Tous les chapitres de : Chapitre 31 - Chapitre 40
117
Ragu
Mila tak sempat menjawab. Ia hanya sempat membaca sekilas kemudian terlelap dalam tidur. Keesokan harinya, Mila baru ingat pesan dari Bram. Dan menyampaikan kepada ayahnya perihal usulan Bram."Sebaiknya kamu ambil cuti dulu, Mila? Tinggal satu minggu lagi kamu menikah dan kamu hanya memikirkan pekerjaan," tutur Bu Yuni."Nggak bisa, Bu. Di kantor cukup sibuk sampai aku juga nggak sempat istirahat. Kan semuanya sudah diurus sama ibu 'kan? Nanti juga nggak banyak acara hanya akad saja. Aku kira semuanya bisa berjalan cepat," sahut Mila seraya menikmati sandwich yang tersedia."Tapi, Mila. Kamu juga butuh istirahat! Jangan nanti kamu sudah hari H kamu terlihat lesu dan tak fresh. Kamu juga harus perawatan tubuh lah minimal," balas Bu Yuni. Ia juga tak mau kalau putrinya terlihat tak seperti putri yang sangat cantik di hari pernikahan nya."Hmm, iya. Nanti akhir pekan aku akan libur, Bu. Tapi untuk satu minggu ini juga nggak bisa. Lagipula setelah masalah Pak Arman kemarin Ayah menunjuk
Read More
Rawon
"Iya,bukannya kamu dapat jatah makan di ruangan mu?" tanya Mila. Karena memang pimpinan perusahaan memiliki jatah makan yang diantar ke ruangan termasuk juga Rian dan Mila."Iya sih, Bu. Cuma saya lebih nyaman beli di sini saja. Sudah terbiasa juga. Juga bisa berkumpul sama teman-teman. Karena kalau di ruangan sendiri kesepian," jawab Rian dengan tersenyum tipis."Iya juga sih. Ya sudah kamu pesan makanan lalu duduk di sini! Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan," ucap Mila. Rian pun mengangguk kemudian menuju ke pemesanan makanan. Tak lama kemudian Rian pun menyusul ke meja Mila berada. "Bu Mila mau tanya apa?" tanyanya."Oh iya. Kamu tahu kalau menu andalan di sini rawon?" tanyanya. Entah kenapa Mila ingin berbasa basi dengan Rian."Iya, Saya tahu kok, Bu. Hanya saja saya nggak terlalu suka rawon jadi saya jarang pesan rawon. Katanya sih memang enak dan sesuai dengan lidah para karyawan di sini," jelas Rian sembari menikmati makanan yang telah ia pesan.Mila hanya melihat Rian
Read More
Tragis
Setelah sampai di rumah ibu tadi, Mila dan Bram juga disuguhkan air serta makanan ringan."Merepotkan sekali saya, Bu," ucap Mila."Nggak apa-apa. Saya juga jarang kedatangan tamu kok. Oh ya perkenalkan saya Luluk. Jadi hubungan kalian dengan keluarga Bu Retno apa ya?" tanya Bu Luluk."Saya adalah mantan istri Adam, Bu. Sekitar satu tahun yang lalu kami bercerai. Dan kedatangan kami ke sini untuk memberitahukan kepada Bu Retno dan Adam untuk pernikahan saya yang satu minggu lagi akan digelar. Tetapi saya juga bingung kenapa rumahnya kok sepi dan ditumbuhi banyak rumput liar seperti itu," jelas Mila. Bu Luluk hanya manggut-manggut saja. "Oh, jadi begitu ya? Tak mengira saya. Sebenarnya satu tahun yang lalu setelah Adam pindah ke sini mereka di rumah itu sering sekali cekcok. Menantu Bu Retno alias istri Adam itu sering sekali juga ribut. Suasana di sini jadi agak nggak nyaman karena setiap hari di rumah itu selalu saja ribut. Nggak ada hari tanpa ribut."Bu Luluk menghela nafas. Seper
Read More
Hari Pernikahan Mila dan Bram
Mila menuju ke mobil Bram. Ia juga menyempatkan untuk berdoa agar diberikan ketenangan kepada Bu Retno, Hana dan calon anaknya. Walau bagaimana pun mereka pernah tinggal bersama. Setelah itu Mila pun bergegas pulang. Ia kembali memikirkan tentang Adam yang sedang buron. Apakah yang menerornya selama ini adalah Adam? Lalu kenapa harus meneror. "Bram, kita harus hati-hati! Sebaiknya kamu tak keluar malam. Aku hanya takut kamu akan dicelakai oleh orang yang selama ini meneror kita," ucap Mila."Iya, Mila. Aku juga berhati-hati. Yang paling aku khawatir kan adalah kamu karena kamu adalah calon istriku," sahut Bram.Mila hanya tersenyum. Ia tak bisa menunjukkan rasa sayang berlebih kepada Bram karena sampai saat ini ia masih belajar untuk mencintai Bram.Tak lama kemudian Bram pun telah sampai di rumah Mila. Pak Seno rupanya menunggu kedatangan mereka berdua di teras rumah."Kalian dari mana saja? Kok baru pulang. Ayah telepon kalian nggak ada yang nyambung," tanya Pak Seno dengan raut w
Read More
Pernikahan Mila Batal
Dengan cepat Mila menghapus make up serta berganti baju. Ia tak mungkin pergi dengan pakaian pengantin. Pak Reno pun segera membawa mobilnya menuju ke rumah Bram. Sementara di rumah Mila dibiarkan begitu saya dan semua diurus oleh saudara yang berada di rumah.Mendekati rumah Bram entah kenapa perasaan Mila tak karuan. Cukup banyak mobil yang parkir di depan rumah Bram. Setelah memarkirkan mobilnya, Pak Seno kemudian turun bersama istri dan putrinya. Ada ucapan berbela sungkawa begitu memasuki halaman depan rumah. Mila perlahan memasuki rumah Bram yang cukup banyak orang di sana. Terlihat Bu Ningtia atau Bu Ningsih juga ada di sana. Tetapi ada yang paling berduka seperti nya adalah Bu Ningtia. Ia tak hentinya menangis. Nampak juga anggota kepolisian di sana. Memangnya ada apa? Mila sampai bingung. Apakah benar Bram meninggal.Mila melangkah pelan menuju ke Bu Ningtia berada. Saat menyadari kedatangan Mila, Bu Ningtia langsung memeluk erat Mila. Tangisnya kembali tumpah. Mila juga mera
Read More
Bertemu Satpol PP
Adam justru tertawa. Ia seperti sudah gila. "Mila, aku sudah peringatkan sama kamu dan calon suamimu untuk tidak menikah tetapi kenapa tetap saja kalian ingin menyelenggarakan pernikahan? Aku tahu semua tentang kamu. Aku tak mau mantan istriku ini menikah dengan siapa pun," jawabnya.Bu Ningtia bangkit dan langsung menoyor kepala Adam. Tetapi Adam masih saja tersenyum. Ia bahkan tidak punya rasa bersalah telah menghabisi nyawa calon suami Mila.Mila menghela nafas panjang. Entah apa yang ada di pikiran Adam sampai dia jadi seorang pembunuh. "Bang, kenapa kamu harus melakukan ini? Kenapa kamu tega sekali? Kamu telah membunuh berapa nyawa? Anaknya Hana, Hana dan sekarang Bram juga kamu bunuh. Terbuat dari apa hatimu itu? Aku tak menyangka aku pernah menikah dengan orang yang tak punya hati." "Mila, aku sangat cinta sama kamu. Tetapi kamu tinggalkan aku dan akan menikah dengan orang lain. Kehidupan ku sangat berantakan saat kamu meninggalkan aku. Dan setelah aku tahu kalau kamu menjadi
Read More
Mila Dilarikan ke Rumah Sakit
Lima belas minta Mila menangis. Kemudian ia bisa menenangkan diri. "Terima kasih, Rian. Tolong pinjamkan saya uang agar saya bisa pulang!" pintanya.Rian baru menyadari jika bahu atasannya itu terluka sampai akhirnya mengeluarkan banyak darah lagi. "Bu, ini tangannya berdarah. Saya antar ke rumah sakit saja, ya? Tapi saya hanya bawa motor kebetulan saya bawa dua helm. Yah, kalau Bu Mila mau," tawarnya."Tidak, Rian. Saya ingin pulang saja. Biarkan ini diobati di rumah saja," tolak Mila."Baiklah. Kalau nggak keberatan apa saya antar ke rumah, Bu? Saya agak khawatir dengan kondisi Bu Mila. Atau saya pesankan taksi tapi saya yang akan di belakang mobilnya," Rian memberikan penawaran.Tak disangka Mila justru pingsan di sana. Rian makin khawatir. Ia tak tahu bagaimana harus berbuat. Akhirnya terpaksa Rian meminta bantuan kepada orang di sekitar nya untuk membantu nya.Rian membawa Mila ke rumah sakit sementara motornya ia titipkan di salah satu toko yang buka selama 24 jam. Sesampainya d
Read More
Ucapan Maaf dan Terima Kasih
"Yang jelas saya berterima kasih," sahut Pak Seno mengusap punggung Rian. Sebenarnya Rian masih ingin tahu tentang apa yang terjadi pada Mila. Tetapi ia juga tak berani bertanya. Tentu hal itu menyakitkan. Entah alasan apa sampai Mila batal nikah pasti ada sesuatu yang besar.Rian kemudian meninggalkan rumah sakit. Ia diantarkan oleh anak buah Pak Seno agar bisa mengambil motornya yang ia titipkan di salah satu toko kemarin. Tiga hari kemudian Mila sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya sudah jauh lebih baik. Lengannya juga sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Mila meminta kepada orang tuanya untuk tidak mempermasalahkan tentang hal itu kepada keluarga almarhum Bram. Ia tak mau memperpanjang masalah. Sehingga orang tua Mila pun setuju dan terpaksa kedua keluarga besar itu memutuskan hubungan. Hari ini Mila sudah hendak bekerja. Tiga hari dipegang langsung oleh Pak Seno. Sudah waktunya Mila bangkit. Ia seperti biasa menyapa para karyawan sembari berjalan menuju ke ruangan n
Read More
Sekretaris Baru
Mila langsung bangkit. Ia baru tahu kalau yang dikirimkan kepada Rian adalah sebuah mobil. Ia kemudian keluar menemui ayahnya yang ternyata sedang berada di ruang tengah bersama ibunya."Ayah, kata Rian yang dikirimkan ke rumahnya adalah mobil. Kan aku tadi minta sebuah motor," ucap Mila."Iya, Mila. Ayah sengaja memberikan dia sebuah mobil. Nyawamu telah diselamatkan olehnya. Itu juga karena kamu. Apa salahnya kalau ayah memberikan mobil," sahut Pak Seno santai. Bu Yuni pun ikut tersenyum."Oh, jadi memang sengaja, ya? Tapi kata Rian nggak mau menerima mobil itu. Ini dia hubungi aku katanya nggak bisa menerimanya," balas Mila."Mila, sini duduk!" titah Pak Seno. Mila kemudian duduk di samping ayahnya. "Kamu kan punya kedudukan, kenapa harus takut? Agar ia menerima pemberian kita kamu ancam saja dengan posisi kamu.""Maksud ayah?" Mila tak mengerti dengan ucapan ayahnya.Pak Seno kemudian memberikan petunjuk kepada Mila. Mila pun hanya manggut-manggut saja.Mila kemudian kembali ke ka
Read More
Ke Rumah Sera
"Kamu nggak perlu minta maaf, Mila! Karena kamu nggak bersalah. Mama yang minta maaf! Kamu sudah makan? Ayo kita makan!" ajak Bu Ningtia. "Terima kasih, Tante. Tapi saya harus kembali ke kantor. Saya ke sini hanya ingin minta maaf," sahut Mila."Baik lah. Nanti kamu sering-sering main ke sini, ya? Mama ingin hubungan kita tetap baik-baik saja!" balas Bu Ningtia.Mila pun meninggalkan rumah Bu Ningtia. Lega ternyata mantan calon ibu mertuanya nggak marah dan memutuskan hubungan. Ia hanya merasa tak nyaman jika harus seperti itu. Apalagi tadi Bu Ningtia masih menyebutkan dirinya Mama di hadapan Mila. Memang selama ini Bu Ningtia telah menganggap Mila sebagai anaknya. Meskipun belum menikah dengan anaknya. Apalagi kini anaknya telah meninggal dan tak akan pernah kembali.Mila kembali ke kantor. Ia melihat Sera masih berkutat dengan pekerjaan barunya. "Sera, bagaimana pekerjaan barunya?" tanyanya."Saya masih berusaha melakukan yang terbaik, Bu. Ini masih saya pelajari. Nanti kalau saya
Read More
Dernier
123456
...
12
DMCA.com Protection Status