penting lagi," ujar Wini sambil mengusap pundak Maya Maya langsung melonggarkan pelukannya lalu menatap manik Wini."Kamu nggak boleh pulang, aku sama Hana kangen sama kamu," pinta Maya dengan wajah memelas membuat Wini langsung menghembuskan nafas kasar."Ya udah-" ucapan Wini terpotong."Makasih, ayok masuk," potong Maya lalu
Read more
Berjuang
Wajah Devan terpampang jelas sedang melihat ke arah Wini tanpa membuang waktu Wini langsung mengambil ponselnya lalu mengetikkan pesan untuk Devan.[Dokter Maaf, bukan bermaksud mendikte Dokter aku cuma membantu seorang Ayah yang ingin bertemu dengan anaknya dan seminggu ini ia rutin datang diam-diam cuma ingin melihat keduanya dari jauh apa yang kulakukan salah 'kah?]Wini mengirimkan pesan tersebut ke Devan lalu kembali melihat ke arah Andi yang masih setia menimang Hana.[Apa Maya tau?] [Nggak Dokter, Andi tidak ingin menyakiti Maya makanya ia tidak mau Maya melihatnya dulu ditambah lagi ada ancaman dari keluarganya] balas Wini dengan perasaan was-was.[Ya sudah, kalo begitu cepat bawa Hana pulang kalo sudah selesai] Wini tersenyum membaca pesan tersebut lalu mengirimkan stiker jempol. Wini melirik ke arah Devan ternyata sudah pergi."Win," panggil Andi membuat Wini langsung menoleh."Ini Hana udah tidur, kamu pulang lagi aja takut Maya kecarian O iya makasih banyak udah mempertem
Read more
Mama Datang
Tanpa membuang waktu Andi langsung menyambar jas dan kunci mobilnya tanpa menghiraukan Nora yang masih di hadapannya.***20 menit perjalanan akhirnya Andi sampai di rumah sakit, ia langsung bertanya ruangan Ibunya lalu bergegas kesana.Ceklek!Pintu terbuka menampakkan Andi yang baru saja datang Ayah yang setia di samping Ibu langsung menjauh begitu Andi masuk."Ma ...," lirih Andi sambil menggenggam tangan perempuan yang sudah melahirkannya itu."Apa Maya udah ketemu? Mama pengen ketemu, Mama ingin melihat cucu Mama," ucap Mama dengan surah lemah membuat Andi langsung mencium tangan Mamanya."Udah Ma," jawabnya sekuat hati, Ayahnya yang tadi enggan melihatnya kini berbalik mendekati Andi."Ayah harap kamu tidak bohong," ucap Ayah yang dibalas anggukan oleh Andi, Mamanya nampak gembira sambil menggoyang-goyangkan tangan Andi."Bawa Mama ketemu Nak, Mama minta tolong," pinta Mama yang dibalas anggukan oleh Andi."Andi janji akan bawa Mama ketemu sama Maya asal Mama sembuh jangan sakit
Read more
Sesak
"Em ... Maya ke belakang dulu ya Ma, buatin susu untuk Hana sepertinya dia haus sekali," ujar Maya memberi alasan agar ia bisa menenangkan dirinya.Mama hanya mengangguk tanpa melihat Maya, ia sibuk dengan Hana tanpa membuang waktu Maya langsung bangkit meninggalkan ruang tengah."Coba sini, Ayah yang gendong dulu," ujar Ayah membuat Mama berdecak lalu memindahkan Hana ke gendongan suaminya."Cucuku Kakek ternyata udah besar ya," ucap Ayah pada Hana lalu mencium pipi mungil itu sedangkan Andi ia hanya tersenyum melihat putrinya menjadi rebutan orang tuanya."Andi lihatlah, betapa sucinya wajah bayi ini, ia bahkan tidak mengerti apa-apa, tapi kenapa Ayah merasa ia sudah menjadi korban kecerobohanmu.Kamu bahkan tega membuatnya seperti ini bersama Maya," ucap Ayah membuat Andi tercekat tenggorokannya terasa kering seperti ada yang mengganjal.Belum 5 menit di gendongan Ayahnya, Hana malah menangis membuat Andi tersenyum, ia tahu pasti bayinya ingin digendong olehnya."Loh kok malah nang
Read more
Dilema
Andi memilih bersandar di tembok sambil memejamkan matanya beberapa saat ia bingung harus bagaimana memulai percakapan dengan Maya ia malah takut serba salah dan membuat Maya marah.Tanpa membuang ia kembali ke kamar untuk menghubungi rekan kantornya.[Halo Pak Andi] sapa Dimas karyawan yang disuruh Andi untuk membeli semua dagangan Maya tempo hari.[Iya Dimas, besok tugas kamu sama seperti tugas tempo hari ya akan saya kirim uangnya dan bawa makanannya ke kantor bagi-bagi sama rekan yang lain] ucap Andi.[Baik Pak] Baru saja Andi menutup telponnya, tiba-tiba Hana menggeliat membuat Andi langsung merebahkan tubuhnya di samping bayi itu."Ayah perhatiin Hana kayak nggak biasanya sayang, kenapa Nak?" ucap Andi lalu ia meletakkan punggung tangannya di kening Hana."Astagfirullah Hana demam Nak, pantes dari tadi serba salah," lanjut Andi lalu ia menggendong Hana membawanya ke dapur."May," panggil Andi membuat Maya menoleh."Hana sepertinya demam panas banget," lanjutnya membuat Maya ter
Read more
Kualat
"Hana tidak akan mengingatku, apalagi ia nanti mempunyai Ayah Devan, Bunda Maya dan Ayah Andi yang sangat menyaganginya,” jawab Wini berusaha menghilangkan perasaan sedih itu membuat Andi geleng-geleng tidak percaya.“Munafik sekali, kemana kamu akan pergi?” tanya Andi semakin penasaran dengan niat Wini sedangkan Wini malah menggedikkan bahunya.“Aku tidak tahu, tapi yang jelas dunia ini sangat luas ya walaupun terkadang kita sering menemui orang yang sama walaupun di tempat berbeda,” jawabnya santai membuat Andi kagum.“Kamu sangat pintar, apa kamu tidak ada keinginan untuk kuliah?” “Ada, tapi sekarang hanya jadi sebuah mimpi yang kemungkinan kecil terjadi. Dulu sebelum Paman meninggal aku selalu mendapatkan beasiswa prestasi, udah nabung juga buat kuliah.Ya itulah takdir nggak ada yang tau tiba-tiba Paman sakit mau tidak mau uang tabungan itu digunain buat berobat, udahlah udah lewat juga,” curhatnya membuat Andi mangut-mangut.“Sekarang aku harus fokus kerja selama kurang lebih d
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status