Semua Bab Terjebak Perjanjian Pranikah: Bab 21 - Bab 30
117 Bab
Pulang Ke Rumah Ibunya Adam
Adam hanya mendengus kesal. Ia juga bingung bagaimana harus mendidik Hana. Pakah ini adalah sebuah karma karena ia telah menyia-nyiakan Mila dan saat ini ia diberikan istri yang mengandung bukan anaknya. "Terserah kamu saja!" jawabnya lesu.Tak lama kemudian pesanan Hana pun datang. Tetapi Hana mengatungkan tangan pada Adam saat Adam sedang bersama ibunya di ruang tamu. "Mana uangnya? Dua ratus ribu."Bu Retno justru melotot. Kamu ini memang nggak tahu diri, Hana! Sudah bagus kamu dibawa ke sini tapi masih saja nggak meletakkan dirimu," kesalnya."Ibu diam saja lah! Atau ibu yang mau kasih aku uang?" sahut Hana. Adam pun terpaksa memberikan uang kepada Hana sebesar yang diminta Hana. Hana menikmati makananya sendiri. Adam mengira akan membawa untuknya juga tetapi tidak. "Itu untuk kamu sendiri, Hana?" tanya Adam."Tentu lah. Memang kamu mau? Kalau kamu mau ya beli sendiri lah! Aku makan untuk berdu," ketus Hana.Adam menghela napas kasar. "Seharusnya kamu paling nggak beli untuk ibu
Baca selengkapnya
Setelah satu tahun
Adam masih terdiam. Ia mencoba untuk bisa berkata-kata yang baik meskipun perkataan Hana cukup menyakitkan. "Kamu bisa belajar untuk lebih baik lagi 'kan, Hana?" tanyanya."Aku lelah. Kamu memang suamiku, Mas. Tapi ingat aku juga menjaga harkat dan martabat Kamu menjadi istri yang hamil. Agar bisa dipandang orang Kamu bisa punya keturunan," sahut Hana."Buang saja sampah itu di tempat sampah! Apa sulit nya sih?" titah Adam sedikit merasa kesal. Hana pun bangkit dan bukannya memungut sampah justru ia menendang plastik bekas makanannya. Hal itu membuat Adam tak bisa menahan emosi. "Hana, kamu keterlaluan sekali," pekiknya. "Buang lah saja sana, Mas! Kan nggak sulit juga?" sahutnya lembut tetapi dengan tatapan yang mencibir.Mendengar keributan di kamar Adam dan Hana, Bu Retno pin masuk tanpa permisi. "Ada apa ini ribut-ribut di rumahku?" Hana pun menoleh. Tersenyum mengejek. "Ini lo, Bu. Anak kesayangan ibu yang mandul ini ingin aku membuang sampah. Tetapi aku keberatan. Karena aku
Baca selengkapnya
Saudara Kembar
"Tuh, dengar, Mila! Ini sebenarnya tergantung kamu,'' sahut Pak Seno dengan renyah. "Ayah, pernikahan tak semudah apa yang dibicarakan. Ayah taku 'kan aku pernah gagal? Ayah tahu 'kan aku pernah sakit hati karena sebuah pernikahan. Kenapa Ayah mengatakan hal itu seperti sebuah lelucon?" tanya Mila. Ia pun merasa kesal dalam posisi itu.Bu Yuni pun tersenyum. "Mila, sebenarnya sebelum ini Bram pernah mengatakan kepada kami ingin menikahi kamu. Tetapi kami memang sengaja menyembunyikan dari kamu. Karena kami paham kamu masih butuh waktu untuk menata hati kembali. Dan Bram juga seolah perperilaku seperti biasa karena ia juga mau menjaga hatimu. Tetapi waktu satu tahun sepertinya sudah lebih dari cukup. Ini waktunya kamu untuk membuka hatimu lagi," jelasnya.Mila tak menyangka ternyata semua ini sudah direncanakan sebelumnya. Ia hanya tahu kalau Bram hanya sebatas rekan kerja saja. Ternyata ia menyimpan rasa kepada Mila. "Tetapi Bram kan masih perjaka. Tentu bisa memilih gadis yang dia m
Baca selengkapnya
Lamaran Bram Diterima
Hati Mila pun makin dag dig dug. Karena ia melihat Ibunya Bram. Persis sekali dengan tetangganya dulu. "Oh, iya." Ia pun masih bingung hendak mengatakan apa pada ibunya Bram.Setelah berbincang sedikit, akhirnya Pak Seno pun membuka pembicaraan ke intinya. Mila pun mulai tegang meskipun awalnya tadi sempat santai. "Mila, bagaimana jawaban kamu terhadap lamaran Bram?" tanya Pak Seno.Mila masih menunduk. Sedangkan yang lain masih menunggu jawaban dari Mila semua."Mila, aku tak akan memaksa kamu, kalau kamu memang tak bisa menerima aku pun bisa menerima jawaban kamu," ucap Bram mencoba memberikan ruang kepada Mila. Apapun yang akan dikatakan Mila ia pun bisa menerima dengan lapang dada.Mila masih berkecamuk dengan hatinya. Perasaan sakit, luka, dan trauma yang hanyut dalam dirinya. Entah kapan perasaan itu akan berakhir. Bu Nigntia pun menghampiri Mila kemudian mengusap punggung Mila. "Mila, ibu tahu kalau kamu pasti merasa trauma dengan pernikahan. Mungkin tak mudah bagimu untuk me
Baca selengkapnya
Kecurigaan Mila
Bram pun tak bisa melihat wajah pengendara tersebut. Sementara lampu sudah hijau dan ia pun harus segera melajukan kendaraannya. Ia hanya melihat pengendara sepeda motor yang menabraknya melintas di sampingnya. Ia pun menepikan kendaraannya ternyata benar jika bamper belakang mobil cukup ringsek. Bram pun sempat mengumpat karena ia juga merasa kesal dengan orang yang tak bertanggung jawab itu. Tetapi ada yang aneh. Ia melihat secara kertas menempel di belakang mobil. "Kertas apa ini?" gumamnya.Setelah membuka kertas itu Bram pun terkejut. Isi dari kertas tersebut ia kirimkan kepada Mila melalui aplikasi hijau. Menunggu balasan Mila tak kunjung masuk akhirnya Bram pun terpaksa menuju ke bengkel untuk memperbaiki mobilnya. Setelah di bengkel ternyata mobil Bram tak bisa langsung jadi. Melainkan perlu beberapa hari karena hantaman dari belakang cukup keras dan membuat ringsek."Pak, ini bisa tapi sekitar 5 harian," jelas pegawai bengkel."Wah, lama sekali. Mobil ini saya pakai untuk be
Baca selengkapnya
Teror
"Pak, sudah berapa lama Anda bekerja di perusahaan ini?" tanya Mila."Sudah 20 tahun, Bu. Sejak Ayah Anda masih memimpin perusahaan ini," jawab Pak Arman santai."Oh, terima kasih. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah bekerja dengan baik dan menaikkan profit perusahaan ini, Pak,'' sahut Mila. Ia tak melihat ada gerak gerik yang aneh dari Pak Arman itu. "Kalau begitu Pak Arman bisa kembali ke ruangan!" lanjutnya.Pak Arman pamit dan meninggalkan ruangan Mila. Ia pun menuju ruangannya. Mila masih mengawasi Pak Arman dari cctv dan memang memasuki ruangannya juga dikunci. Mila pun masih terus merasa curiga. Ia juga tak bisa langsung bertanya kepada Santi karena ia menduga kalau Santi ada hubungan nya dengan Pak Arman.Mila pun mencoba menghubungi ayahnya."Ayah, Halo?" sapa Mila melalui panggilan telepon."Iya, Mila. Ada apa?" tanya Pak Seno."Yah, sejauh mana sih Ayah mengenal Pak Arman?" "Pak Arman manajer keuangan itu?" "Iya. Ya dia memang sudah lama bekerja dengan
Baca selengkapnya
Kebusukan Santi
"Mobil saya di bengkel, Om. Kebetulan kemarin ditabrak orang dari belakang," jawab Bram dengan santai.Tak lama kemudian Mila pun datang dengan pakaian biasa dan sepertinya sudah mandi juga. Tercium bau wangi dari sabun. "Memangnya separah apa kok bisa sampai ringsek begitu, Bram?" telisik Pak Seno."Iya, Om. Aku juga nggak tahu sih. Kejadian nya di lampu merah dan pengendara motor itu langsung menancap gas. Wajahnya juga nggak terlihat. Dan yang semakin heran lagi ada sebuah kertas yang menempel di bamper belakang itu," jelas Bram.Pak Seno mengerutkan keningnya."Iya, Yah. Aku juga begitu. Tadi aku nggak sengaja nabrak orang nggak sampai jatuh sih orang itu terus kabur dan menempelkan kertas yang isinya "Jangan Menikah!" sahut Mila.Pak Seno menghela napas. "Sepertinya kalian sedang diteror. Tetapi siapa yang berani meneror kalian seperti ini? gumamnya. Bram pun mencoba memikirkan apakah dia memiliki musuh atau tidak. Ia pun merasa tak memiliki musuh. "Mila, kenapa kamu tadi tiba
Baca selengkapnya
Penangkapan Pak Arman dan Santi
Satu minggu sudah Mila mengawasi Pak Arman dan Santi. Baginya sudah cukup bukti untuk menyeret mereka ke penjara. Karena ternyata ada keterlibatan Santi saat memanipulasi data. Apalagi saat Mila tak berada di tempat ternyata melalui komputer yang Santi pegang mengambil data tanpa sepengetahuan Mila. Hari ini Mila memang sengaja sok baik kepada Pak Arman dan Santi. Ia masih pura-pura tak tahu jika sebenarnya hari ini Mila akan melihat kedua orang itu diseret ke penjara dengan dilihat seluruh orang kantor. Mila mengajak Pak Arman dan Santi makan bersama di ruangannya. Ekspresi wajah Santi juga terlihat biasa saja. Padahal kalau sedang berdua di ruangan Pak Arman bisa mesra sekali."Terima kasih atas jamuan makannya, Bu Mila. Ini sangat berarti sekali," ucap Pak Arman setelah selesai menikmati hidangan makan yang disediakan oleh Mila. Sedangkan Santi hanya diam saja dan masih menikmati makanan yang ada di depannya."Oh, ya. Ngomong-ngomong kalau besok kita dapat proyek apakah Pak Arman
Baca selengkapnya
Super Hero
"Tapi saya merasa belum siap, Bu. Itu adalah posisi yang cukup krusial," bantah Rian.Mila menghela napas. "Lalu, menurut kamu saya harus bagaimana? Bukankah resiko pekerjaan kamu bisa dinaik turunkan posisinya?""Maaf, Bu. Tetapi menurut saya apakah tidak mencari orang lain saja? Di divisi saya cukup banyak orang yang kompeten," sahut Rian.Mila makin penasaran. Kenapa ayahnya meminta Rian yang jadi manajer keuangan sedangkan Rian ini merasa tak sanggup. Memang menjadi manajer keuangan tidak lah mudah. Apalagi kalau menyangkut tentang uang. Contoh nya saja Pak Arman. Kinerja bagus saking bagusnya tak terendus uang digelapkan sampai milyaran. Memang tak membuat rugi perusahaan tetapi profit yang seharusnya tinggi sekali hanya menjadi tinggi saja. "Iya, Bu. Memang risikonya begitu. Tetapi apakah Bu Mila memang memberikan kesempatan untuk saya mencoba saya akan berusaha sebaik mungkin," sahut Rian."Rian, dengarkan saya! Pekerjaan ini bukan ajang untuk coba-coba, ya! Ini menyangkut kes
Baca selengkapnya
Segerombolan Sepeda Motor
"Ya, Pak," sahut Mila.Polisi pun memberikan beberapa pertanyaan kepada Mila dan Pak Seno sebagai pelapor. Mila dan Pak Seno memberikan keterangan sejelas-jelasnya karena semua bukti sudah diberikan kepada pihak kepolisian. Tak lama kemudian Pak Seno dan Mila dihadirkan di sana juga."Pak Seno tolong jelaskan kenapa saya harus dibawa ke penjara? Saya sudah membantu perusahaan Pak Seno puluhan tahun. Apakah tak ada rasa empati kepada saya?" tanya Pak Arman langsung menjurus kepada Pak Seno. "Harusnya Anda yang tahu diri dong! Saya sudah percaya sepenuhnya kepada Anda lalu dengan seenaknya Anda mencuri uang perusahaan," sahut Pak Seno santai tetapi tegas."Oh, jadi perhitungan. Itu sudah bisa dibilang sebagai hak saya karena saya telah membesarkan nama perusahaan Anda," sahut Pak Arman. Entah seperti tak ada rasa malu telah jelas-jelas mencuri yang bukan haknya.Pak Seno berdesis. Jadi maksud Anda itu hak Anda karena telah membantu di perusahaan saya? Anda kira saya tak pernah menggali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status