All Chapters of Melahirkan Anak Untuk Pangeran : Chapter 11 - Chapter 20
65 Chapters
Merayu Erwin
"Kata-katamu itu bisa menjadi skandal, tuan. Kau tidak seharusnya mengatakan itu." Kataku."Maafkan aku, nona. Tapi begitulah kenyataannya. Aku tertarik padamu. Aku belum sepenuhnya melupakanmu. Dan kau tahu? Tak pernah kusangka Pangeran Erwin yang kukenal tak berhati, yang dengan entengnya mengorbankan banyak nyawa prajurit dan warga sipil demi menyelesaikan misi, bisa diperbudak oleh kecantikan wajahmu. Oh tidak, maksudku... Erwin diperbudak oleh naluri lelakinya. Naluri untuk mengawini perempuan yang ia anggap cantik telah menguasai jiwanya, sampai-sampai ia rela menerimamu walau kau sudah dinikmati lelaki-lelaki lain. Dia tidak sungguh-sungguh mencintaimu, nona. Dia hanya menjadikanmu budak pemuas nafsunya. Jika ia telah bosan menidurimu, aku akan menjadikanmu wanitaku. Tidak apa-apa, aku sudah biasa mendapatkan barang bekas di istana ini."Aku rasa semua ia berbohong. Ia tak tertarik padaku. Lewat sorot matanya, aku cukup yakin bahwa ia membenciku, walaupun aku tak tahu alasan me
Read more
Wanita Baru
"Kau punya tubuh yang indah." Kata Erwin pendek sebelum ia menarik selimut dan menutup mata."Lelaki memang makhluk yang aneh." Kataku.***Kata orang, saat kau tidur dalam kondisi demam, kau bisa memimpikan hal-hal aneh. Itu terjadi pula padaku. Mimpiku aneh sekali, tetapi indah dan amat nyata. Dan saat aku bermimpi itu, aku sadar bahwa aku sedang bermimpi. Alam mimpiku amat indah dan ajaib. Aku berada di sebuah padang rumput yang sangat luas, dengan sinar mentari yang hangat. Di tengah padang rumput itu, ada pohon besar yang daunnya bisa berubah menjadi burung-burung bersayap biru.Untuk bangun dari mimpi itu, aku mencoba mencubit lenganku. Namun, aku tetap berada di alam mimpi, tak terbangun sama sekali."Biasanya cubitan selalu berhasil. Ya sudah, aku rasa aku akan tamasya di alam mimpi ini." Pikirku.Aku pun menjelajahi alam mimpi. Dan banyak sekali kutemukan keanehan.Pertama, semua orang di sini berambut merah dan bermata ungu, seperti diriku.Kedua, orang-orang mewarnai mawar
Read more
Bagai Manusia Tanpa Kulit
Aku kembali ke kamar Erwin dalam keadaan kesal. Erwin belum juga kembali. Kepalaku kembali pusing dan sakit, bahkan lebih sakit dari yang sebelumnya. Aku mencoba menghilangkannya dengan tidur siang. Bahkan dalam tidur siangku, aku kembali ke alam mimpi. Sebagaimana sebelumnya, aku sadar bahwa aku sedang bermimpi. Dan aku tak bisa keluar dari alam mimpi itu dengan mencubit diriku sendiri. Aku tak bisa keluar dari alam mimpi dan terbangun dari tidurku semauku. Hargan, nama tempat di alam mimpiku, yang indah dan surgawi. Andai aku bisa mengajak Erwin ke sini. Aku terbangun di sore hari dengan tubuh yang berkeringat dingin. Aku melihat Erwin sedang duduk di kursi meja kerjanya."Kau mau makan malam?" Tanya Erwin ketika ia sadar aku bangun. Aku beranjak dari tempat tidur dan duduk di pangkuan Erwin."Apa kau akan menikahi Nona Arista?"Erwin memalingkan wajahnya."Aku tidak ingin, nona, tetapi mungkin itu akan terjadi. Grigori tadi membahas tentang itu.""Tadi aku bertengkar dengannya."Er
Read more
Pernikahan Ganda
Sebagaimana tiap penyamaran yang ia lakukan, Erwin memakai mantel untuk menutupi rambut pirangnya. Aku mengenakan kerudung yang terhampar hingga ke bawah mataku. Akan jadi masalah jika mereka mengetahui aku punya mata berwarna ungu. Erwin dan aku mengunjungi sebuah kedai kopi dan memesan dua gelas kopi untuk kami berdua. Dan dengan basa-basi, ia mulai berbincang dengan para pengunjung kedai. Lalu, ia mulai mengarahkan perbicangan itu ke arah topik kematian sang raja."Syukurlah raja itu mati." Kata seorang tua yang duduk di hadapan kami. "Mari kita semua jujur, kita tersiksa saat ia menjadi raja." "Itu benar. Pangeran Erwin memang sombong, tetapi setidaknya ia berguna di medan perang. Yah, walaupun memerintah kerajaan itu sangat jauh berbeda daripada memenangkan perang. Klan Harlow juga sudah tidak bisa mengandalkan naga mereka lagi. Pasti akan terjadi pemberontakan yang lebih banyak." Aku tersenyum kecil mendengar mereka membicarakan hal baik tentang Erwin. "Erwin akan jadi raja y
Read more
Istri Kedua
"Melihat lelaki yang aku cintai mencium bibir perempuan adalah siksaan bagi mataku, madam." Kataku pada Madam Alisya saat ia bertanya mengapa aku memalingkan wajah. "Lihat, nona. Aku mohon, lihatlah." Katanya.Pelan-pelan, aku menoleh ke arah Erwin dan Nona Arista. Erwin tidak mencium bibirnya ! Ia mencium tangannya. Itu bukti kesetiaan yang berlebihan, tetapi aku sangat suka.Setelah itu, Erwin menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku tersenyum balik. Bahkan ketika saat itu adalah upacara pernikahan Erwin dan Nona Arista, Erwin tetap mengingat diriku. Nona Arista pasti kesal setengah mati, sebab di upacara pernikahanku yang dilangsungkan tepat setelah upacara pernikahannya selesai, Erwin mencium bibirku. "Kau boleh mencium pengantin wanitamu."Dan Erwin segera mencium bibirku dengan mesra. Orang-orang banyak yang tidak bertepuk tangan, tapi aku tidak peduli. Terserah mereka mau tepuk tangan atau tidak.Setelah selesai upacara pernikahan kami berdua, malam itu juga, Erwin dimahkotai. Pe
Read more
Ingatan Anna (1)
Anna Point Of View :"Rasanya seperti ditusuk belati." Kataku dalam hati saat Erwin menanyakan bagaimana rasanya.Tak pernah kubayangkan bahwa bercinta yang katanya terasa seperti surga duniawi itu ternyata sedemikian menyakitkan. Erwin tampak sangat menikmatinya, tetapi aku seperti di neraka. Aku berdoa agar air mataku tidak jatuh karena rasa sakit di selangkanganku ini, agar Erwin tidak terganggu. Jika Erwin tahu ia menyakitiku, ia pasti menghentikannya."Lihat aku, nona." Kata Erwin.Aku menatap ke arahnya dan tersenyum sedemikian manis."Kapan kau selesai?""Aku baru mulai, nona."Aku kembali menatap langit-langit sembari menahan rasa sakit. Menunggu sampai Erwin selesai melampiaskan hasratnya. "Apakah sakit?" Tanyanya."Sedikit. Ah, Erwin. Tolong selesaikanlah dengan cepat."Setelah malam pertama itu selesai, Erwin berguling ke samping dengan napas satu-satu. Aku membalikkan badan dan menumpahkan air mataku."Nona, kau menangis." Kata Erwin."Aku menangis bahagia. Kita akan sege
Read more
Ingatan Anna (2)
"Aku tidak akan menstruasi lagi seumur hidupku. Artinya, aku tidak akan punya anak. Artinya lagi, kau yang harus meneruskan garis keturunan klan kita." Kata Anna pada Nidgi.Saat itu, Anna sudah berusia 18 tahun dan Nidgi 20 tahun. Tubuh si gadis Anna sudah berkembang sepenuhnya menjadi seperti Dewi Eirene. Ia tak akan menstruasi, menua, atau bahkan ia tak butuh makanan untuk bertahan hidup. Dan sebagaimana semua Dewi yang lain, jika tubuhnya terluka, makan akan sembuh dengan sangat cepat. Ia tidak bisa mati. Suhu panas, suhu dingin, racun, atau apapun tidak bisa melukainya. Dan ia tahu bahwa ia tak akan bisa memberikan keturunan bagi klannya."Tapi aku tidak mau berkhianat padamu, nona." Kata Nidgi.Lelaki itu sejak dulu percaya bahwa ia ditakdirkan untuk melindungi Anna. Ia sangat mencintainya, tetapi lebih seperti cinta seorang budak pada tuannya daripada cinta sepasang kekasih."Ini perintahku. Kalau kau tidak mematuhinya, maka kau berkhianat. Kawinilah seorang gadis, kakakku. Gar
Read more
Persalinan Berdarah
Setelah menempuh perjalanan jauh, Anna akhirnya sampai di sumur itu. Perjalanan itu begitu menyulitkan, sebab Anna sendiri tak pernah berjalan jauh dari rumahnya sendirian seperti ini. Kemudian, di depan sumur itu, seorang lelaki tampan tampak menunggunya. "Siapa kau? Bolehkah aku bertemu dengan penjaga sumur ini?" Tanya Anna dengan ramah tamah. "Akulah penjaganya." Anna sedikit terkejut mendengar pengakuan pria tampan itu. "Benarkah? Aku dengar penjaganya seorang lelaki tua." "Aku dapat berubah bentuk sesuai dengan yang ingin kau lihat, Dewi. Dan tampaknya kau akhir-akhir ini ingin melihat lelaki tampan." "Aku tahu bahwa untuk minum di sumur itu, aku harus mengorbankan bagian tertentu dari tubuhku dan kau yang akan memilihnya. Jadi, apa yang mau kau ambil dariku?" "Izinkan aku berpikir sejenak. Aku tak boleh membuat seorang Dewi tampak cacat, tetapi aku harus mengambil bagian dirimu yang paling kau cintai." Si pria tampan memandangi Anna dari ujung rambut ke ujung kaki. Anna s
Read more
Berganti Tubuh
"Sebelum menyelamatkan orang lain, selamatkan diri sendiri dulu." Pikir Anna. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menggunakan kekuasaannya sebagai seorang Haseki.Di pagi yang tenang itu, yang merupakan hari ulang tahunnya ke-20, ia memutuskan untuk membekukan Benua Hargan untuk sementara waktu sampai ia kembali dari menjalankan misinya. Ia tak mau kepergiannya menimbulkan masalah baru. Ia dapat mengentikan waktu khusus di benua Hargan saja, tak ada akan makhluk hidup yang bergerak, mereka semua membeku. "Jika aku tak kembali, maka keponakanku akan menjadi Haseki yang baru. Dan waktu di sini akan berjalan kembali sebagaimana sebelumnya." Pikirnya di malam sebelum ia membekukan Benua Hargan.Saat matahari terbit, ia berdiri di balkon kamarnya, memandangi kehidupan di benua Hargan yang mulai bangkit karena pagi telah datang. Dan dengan ketenangan karakternya, ia berkata pelan :"Karena aku adalah hasekimu, maka kau harus menuruti semua perintahku. Seluruh kehidupan di benua Hargan, m
Read more
Ignis Faatus
Author Point Of View "Apa aku bilang, misi ini adalah tamasya terselubung." Kata Anna saat matahari baru terbit dan hari baru telah datang. Anna terbangun dengan senyuman di wajah cantiknya. Ia sangat bahagia karena pada akhirnya ia memperoleh misi ini. Ia berdiri di balkon kamarnya dan menikmati udara pagi."Aku akan menemukan gadis itu dan menyelamatkannya. Setelah itu, baru akan aku putuskan aku tinggal di sini bersama Erwin atau kembali ke Hargan." "Apa yang membuatmu tampak sangat senang." Kata Erwin yang juga baru terbangun. Ia agak kaget ketika melihat istrinya berdiri di dekat balkon dan tersenyum manis. Erwin berjalan menuju ke balkon dan dipeluknya istrinya itu dari belakang. "Aku lupa kita baru menikah kemarin malam. Rasanya sudah lama sekali." "Malam kemarin itu sangat -sangat-sangat panjang." Kata Anna. "Apa selangkanganmu masih sakit?" Anna menggeleng. "Erwin..." "Ya?" "Kau tampak... sangat amat tampan. Aku jadi terpesona." "Kau sudah mengatakannya berulang kal
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status