Lahat ng Kabanata ng Balas Dendam Mafia Cantik: Kabanata 11 - Kabanata 20
23 Kabanata
Menyusun Rencana
Defi suda berada di ruang tunggu untuk menemui Amber, dia membawa berita buruk untuk wanita yang selalu dia lindung dari berbagai masalah. Dirinya merasa kesal, karena Amber tertimpa masalah lebih besar dari pada yang dia halangi selama ini. "Hai, Cin!" sapa Defi ketika meliat Amber datang dan duduk di depannya. "Bawa makanan?" tanya Amber, tidak sedikit pun wanita itu berubah pada lelaki gemulai yang ada di depannya. "Pasti, dong. Aku juga membawa berita yang mengharuskan kamu menyusun rencana, jika tidak perusahaan yang dititipkan padamu akan hancur oleh ulah Citra! Kamu tidak merasa bersalah pada kedua orang tuamu di atas sana?" tanya Defi dengan melipat kedua tangannya setelah meletakan sekotak cake vanilla chocolate di hadapan Amber."Makanlah dulu, sebelum aku membuka semua laporan yang harus kamu ketahui dari orang-orang yang sudah kita susupkan ke dalam perusahaan almarhum ayahmu." Defi membuka kotak yang dia bawa dan memberikan satu slice kue pada Amber. Dengan semangat, Am
Magbasa pa
Diambang Kehancuran
Zera dan Citra menoleh secara bersamaan, melihat siapa yang berbicara. Zera membulatkan matanya, saat tahu sosok yang datang dan duduk dengan santai di kursi yang disediakan oleh rumah sakit. "A-Adrian!" Zera tergagap. Citra menatap ke arah Zera dan Adrian secara bergantian, tatapan penuh rasa curiga pada dua orang yang berada satu ruangan dengannya. "Kalian terlihat sangat dekat?" tanya Citra dengan menyipitkan matanya. Zera diam dan menunduk, sedangkan Adrian tersenyum manis. Mengangguk, membenarkan ucapan Citra yang berupa pertanyaan. Lelaki berkacamata itu, mendekati Zera. Mengambil satu tangan Zera dan menggengamnya. "Aku sangat mencintainya dan dia terlalu mencintaimu sebagai nonanya."Adrian mengungkapkan apa yang selama ini disembunyikan oleh Zera dari Citra. Citra menatap Zera, matanya mengembun. Dalam hatinya dia berpikir, apakah Zera memang sangat setia padanya. Sehingga mengabaikan Adrian, asisten Charles yang sangat berdedikasi pada pekerjaannya. Zera berdiri dan men
Magbasa pa
Mengambil Hak
Amber memikirkan apa yang harus dia perbuat, agar bisa mengambil dana yang sudah dicuri oleh Citra secara diam-diam. Sepanjang hari, wanita yang sedang membersihkan wajahnya, hanya mondar-mandir tidak jelas. "Apa aku harus meminta bantuannya?" gumamnya, dengan memanyunkan bibir sexynya. Bintang mendekat, memijat pundak idolanya yang sangat dia hormati. Kemudian duduk di samping Amber, karena wanita itu menolak pijatan lembut dari Bintang. "Apa pijatanku tidak enak?" Bintang mengerucutkan bibirnya, dan menundukkan kepalanya. "Bukan, aku sedang berpikir, dan pijatanmu bisa membuyarkan ide-ide yang akan datang padaku!" celetuk Amber. Bintang melihat Amber dengan tatapan tajam dan menyelidik, mana mungkin pijatannya bisa menghalangi ide yang datang. Lama-lama, Bintang merasa tidak mengenali idolanya itu. Makin hari-makin aneh saja kelakuannya. "Sudahlah, kamu enggak bakalan tahu maksudku," Amber melirik Bintang dan kembali menatap hampa ke arah tembok. "Kamu mau berbuat apa, Nona?"
Magbasa pa
Bantuan berbayar
"Apa kami tidak boleh menjengukmu, Sayang?" tanya dari seorang lelaki yang memiliki senyum manis. "Kalian masuk ke dalam kandang harimau!" ketus Amber. Bagaimana mungkin, penjahat berani menyambangi kantor polisi. Di mana mereka menjadi target DPO yang paling dicari, dan hadiah besar jika bertemu dengan mereka. "Bukankah kita memang sangat suka bermain-main dengan bahaya?" tanya yang lainnya. "Seperti dulu!" imbuhnya dengan kekehan. "Baiklah, saat ini aku tidak ingin berdebat. Otakku sedang oleng dengan masalahku sendiri, dan lebih baik kalian pergi dari sini!" Amber mengusir lima laki-laki tampan yang lengannya penuh dengan tatto. Dua orang berdecih kesal dan yang lainnya hanya diam, bersandar pada tembok yang ada di belakang mereka. Menatap satu wanita cantik di depan mereka yang terlihat sedang tidak baik-baik saja, sepertinya masalah cinta membuat kemampuan wanita itu sedikit berkurang. "Apa cinta membuatmu bodoh?" "Diam kamu, Jhon!!" Amber kesal karena dirinya merasa terhi
Magbasa pa
Tidak sesuai rencana
Defi yang tahu kedatangan Jhon dan para rekannya menjadi gusar, dia meluncur ke penjara, tempat di mana Amber ditahan. Namun, baru saja sampai di depan kantor polisi, dia bertemu dengan kelima lelaki yang pernah bersiteru dengan Amber. Bukan persoalan persaingan atau perebutan bisnis, tapi masalah cinta ditolak, maka ancaman yang bertindak. "Jangan ganggu dia!" Defi memberi ultimatum dengan tatapan tajam. Jhon mendekati Defi dan menepuk pundak lelaki yang memakai pakaian berwarna cerah penuh dengan gambar bunga, menatap kedua mata Defi yang terus memberikan tatapan permusuhan. "Sedari awal, aku sudah mengira, jika kamu lelaki normal!" ucap Jhon, sembari memandangi tubuh Defi dari atas hingga ujung kakinya. "Aku memang lelaki normal, hanya saja tubuhku dan kelakuan sedikit kemayu," balas Defi. Kelima lelaki yang ada di hadapan Defi tertawa terbahak-bahak, menertawakan kebohongan yang selama ini disembunyikan oleh Defi. "Apa kamu menyukai Amber, sampai mengubah identitasmu?" tanya
Magbasa pa
Tetap Istriku
Setelah baku hantam, dua lelaki yang ada di hadapan Amber diam dan mengatur nafas mereka masing-masing. Bukan karena keinginan mereka menghentikan pertarungan, tapi karena paksaan dari para sipir, yang mendampingi. "Sudah berkelahinya?" Rasanya, Amber ingin menampar kedua lelaki yang membuatnya pusing mendadak. "Jika tidak karena dia duluan, aku tidak akan mau meladeninya!" ketus Charles. Jhon yang datang untuk memberikan laporan tentang usahanya mengambil alih saham milik Citra, terbakar cemburu. Disaat melihat Charles masih berupaya merayu, Amber dengan segala bujuk rayunya. Jhon marah, karena ulah Charles-lah, wanita yang dia cintai mendekam di balik jeruji besi. lelaki itu lebih memilih Amber berbahagia, meski bukan dengannya. "Lelaki bajingan! Tidak sadar dengan apa yang sudah kamu perbuat dan menyebabkan wanita sebaik Amber berada di sini!" teriak Jhon, yang masih kesal. Amber menghela napas panjang dan melakukan peregangan otot, kemudian berdiri, meninggalkan dua lelaki yan
Magbasa pa
Rasa curiga
"Maaf, Tuan. Bukannya tadi kita dari sana, dan kemungkinan bertemu dengan Nona Amber sangat tipis!" ujar Adrian mengingatkan. Charles kembali mengumpat dan sekarang meminta asistennya mengantarkan dia ke rumah sakit, sebelumnya dia mendapat kabar jika Citra sudah diijinkan pulang. Charles yakin, Citra tahu sedikit tentang Amber yang tidak dia ketahui. Lelaki itu juga meminta Adrian mencari tahu ulang tentang istri dan keluarganya. "Cari tahu yang benar dan teliti, jangan sampai terlewat!" pinta Charles dengan nada tegas dan Adrian hanya mengangguk. Selama perjalanan menuju rumah sakit, tidak ada lagi yang bersuara. Charles dengan pikirannya yang sedang menduga-duga, sedangkan Adrian fokus pada poselnya. Memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu tentang kehidupan Amber, sebelum menikah dengan bosnya. "Ingat, aku butuh informasi itu secepatnya!" Charles bersuara. "Saya mengerti, Tuan." Balas Adrian patuh. Kisah Adrian, sangat mirip dengan Citra. Hanya saja, Adrian dibuang kel
Magbasa pa
Nikahi aku
Citra menggeliat, merasai tubuhnya yang remuk redam akibat ulah Charles. Tangannya meraih sesuatu, tapi yang dirai tidak ada. Citra membuka matanya dan melihat ke arah samping, tidak ada Charles di sana. Dengan cepat, Citra memakai kimononya dan menghidupkan lampu kamar, sejenak dia tertegun, karena masih melihat Charles di kamar yang sama dengannya. Apa mungkin, Charles sudah mulai mencintainya, karena beberapa hari ini, mereka menghabiskan hari-hari bersama."Aku kira kamu pergi," ucap Citra manja, sembari memeluk Charles yang sedang memandang langit malam.Charles, melepas pelukan Citra, membalik tubuhnya dan menatap wanitanya. Menyelami mata yang mampu menghipnotisnya, setiap kali bercinta. Apakah di matanya itu ada kebohongan yang tersembunyi, ataukah memang benar ada cinta yang besar untuknya."Apa yang bisa kamu berikan untukku, sebagai tanda bahwa kamu benar-benar mencintaiku?" Charles mencoba menguji Citra, mencari kebenaran dari jawaban yang akan diberikan oleh wanita yang m
Magbasa pa
Memberikan sebagian harta
"Untuk apa?" tanya Citra dengan wajah penuh selidik, "bukannya jadwal operasi masih bulan depan, ya?" lanjutnya dengan ekspresi curiga."Aku takut, perutmu akan sakit setelah menghabiskan dua cup rujak," balas Zera.Zera menghela napas panjang, akankah dia mengatakan jika Citra sedang hamil anak dari Charles. Bukankah hal ini yang sejak lama mereka rencanakan, menjadikan Citra sebagai Nyonya Charles. Lalu, mengapa Zera sepertinya tidak menyukai hal itu. "Kamu kenapa?" tanya Citra, saat meliat wajah Zera yang memucat."Entahlah," Zera memilih duduk, karena dirinya merasa lelah."Seharusnya, kamu yang ke rumah sakit! Bukan aku!" ketus Citra dengan menyodorkan sebuah kartu. "Tanggal lahirku," ujra Citra dengan senyum.Dengan tangan gemetar, Zera mengambil kartu yang diberikan oleh Citra dan menanyakan untuk apa kartu yang dia pegang."Tentu saja untukmu! Pergilah dan sembuhkan dirimu. Masih banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan, yang paling pasti, membantuku menjadi Nyonya Charles
Magbasa pa
Aku hamil
Baru beberapa langkah, Citra terhuyung. "Apa kamu tidak melihat tubuhku yang sebesar ini?" tanya orang yang bertabrakan dengan Citra."Aku tidak sengaja!" bentak Citra.Bukannya meminta maaf, Citra makin membuat suasana panas. Bagaimana tidak, bukannya meminta maaf, dia malah berkacak pinggang dan melotot. Tentu saja memancing orang yang bertabrakan dengannya emosi."Kau-!" baru saja akan bersuara, orang yang bertabrakan dengan Citra terdiaaaaaaaaaam."Nona Citra?" sapa Adrian, yang mendengar suara Citra mengema.Citra menoleh, dan menurunkan tangannya yang berada di pinggang. Menghela napas panjang dan menahan kesal, karena dia ketauan datang dan tidak mungkin pergi begitu saja."Hai," sapa Citra.Wanita itu langsung masuk ke dalam ruangan Zera, meninggalkan orang yang bertabrakan dengannya. Membiarkan emosi orang itu menguap, tanpa bisa dilampiaskan."Sudah diperiksa?" tanya Citra."Tentu saja," Adrian yang menjawab. "Zera hamil anakku, dan aku ingin segera bertanggung jawab dan me
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status