Semua Bab Bodyguard Kesayangan Nona Muda: Bab 21 - Bab 30
173 Bab
Risty dan segala keindahannya
"Kenapa sama Risty?!" Tanpa menjawab pertanyaanku, Kaika segera menarik tanganku menuju mobil. Lalu aku menyambar tas ransel kuliah yang tergeletak di atas kursi gelanggang. "Hei, kalian berhati-hatilah!" seru Bang Al. "Makasih, Bang!" jawab Kaika sambil terus berlari. Tanpa banyak tanya, Kaika segera melajukan mobil sedan mewah Risty menuju tempat dimana gadis itu berada. "Risty kenapa, Kai?" "Risty bilang dikepung sama Ziany dan preman sewaannya!" Aku terkejut begitu mendengar ucapan Kaika. Pasalnya, bagaimana nasib Risty dengan badan sekurus itu dihadang oleh dua preman yang bertubuh dempal? Membayangkannya saja aku tidak bisa karena sudah pasti dia akan kalah tenaga. Kaika menyetir seperti orang kesetanan bahkan tidak peduli dengan pengendara lain yang menghadiahinya umpatan. Begitu tiba di jajaran ruko, Kaika segera memarkirkan mobilnya di halaman sebuah apotek. Untuk apa dia mengajakku kemari? "Ayo, Rado! Cepet!" serunya. Namun tiba-tiba langkah Kaika terhenti beg
Baca selengkapnya
Bodyguardku, Kekasihku
"Pokoknya lo tahu beres. Kalau soal bikin drama, gue jagonya." Kemudian tangan kanan kiri Risty menengadah diantara kami berdua. "Mana ponsel lo? Biar gue yang selesaiin." "Seenggaknya lo bilang apa yang mau lo bilang ke kakak ipar gue." Bibirnya berdecak, "Lama!" Risty mendorong tubuhku kemudian dia melangkah menuju meja tamu, tempat aku meletakkan tas ransel kuliah. Dengan lancangnya dia mengobrak abrik isi tasku. "Risty!" tegurku. Begitu tangannya berhasil memperoleh ponselku, tangannya kirinya memberi kode agar aku tidak maju untuk menginterupsi apapun yang akan dia lakukan. "Lo bodyguard gue. Dan seharusnya lo tunduk sama perintah gue, Rado. Dan asal lo tahu, baru kali ini gue ikut campur masalah kucing-kucingan bodyguard gue sama keluarganya. Remeh temeh banget lo jadi cowok," ucapnya ketus bernada menyindir. Tatapan matanya masih fokus tertuju pada isi ponselku yang terus diacak-acak oleh jemarinya yang lentik. Dengan kuku sedikit panjang yang dihiasi kuteks berwarna me
Baca selengkapnya
Boleh dicoba nggak?!
"Ya? Ada apa?" Kaika berdiri di sebelahku sambil ikut menatap pemandangan ibu kota setengah sore ini dari kaca bening besar apartemen mewah Risty. "Nanti malam, Risty mau ikut acaranya anak-anak borjuis. Tugas lo ntar malam harus selalu sama dia kemanapun dia melangkah. Jangan alihin pandangan lo darinya meski satu detik aja. Karena Risty itu suka jadi pusat perhatian. Jadi jangan heran kalau ntar dia bakal dikelilingi cowok-cowok." "Ziany bukan anggota acara itu. Jadi tugas lo cuma mastiin dia selalu aman. Dan satu lagi, dia suka pakai baju terbuka tapi nggak mau digoda. Aneh kan?!" Aku mengangguk paham dengan satu hal itu. Karena banyak teman-teman perempuan di fakultas suka memakai pakaian terbuka namun marah-marah jika digoda para lelaki. Lalu jika mereka tidak mau digoda mengapa memakai pakaian terbuka? Tidak habis pikir aku memikirkannya. Sebelum berangkat menjadi bodyguard yang sebenarnya, Kaika mengajakku menyantap makan malam. Karena disana, aku tidak diperkenankan mel
Baca selengkapnya
Aku udah tidur sama dia!
Risty dan semua perempuan di meja itu tertawa lepas menanggapi ucapan temannya yang berkata ingin 'menikmatiku'. Sedang otakku masih memikirkan apa maksud dari ucapannya itu? Karena jelas-jelas aku ini bukan permen atau barang yang bisa dipinjam-pinjamkan atau dicoba-coba. "Tanya aja sama dia. Mau apa kagak," Risty bersuara setelah meredakan tawanya. "Ya lo kali yang nanyain." "Kenapa? Lo mabuk cowok ganteng?" "Gue butuh pelampiasan. Tapi bukan yang sembarangan." "Lo ngerti aja kalau barang-barang gue selalu berkelas." Gadis itu mendekat ke arah Risty lalu berbisik, "Dari cara dia naik motor sport udah bikin jantung gue jedag-jedug." Entah apa yang mereka bisik-bisikkan selanjutnya karena bertepatan dengan itu, acara ini baru dimulai. Risty tiba-tiba berdiri, meraih tanganku menuju tempat yang berada di pojok, diikuti temannya. "Do, buka masker dan topi lo," perintahnya. Aku melakukan apa yang dia inginkan kemudian sahabatnya tersenyum. Kepalanya mengangguk pelan sambil me
Baca selengkapnya
Pelacur laki-laki
"Apa? Tidur dengannya?" tanyanya dengan raut tidak percaya.Aku melangkah mendekati keduanya dengan nafas terengah-engah sambil meredam kepanikan yang terus menguasai keberanianku. "Lo!" geram Richard ketika melihat kehadiranku.Risty ikut menoleh begitu aku berada diantara keduanya. "Sejak kapan lo nidurin cewek gue ke***at!?" Aku benar-benar terkejut mendengar pernyataan Richard yang menuduhku telah berbagi kehangatan dengan Risty. Jangankan berbagi kehangatan, kenal dekat dengannya saja belum genap satu bulan. "Emang lo cari mati ya?! Nyesel gue kenapa kemarin nggak gebukin lo sampai mampus!" Beruntung gangguan kepanikanku mereda perlahan-lahan karena telah menemukan Risty. Tangannya digenggam erat karena Risty berusaha melepaskan diri. "Jawab! Sejak kapan kalian tidur bareng!" pekik Richard dengan emosi tertahan ditengah kesunyian parkiran klub malam ini."Lepasin gue, Richard!" "Diem!!!" sentak Richard tepat dihadapan Risty."Nggak! Lo nggak ada hak ngatur gue sama sekali!"
Baca selengkapnya
Mari Kita Negosiasikan Hati Ini
Kali ini, apa lagi? Kenapa Mas Kian menghadangku di ruang tengah? Sial! Kalau begini, aku bisa ketahuan sehabis beradu fisik. "Sha, bawa Shakira masuk ke kamar," perintah Mas Kian dengan tatapan tetap tertuju padaku. "Papa, aku belum selesai main," rengeknya. "Mas, jangan pakai kekerasan," Mbak Sasha selalu memperingatkan Mas Kian jika akan mengadili kenakalanku. Bagaimana aku tidak semakin mencintai dia karena sikap penuh perhatiannya yang tiada duanya untukku. Kemudian ia membawa Shakira masuk ke kamar, meninggalkan aku dan Mas Kian berdua di ruang tengah. Apakah ini akan menjadi akhir dari penyamaran profesi baruku sebagai bodyguard Risty? "Buka helmmu, Do," perintahnya. Aku sangsi membukanya karena Mas Kian pasti mengetahui tambahan lukaku. "Rado, kamu denger Mas ngomong kan?!" Jika sudah begini, mau tidak mau aku harus melakukannya. Sorot mata dan nada bicara Mas Kian, memancarkan aura intimidasi bahwa ia tidak mau didebat barang sedikit pun. Baiklah, ini artinya
Baca selengkapnya
Harusnya Dia Menjadi Milikku
"Aku nggak punya apa-apa buat bayar kamu biar mau cerita, Do. Sebagai kakak ipar, aku cuma mau yang terbaik buat kamu. Salah satunya jangan berantem terus kayak gini. Mas Kian jadi kesal sama kamu. Dia berangkat kerja tapi hatinya dongkol." Mau bagaimana lagi, Mas Kian tidak bisa lagi mengambil hatiku karena aku sudah jarang bermanja-manja padanya. Tidak seperti dulu. Karena sekarang, posisi itu telah diganti oleh Mbak Sasha. Aku menggenggam tangannya lembut lalu berucap, "Aku mau cerita asal Mbak Sasha nemenin aku senang-senang hari ini." "Senang-senang kemana?" Bayanganku berkelana seperti kencan para muda-mudi jaman sekarang, "Nonton film, makan bareng, pokoknya have fun." "Shakira? Kamu lupa kalau ada dia?" Astaga, keponakan usil kesayanganku itu hampir saja terlupakan. Karena aku fokus mencari kesenangan bersama ibunya. Mumpung, Mas Kian bekerja dan biasanya akan pulang ketika senja telah tiba. Jadi, aku memiliki banyak waktu untuk mencuri perhatian istrinya. "Sama Bik
Baca selengkapnya
Gangguan Majikan Sialan
Bukan film romantis, melainkan film horor yang kami tonton. Mbak Sasha juga memberi batasan, jika di tengah-tengah menonton film nanti Shakira menangis mencari dirinya, maka mau tidak mau acara 'kencan' yang kurencanakan bersamanya akan berakhir di tengah jalan. Bagaimanapun Shakira lebih utama dan aku harus mengalah untuk keponakan kesayanganku itu. "Tapi aku berharap dia nggak nangis apa lagi nyariin kamu, Mbak," ucapku sambil merangkul pundaknya. "Dasar manja! Dulu kamu tuh manja banget sama Mas Kian, tapi kenapa sekarang jadi manja ke aku?" Aku mempersilahkan Mbak Sasha duduk lebih dulu ketika seat kami telah ketemu. Lalu aku duduk disebelahnya dan langsung menyandarkan kepalaku di pundaknya. "Ya pengen manja sama kamu, Mbak. Kamu lebih pengertian dan lembut meski aku nakal. Kalau Mas Kian sekarang berubah intolerir. Aturannya saklek banget." Aku tidak mempedulikan tatapan pengunjung lain karena melihat aku begitu manja dengan kakak iparku ini. Masa bodoh! Aku tidak kenal
Baca selengkapnya
Cium Dia Dihadapanku
Risty sialan! Kenapa dia harus muncul ketika aku sedang berkencan dengan Mbak Sasha. "Aneh ya teman kamu itu. Mikirnya kita pacaran," Mbak Sasha terkekeh, "Malah ngatain aku janda beranak satu pula." Aku membalas ucapannya dengan senyum kaku. Fiuuh ... syukurlah jika Mbak Sasha tidak berpikir macam-macam dengan ucapan Risty. "Mungkin karena kita hampir seumuran kali ya?" "Bisa aja, Mbak. Kan kita cuma beda lima tahun." "Oh ya, Do. Kapan-kapan aku mau loh kenalan sama pacarmu." Pacar? Untuk yang satu itu aku tidak jamin karena sebenarnya aku tidak memiliki kekasih, karena cintaku sebenarnya hanya untuk Mbak Sasha, kakak iparku. Sepulang dari jalan-jalan, aku meminta Mbak Sasha mengobati luka yang ada di wajahku. Hitung-hitung mencari perhatian darinya sebelum Mas Kian pulang. Sekaligus meminta tolong pada Mbak Sasha agar membujuk Mas Kian untuk tidak bersikap intimidatif padaku. Waktu seakan seakan berjalan dengan cepat, ketika deru mobilnya terdengar memasuki garasi ruma
Baca selengkapnya
Rado, Lo Depresi?
Apa? Richard menantang Risty agar menciumku di sini? Di kafe ini? Dihadapan banyak pengunjung yang sedang menikmati waktu siangnya? Apa Richard gila? Risty melangkah santai menghampiri Richard yang berdiri di dekat meja makan. Lalu kedua tangannya terulur lembut merapikan kerah kemeja Richard yang tidak kusut. Mengusapnya ke kanan dan ke kiri lalu memberi tepukan halus di pundak dan pipinya. "Richard sayang, please lo terima kenyataan kalau mantan kekasih lo yang cantik dan tajir ini udah nggak minat ngelanjutin hubungan ini. Jadi, jangan pakai drama yang nggak mutu kayak gini." "Tapi aku butuh pembuktian, Ris!" "Butuh bukti nggak perlu dengan cara yang seakan-akan ngerendahin gue dihadapan banyak orang, Rich," ucapnya santai sambil bersedekap. "Kalau lo mau, gue bisa tunjukin di apartemen gue. Lo mau lihat gue sama Rado ciuman berapa lama? Dan apa lo yakin, setelah lihat kita berciuman nggak bakal panas hati?" Risty kemudian terkekeh lalu menyibak rambut panjangnya yang inda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status