All Chapters of JOSEPH HUNTER (Fight for Trust): Chapter 71 - Chapter 80
147 Chapters
Bab 71. General Boyd
"Di mana para bedebah itu?" desis Joseph memindai sekitar dan tak menemukan keberadaan orang-orang yang ditengarai sebagai pentolan The Demon. Hanya terdapat puluhan orang yang sedang mengisi amunisi dan menyelipkan senjata sebanyak yang bisa mereka bawa untuk maju berperang."Pasti ada tempat tersembunyi di sini," timpal Jill yang juga menajamkan penglihatan untuk mencari keberadaan target mereka.Saking fokusnya terhadap target yang mereka cari, kedua gladiator itu sampai tidak memperhatikan anggota The Demon yang mulai menyadari keberadaan mereka. Sehingga keberadaan kedua gladiator itu pun terlihat oleh orang-orang tersebut."Hei! Penyusup! Tangkap mereka!" Sebuah seruan berhasil menarik perhatian Joseph dan Jill.Kedua gladiator itu sontak mengalihkan pandangan pada gerombolan orang yang sedang melihat pada mereka."Oh, crap! Kita ketahuan," ujar Jill dengan gumaman tak jelas di akhir kalimatnya.Sudah terlanjur tertangkap basah. Tidak ada lagi gunanya bersembunyi. Joseph dan Jil
Read more
Bab 72. The Alpha Men
Ketegangan antara Joseph dan Jenderal Boyd terlihat semakin memanas ketika si Jenderal terlihat mengepalkan tangan dengan wajah yang mengeras. Bahkan bisa dikatakan jika kedua orang itu tengah berusaha menahan diri agar tidak saling membunuh satu sama lain. Namun, ekspresi dan gesture mereka tidak akan dapat membohongi setiap mata yang melihat. Dua pria Alpha itu, sedang berada di bawah kendali amarah.Mengambil tindakan antisipasi, Jacob membuang pandangan sekejap lantas mendekat ke arah Joseph dan mendaratkan telapak tangan di pundak pria tersebut.“Ingat kita punya misi, Capt,” ujar Jacob untuk meredakan amarah Joseph.Masih bergeming dan bertarung dengan amarah di dalam jiwanya, Joseph seolah tak mendengar ucapan Jacob. Hingga Jacob terpaksa menarik lengan Joseph agar menjauh dari Jenderal Boyd, guna menghindari konflik sekunder yang akan semakin mempersulit pekerjaan mereka. Tujuan para gladiator itu adalah untuk menangkap pemimpin The Demon, bukan untuk bersitegang dengan jender
Read more
Bab 73. Camouflage
Membagi tugas untuk memblokade jalur pelarian di sekeliling teritori suku Aramus, Joseph memilih untuk mengambil bagian yang berdekatan dengan pasukan pemerintah. Dia ingin memastikan bahwa Jenderal Boyd benar-benar memukul mundur suku Aramus hingga dia bisa melenggang masuk ke wilayah tersebut dengan bebas, tanpa hambatan.Masing-masing tim yang Joseph bagi, dipimpin oleh seorang gladiator. Sehingga mereka akan mengepung wilayah itu dari empat penjuru.Percayalah, suku Aramus memiliki pertahanan yang sangat bagus meski cara yang mereka lakukan cukup sederhana dengan senjata-senjata tradisional. Namun, sejauh ini penduduk Aramus selalu berhasil mempertahankan teritori dengan mengandalkan jebakan-jebakan mematikan yang dipasang hampir di seluruh perbatasan wilayah. Namun, kali ini mereka harus berhadapan dengan pasukan pemerintah yang Joseph yakini akan lebih memilih menggunakan cara brutal dalam menghancurkan pertahanan suku Aramus. sama seperti ketika pasukan di bawah komando Jender
Read more
Bab 74. Bare Hand
“Selamat bergabung, Superior!” seru Miguel seraya membuat gerakan curtsy bow seperti yang dilakukan pria di sebuah kerajaan untuk menghormati rajanya.Andrew Reyes, memang nama pria itu sudah ada dalam daftar kecurigaan Joseph semenjak dia melihat logo Golden Empire dalam salah satu mobil yang terparkir di lokasi sebelumnya. Namun, Joseph sama sekali tidak mengira jika ayah mertuanya itu ternyata adalah pemimpin kartel The Demon yang selama ini dia cari-cari. Sontak saja hal itu membuat kaki Joseph goyah, meski hanya terlihat samar.Di samping Joseph, Jacob menyentuh pundak pria tersebut, seolah sedang memberikan dukungan. Kau baik-baik saja, Capt? Jangan khawatir, aku akan selalu berada di belakangmu. Kira-kira seperti itulah yang diucapkan Jacob.“Tidak mungkin,” gumam Joseph dengan napas yang tercekat.Jika Andrew Reyes adalah pemimpin The Demon, maka hari ini Joseph harus menuntaskan misi dengan mencabut nyawa pria tersebut.Apa-apaan ini?Joseph sungguh tidak habis pikir. Bagaima
Read more
Bab 75. Unexpected Facts
Dalam keadaan yang nyaris tak berdaya sekalipun, tidak pernah ada kata menyerah dalam kamus Joseph dan Jacob. Kedua gladiator itu masih terus berusaha melawan meski lebih banyak pukulan dan tendangan yang mengenai tubuh mereka. Akan tetapi, mereka juga masih dapat menumbangkan beberapa anggota The Demon, meski jumlahnya tidak seberapa.Di tengah-tengah perjuangan yang terasa jauh lebih berat itu, sebuah suara ledakan yang berasal dari bagian depan bangunan berhasil menyita perhatian semua orang yang ada di aula tersebut. Termasuk mereka yang sedang duduk di atas, menyaksikan bagaimana Joseph dan Jacob bertarung mempertaruhkan nyawa di tengah-tengah para pria yang haus darah.“Cepat! Cepat!”“Mereka berhasil masuk!”“Blokade rute C! Tutup semua akses masuk!”Beberapa teriakan itu terdengar dari tempat yang tidak begitu jauh dari aula. Ditambah dengan suara ledakan-ledakan kecil serta letusan senjata api yang berhasil membawa kepanikan ke dalam aula.Dengan situasi di mana perhatian ang
Read more
Bab 76. The Greatest Destroyer
Ucapan terakhir Andrew merupakan sebuah tamparan keras bagi Carnicero, terutama Joseph. Pria itu memiringkan kepala dan tersenyum ke arah belakang Joseph, yang mana di sana ada Jenderal Boyd beserta Dreyfus dan ketiga gladiatornya, yang sedang menunggu eksekusi terhadap pemimpin kartel The Demon yang sekarang sudah ada di depan mata. Hanya perlu satu langkah lagi, dan kartel yang membuat resah seluruh dunia itu akan tumbang. Namun, masalah justru kembali menghadang, dan itu berasal dari seseorang yang harusnya menutup misi ini dengan sebuah keberhasilan. Permasalahn pribadi yang mengganggu misi.“Bukan begitu, Nona?”Kalimat tersebut ditujukan bukan kepada ketiga pria di belakang Joseph, melainkan kepada salah satu di antara dua wanita yang berdiri di barisan tersebut. Kontan saja, Joseph memutar badan. Menurunkan bidikan, untuk melihat pada siapa mata Andrew tertuju. Tidak ada orang lain yang Joseph lihat selain Jill dan Helena. Dan di antara kedua wanita itu, akhirnya Joseph tahu si
Read more
Bab 77. Mind Your Own Business
Jill tidak dapat menyembunyikan sisi lemahnya lagi kali ini. Entah kapan terakhir kali Jill menitikkan air mata untuk hal sentimentil seperti ini. Wanita itu bahkan tidak dapat mengingatnya.“Aku mencintaimu, Hunter. Bahkan sejak saat pertama aku melihat dirimu memasuki ruang konferensi bersama Dreyfus. Ya, aku mencintaimu jika itu yang ingin kau dengar,” tegas Jill sekali lagi.Kendati air mata itu telah tumpah, namun suara wanita itu tidak terdengar bergetar sedikit pun. Ketegasan yang selalu dia tunjukkan di hadapan orang lain, seakan mampu menjadi tameng bagi wanita itu untuk tetap terlihat tegar, tak peduli seberapa dalam luka yang menganga di dalam hatinya.Joseph seolah kehabisan kata-kata. Napasnya yang memburu akibat amarah yang menyala-nyala, seakan telah berubah menjadi perasaan rumit yang dia sendiri tidak dapat mendeskripsikannya. Joseph terjajar ke belakang hingga tubuhnya membentur satu-satunya lemari yang ada di sana.“Kenapa?” tanya pria itu dengan suara lirih.Manik
Read more
Bab 78. The Devil Inside His Angel Heart
Camila memejamkan mata seiring dengan bibirnya yang bersentuhan dengan bibir Julian. Lalu dia memagutnya dengan lembut, berharap akan menemukan rasa yang dia cari. Manis dan lembut, Julian memperlakukannya dengan sangat baik. Perlahan, ciuman pria itu semakin menuntut, dan Camila berusaha mengimbanginya. Namun, hingga sejauh itu Camila belum juga menemukan apa yang dia cari. Rasa ciuman itu tetap sama seperti saat dirinya berciuman dengan Julian seperti biasa.Mungkin aku harus melakukan yang lebih dari ini. Wanita itu berbicara dalam hati.Tak hanya berakhir menjadi sebuah niat, ketika Julian menuntut cumbuan yang semakin intens, Camila pun tidak menolak. Wanita itu mengikuti arah permainan Julian. Mencoba sesuatu yang lebih intim dalam cumbuan mereka. Gerakan pria itu memang terasa begitu tidak sabar, tetapi Camila masih bisa merasakan bahwa Julian sedang menahan diri.Julian adalah pria posesif jika itu menyangkut dirinya. Ah ralat! Posesif dan protektif. Bukan hanya membuat Camila
Read more
Bab 79. One Step Closer
“Jadi, bisakah kau melepas cincin itu dari jarimu? Aku … tidak suka melihatnya,” ucap Julian setelah mereka berpelukan cukup lama, urung untuk bercinta karena keadaan yang ada.Camila mengangguk. Wanita itu lantas mengangkat jemari dan menarik cincin pernikahannya dengan Joseph dari jari manis. Meski sebenarnya ada perasaan enggan ketika harus melepaskan benda tersebut dari sana. Kemudian dia letakkan cincin itu di atas nakas begitu saja, dan segera kembali ke pelukan sang kekasih.“Aku sangat mencintaimu, Vanessa,” bisik Julian sembari mengecup kepala sang kekasih.Kalimat cinta itu dibalas dengan pelukan yang semakin erat di perutnya oleh Camila. Wanita itu mendusal, mencari kenyamanan dalam dekap hangat pria yang dia pikir dia cintai pula.“Julian,” panggil Camila lirih tanpa mengangkat wajah untuk melihat orang yang dia ajak berbicara.“Hm?” sahut Julian singkat disertai sebuah kecupan di dahi wanita itu.“Boleh aku meminta sesuatu padamu?” tanya si wanita.“Kau boleh meminta apa
Read more
Bab 80. Alteraz
Kapal kargo berjenis mini bulker dengan tonase bobot mati sekitar 15.000 ton itu mulai berlayar sekitar satu jam setelah pembicaraan Joseph dan kru kapal itu terjadi.Tak hanya menumpang dengan cuma-cuma, Joseph menyamarkan aksinya dengan sedikit membantu para awak kapal dalam melakukan pekerjaan mereka. Setelah semua muatan naik ke kapal, moda transportasi laut itu segera meninggalkan dermaga."Apa lagi yang bisa kulakukan untuk kalian?" tanya Joseph kepada kru kapal yang belakangan dia ketahui bernama Dwight tersebut."Tidak ada, Buddy. Kau bisa beristirahat. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar tiga puluh menit," jawab Dwight."Sungguh?" Joseph mengerutkan wajah. "Aku merasa sangat bersyukur kalian mau memberi tumpangan kepadaku. Dan, beruntungnya aku yang dapat membayar ongkosnya dengan tenaga," kekeh Joseph.Dwight balas terkekeh. Baru beberapa jam saja mereka saling mengenal, tetapi Joseph merasa Dwight adalah orang yang sangat baik. Pria yang dia perkirakan berumur sekitar
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status