All Chapters of Antara Kau, Aku & Papimu: Chapter 41 - Chapter 50
100 Chapters
BAB 41 : Her yang Bikin.. Er yang ngaku
Usai melepaskan Syahwat, Elena berjalan menuju lift bersama Herlambang. Sesampai di depan lift Herlambang masih dengan mesra merangkul bagian pinggang Elena.Ting...!Elena dan Herlambang pun masuk ke dalam lift, di dalam lift itu mereka berpelukan. Herlambang pun mengecup mesra bibir Elena dan hal itu bersamaan dengan terbukanya pintu lift pada lantai dua.Ting...! “Sayang.., nanti hubungi aku bagaimana keadaan Er,” pinta Herlambang pada Elena sesaat gadis cantik itu melangkahkan kakinya keluar lift. Dan Herlambang mengamati Elena berjalan hingga pintu lift tertutup dan membawanya ke lantai lain.Elena bergegas membuka kamar 202 dan menarik napas lega karena ia kembali lebih dahulu dibandingkan Erlangga.“Huufff.. akhirnya, gue duluan balik ke kamar. Untung aja kagak ketahuan,” ucap Elena pada diri sendiri seraya berkaca dan melihat ada dua tanda merah di lehernya.“Waduh gimana ini caranya..?” tanyanya sembari berkata dan memerhatikan leher jenjangnya berisi tanda merah.De
Read more
BAB 42 : Bertemu Papi di Lobby
Elena akhirnya mandi bersama Erlangga dan mereka saling membersihkan bagian tubuh belakang mereka dengan spons berisi sabun. Terlihat mereka bercanda riang. Sesaat Elena terlupa akan sosok Herlambang saat mereka bercanda di kamar mandi.Hingga sampai akhirnya Erlangga menyabuni bagian perut Elena dan dengan perlahan mengelus perutnya serta mengguyurnya dengan perlahan.“Sayang.., Ayah tadi udah buat Bundamu senang.., hehehehehe..,” tutur Erlangga mencium perut Elena.Elena hanya tersenyum samar melihat tingkah laku Erlangga yang sama sekali tidak berubah dari sejak ia mengenalnya. Ada rasa kasihan teramat sangat hingga ada keinginan dalam lubuk hati Elena untuk menjadikan Om Herlambang kenangan terindah dan terburuk dalam hidup serta hubungan mereka.‘Er.., elo udah baik banget sama gue. Sayang sama gue. Emang sih elo posesif sama gue.., tapi harusnya kan gue kagak boleh curang model gini di belakang elo. Maaf’in gue ya Er.., gue akan berusaha kagak kecanduan lagi sama papi elo,’
Read more
BAB 43 : Wajah Puas Elena
Elena dan Erlangga kembali dari makan malam sekitar jam sebelas malam. Sebelum masuk ke kamarnya, Erlangga menggandeng erat jemari Elena ke bagian resepsionis.“Er.., mau apa elo ke resepsionis lagi?” tanya Elena dibaluri rasa takut. Karena Feeling nya yang nggak bagus atas rasa penasaran Erlangga pada kedatangan Herlambang ke hotel tempat mereka menginap.“Gue mau tanya bokap gue udah balik apa belom,” ujar Erlangga dengan pandangan fokus ke bagian resepsionis.Elena sudah tidak mampu melarang apa yang sudah menjadi keinginan karena Erlangga bukanlah orang yang bisa di stop atas keingintahuannya. Dan kini otak Elena sedang mencari cari agar Erlangga tidak memburu Herlambang namun fokus pada bulan madu mereka.“Malam Pak.., maaf.., saya mau tanya. Untuk tamu bernama Herlambang apa ada di kamarnya? Saya putranya dan kebetulan tadi kami bertemu di Lobby dan Papi saya bilang saya diminta tanya bagian resepsionis untuk nomor kamarnya,” ucap Erlangga pada seorang lelaki yang berjaga ma
Read more
BAB 44 : Erlangga..?!
Sekitar jam sembilan pagi, Erlangga terbangun saat dering ponselnya terus sambung menyambung memanggilnya. Dengan bermalas-malasan diraih ponsel yang berada di nakas. Dalam posisi masih memicingkan matanya, Erlangga menjawab panggilan telepon itu tanpa tahu siapa yang menghubunginya.“Hmmm.., yaa..,” sapa Erlangga, suaranya masih mengambang dan belum tersadar benar dari kantuknya.“Er.., Papi di depan kamarmu,” ucap Herlambang diujung telepon saat berada di depan kamar Erlangga.“Kenapa.., ya..,” sahut kembali masih juga Erlangga belum sepenuhnya sadar atas suara Herlambang.Tok.. Tok.. Tok..Terdengar keras ketukan di luar pintu kamarnya yang membuat netra Erlangga terbuka dan terdengar kembali suara Herlambang pada sambungan telepon.“Er..! Papi dari tadi ketuk pintu kamarmu dan kamu belum bangun juga ini?” tanya Herlambang dalam sambungan telepon.“Ya ampun.. Papi..! Ya tunggu.!” Masih dengan memegang ponsel yang belum dimatikan, ia pun mengguncang-guncangkan bahu Elena da
Read more
BAB 45 : Elena kamu dimana?
“Om.., heemmm.. gimana nih..?” bisik Elena manja, seraya menggigit bibirnya menanyakan apa tindakan mereka. Herlambang menggelengkan kepalanya dan memilin bagian puting Elena lalu menyesapnya. Elena yang sudah tahu keputusan Herlambang untuk kembali melakukan hubungan intim tanpa memedulikan Erlangga membuat Elena merasa tertantang untuk meraih kenikmatan lebih saat Herlambang kembali memberikan sensasi pada bagian kenyalnya. “Sayang bangunkan rudalku..,” pinta Herlambang dalam posisi bersandar di tempat tidur. Elena pun meraih tisu basah dan menyeka rudal berikut buah kenikmatan yang berada di bawah rudal Herlambang. Setelah itu Elena mulai melumat bagian buah kenikmatan yang ada di bawah rudal lelaki tampan itu. Sesaat kemudian Herlambang mendesah. “Huuuf..., ternyata.., itu buat bangun sayang.., Aakh...” Mendengar desahan Herlambang membuat Elena semakin menjilati bagian selangkangan lelaki itu hingga berulang kali Herlambang menelan ludah dan menahan napas serta mengelus kepal
Read more
BAB 46 : Serangan Erlangga WOW ?
Erlangga yang awalnya mengajak Elena duduk memandang ke laut dengan deburan ombak yang tidak terlalu besar mengajak Elena untuk menaiki kano.“Lena.., kita naik kano berdua yaa,” ajak Erlangga meraih tangan Elena dan mengajaknya berdiri.“Ayo kita jalan ke tempat persewaan kano,” ajak Erlangga berjalan sejauh empat ratus meter ke tempat persewaan kano.“Herlambang yang melihat Erlangga menggenggam tangan Elena menuju kano mengikuti mereka dari belakang.“Mau di ajak kemana Elena sama si Er..?” Herlambang menggerutu sendiri walau dengan suara pelan.Sampai akhirnya mereka ke tempat persewaan kano dan Erlangga pun menyewa satu kano untuk berdua. Namun Herlambang tidak menyetujuinya.“Er.., jangan ajak Lena naik kano. Kalau nanti air lautnya pasang gimana?” larang Herlambang dengan alasan air laut yang akan naik ke permukaan/pasang.“Tenang Pak..! Air lautnya nggak akan naik. Hari ini menurut tanggalan Bali atau sasihnya, air laut nanti naik sekitar jam tujuh malam. Orang bali men
Read more
BAB 47 : Kehadiran Tiara
Sekitar jam tujuh malam Erlangga membangunkan Elena yang tengah tertidur pulas dengan menciumi wajahnya.“Ayo.., pemalas bangun dulu.., Lena bangun.. makanya jangan suka minta tambah jadinya kan seperti ini. Sayang.., bangun,” ucap Erlangga dengan mencium dan menggelitik pinggang dan alas tumit kaki Elena.“Er..., Aduh geli.., geli.., masih ngantuk.., gue nggak makan.., elo aja sana..,” jawab Elena dengan kedua bola mata masih lengket pada kelopaknya.Cup.. Cup.. Cup.. Cup.. Cup..Erlangga menciumi seluruh wajah Elena hingga Elena merasa terganggu dan terlihat kesal dengan berbicara keras.“Er...! Gue ngantuk..!” Sungut Elena kesal pada Erlangga dengan menarik selimut menutupi wajahnya.“Nyonya Erlangga.. bangun.., nanti mertua anda akan datang..!” ucap Erlangga mendekati wajahnya pada bagian wajah Elena yang tertutup.Mendengar ucapan Erlangga sontak Elena membuka selimutnya dan memandang dengan bola mata menyelidiki kebenaran di raut wajah Erlangga. Dan Erlangga yang ditatap
Read more
BAB 48 : Kenikmatan di dua tempat berbeda
Tiara masuk ke dalam kamar dan memeluk suaminya tanpa ada rasa marah atau pun curiga. Semua kecurigaannya dan emosinya telah ia lepaskan saat berada di Jakarta sebelum ia berangkat ke Bali. Beruntung ia mempunyai sahabat seperti Eva yang mampu memberikan nasihat jitu dalam menetralisir emosi dan marahnya menjadi lebih netral, agar semua kekacauan yang dilakukan padanya tidak akan bertambah kacau. “Untuk apa kamu ke Bali..?” tanya Herlambang datar dan pastinya terkejut seraya masuk ke dalam kamar berdiri dan mencoba menghindari Tiara. “Apa Er yang ngasih tau..?” tanya Herlambang kembali sebelum Tiara menjawabnya. “Sayang.., Er itu pasang status photo dia bersama menantu kita. Dan ada caption ‘untung ada Papi’. Makanya aku tahu Mas Her disini,” jawab Tiara dan mencium bibir Herlambang namun tidak ada sedikit pun sambutan pada dirinya. “Oohh..,” gumam Herlambang lalu berjalan keluar kamarnya menuju balkon diluar kamar. Terlihat Herlambang yang seingat Tiara, tidak pernah merokok kini
Read more
BAB 49 : Di lanjutkan Elena
Kehadiran Tiara di hotel membawa suasana yang kurang nyaman antara Elena dan Herlambang. Tetapi, di pagi ini karena pengaruh obat kuat itu membuat Herlambang berhubungan intim dengan Tiara hingga dini hari. Namun, hasrat Herlambang masih sangat membara. Namun, Tiara yang sudah tidak muda, jelas tidak mampu mengimbangi permainan Herlambang yang berusia sama dengannya. Hingga membuat Tiara pun terkapar lelah dalam tidur nyenyaknya. Berbeda jauh dengan Elena yang masih muda dengan gejolak tinggi dan memiliki stamina yang masih bagus. Maka saat jam menunjukkan pukul lima pagi, Herlambang yang masih dalam pengaruh minuman perangsang itu membuat hatinya begitu gelisah. Sampai akhirnya Herlambang memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Elena. [Pesan keluar Herlambang : Udah bangun?] Tanpa disangka oleh Herlambang Elena langsung membalas pesannya. [Pesan keluar Elena : Nggak bisa tidur..] Deg...! Membaca pesan singkat Elen membuat hati Herlambang menjadi bersalah. Dan ia yakin Elena
Read more
BAB 50 : Cemburu & Amarah
Bulan madu selama tujuh hari pun berakhir, Herlambang dan ketiga anggota keluarganya pun kembali dengan membawa cerita sendiri atas beberapa peristiwa yang sudah terjadi. Terutama pada Herlambang dan Elena.Selama di dalam pesawat, mereka pun duduk pada kelas bisnis dan masing-masing berada di bagian depan kanan dan kiri dari pesawat tersebut. Beberapa kali terlihat Erlangga dan Herlambang berbicara. Mereka berbicara masalah sepak bola. Dari yang membicarakan masalah Liga Inggris sampai pada tayangan moto GP.“Pii.., sesekali kita nonton Moto GP di Jepang. Kayaknya asyik tuh,” cicit Erlangga dalam penerbangan Bali Jakarta.“Tahun ini sisa empat bulan lagi kamu lulus SMA, kalau kamu kuliah di Perth bisa kita nonton GP Australia,” tawar Herlambang seraya menyisipkan kata kuliah pada Erlangga.“Kayaknya Er kuliah disini aja deh Pii.., soalnya kasihan Lena kalau nggak ada Er. Papi tahu sendiri Mami kadang baik.., kadang nggak,” keluh Erlangga dengan berbisik dan tersenyum lebar pada H
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status