All Chapters of Setipis Benang Sutera: Chapter 11 - Chapter 20
79 Chapters
Chapter 11
" Tapi kenapa harus dia,Mas? Kenapa harus anaknya Rani ?Kamu kan tahu, Mas .Rani adalah wanita yang paling aku cemburu selama ini. "Suara Bundanya Terdengar sangat parau di telinga Lio." Arumi Please, Rani sudah Tiada. biarkan dia tenang di alamnya, apa yang terjadi di masa lalu tolong lupakanlah." pinta Dr.Mahendra."Bagaimana bisa aku melupakan wanita yang pernah mengisi ruang di hati suamiku begitu mendalam?bahkan sampai menyebabkan kamu mengabaikanku di awal pernikahan kita,Mas. Apa kamu lupa semua itu?Tiga bulan Mas ,tiga bulan lamanya kamu mengbaikanku, tidak sudi menyentuhku sebagai istrimu, karena kamu yang masih saja dihantui dengan rasa bersalahmu pada Rani. aku sudah cukup menderita di awal-awal pernikahan kita, namun aku tetap bersabar. lalu sekarang kamu mau menambah penderitaanku lagi?" Ucap Arumi dengan deraian air mata."Maafkan aku, Arumi, aku tahu saat itu aku memang salah, aku salah telah mengabaikanmu, aku salah telah menyakiti dan melukai hatimu begitu dala
Read more
Chapter 12
Fajar mulai menampakan sinarnya Lio mencoba untuk bangkit dari tempatnya, Ia tak mungkin terus-menerus mengurung diri seperti ini,banyak hal yang harus ia selesaikan.Lio mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar, kepalanya terasa sangat berat, pandangannya mulai merabun. Mungkin itu disebabkan oleh dirinya yang tidak tidur semalam.Lia sedang menunggu suaminya di ujung ranjang dengan mengenakan mukena,bersiap mengajak Lio untuk sholat subuh berjamaah. Sebenarnya Lia sangat khawatir dengan kondisi suaminya,sebab semalam suntuk suaminya itu berada di balkon kamar, Lia bahkan tidak tahu apa yang suaminya lakukan di luar sana.Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 namun Lio tak kunjung memasuki kamarnya, Lia semakin khawatir, Ia takut terjadi sesuatu pada suaminya. awalnya Lia ragu untuk menyusul Lio ke balkon, karena lelaki itu sempat berpesan agar Lia tidak mengganggunya, Namun karena hari sudah mulai pagi, akhirnya Lia memberanikan diri untuk menyusul suaminya. Lia berjalan ke arah pint
Read more
Chapter 13
Adelio POVHari ini aku memboyong Lia untuk tinggal di apartment yang baru aku beli semalam. Setelah semalaman suntuk aku memikirkan solusi atas pernikahan dadakan ini,akhirnya ku putuskan membeli apartment untuk memulai hidup bersama Lia.Keputusan ku untuk tinggal berdua dengan Lia sudah bulat,walau ayah dan bunda awalnya tak mengizinkan aku sebagi anak semata wayang nya berpisah dengan mereka,tapi aku tetap memaksa.aku tak ingin bunda semakin terluka dengan kehadiran Lia di rumah. Kalaupun ada yang harus pergi dari rumah, itu adalah Lia. Bukan bunda.Jujur aku tak tahu kehidupan apa yang akan aku lalui bersama Lia kedepannya, pernikahan ini terjadi begitu cepat, bahkan kami belum sempat saling mengenal lebih jauh. Sama sekali tak terbesit dalam benakku bahwa aku akan menikah secepat ini, aku bahkan baru kembali dari USA satu minggu yang lalu. Banyak Hal yang masih ingin ku raih,banyak hal yang masih harus ku lalui,namun kini hidupku bagai tak punya arah lagi,perjalanan hidup yang
Read more
Chapter 14
"Kamu baru saja datang seminggu yang lalu, Lio. Lalu sekarang kamu harus pergi meninggalkan bunda dan juga ayah? Tolong lah Lio,tinggal lah di sini bersama kami. Kamu anak semata wayang kami,satu-satu nya penghibur kami di masa tua ini." ucap Bunda yang sempat menggoyahkan niatku untuk memboyong Lia ke apartemen. Namun bayangan bunda yang menangis pilu di malam itu kembali muncul di benakku,membuat ku bersikeras untuk tetap pergi."Bunda dan ayah tenang saja,Lio akan sering-sering main kesini. Lio hanya tak mau merepotkan ayah dan Bunda. Lio juga ingin belajar hidup mandiri bersama Lia."Bohongku pada bunda tadi pagi demi menenangkan hati bunda.Aku menghela nafas berat."Maafkan Lio,Bunda. Lio terpaksa harus melakukan ini." desisiku pelan.Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang berhasil mengganggu lamunanku.Tok tok tok.Aku terperanjat kaget,"bagaimana mungkin pesanan makanan itu datang secepat ini.?"Batin ku merasa aneh.Namun sedetik kemudian aku mensyukuri nya karena aku s
Read more
Chapter 15
Jujur sikap dingin nya membuat aku bingung, entah apa yang sebenarnya dia pikirkan tentang pernikahan ini, tapi prasangka baik ku selalu mengatakan bahwa dia hanya membutuhkan waktu untuk mencerna semua ini. Dia butuh waktu untuk bisa menerima pernikahan kami yang absurd ini.Dengan alasan itu lah aku selalu berusaha untuk membuka hati nya, mencoba menyentuh perasaan nya, dengan bersikap baik selayaknya seorang isteri yang harus berbakti pada suaminya. Ya walaupun aku belum pernah mendapatkan timbal balik dari Mas Lio atas segala upayaku ini, tapi aku tetap ikhlas melakukan nya demi kebaikan pernikahan kami.Seperti malam ini, saat dia lebih memilih menghabiskan makanan yang sudah di pesan nya di banding mencicipi makanan yang susah payah aku buatkan untuk nya."Ah, mungkin apa yang aku hidangkan tidak sesuai dengan selera nya, aku bisa mencoba menu lain untuk besok dan seterusnya" fitur prasangka baik dalam diriku kembali aku aktifkan demi menjaga hati dari rasa sakit nya. Memperbes
Read more
Chapter 16
Pagi yang indah telah menampakkan cahaya sang surya, menyeruak memasuki jendela kamar Lio kemudian membangunkan nya dengan kilau sinar yang menusuk netranya. Lio terbangun, mata nya masih terpejam walau tubuhnya sudah dalam posisi duduk. Ia menguap, kemudian menggeliat merelax kan otot-otot nya sejenak. Perlahan ia membuka matanya. "Ya Allah, aku terlalu nyenyak tidur, sampai-sampai melewatkan sholat shubuh." Batin Lio kemudian mengecek Jam di Hp nya. Waktu menunjukkan pukul 06.30. "Masih ada waktu sejam untuk siap-siap, tidur sepuluh menit lagi mungkin masih aman." gumam Lio kemudian kembali menguap. "Akibat kelelahan aku jadi merasa ngantuk berat seperti ini." gumam Lio sembari meletakkan kepalanya kembali ke bantal. Tak lupa memeluk guling disisi nya untuk kembali berkelana ke alam mimpi. Dia lah Lio, lelaki yang sudah menikah tapi lebih memilih memeluk guling di banding memeluk isterinya. Jangan bayangkan bagaimana romantisme malam pertama mereka seperti khayalan di otak Lia,
Read more
Chapter 17
"Kamu lupa kamu isteri siapa?" tanya Lio sembari memandang kedua mata Lia, membuat Lia deg-degan tak karuan."Isteri Tuan Adelio Mahendra." jawab Lia polos."Nah, itu tau. Jadi kamu ga perlu takut telat masuk kerja, karena walau kamu gak masuk kerja pun tetap akan saya gaji melebihi karyawan saya yang lain." jawab Lio masih memilih warna kemeja apa yang akan di kenakan nya."Ya ga bisa gitu dong, Mas. Ini bukan soal siapa isteri siapa, tapi soal profesionalisme kerja." ucap Lia kesal karena suaminya itu tak kunjung memahami maksud nya."Ya, saya tahu. Dan saya gak akan buat kamu datang telat." ucap Lio tak terbantahkan."Ayo berangkat." ajak Lio yang berhasil membuat Lia kembali melongo, pasalnya suaminya itu masih mengenakan pakaian kebesaran nya. Bahkan sekedar cuci muka dan sikat gigi pun belum dia lakukan. Ia hanya menenteng tas laptop dan membawa pakaian ganti yang baru saja dia siapkan."Kok malah bengong? Ayo berangkat! Katanya gak mau telat?" seru Lio sekali lagi saat melihat
Read more
Chapter 18
Sejenak suasana menjadi hening, Baik Lia maupun Lio masih terkejut dengan kejadian yang mereka alami. Beruntung Lia segera menginjak Rem, karena kalau tidak mungkin saat ini mereka sedang berguling-guling di dalam mobil karena di hantam oleh kontainer yang melaju cepat dari arah berlawanan."Huuufh" desis Lia sesaat kemudian, kedua tangan nya masih menempel di dada untuk menenangkan keterkejutan nya.Ia menoleh ke sisi nya, disana terdapat Lio yang masih melotot dengan busa belepotan di area mulut dan juga pipi nya, tangan kanan nya masih menggenggam erat sikat gigi yang beberapa detik lalu masih ia gunakan untuk membersihkan mulut nya, sedang tangan kirinya masih memegang botol air mineral yang sebagian isinya telah tumpah membasahi kaos oblong dan jok mobilnya."Astagah, lucu sekali." batin Lia melihat ekspresi suaminya. Masih dengan nafas ngos-ngosan, Ia kemudian melepas selfbeelt lalu mendekat ke arah suaminya, semakin dekat dan dekat, sisi perutnya kini sudah menyentuh lengan Li
Read more
Chapter 19
Di tempat lain, Lia sedang berjalan menuju ruang HRD untuk menemui pak Sigit, suasana Rumah Sakit membuat ia teringat akan mending ibu nya, baru saja beberapa hari lalu ia melalui kejadian yang sangat menyedihkan, dimana ia harus berpisah dengan ibu nya untuk selamanya.Langkah Lia terhenti saat ia melewati ruang ICU, dia memandang sejenak ke arah ruangan itu, tampak disana seorang ibu-ibu yang ia taksir berusia sekitar tiga puluh tahunan sedang memeluk puterinya yang berusia sekitar lima tahun, mereka saling berpelukan untuk menyalurkan kekuatan.Mungkin mereka sedang menunggu penentuan takdir mereka, apakah seseorang yang sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam ruangan itu akan selamat dan kembali ke dalam pelukan mereka, atau justru akan terpisah dengan mereka untuk selamanya.Pemandangan itu membuat otak Lia kembali memutar memory di saat-saat terakhir ibu nya, di mana saat itu ia merasakan apa yang saat ini di rasakan oleh seseibu dan anak itu, merapal doa sekuat mungkin u
Read more
Chapter 20
Astagfirullah, Bun. Sejak kapan bunda di sana?" tanya Lio sembari berjalan menghampiri sang bunda kemudian mencium tangan nya."Ya, lumayan lah. Belum terlalu bosan juga, kok. Hanya menunggumu selesai mandi," sindir sang bunda sembari menepuk sofa mempersilahkan putranya duduk di sisinya, Lio pun menurut sembari memberi kecupan di pipi sang Bunda."Memang idealnya pengantin baru itu menghabiskan waktu untuk honeymoon, menikmati masa-masa indah bersama pasangan. Bukan malah memaksakan diri seperti ini.""Maksud bunda apa, sih? Lio gak paham.""Ya seperti kamu ini, memaksakan diri untuk tetap bekerja, padahal masih kelelahan setelah melalui pertempuran semalam. Akhirnya berangkat kerja pun tak sempat mandi, kan?" ucap sang bunda dengan menggerak-gerakkan alisnya terus menggoda putranya."Bunda ngomong apa, sih?" ucap Lio tak suka, raut wajahnya tampak tidak nyaman mendengar pertanyaan bundanya."Boro-boro ada pertempuran yang melelahkan, yang ada udah duluan lelah sebelum bertempur, bu
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status