All Chapters of Sang Penguasa : Chapter 31 - Chapter 40
450 Chapters
Bab 31
Fugaku sedikit tertegun, kemudian teringat dengan latar belakang Shilpy, seketika tatapannya menjadi lembut. Bagi orang yang terbiasa melihat darah dan pembunuhan, membunuh dan dibunuh adalah keputusasaan yang utama.Bisa hidup, sudah merupakan keberuntungan yang luar biasa. Cinta, adalah sesuatu yang diluar jangkauan."Cinta mengandung banyak hal, itu adalah kebutuhan hidup sehari-hari, saling mendukung, kedua belah pihak membentuk kehidupan sederhana yang tenang bagaikan air. Terus bersama tidak peduli hidup atau mati, itu adalah janji yang akan diucapkan."Tatapan Shilpy berubah menjadi semakin bingung."Aku tidak berhak membahas persoalan cinta, Shilpy. Namun, kamu harus mengerti satu hal, ketika kamu bersedia berkorban segalanya tanpa syarat untuk seseorang, bahkan hingga nyawa kamu … itu adalah cinta.""Berkorban segalanya tanpa syarat untuk seseorang? Bahkan nyawa," kebingungan di mata Shilpy perlahan-lahan memudar, menjadi jelas, dan pada akhirnya menjadi sosok yang kuat."Tua
Read more
Bab 32
Respon ini membuat Shanny dan Putri tertegun, mereka tidak menyadarkan diri dalam waktu sekejap, dengan terkejut menatap Fugaku, "Fugaku, apa yang kamu katakan barusan?""Untuk kalian saja, apa ada masalah?" Raut wajah Fugaku santai, mengulangi perkataannya sekali lagi."Benar yang kamu katakan?" Shanny masih sulit percaya, nafasnya tergesa-gesa."Benar." Kemudian ibu dan anak itu saling bertatapan, seketika mengeluarkan senyuman yang senang.Namun dalam hatinya tertawa dingin, orang tidak berguna memang tidak berguna. Fugaku tidak tahu banyak, tidak tahu apa arti sebuah posisi sebagai penanggung jawab proyek. Tadinya, mereka mengira harus membutuhkan banyak waktu untuk membicarakannya, tidak disangka begitu mudah.Shanny bergegas mengeluarkan perjanjian pengalihan, menyuruh Fugaku bertanda tangan, "Ini adalah sebuah perjanjian, kamu tidak boleh menyesal.""Hahaha … tentu aku tidak akan menyesal." Fugaku sambil bertanda tangan sambil tersenyum dan berkata, "Tadi malam aku masih berpik
Read more
Bab 33
Melihat Fugaku berjalan masuk, Nurul yang tadinya masih menangis seketika berhenti menangis, menatapnya dengan tatapan bersinar. Dan bu guru Wenny, dan tiga orang Keluarga Negoro, Shandy, juga menatap Fugaku dengan takjub."Ayah!" Nurul tersenyum, berteriak dengan semangat, memeluk Fugaku, ia tidak mau melepaskannya.Fugaku tersenyum menatap Nurul, membantunya menyeka air mata, kemudian menggendongnya, berkata dengan lembut, "Nurul jangan menangis, ayah datang menjemputmu.""Sudah lihat? Dia adalah ayahku!" Setelah Fugaku datang, Nurul sudah berhenti menangis, berkata dengan keras pada semua orang di kantor.Bu guru Wenny, Shandy, beserta orang tuanya, membesarkan matanya, menatap Fugaku seperti sedang melihat hantu."Ayah? Sejak kapan ia memiliki ayah? Bukankah dia tidak memiliki ayah? Dari mana datangnya ayah ini?""Siapa kamu?" Bu guru Wenny menatap Fugaku dengan pucat, bertanya dengan curiga."Aku adalah ayah Nurul, kamu tadi bilang ingin mengeluarkan siapa?" Fugaku tidak mencermi
Read more
Bab 34
Perwakilan saat itu bernama Akbar."Takut?" Wanita itu menatap sinis Fugaku yang terdiam, kemudian melihat kearah bu guru Wenny, "Masalah ini jika tidak memberikan penjelasan yang baik kepada kami, maka kami akan menghentikan pendanaan pada sekolah. Mana yang lebih penting, seharusnya kamu tau?""Tentu saja, tentu saja Nyonya Negoro, kamu adalah pemberi dana terbesar, orang penting sekolah kita." bu guru Wenny tanpa ragu tersenyum dan menyanjung.Nurul merasa keadaan tidak benar, menarik ujung baju Fugaku, "Ayah, apa perlu memanggil ibu?"Ibunya selalu bilang padanya bahwa jangan memberitahu bahwa ibunya adalah presiden YNetwork di taman kanak-kanak, itu akan membuat pemikiran yang tidak sehat. Pemikiran tidak sehat ini adalah latar belakang keluarga kaya dan miskin, membentuk beberapa kubu.Walaupun taman kanak-kanak masih kecil, namun anak kecil sudah memiliki cara berpikirnya sendiri. Mereka akan tahu untuk main dengan anak orang kaya, Nurul juga sangat baik, tidak pernah mengataka
Read more
Bab 35
"Mengerti." Fugaku menganggukkan kepala.Herry menganggukkan kepala dengan puas, sama sekali tidak seperti preman pada umumnya, "Aku juga tidak membullymu, bagaimana kamu memukul Tuan Negoro, aku juga akan memukulmu melebihi apa yang kamu lakukan."Mendengar perkataan Herry, Fugaku menggelengkan kepala, ia tertawa ringan, "Mohon maaf, aku tidak dapat mendengar perintahmu, ada putriku disini.""Putri?" Ekspresi terkejut melintas ditatapan Herry.Ia kemudian menundukkan kepala melihat Nurul yang sedang bersembunyi dibalik Fugaku, sebuah kilatan kejutan melintas di tatapannya. Pertama kali ia melihat anak gadis yang begitu cantik, seperti sebuah boneka.Nurul menatap Herry dengan takut, memeluk Fugaku dengan erat, ia menggerutu, "Orang jahat, jangan memukul ayahku!""Mereka tidak akan bisa melawan ayah." Kata Fugaku sambil mengelus kepala Nurul.Kata-kata Fugaku sangat berguna, Nurul benar sudah tidak takut, namun memeluk Fugaku dengan sangat erat, seperti seekor panda kecil. Herry melih
Read more
Bab 36
"Bagaimana bisa …" Melihat adegan ini, ayah Shandy terkejut hingga bola matanya hampir terjatuh keluar."Ini jurus tinjumu?" Tanya Fugaku dengan datar.Mendengar ini, tubuh Herry tiba-tiba gemetar, menggertak giginya, tatapannya menatap Fugaku menjadi sedikit dendam."Kamu bisa menghinaku, namun tidak boleh menghina jurus tinjuku!" Katanya dengan marah.Jurus tinju ini diciptakan oleh dewa perang. Memikirkan ini, seluruh otot di tubuhnya gemetar, seketika emosinya meledak, menjadi sebuah kilatan, menyerang Fugaku."BUGH!" Dan masih seperti sebelumnya, Fugaku menahan tinju Herry dengan tanpa tenaga."Kamu masih banyak kekurangan." Fugaku meraih pergelangan tangan Herry, berkata dengan datar
Read more
Bab 37
"Brengsek! Jangan katakan lagi!" Tiba-tiba ayah Shandy berteriak."PLAK!" Shandy mendaratkan sebuah tamparan diwajah wanita itu.Seluruh ruangan kembali menjadi hening.Ibu Shandy memegang wajahnya, menatap kosong suaminya, detik berikutnya, ia menangis histeris, "Kamu, memukulku? kamu berani memukulku?"Ayah Shandy menatapnya dengan dingin, tidak meladeninya, kemudian bergegas membungkuk pada Fugaku, "Maaf, kami akan pergi sekarang juga."Usai berbicara, dia menyeret keluarganya keluar dari sekolah itu. Melihat mereka pergi, Fugaku menolehkan kepala menatap bu guru Wenny dan kepala sekolah. Tatapan ini, langsung membuat bu guru Wenny terkejut.Masalah Nurul, dia jelas-jelas tau bahwa itu adalah salah Shandy, namun karena latar belakangnya, dia terpaksa membela Shandy. Jika mau dibicarakan, mereka adalah pendukung."Kalian, apakah kalian mau mendengar satu perkataanku?" Fugaku menyipitkan matanya, berkata, "Seorang guru, bertugas mengajarkan hal baik."Ketika bu guru Wenny dan kepala
Read more
Bab 38
Entah kenapa, tiba-tiba Herry sedikit iri dengan kehidupan Fugaku, jadi ia memanggilnya, "Tuan"Fugaku menghentikan langkahnya, menolehkan kepala melihat Herry.Herry bertanya dengan keras, "Boleh aku tahu namamu, Tuan?"Fugaku tersenyum, berkata, "Namaku? Fugaku.""Fugaku? Kenapa nama ini begitu familiar?" Herry mengerutkan alisnya, bergumam sendiri.Tiba-tiba, seorang bawahannya memukul kepalanya sendiri, terkejut, "Aku ingat! Orang yang lima tahun lalu 'menikah' dengan nona keluarga Diningrat, Vior. Namun malah menghilang pada hari pernikahannya, sepertinya ini adalah namanya."Seketika, raut wajah Herry juga berubah.—Ketika Fugaku membawa Nurul pulang, sudah pukul lima sore. Kehidupan malam Northern, akan segera dimulai."Tuan Fugaku." Baru saja masuk, sudah terdengar suara perempuan dari belakang.Fugaku menolehkan kepala, melihat seorang wanita berseragam profesional putih berdiri di belakangnya dan tersenyum, itu adalah sekretaris pribadi Aprilia, Melin."Nona Melin, halo." F
Read more
Bab 39
"Aku tau dulu aku tidak ada, kamu sangat membenciku, namun saat ini aku sudah kembali. Setidaknya, biarkan aku memikulnya sedikit."Fugaku menatap Aprilia dengan serius, ia menggelengkan kepala, dan berkata, "Aku tidak ingin kamu memikul semuanya seorang diri, seolah-olah aku adalah orang yang tidak begitu penting."Wajah cantik Aprilia terlihat sedikit aneh, dia mengalihkan pandangannya, tidak bertatapan dengan Fugaku, "Aku sudah terbiasa, lagipula kamu juga tidak dapat membantuku."Perkataan ini menusuk Fugaku, "Kamu tidak mengatakan apapun, bagaimana kamu tahu bahwa aku tidak dapat membantu?"Aprilia terdiam lama, melihat Fugaku begitu tegas, dia hanya bisa menyerah, "Baiklah, aku beritahu kamu."Lima menit kemudian, Aprilia menaikkan kepalanya, menatap Fugaku dan berbicara.Fugaku melembutkan raut wajahnya, menatap Aprilia, raut wajahnya juga bertambah lembut. Pertempuran selama lima tahun ini, bagi Fugaku ini adalah kesempatan untuk menebusnya kembali, namun bagi Aprilia ini adal
Read more
Bab 40
Fugaku tersenyum, berkata, "Bagaimana jika aku ada cara?"Aprilia malah menggelengkan kepalanya, menatap Fugaku dengan serius, berkata, "Apa kamu tau hal apa yang aku tidak puas padamu?""Apa?" Raut wajah Fugaku berubah."Kata-kata yang tidak meyakinkan." Aprilia menarik kembali tatapannya, berkata dengan dingin, "Kamu boleh miskin, juga boleh tidak memiliki pekerjaan, aku pasti dapat memeliharamu, namun kamu harus menjadi seorang pria!""Sebagai seorang pria, kamu harus bertanggung jawab atas segala perkataanmu, aku tau kamu sedang menghiburku, namun bujukkanmu ini benar sangat rendah."Fugaku terbengong menatap Aprilia, kemudian tersenyum pahit, tidak banyak menjelaskan."Pulang saja." Aprilia menggendong Aprilia yang tertidur, membalikan kepalanya, keluar dari ruang rapat.Dalam kegelapan, tatapan Fugaku berubah, setajam burung hantu.Dia mengeluarkan ponsel, menelepon sebuah nomor, "Telusuri perusahaan Roar Official.""Baik, tuan muda."Cara kerja Shilpy sangat cepat, Fugaku baru
Read more
PREV
123456
...
45
DMCA.com Protection Status