DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 56"Non, makan siang sudah siap!" ujar Bi Imah, yang berdiri di depan pintu kamarku."Nanti saja Bi, saya belum laper kok. Bibi duluan aja!" jawabku malas karena mendadak selera makanku menghilang. Entah kenapa, pesan Mas Rendi tadi terngiang-ngiang di benakku. Firasatku mengatakan, perang besar akan terjadi setelah ini."Non, kok ngelamun, ada masalah ya?" tanya Bi Imah lagi. "Iya Bi, Mas Rendi marah karena aku pulang diantar pria lain. Padahal pria itu temanku Bi, kami tak sengaja bertemu di jalan. Apakah aku salah menerima tawarannya, itupun karena dia yang maksa."Entah kenapa aku merasa nyaman bila bercerita pada Bi Imah. Mungkin juga karena sifatnya yang keibuan, membuatku merasa seperti menemukan sosok seorang ibu pada wanita itu. "Sebenarnya bukan masalah siapa yang salah dan benar Non, tapi jika posisinya dibalik, apakah kita juga bisa menerimanya?" "Bibi benar, aku yang salah karena tak bisa menghargai perasaan suamiku sendiri. Aku harus
Magbasa pa