Lahat ng Kabanata ng Antara Kau, Aku & Papimu: Kabanata 91 - Kabanata 100
100 Kabanata
BAB 91 : Keputusan orang tua Herlambang
Erlangga kembali terbang ke Perth usai bertemu kedua orang tuanya dan kekasih hatinya. Erlangga kembali ke negara itu dengan luka yang parah. Dan sesampai di Perth ia juga melaporkan semua masalah yang terjadi pada Eyang putrinya Sitoresmi dan Eyang Kakungnya Hermansyah.Eyang.., ada hal penting yang mau Er sampaikan,” ucap Erlangga pada Sitoresmi yang kala itu sedang berada di taman saat Erlangga baru tiba dari Indonesia.“Hal penting..? Eyang juga mau tanya kamu.., kemana saja kamu kemarin? mami dan papi kamu bolak-balik hubungi Eyang,” tanggap Sitoresmi pada Erlangga namun pemuda tampan itu tidak menanggapi ucapan Sitoresmi.“Eyang kakung ada di rumah?” tanya Erlangga pada Sitoresmi.“Ada.., dia di dalam sedang membaca berita bisnis,” ucap Sitoresmi.“Ooh.., baiklah. Ada hal penting yang mau Er sampaikan. Kalau Eyang putri sudah selesai, tolong ikut ke dalam juga,” pinta Erlangga.“Baiklah.., lima menit lagi Eyang putri sudah selesai,” jawabnya, seraya bertanya-tanya dalam pi
Magbasa pa
BAB 92 : Kata Kasar Erlangga
Sitoresmi dan Hermansyah akhirnya memutuskan untuk ke Indonesia bersama Tiara dan Herlambang. Selain ingin melihat darah daging dari anaknya Herlambang, Sitoresmi pun ingin menanyakan langsung pada Elena perihal keinginan Herlambang yang sudah dapat persetujuan dari Tiara. Walau sebenarnya Sitoresmi tidak tega melakukan hal itu pada Erlangga, namun saat mendengar kalau darah daging Herlambang saat ini dikuasai oleh Elena, membuat hatinya tergerak untuk memberikan perhatian pada Sakti, apalagi Sakti adalah keturunan tunggal dari keluarganya usai kedua anak lainnya tidak ingin memiliki anak.“Her.., Tia.., coba kalian bicarakan hal ini pada Erlangga. Ayah dan Ibu tetap tidak tega menyakiti hatinya. Walaupun Ayah, Ibu yakin Er akan lebih mudah dan cepat mencari pasangan baru. Tapi, bicaralah pada Erlangga,” pinta Hermansyah dan diiyakan oleh Sitoresmi.“Yah.., kemarin itu Tia dan saya ke rumah mamanya Elena. Dan Elena ngomong sama Tia.., kalau Erlangga ingin Elena memilih antara Er ata
Magbasa pa
BAB 93 : Tamparan Tiara untuk Elena
Herlambang dan keluarganya bertolak dari Perth ke Indonesia, usai Herlambang mengatakan niatnya untuk menjadikan Elena istrinya. Keberanian yang dilakukan oleh Herlambang bukannya tanpa ketakutan. Ia mengalami kestresan pula atas apa yang akan dikatakan kepada Herlina. Karena itu, sesampai di Bandara saat menunggu bagasi, Herlambang berulang kali menghubungi Elena, namun selalu di reject oleh Elena. Sampai akhirnya Herlambang mengirimkan pesan pada Elena.[Pesan keluar Herlambang : Sayang.., angkat teleponnya, aku mau bicara penting]Usai mengirimkan pesan pada Elena, Herlambang kembali menunggu bagasi atas kopernya dan koper keluarganya. Sepuluh menit berlalu, namun Elena tidak juga mengirimkan balasan atas pesan Herlambang.Setelah itu, kembali Herlambang menghubunginya. Walau nada telepon yang dihubungi nyambung, namun Elena sama sekali tidak menjawab panggilan Herlambang.Kemudian, Herlambang kembali mengirimkan pesan pada Elena, dengan memberitahukan kedatangan kedua orang tu
Magbasa pa
BAB 94 : Elena & Keinginan Hermansyah
Elena yang diminta oleh Herlina untuk menyiapkan teh untuk keempat tamunya pun berjalan ke dapur. Elena yang kini tengah hamil jalan tiga bulan, tidak seperti saat hamil Sakti yang sangat mual dan agak rewel masalah makanannya. Namun, untuk kehamilan saat ini, Elena nyaris tak pernah merasa mual dan lebih energik. “Silakan diminum,” Elena meletakan keempat gelas berisi teh dan dua gelas berisi air mineral. “Silakan Ibu, bapak semua,” Herlina menawarkan minuman. Wajah Tiara masih tegang saat memandang Elena, begitu juga dengan Sitoresmi dan Hermansyah. Namun tidak demikian dengan Herlambang. Ia justru memandangi Elena yang sama sekali tidak ingin melihat ke arahnya. Lalu, mereka berempat pun menikmati teh yang telah disuguhi Elena. “Maaf.., kalau boleh saya tahu.., apa ada hal yang sangat penting sehingga, Pak Hermansyah, Bu Sitoresmi dan Ibu Tiara ke rumah ini, pastinya ada hal yang penting,” tutur Herlina memandang pada keempat tamunya. Sejenak, baik Hermansyah, Sitoresmi bahkan
Magbasa pa
BAB 95 : Tiara ke rumah Elena kembali
Saat ini, Herlina, Elena dan Jamila berada di ruang keluarga. Mereka sedang membicarakan masalah Sakti yang diminta oleh keluarga Herlambang. Dan Herlina terlihat membujuk Elena untuk mau memberikan Sakti pada Herlambang.“Lena.., apa nggak sebaiknya kamu kasih aja Sakti ke keluarga Herlambang? Mama kasihan sama Pak Hermansyah dan Ibu Sitoresmi. Lagi pula mengurusi dua bayi sekaligus itu sangat sulit Lena. Apalagi kalau mereka berdua sakit. Juga besok atau lusa Sakti juga tahu siapa ibunya. Anak itu akan mencari ibunya,” nasihat Herlina pada putrinya.“Lena, coba kamu pikirkan lagi..., Mama liat Pak Herlambang serius mau ambil kamu jadi istri dan itu semua demi Sakti dan bayi yang ada dalam kandunganmu. Apa nggak sebaiknya kamu mau terima Pak Herlambang, Mama ikhlas Lena,” ungkap Herlina atas gambaran pikirannya, mengingat Erlangga tampak telah marah dan tak peduli pada Elena.“Maa.., Lena kasihan sama Erlangga. Sekarang ini dia udah nggak mau bicara pada tante Tiara dan putus hubu
Magbasa pa
BAB 96 : Keikhlasan Elena & Syarat Erlangga
Elena yang diminta oleh Herlina untuk menemui Tiara yang berada di ruang keluarga, dengan terpaksa ditemuinya usai selesai menidurkan Sakti. Di dampingi Jamila, Elena pun berjalan menemui Tiara yang kini terlihat seperti musuh mengibarkan bendera putihnya. “Ngapaen sih dia ke rumah lagi. Nyebelin banget,” bisik Elena saat berada di sisi Jamila. “Pastinya bukan berita baik,” ujar Jamila pelan. Setelah mereka duduk dalam satu meja, Tiara mulai menceritakan penyakit dan kesempatan hidupnya di dunia ini. Setelah itu, tanpa di sadari Tiara telah berada di hadapan Elena dan memeluk gadis cantik jelita itu. “Lena.., demi Allah dan atas nama putra pertamaku. Kalau aku tidak akan menyakiti Sakti. Aku akan perlakukan Sakti layaknya Mas Herlambang memperlakukan Erlangga,” isak tangis Tiara memecah ruang keluarga yang hening. Sejenak Elena terdiam, menatap raut wajah Jamila, lalu Elena pun bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan, Tante?” “Berikan Sakti pada Mas Herlambang. Karena hanya Sakti k
Magbasa pa
BAB 97 : Karma Jamila
Elena yang tidak menyangka atas syarat yang dilakukan pada dirinya membuatnya menangis tersedu-sedu. Jamila yang mendengar syarat dari Erlangga, langsung menghubungi lelaki tampan itu lagi, namun tidak sekali pun panggilan Jamila dijawab olehnya. “Lena.., gue sih yakin.., Erlangga cuma gertak elo aja. Seingat gue sih.., Er di Perth nggak deket sama siapa pun. Masa sih elo kagak percaya sama laki elo sendiri. Udah elo tenang aja. Pikirin Er junior.., kasian itu bayi dalam kandungan elo, pasti bawaan si bayi kali.., bokapnya jadi seperti itu,” ungkap Jamila. “Tapi kan nggak usah pakai minta izin gue untuk kawin lagi. Er sengaja mau nyakitin hati gue. Emang sih gue salah. Tapi, semua itu gara-gara nyokap nya juga. Mila, ambil lagi aja Sakti, gue kagak mau kalau sampai Er kawin lagi. Buat apa coba? Mending kagak kenal dari awal sama Er dan keluarganya!” sengit Elena mondar mandir di dalam kamarnya. “Lena, kenapa sih sekarang ini gue liat elo beda sama waktu sekolah dulu. Kenapa sih, elo
Magbasa pa
BAB 98 : Duka Jamila
Kebakaran yang terjadi di gang sempit di lingkungan kumuh tempat tinggal Jamila dan Elena kini tinggal debu. Puing-puing arang berwarna hitam menjadi pemandangan memilukan di area sepanjang gang sempit kumuh tersebut. Pabrik kulit terbesar di Jakarta itu terbakar. Dilingkungan kumuh itu tercatat, ada 5 orang tewas mengenaskan terpanggang di dalam rumahnya. Kelima orang yang tewas dalam kebakaran tersebut adalah keluarga Jamila. Yang terdiri dari Ayah, Ibu serta ketiga adiknya. Elena dan Herlina yang ke lokasi usai membawa Jamila ke Rumah Sakit, melihat rumah peninggalan Papanya Elena pun tinggal debu. Banyak penghuni dilingkungan kumuh itu menangisi kehilangan harta bendanya. Terlebih Jamila yang kehilangan anggota keluarga dan harta bendanya.“Maaa.., akhirnya rumah kesayangan Papa jadi debu.., apa masih boleh kita bangun lagi rumah disini?” isak Elena yang melihat tembok pada rumah peninggalan Sentana tinggal setengah. Yang tampak dalam pemandangan yang ada hanya hamparan puing-p
Magbasa pa
BAB 99 : Duka Mila & Luka Elena
Erlangga, Alexander dan Bella yang tiba dari bandara tepat pukul sembilan pagi langsung menuju Rumah Sakit untuk ikut bersama TPU. Erlangga ikut bersama Bella yang dijemput oleh sopir pribadi dari keluarga Bella, sedangkan Alexander di jemput oleh Ermitha dengan tujuan yang sama menuju Rumah Sakit tempat kelima jenazah dari keluarga Jamila usai diautopsi dan usai di sholati oleh keluarga besar dari suami Jamila, keluarga Elena serta beberapa tetangga dari pemukiman kumuh, merasa kehilangan atas kelima tetangga mereka yang dikenal suka menolong.Mobil yang membawa Alexander, Ermitha, Bella dan Erlangga sampai di Rumah Sakit. Lalu, mereka pun keluar dari mobil yang membawa mereka. Terlihat, Erlangga menggandeng mesra tangan Bella berjalan menuju ruang pemulasan jenazah dan bertemu Jamila yang masih dalam kondisi terpukul dengan kedua mata sembab.“Mila.., gue ikut berduka atas musibah ini. Gue yakin Allah punya rencana besar buat elo. Yakin aja setiap musibah dan duka ada hal yang aka
Magbasa pa
BAB 100 : The END AKA&P
Mobil yang membawa Elena, Tiara dan Herlambang pun sampai di rumah Herlambang. Dan Tiara yang berjanji akan mempertemukan Elena dan Sakti meminta Elena untuk masuk ke kamar Sakti yang telah di dekorasi dengan warna biru. Dan Elena pun masuk ke dalam rumah itu dan mendapati Sakti bersama seorang pengasuh bayi.Melihat kedatangan Elena di kamar itu, Sakti yang telah mengenali Elena pun menangis dan minta di gendongnya seraya menangis. Lalu, Elena pun menggendong balita imut itu dengan perasaan bahagia dan terharu, karena Sakti sangat merindukan kehadiran Elena.Lalu, Elena pun bercengkerama dengan Sakti di saat Tiara tengah mempersiapkan makan siang untuk mereka.Herlambang yang tahu Elena berada di kamar Sakti, akhirnya berjalan ke kamar itu. Sesampai di kamar itu, Herlambang pun duduk pada sofa, sedangkan Elena tengah duduk di lantai yang telah di lapisi permadani. Memandang kehadiran Herlambang, Elena menoleh ke arahnya dan bermain kembali dengan Sakti.Di saat itu, Herlambang pun m
Magbasa pa
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status