All Chapters of DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH: Chapter 21 - Chapter 30
89 Chapters
Part 21
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 21Setelah itu, kukecup kening Ayah sambil terus melantunkan talqin untuknya. Perlahan tubuh Ayah menegang, kemudian napasnya kian menderu seiring suara alat penghitung detak jantung yang berbunyi panjang."Innalillaahi wa inna ilaihi roojiuun." Tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata perasaanku saat itu. Duniaku seakan runtuh, tubuhku lemas seakan tak bertulang. Malam itu menjadi saksi kepergian cinta pertamaku. Melihat kondisiku yang juga ikut lemah, Suster yang berada di situ berusaha menguatkanku. Dia mengelus kepalaku dengan lembut kemudian meminjamkan bahunya untukku menumpahkan segala duka lara. Sesaat kemudian, aku teringat bahwa jenazah ayah harus segera di urus. Segera kucari nomor Ulfa sahabatku untuk mengabarkan kepada Bu Rosma dan adik tiriku bahwa Ayah sudah meninggal dunia. Bagaimanapun juga mereka pernah menjadi bagian dari kehidupan Ayah, sehingga mereka juga berhak tahu mengenai berita ini. Beberapa menit kemudian, Ulfa kembali me
Read more
Part 22
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 22Malam harinya, para tetangga yang ingin ikut mendo'akan ayah sudah berdatangan. Aku sangat bersyukur meski jarang berada di rumah ini, namun para tetangga masih begitu baik kepadaku. Ketika acara sudah di mulai, dari kejauhan tampak sebuah taksi memasuki halaman. Tak lama kemudian, Bu Rosma keluar sembari memapah Rista yang berjalan dengan sempoyongan. "Hai, ngapain kalian berkumpul di rumahku? Siapa yang mengundang kalian untuk berpesta di rumah ini hah!"Tanpa tahu duduk perkaranya, Rista yang setengah mabuk itu tiba-tiba berbicara ngelantur di hadapan banyak orang. Bu Rosma yang tampak malu segera membekap mulut anaknya. Sementara Rista yang mendapat perlakuan seperti itu, tak terima dan mendorong Bu Rosma hingga terpelanting dan jatuh ke lantai. Sebagian ibu-ibu berusaha menolong Bu Rosma, namun di cegah oleh Rista. "Hay, ngapain kalian tolongin perempuan itu? Biarin aja dia mati sekalian, karena dia telah__,"Belum sempat Rista melanjutka
Read more
Part 23
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHAku tak bisa melihat dengan jelas, karena terhalang rimbunan bunga di sampingnya. Siapa pria itu? Sepertinya tak asing bagiku.Penasaran, kudekati pria itu namun kuurungkan karena Oma sudah memanggilku. "Sayang, kamu sudah sampai? Kemarilah!"Oma menyuruhku duduk pada kursi di sebelahnya. "Ada apa Oma?" Tanyaku serius. "Maafkan Oma dan Rendi suamimu ya, karena kemarin tak bisa menghadiri pemakaman ayahmu. Oma turut berbela sungkawa atas meninggalnya ayahmu. Kamu yang sabar ya, semua ini sudah ketetapan-Nya."Mendengar ucapan Oma, hatiku yang sudah tenang mendadak terusik lagi. Bayang-bayang ayah kembali hadir dalam benakku. "Sekarang aku sendiri, sudah tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini Oma,"Melihat kesedihanku, Oma menarik tubuhku dalam pelukannya. Pada tubuh yang sudah sepuh itulah kutumpahkan segala sesak yang sejak kemarin menghimpit dada. Kutumpahkan segala duka lara dalam dekapan Oma yang hangat. Aku dapat merasakan ketulusan yang Oma beri
Read more
Part 24
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 24Setelah menunggu beberapa menit namun tak ada lagi percakapan, aku kembali berjalan menuju kamarku sendiri. Namun belum sempat membuka pintu, aku mendengar suara tangisan Zahra dari lantai atas. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menuju ke kamar itu. Sesampainya di sana, kulihat Bi Imah sedang kerepotan menenangkan Zahra. Bayi itu berontak ingin lepas dari gendongan. "Zahra kenapa Bi, kok nangisnya kenceng banget?" Kudekati bayi mungil itu, namun tangisnya tak juga berhenti."Sepertinya kehausan dia, mana Mbak Susi bikin susunya lama banget lagi." Jawab Bi Imah seraya menepuk-nepuk pantat Zahra pelan. "Yaudah Bi, biar aku aja yang bikinin susunya. Tunggu bentar ya Sayang,"Akupun kembali turun ke dapur untuk menyusul Mbak Susi yang katanya lagi membuat susu. Namun sesampainya di sana, tak kutemukan keberadaan pengasuh Zahra tersebut. Kemana perginya wanita itu?Tak ingin membuat Zahra semakin lama menunggu, segera kuambil susu dan menyeduhnya
Read more
Part 25
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 25Belum sempat Bi Imah menjawab pertanyaanku, kulihat Mbak Susi sudah muncul di depan pintu kamar. Aku segera menyenggol lengan Bi Imah, memberi kode tak aman kalau orang yang kami bicarakan ada di depan mata."Maaf Non, biar saya yang gendong Non Zahra. Ini kan memang tugas saya," ujar Mbak Susi pura-pura sok tanggung jawab."Tak apa Mbak, Zahra juga anteng kok dari tadi. Iya kan Bik?" Jawabku sembari mencolek lengan Bi Imah. "I ... iya Mbak, Zahra anteng kok. Sepertinya dia sangat nyaman bersama Non Alisha. Mungkin dia tahu mana orang yang tulus dan tidak."Kali ini kudengar nada Bi Imah sedikit ditekan saat mengucapkan kalimat itu. Mendengar jawaban Bi Imah, Mbak Susi hanya diam, namun terlihat jelas kalau dia tak suka mendengarnya."Ya udah Bi, karena Mbak Susi sudah kembali, jadi saya mau ke kamar dulu." Kataku sembari menyerahkan Zahra kepada Mbak Susi. "Susunya dihabisin ya Sayang!" Kataku pada Zahra yang masih sibuk meminum susunya. Setel
Read more
Part 26
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 26Setelah kejadian di kamarku waktu itu, entah kenapa sikap Mas Rendi mulai berubah. Dia tak lagi marah-marah seperti kemarin. Sebaliknya kini suamiku itu berubah menjadi pria yang pendiam. Mengetahui perubahan itu, tentu saja aku semakin penasaran dibuatnya. Sebenarnya benda apa yang dia ambil dari kamarku waktu itu hingga membuatnya berubah dalam waktu sekejap?Entah kenapa setelah suamiku berubah menjadi pendiam, justru aku merindukan sikapnya yang dulu. Aku rindu dibentak, aku rindu dicaci-maki dan dimarahi. Sungguh aneh bukan, namun itulah yang kurasakan. Dengan diamnya Mas Rendi, aku merasa semakin tak berguna di rumah ini. Meski sekarang sudah mengizinkanku untuk tidur satu tempat tidur dengannya, namun apalah artinya bila suamiku diam membisu seperti batu. Kalau tak ada pembicaraan yang penting, kami hanya saling diam di tempat tidur hingga terlelap dengan mimpi masing-masing. Sungguh aku tersiksa hidup seperti ini, aku merindukan suamiku
Read more
Part 27
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 27Nduk, kamu bersiap-siaplah. Malam ini Rendi mengajak kita untuk jalan-jalan! Jangan lupa dandan yang cantik ya, tunjukkan kamu layak menjadi istrinya Rendi!" Kata Oma malam itu. "Memangnya mau kemana Oma?" Tanyaku penasaran. "Oma juga belum tahu, kamu siap-siap aja ya! Biar Zahra menjadi urusan Mbak Susi." Jawab Oma lagi. "Baik Oma," Jawabku kemudian. Setelah merias diri sebentar, aku mematut-matut diri di depan cermin, mencari tahu barangkali ada yang kurang dengan penampilanku malam ini. Mengenakan dress panjang warna maroon dipadu dengan hijab warna hitam membuat penampilanku terlihat elegan. Untuk sepatu saya memilih mengenakan flat shoes, di samping lebih nyaman rasanya juga tidak terlalu berlebihan. Selanjunya kusemprotkan parfum beraroma lembut untuk menyempurnakan penampilanku. Setelah kurasa cukup, aku segera keluar dari kamar untuk menyusul Oma dan Mas Rendi yang sudah menunggu di depan. Zahra juga sudah siap di gendongan Mbak Susi.
Read more
Part 28
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 28"Kamu?" Kata itu keluar dari mulut mereka secara bersamaan. Sepertinya mereka saling mengenal. Siapakah wanita itu? "Zahra di mana Mas, aku ingin bertemu dengannya?" Tanya perempuan itu.Dia berusaha menerobos ke arah Mas Rendi yang menghalangi jalannya. "Untuk apa kamu mencarinya, bukankah kamu tak pernah mengharapkan kehadirannya?" "Tidak Mas, aku sangat menyayanginya. Izinkan aku bertemu sekali saja! Aku mohon?" Rengek perempuan itu kepada Mas Rendi. "Sampai kapanpun, aku tak akan membiarkanmu menemui Zahra, camkan itu!" Teriak Mas Rendi lagi. Kedua orang itu terus berdebat, tak ada yang mau mengalah. Sepertinya perempuan itu adalah Merry, mantan istrinya Mas Rendi. "Pergi! Aku tak sudi melihat wajahmu lagi. Zahra sudah bahagia hidup tanpamu." Gertak Mas Rendi pada perempuan itu. Wanita itu tampak kesal, matanya nyalang menatap sekitar. "Zahra ... Mama kangen sama kamu Nak!"Tiba-tiba perempuan itu berlari ke arah kami. Secepat kilat k
Read more
Part 29
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 29Semenjak kejadian di restoran waktu itu, Oma dan Mas Rendi semakin protektif terhadap Zahra. Sepertinya mereka takut kalau Merry akan kembali berulah dan merebut Zahra. Oma juga memintaku untuk lebih memperhatikan Zahra, karena sepertinya Oma dan Mas Rendi juga kurang percaya terhadap Mbak Susi."Non, tolong Oma!" Teriak Bik Imah panik. "Ada apa Bik?" Tanyaku penasaran. "Oma pingsan Non. Ketika Bibik masuk kondisinya sudah seperti ini. Tadi saya penasaran karena sejak tadi Oma belum keluar kamar." Kata Bik Imah gemetaran. "Ada apa ini Bik?" Tanya Mas Rendi yang sudah berada di sebelahku. "Oma pingsan Den, sepertinya ada yang tidak beres!" Kata Bik Imah lagi. Mas Rendi segera menelepon dokter langganan keluarga, kemudian mengambil gelas teh di atas meja. "Siapa yang memberikan ini Bik?" Tanya Mas Rendi kepada Bik Imah. "Saya tidak tahu Den, waktu saya masuk gelas itu sudah ada di sana!" Jawab Bik Imah, tangannya menunjuk ke atas meja di mana
Read more
Part 30
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 30Mendapat pertanyaan dari Oma, Mas Rendi menghela napas berat, kemudian menoleh kepada Dokter Rian untuk menceritakan semuanya."Oma hanya kecapekan saja, karena itu butuh istirahat lebih banyak dari biasanya." jawab Dokter Rian ramah."Oma, tumben tadi pagi minum teh?" tanya Mas Rendi kemudian. "Iya, tadi kebetulan Oma sangat haus ketika bangun tidur. Niatnya mau ambil air putih, eh ketemu Susi. Katanya sudah bikinin teh anget buat Oma, karena sudah kehausan ya Oma minum aja. Setelah itu tiba-tiba kepalaku terasa berat, jadi kembali ke kamar dan tidur lagi." terang Oma panjang lebar. Kami semua hanya mengangguk mendengar penjelasan Oma barusan. Sepertinya Mbak Susi memang sengaja mau meracuni Oma, untung saja teh itu baru diminum sedikit, sehingga tak begitu fatal akibatnya. "Untuk sementara waktu, Oma istirahat saja dulu. Kalau ada apa-apa panggil saja, kami siap membantu!" Kata Mas Rendi sembari mengusap-usap kaki Oma pelan. Oma hanya mengan
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status