All Chapters of Terjebak Perjanjian Pranikah: Chapter 41 - Chapter 50
117 Chapters
Berteman
"Saya tak memiliki keluarga, Bu. Saya hanyalah dari anak panti asuhan. Setelah saya lulus SMA Saya memutuskan untuk keluar dari panti karena ingin hidup mandiri. Kemudian saya kerja sambil kuliah kebetulan saya dapat beasiswa. Setelah saya lulus kuliah langsung bertemu dengan suami saya ini. Tetapi ya begitu kerjanya pelayaran dan jarang pulang," jelas Sera.Mila tertegun mendengar cerita Sera tersebut. Ia berkali-kali lipat harus bersyukur memiliki keluarga yang lengkap dan punya banyak segalanya. "Kamu wanita hebat, Sera," pujinya."Bu Mila jauh lebih hebat. Bu Mila bisa jadi seorang direktur utama," balas Sera."Yah karena pemilik perusahaan itu adalah ayah saya sendiri. Bagaimana kalau kita berteman? Aku merasa kesepian. Aku mau punya teman yang bisa aku ajak ngobrol jalan-jalan dan sebagainya. Aku bosan dengan kehidupan yang selama ini aku jalani," usul Mila."Bu Mila tidak boleh begitu! Banyak sekali orang di luar sana yang membutuhkan pekerjaan. Sedangkan Bu Mila bisa bekerja d
Read more
Pendapat Rian
Mila menunduk. Sebenarnya ia jua malu menceritakan itu kepada bawahannya. Tetapi ia merasa memang butuh teman untuk sekedar mengungkapkan uneg-unegnya. "Yah, tapi saya minta kalian jangan sampaikan kepada siapa-siapa ya?" ucapnya. Kemudian cairan bening dari ujung netranya pun luruh tak terbendung. Entah ia mengingat sesuatu yang memilukan yang mana dalam hidupnya. Sera pun mengusap punggung Mila. Sedangkan Rian hanya diam mematung. "Sabar, Bu. Saya yakin setelah ini Bu Mila bisa menemukan kebahagiaan," ucap Sera.Mila masih saja terisak. Rian memberikan sapu tangan kepada Mila. Mila pun meraih nya dan mengusap air matanya dengan sapu tangan pemberian Rian. "Terima kasih, Sera. Hari ini jujur saya justru merasa senang. Karena saya bisa menangis. Karena selama ini Mila merasa tak bisa bercerita selain kepada orang tuaku."Rian tak tega melihat Mila menangis. Segera ia memberikan air mineral kepada Mila agar sedikit tenang. "Ini, Bu," ucapnya.Mila lagi lagi meraih pemberian Rian. Men
Read more
Ancaman Mila
Keesokan harinya, Mila ke kantor seperti biasa. Tak diduga ternyata ia berjalan bersisi dengan Rian. Ia masih mengingat ucapan Rian kemarin tentang arti sebuah pernikahan."Pagi, Bu Mila," sapa Rian."Pagi," balas Mila.Mereka berjalan berisi sampai lantai atas dan terpisah oleh ruang kerja. Di depan ruang kerja Mila sudah ada Sera yang duduk. "Selamat pagi, Bu," sapa Sera. "Pagi, oh ya tolong berikan laporan minggu ini, ya!" pinta Mila lalu beranjak menuju ruang kerjanya.Tak lama kemudian Sera masuk dan menyerahkan laporan yang diminta oleh Mila. Mila mempelajari. Seperti biasa ia selalu meneliti setiap kalimat yang ada. Karena ia tak mau sampai kecolongan lagi.Dari divisi keuangan aman. Karena paling penting memang adalah divisi keuangan. Rupanya Rian memang pandai mengurus keuangan.Mil kembali mengecek ke laporan yang lain. Perusahaan yang berjalan di bidang garmen itu memang sudah sangat lama. Bahan yang dipakai memang yang terbaik. Dan sebagai bahan mentah dibawa dari luar n
Read more
Menemui Rian
"Lalu? Harus merugikan perusahaan? Itu artinya perusahaan telah memberikan kepercayaan kepada orang yang salah, ya? Seperti yang Anda lakukan itu? Lalu saya harus bagaimana?" tanya Mila. Ia ingin tahu respon dari Pak Niko. Ia kemudian meminta kepada Sera untuk masuk dan mencari tahu lebih lanjut tentang keluarga Pak Niko dengan berbisik."Saya memilih untuk dipecat saja, Bu! Saya sudah bersalah. Tidak layak saya dipercaya lagi oleh perusahaan ini," jawab Pak Niko dengan raut wajah begitu sedih."Sekarang Anda silakan kembali ke tempat Anda bekerja! Saya akan memikirkan masa depan Anda di perusahaan ini," titah Mila. Pak Niko kemudian meninggalkan ruang kerja Mila.Mila menghela nafas kasar. Ada saja masalah di perusahaan. Dari masalah kecil sampai masalah besar. Tak mudah memang menjadi pemimpin. Tetapi kenapa banyak orang berebut menjadi pemimpin. Apalagi seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban di hari kelak saat ia memimpin di dunia.Tak terasa sudah jam makan siang. OB ka
Read more
Ungkapan Rasa Rian
Rian menghela nafas panjang. "Saya memang tak pandai merayu perempuan. Sehingga tak ada perempuan yang pernah saya rayu sampai saat ini. Tetapi itu bukanlah tujuan saya."Mila makin kagum saja sama Rian. "Bu Mila kenapa ingin tahu tentang cerita saya kemarin?" tanya Rian.Mila menyandarkan punggung di kursi. Ia ingin menyampaikan jawaban yang baik dan tidak membuat malu saja. "Nggak apa-apa. Aku hanya ingin tahu saja.""Bu Mila, laki-laki yang seperti apa yang bisa menjadi pilihan Bu Mila sebagai suami?" tanya Rian.Kenapa Rian bertanya seperti itu. Mila jadi salah tingkah. "Oh, sebenarnya saya tidak muluk-muluk. Saya pernah menikah dan gagal. Tetapi utama dalam pernikahan adakah kesetiaan, kejujuran dan saling terbuka. Kalau dulu saya menginginkan laki-laki yang mapan dan tampan. Tetapi semua itu tak berlaku lagi ketika saya pernah gagal dalam pernikahan."Rian menunduk. Ia memang tak banyak memandang Mila saat berbicara atau mengalihkan pandangan kepada Mila saat berbicara. "Sifat
Read more
Lamaran untuk Mila
''Rian, tahu kah kamu kalau saya dicap mandul oleh almarhum ibu mertua saya? Saya bahkan belum bisa memiliki anak di usia pernikahan saya yang waktu itu sudah menginjak lima tahun," balas Mila.Rian kini menatap wajah Mila. "Bu, masalah anak adalah prerogatif Tuhan. Kita hanya bisa berusaha. Tapi yang saya tahu Mila telah memeriksakan diri dan dinyatakan sehat oleh dokter. Bukan jadi masalah juga hal itu. Kalau pun Bu Mila tidak bisa memiliki anak itu bukan masalah. Karena pernikahan bukan melulu soal anak. Tetapi ibadah."Mila menunduk. Ia memang sampai saat ini belum tahu apakah anak dari Hana memang lah anak Adam atau bukan. Karena Adam juga tak pernah bercerita. "Sepertinya ini sudah cukup larut. Bu Mila sebaiknya pulang saja! Saya akan mengikuti Bu Mila dari belakang sampai rumah. Yah, hitung-hitung agar saya tahu saja rumah Bu Mila," usul Rian.Mila kemudian mendongak melihat sinar mentari pun hanya menyisakan warna merah di langit dan makin lama makin hilang. Sejak tadi ia han
Read more
Pernikahan Dadakan
Mila menatap tajam ayahnya. Ternyata ia selama ini diawasi termasuk kemana pun ia pergi. Tetapi Mila tak punya waktu lagi untuk berfikir. Saat ini ia sedang ditembak langsung oleh keluarga Rian. Di sana ada orang tua Rian serta kakak kakak Rian. Rian memiliki 1 kakak tiri dan satu kakak kandung semuanya laki-laki. Semuanya telah menikah tetapi saat ini para istri mereka tak ikut."Mila, apa kamu ingin menikah dengan Rian?" tanya Pak Seno membuyarkan lamunan Mila."Hah? Langsung menikah?" celetuk Mila. Ia berlaku seperti anak remaja yang belum menikah saja. Wajahnya juga imut membuat keluarga Rian menilai kalau Mila terlihat belum menikah."Bu Mila, maaf kalau membuat Bu Mila terkejut. Tetapi saya ingin menunjukkan keseriusan saya. Ayah Bu Mila tadi juga menyampaikan kalau saya tak siap menikahi Bu Mila saya harus pergi meninggalkan Bu Mila. Kalau saya siap malam ini juga saya harus kemari membawa keluarga saya. Dan ancamannya kalau sampai menyakiti hati Bu Mila kepala saya akan dipeng
Read more
Belum Siap
Mila masih merasa mimpi. Entah kenapa tiba-tiba perasaannya makin tak karuan. Setelah itu acara pun dilanjutkan makan malam bersama dua keluarga besar. Sementara Mila dan Rian masih duduk diam berdua di ruang tamu. "Bu Mila?" panggil Rian memecah keheningan mereka berdua.Mila hanya berdehem. Seakan ia masih bingung saja dengan apa yang terjadi malam ini."Tiba-tiba kita menikah saya," celetuk Rian.Mila masih saja bungkam. Ia terlihat begitu syok. Lalu Rian memberatkan diri untuk menggenggam tangan Mila. Mila hanya diam saja saat tangan itu untuk pertama kalinya menyentuh dirinya. Mila pernah bersalaman dengan Rian saat Rian bergabung menjadi manajer utama. Selain itu tak pernah ada kontak fisik di antara keduanya.Mila bergetar hebat. Rasanya asa listrik yang menempel pada dirinya. Perasaan sayang dan bingung campur jadi satu. Mereka masih saja saling diam. Hanya genggaman tangan mereka saja yang menyatu.Setelah cukup lama akhirnya Rian mengajak Mila untuk ikut bergabung makan ber
Read more
Memadu Kasih
Pagi harinya ternyata Rian lebih dahulu terbangun. Ia melihat masih pukul 4 pagi. Ia menyadari ketika Mila ternyata menjadikannya guling. Mila memeluk erat dirinya bahkan kakinya juga berada di atas paha Rian.Sebagai lelaki biasa tentu dirinya merasa ada getaran yang tak biasa. Tetapi ia tak bisa langsung melakukan sebelum Mila benar-benar siap. Rian hanya memberanikan diri mengecup kening Mila. Kemudian Mila membuka matanya dan Mila langsung bangkit. Ia lupa kalau saat ini ia telah menjadi istri Rian. Ia mengira kalau tadi ia memeluk guling ternyata tidak."Kamu sudah bangun, Sayang?" tanya Rian."Aku-aku nggak tahu tadi," sahut Mila masih berusaha mengumpulkan nyawanya."Sayang, aku senang deh kamu peluk begitu tadi. Boleh nggak kita melakukan sekarang?" tanya Rian. Ia sudah tak bisa lagi menahan gejolak dirinya. Terutama mulai saat ia sadar dipeluk oleh Mila.Pipi Mila merona. Ia sangat malu saat ini."Aku nggak memaksa kok. Kalau begitu aku mau mandi dulu, ya?" lanjut Rian kemudi
Read more
Teman cupu
"Rian, besok kamu bekerja seperti biasa. Posisi mu di kantor masih sama. Begitu juga dengan kamu, Mila," ucap Pak Seno.Mila baru ingat kalau dirinya telah menyuruh Sera untuk menyelidiki tentang keluarga kepala gudang. "Iya, Ayah. Oh ya di gudang ada masalah.""Ayah sudah tahu itu, Mila. Dia sudah kembali bekerja seperti biasa. Ayah sudah tangani hal itu," sahut Pak Seno."Ayah, ternyata Ayah tetap mengcover semuanya, ya? Ayah memang hebat. Dan aku nggak ada apa-apanya," balas Mila."Ya, kamu anak Ayah. Ayah tak mau seperti yang sudah lalu. Memang ayah sempat kecolongan. Tetapi begitu ayah tahu tentang Adam, Ayah sangat geram," jelas Pak Seno.Suasana makan kembali normal. Hari ini Mila hanya berada di rumah bersama Rian sebagai pengantin baru. Tetapi siang hari Mila mengajak Rian untuk ke butik. Rian pun mengiyakan dengan senang hati. Sebenarnya uang mahar kemarin adalah tabungan Rian selama ini untuk bisa membeli rumah. Tetapi ternyata jodoh sudah lebih dahulu datang. Sehingga ia
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status