Semua Bab JOSEPH HUNTER (Fight for Trust): Bab 91 - Bab 100
147 Bab
Bab 91. Anger
Seorang pria berdiri di depan pintu ruang kerja Julian dengan perasaan takut yang bergelayut. Dia adalah orang yang ditugaskan Julian untuk mengawasi daerah di sekitar pantai, memblokir akses yang mungkin akan digunakan Joseph untuk kabur membawa kekasihnya. Namun, mereka baru saja gagal melakukan tugas tersebut.Julian lebih dulu mendapatkan informasi dari anak buahnya yang ada di luar pulau, bahwa Joseph telah berhasil menyeberang bersama seorang wanita yang tak lain adalah Camila. Hanya saja, ketika mereka hendak menangkapnya, tiba-tiba muncul dua orang asing yang menghajar mereka hingga babak belur.Putra sulung Markus Blight itu marah besar. Hal ini menunjukkan ketidakbecusan anak buah yang dia tunjuk untuk mengamankan pesisir pantai. Oleh sebab itu, harus ada yang mempertanggung jawabkan kegagalan ini."Dia sudah datang, Mr. Blight," ucap Morgan, tangan kanan Julian sambil menunduk hormat.Pemberitahuan itu membuat gerakan tangan Julian yang sedang menandatangani berkas terhenti
Baca selengkapnya
Bab 92. Temptation
Wanita itu meneguk ludah dengan susah payah."Apa yang kau inginkan?" tanyanya lirih.Camila yang ketakutan pun beringsut mundur. Suaranya terdengar samar-samar bergetar. Di dalam dada wanita itu, jantungnya berdegup ribut. Semakin dekat jarak Joseph pada dirinya, semakin gila pula entakan jantung yang seolah ingin merobek rongga dada."Kau masih bertanya apa yang aku inginkan?" Bibir Joseph menyeringai samar. Menimbulkan aura yang begitu mengintimidasi.“Jangan macam-macam, Joseph! Aku menguasai ilmu bela diri. Jika kau berani macam-macam padaku, akan kupastikan kau menyesal seumur hidup!” peringat Camila.Joseph berhenti merangkak. Pria itu menundukkan kepala dengan tawa yang terlepas dari bibir, meski sudah berusaha dia tahan.“Apa yang kau tertawakan, hah? Aku serius!” hardik Camila.Kekehan kecil terdengar, seiring kepala Joseph yang menggeleng samar. Kemudian, pria itu mengangkat pandangan. Tersisa senyum di bibir pria itu yang terlihat sangat menyebalkan di mata Camila.“Kau me
Baca selengkapnya
Bab 93. Bonding
"Apa?! Kita akan pergi sekarang? Lagi?" Camila memekik ketika Joseph mengatakan padanya bahwa mereka harus segera meninggalkan hotel tersebut pagi-pagi sekali.Wanita itu bahkan baru saja membuka mata ketika Joseph membangunkan dengan cara mencium keningnya.Kesal? Memang.Bukan hanya karena Joseph yang telah membangunkannya di pagi buta, wanita itu juga merasa kesal karena apa yang terjadi semalam. Ketika mereka sedang berciuman panas, tiba-tiba saja Joseph meninggalkan dan melupakan apa yang terjadi begitu saja. Joseph bahkan memintanya untuk segera tidur, seolah tidak ada yang pernah terjadi di antara mereka. Sungguh sangat menyebalkan!Yang lebih parah lagi, Camila begitu menurut. Bahkan ketika Joseph mendekap dirinya, Camila sama sekali tidak menolak. Hal yang membuat wanita itu tidak habis pikir, mengapa dia merasa begitu nyaman berada di dekat pria ini."Betul, Sayang. Mereka mendatangi hotel ini. Aku tidak mau mengambil risiko lebih besar lagi," jawab Joseph seraya memasukkan
Baca selengkapnya
Bab 94. To Be Saved
Serangan yang tiba-tiba, membuat Joseph tersungkur. Seruan yang terdengar dari pria di belakangnya membuat Joseph semakin waspada. Dengan cepat, Josep bangkit. Kemudian pria itu membalas tendangan dan berhasil menjatuhkan pria yang telah menyerang dirinya."Awas!" peringat Camila ketika seorang pria hendak mendaratkan pukulan ke tubuh Joseph.Joseph berpaling kemudian menangkis pukulan tersebut dan membalasnya dengan sebuah tendangan. Pria yang menyerangnya terhuyung, tersungkur, dan mengerang kesakitan di lantai.Tak berhenti sampai di sana Joseph kembali mendapat serangan dari pria yang menggunakan sebuah balok untuk memukul kepalanya. Kali ini joseph tidak benar-benar berhasil menghindar. Kendati tidak mengenai kepala, namun balok itu berhasil menyasar bahu kirinya. Joseph mengerang, menahan sakit yang menyerang. Sempat terhuyung beberapa langkah, namun dia berhasil kembali bangkit.Dengan tangan kosong, pria itu melawan balik. Terhitung ada sekitar lima pria di sana. Joseph kembal
Baca selengkapnya
Bab 95. Priceless Carving
Joseph membiarkan Camila menangis hingga wanita itu menjadi tenang. Namun demikian, pria itu tidak melonggarkan kewaspadaannya. Netra Joseph mengedar ke sekeliling, memperhatikan kelima pria yang tergeletak tak sadarkan diri di sekitarnya."Jangan takut, Camila. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi," ujar pria itu sembari memberikan kecupan hangat di dahi istrinya.Perlahan, Camila mulai tenang. Wanita itu menarik diri dari Joseph lalu menyeka air mata di wajah dengan jemari lentiknya. Dia tatap wajah Joseph lamat-lamat dengan netra merah yang basah."Aku pernah berada dalam situasi seperti ini," adunya dengan suara tercekat yang sesekali masih terisak."Tentu saja kau pernah, Camila. Selama satu tahun, kita berada dalam pelarian dari ayahmu. Di mana setiap saat, bahaya selalu mengancam kita. Dan kejadian semacam ini, sering sekali kita alami," terang Joseph.Wanita itu menatap kian lekat pada si pria. Tidak heran jika dia melihat Joseph bertarung seperti yang terjadi baru saja,
Baca selengkapnya
Bab 96. Welcome Home
Kabar tentang Camila dan Joseph yang berada di salah satu hotel bintang lima itu telah terdengar hingga ke telinga Julian. Pun begitu dengan berita tentang Joseph yang melumpuhkan kelima anak buahnya di basement hotel tersebut. Namun, ada satu berita lagi yang membuat Julian merasa geram. Yakni tentang pengakuan dari salah satu anak buahnya yang mendapat serangan dari Camila."Kau yakin dia yang membuatmu tak sadarkan diri?" telisik Julian.Pria yang sedang berdiri di dekat jendela kaca besar sambil memandang laut yang membentang beberapa kilometer dari kediamannya itu setengah memalingkan wajah ke belakang. Bertanya pada pria yang menjadi korban kepanikan Camila."Saya yakin, Tuan," jawabnya."Bukankah orang yang memukulmu melakukannya dari belakang?" tanya Julian seraya memutar badan, melihat pada anak buahnya secara keseluruhan."Benar, Tuan." Pria itu mengangguk pasti."Bagaimana kau yakin jika dia adalah pelakunya? Bukankah kau tidak melihatnya?" Julian melempar pertanyaan yang s
Baca selengkapnya
Bab 97. What We Had Been Through
Camila begitu tertarik untuk mendengar cerita tentang masa lalu yang pernah dia lewati bersama Joseph. Kilasan-kilasan memori yang ada di kepalanya, menunjukkan bahwa banyak sekali hal manis yang mereka lalui bersama. Kendati ada beberapa kilasan tentang perkelahian antara Joseph dan beberapa pria yang dia tidak dapat mengenali wajahnya. Serta beberapa kilasan tentang Joseph yang terluka dan dia yang begitu telaten mengobati luka-luka itu. Namun, Camila merasa apa yang telah mereka lalui itu adalah sesuatu yang tidak ingin dia lupakan seumur hidup.Hh … semua kilasan itu terasa begitu berkesan. Mungkinkah, seorang pembunuh bayaran dapat memberikannya kenangan semanis itu? Mulai timbul keraguan di dalam benak Camila tentang apa yang Julian katakan. Dari cerita yang diungkap kekasihnya itu, Joseph terdengar seperti seseorang yang sangat mengerikan. Namun, beberapa waktu yang dia habiskan bersama pria itu, seolah tak pernah sedikit pun Joseph membiarkan dirinya dalam bahaya. Jangankan be
Baca selengkapnya
Bab 98. Hot and Dangerous
Panas dan berbahaya.Entahlah, tidak ada kata lain yang dapat Camila temukan di dalam tumpukan kosakata yang ada di kepalanya untuk mendeskripsikan pria yang tengah mencumbunya ini. Otaknya tidak dapat memikirkan hal lain, selain ingin mendapatkan sentuhan yang lebih intens lagi dari pria tersebut."Kau menyukainya?"Di sela cumbuan itu, Joseph bertanya dengan nada sensual yang terdengar setengah mengejek atas respons tubuh Camila yang begitu mendamba sentuhannya."Shut ... up!" hardik wanita itu seraya menahan gairah yang membuncah.Senyum miring samar tercetak di bibir Joseph. Pria itu tentu tahu, bagian mana saja dari tubuh Camila yang akan membuat wanita itu menjerit, meminta dirinya untuk tak berhenti menyentuh.Dengan lengan kokoh yang membingkai sisi kepala untuk menahan kedua tangan Camila, Joseph menyusuri setiap inchi permukaan kulit leher dan bahu wanita itu dengan kecupan-kecupan kecil yang menggoda.Lenguhan seksi lolos dengan manja dari celah bibir wanita itu ketika Jose
Baca selengkapnya
Bab 99. Something in Brooksville
Pandangan pria itu mengarah lurus ke depan, pada daratan di mana kekasih hatinya sedang bersama pria lain yang sangat dia benci."Di mana kita akan mendarat?" tanya Julian, setengah berpaling pada orang kepercayaannya."The Great Palace, Sir," jawab Morgan.Sekilas Julian menurunkan pandangan. The Great Palace adalah salah satu hotel bintang lima milik seorang pengusaha yang disinyalir sebagai pemimpin salah satu kelompok penjual senjata ilegal pesaing The Demon. Mendarat di helipad The Great Palace terdengar seperti sesuatu yang sedikit aneh bagi Julian."Kau yakin mereka akan memberi akses untuk kita?" tanya Julian."Yakin, Sir. Leon sendiri yang memberikan izin," jawab Morgan."Kau tentu tahu bahwa Leon hanyalah kacung Aberdein." Julian menghela napas samar."Dan dia adalah orang yang memiliki wewenang langsung untuk masalah perizinan ini, Sir. Jangan lupakan bisnis utama pemiliknya," timpal Morgan.Sebagai pelaku bisnis gelap, Zen Aberdein memang lebih sering menangani para pembel
Baca selengkapnya
Bab 100. Monica Simmons
Seorang wanita yang tampak seumuran dengan Dreyfus, berjalan memasuki pintu lobi sebuah hotel bintang lima. Kaki jenjangnya melangkah dengan anggun, setapak demi setapak menuju elevator. Entakan heels yang membalut ujung kakinya terdengar menggema di selasar, memberikan kesan angkuh sekaligus elegan dalam waktu yang bersamaan.Kendati usia sudah tidak lagi muda, namun paras cantik wanita itu berhasil membesut perhatian para lelaki yang dia lewati. Tak hanya cantik, tubuh molek yang dimiliki wanita itu pun tak luput dari perhatian. Bagaimana tidak? Wanita yang usianya hampir setengah abad itu memiliki postur tubuh seperti seorang gadis.Berlebihan? Tentu tidak!Namanya adalah Monica Simmons. Pemilik sebuah agensi model yang namanya cukup banyak dikenal di kalangan selebritis. Seorang wanita single yang lebih banyak bekerja daripada bergaul dengan orang-orang seprofesi di luar pekerjaan.Hal itulah yang membuat Monica menjadi sosok yang misterius. Orang-orang itu memang mengenal Monica
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status