Selang beberapa menit kemudian, Katarina keluar dan pura-pura tidak melihat sosok Samuel yang berdiri seperti patung itu, tetapi Samuel langsung berlari dan menghadang jalan Katarina. Mobil yang melaju dengan pelan itu langsung mengerem, kemudian Katarina menurunkan kaca mobilnya dan membentak, “Samuel, kalau mau mati, jangan minta aku yang melindas. Bikin ban mobilku kotor saja.” “Katarina, maaf. Aku terpaksa menggunakan cara ekstrim untuk bikin kamu berhenti. Kalau nggak begini, kamu nggak mungkin berhenti.” “Ada apa lagi?” Katarina menarik napas panjang dan bertanya dengan nada datar, “Sudah malam begini, mana udaranya dingin pula, ngapain kamu berdiri di depan kantorku? Kalau kamu sampai mati kedinginan, jangan salahkan aku. Bukan aku yang minta kamu berdiri. Sudah kubilang, aku nggak butuh ditraktik makan sama kamu.” Samuel memasang wajah senyum dan membalas, “Katarina, aku sudah dari tadi tunggu di sini, apa boleh kamu temani aku makan bersama sebentar saja?” Samuel juga memb
Read more