Semua Bab Cinta yang Kau Bawa Pergi : Bab 41 - Bab 50
157 Bab
Part 41 Pria Masa Lalu 2
Diam sejenak. Mungkin di antara mereka bertiga hanya Barra yang tahu tentang perasaan Samudra."Aku kehilangan Mbak Melia, Van. Aku depresi cukup lama karena peristiwa itu.""Aku tahu. Seorang teman menceritakan tentang itu padaku. Tapi saat itu aku nggak bisa pulang karena ada sedikit masalah di sana.""Nggak apa-apa. Aku sudah waras kok sekarang," jawab Delia terkekeh. Yovan ikut tersenyum haru. Di matanya, Delia tetap menjadi sosok yang menyenangkan."Kamu sudah menikah?"Yovan menggeleng. Delia jadi canggung.Dari percakapan mereka, Barra bisa tahu sejauh mana keakraban Yovan dengan keluarga Delia. Mereka ternyata sudah begitu dekat. Sekarang ia tahu bagaimana rasanya tak dianggap meski ada di depan mata. Dia melakukan hal yang sama pada Delia di awal pernikahan mereka hingga beberapa bulan kemudian. Begini saja sangat terasa kalau tidak dihargai, bagaimana dengan perasaan Delia waktu dirinya bermesraan meski hanya dengan kata-kata via telepon.Sorot mata lelaki itu terlihat masih
Baca selengkapnya
Part 42 Rahasia 1
Suasana hangat dan penuh canda di ruang makan rumah Pak Irawan. Anak-anak dan menantunya berkumpul untuk dinner bersama. Menu kesukaan masing-masing tersedia di meja. Kebetulan kegemaran Samudra, Delia, dan Barra sama. Ayam rica-rica. Nira lebih suka lapis daging. "Papa bahagia jika ada kesempatan kalian bisa ngumpul seperti ini," ujar Pak Irawan sambil memperhatikan satu per satu putra-putrinya."Apalagi kalau nanti ditambah suara tangisan bayi. Iya kan, Mbak?" Nira dengan riang menggoda Delia. Sementara yang digoda, dengan tenangnya menikmati hidangan. Barra melirik sekilas sang istri. Bu Hesti juga menatap putrinya. Wanita itu sudah rindu dengan tangisan bayi di rumah besar mereka.Percakapan beralih tentang bisnis. Pak Irawan mengingatkan Samudra mengenai sarannya dulu untuk membuka usaha dalam bidang penyediaan peralatan kesehatan. Tentang bisnis dan seluk beluknya, Delia sudah menguasai. Sementara dalam bidang kesehatan, Samudra juga ahlinya. Klop kan untuk membentuk sebuah pe
Baca selengkapnya
Part 43 Rahasia 2
Samudra, Delia, dan Nira masuk kamar masing-masing. Tinggal Pak Irawan dan Bu Hesti yang masih duduk di ruang keluarga. Mereka merasa lega setelah mengungkapkan rahasia yang disimpan demikian lama.Di kamarnya, Samudra berdiri di dekat jendela. Menatap gerimis dalam pekatnya malam. Walaupun ini merupakan kejutan yang luar biasa, tapi tidak ada rasa kecewa dalam hatinya. Ia bisa menerima. Mengambil hikmahnya, mungkin dengan begini ia bisa melupakan cintanya pada Delia. Harus bisa. Ia sama sekali tidak menyesalkan kenapa tidak diberitahu sejak dahulu, agar perasaannya pada Delia tidak sedalam ini. Namun ia kembalikan semuanya pada takdir. Mungkin memang harus begini jalan hidup yang digariskan untuknya. Toh, papanya tidak pernah membedakan kasih sayangnya. Mama Hesti juga merengkuh seperti putranya sendiri. Samudra kagum dengan hati mama tirinya. Dia wanita hebat berhati malaikat.Setelah kehilangan kedua orang tuanya dalam waktu bersamaan, mengajarkan Samudra untuk kuat menjalani kehi
Baca selengkapnya
Part 44 Malam 1
Samudra duduk bersandar di kepala ranjang setelah usai praktek, mandi, dan Salat Isya. Di tangannya ada album lama berisi foto keluarganya. Zaman sejak dia masih bayi hingga berumur sepuluh tahun, terakhir mereka foto keluarga bersama.Dua orang tersenyum menghadap kamera sambil memangku seorang bocah yang kira-kira umur empat tahun. Samudra kecil tersenyum menampakkan giginya yang rapi dan putih.Rasa haru menembus hingga ke jantung. Rindu, ia rindu pada mereka. Terlalu singkat kebersamaan itu dan sekarang tinggallah kenangan yang tak akan mungkin Samudra lupakan.Sungguh tak mengira, laki-laki yang dulu dipanggilnya Om Irawan ternyata adalah ayah kandungnya. Dalam kesempatan tertentu mereka akan liburan bersama-sama. Dia akan bermain dengan Melia dan Delia. Keharmonisan dua keluarga itu menyimpan kisah pilu yang menyayat hati. Namun mereka bisa menjalaninya dengan saling menjaga perasaan masing-masing. Sungguh langka menemui situasi seperti itu di zaman sekarang ini. Bagi sebagian
Baca selengkapnya
Part 46 Malam 2
Mereka saling bersipandang. Kemudian Delia duduk di sofa tunggal warna krem. Barra menghampiri dan duduk di bibir ranjang tepat di depan sang istri. "Kamu nggak mau hamil?"Delia mengalihkan pandangan dari tatapan suaminya. "Kamu masih berhutang penjelasan padaku. Kenapa?"Hening. Delia menarik napas dalam-dalam kemudian kembali menatap sang suami. "Aku nggak akan mengandung anak dari lelaki yang nggak mencintaiku. Aku nggak ingin anakku menjadi korban keegoisan orang tuanya saat kita bercerai nanti.""Siapa yang bilang kita akan bercerai?" Barra menatap lekat istrinya. Sorot tajam netra itu membuat Delia tidak sanggup menentangnya."Aku memang telah membuat kesalahan. Aku sudah minta maaf dan ingin memperbaiki hubungan kita. Sudah kubilang kalau kita nggak akan bercerai." Suara Barra melunak. "Kamu nggak memercayai ini, Delia?""Nggak. Karena Mas masih membiarkan perempuan itu bisa menghubungimu. Berapa kali dalam sehari ini dia telah meneleponmu. Apa ini yang namanya kita memperbai
Baca selengkapnya
Part 46 Cemburu 1
Rasa panas menjalar di seluruh aliran darah Delia. Wajahnya menghangat dan mungkin kulitnya sudah merona kecewa. Dia mengalihkan pandangan pada sederetan kendaraan milik penghuni apartemen lain. "Mungkin aku hanya jadi objek pelampiasanmu saja, Mas. Tampaknya kamu sangat bahagia membuatku tak berdaya." Selesai bicara Delia masuk mobil lantas pergi meninggalkan suaminya sendirian.Dahi Barra mengernyit, ia tidak paham dengan maksud ucapan istrinya. Dalam perjalanan Barra makin tak mengerti, hingga akhirnya dia sadar bahwa Delia telah salah paham. Maksudnya jika Delia menikmati, berarti secara tidak disadari mulai timbul chemistry di antara mereka berdua.Apa karena awal hubungan yang buruk dan rumit, Delia sampai sekarang tetap menilainya negatif. Begitu susahkah dia mempercayainya meski dari satu sisi saja? Barra mendesah pelan sambil mengamati jalanan yang penuh mobil berhimpitan.Barra tidak ada maksud melukai istrinya dengan perkataan mengenai hal sensitif yang baginya merupakan s
Baca selengkapnya
Part 47 Cemburu 2
Delia menatap lama wajah berahang kokoh dihadapannya. Ingin menemukan kejujuran dari sorot mata dan ucapan Barra. "Mas, semalaman aku sudah berpikir dan aku nggak risau lagi dengan perjalanan hidupku. Aku nggak takut kehilangan orang yang nggak setia. Aku nggak akan rugi kehilangan orang yang tega mengkhianatiku. Setelah aku diberikan kesempatan oleh Allah pulih dari depresi, terus menjalani pernikahan yang penuh duri, sekarang aku akan remove toxic people. Aku akan bertahan selagi mampu dan pergi jika perlu."Barra diam menatap Delia. Berhadapan dengan perempuan cerdas dan terpelajar seperti Delia, Barra hanya perlu membuktikan dan bukan sekedar bicara. Keputusannya mengajak Delia liburan sudah tepat. Mereka akan memiliki waktu untuk bicara berdua saja. Delia tidak takut kehilangannya tapi ia mulai takut ditinggalkan istrinya. Perempuan seperti Delia tidak akan kesulitan mencari penggantinya. Ada Samudra dan Yovan yang siap kapan saja menggantikan posisinya sebagai suami. Bahkan tad
Baca selengkapnya
Part 48 Honeymoon 1
"Mas." Delia menatap mata Barra yang begitu dekat dengannya. "Jika suruh memilih. Mas lebih memilih memiliki cinta seorang perempuan atau tubuhnya semata." Pertanyaan yang diajukan Delia beberapa menit usai Barra memekikkan gelora kemenangannya. Setelah pria itu mulai stabil mengatur napas."Dua-duanya.""Aku hanya memberikan option untuk satu pilihan saja.""Nggak bisa. Harus dua-duanya." Barra tetap menyangkal. Ia tahu kalau sedang dijebak istrinya. Lagipula secara logika, pasti semua orang akan memilih paket lengkap. Cinta dan raganya."Kenapa kamu memberikan pilihan itu?" tanya Barra penasaran."Banyak pernikahan yang memilih bertahan hanya karena mementingkan status. Demi menjaga perasaan anak dari korban broken home. Pernikahan seperti ini sudah kehilangan cinta di dalamnya. Mereka hanya butuh raga jika sewaktu-waktu hasrat minta dituntaskan. Namun perasaan sudah hambar entah ke mana."Delia berhenti sejenak. "Waktu SMP aku punya teman dari sebuah keluarga yang sangat berantakan
Baca selengkapnya
Part 49 Honeymoon 2
"Aku ingin naik kuda, Mas!" Delia melepaskan tangan Barra dari pinggangnya. Kemudian melangkah menuju kuda-kuda yang disewakan di tepi pantai.Barra sebenarnya keberatan. Dengan alasan siapa tahu hubungan mereka semalam bisa menumbuhkan benih di rahim Delia. Jika mengalami guncangan, bukankah itu sangat riskan."Kita bisa naik satu kuda untuk berdua," kata Barra. Jika bersamanya, Barra tak akan membiarkan kuda itu berlari.Tampak Delia berpikir sejenak, kemudian mengiyakan karena malas untuk berdebat. Akhirnya Barra duduk di belakang istrinya. Berkuda berdua menyusuri tepian pantai sambil menikmati hangatnya sinar mentari pagi. Kemudian menyusuri jalanan yang kanan dan kirinya persawahan. Menghirup udara segar dan bebas. Kebersamaan yang membuat beberapa pasang mata menatap iri.Setelah perut terasa lapar karena tadi hanya minum teh dan makan roti tawar sebelum ke luar kamar, mereka menuju sebuah rumah makan. Sarapan sambil menikmati pemandangan hijaunya persawahan di sebelah kiri d
Baca selengkapnya
Part 50 Samudra 1
"Mas, kamu tau kan kenapa aku belum siap punya anak?" tanya Delia sambil menyusun lagi pakaian bersihnya yang berantakan ke dalam koper.Mereka saling berpandangan."Maafkan aku. Aku butuh beberapa waktu lagi untuk meyakinkan diriku sendiri. Bahwa aku layak untuk kamu pertahanan. Aku layak menjadi ibu dari anakmu. Jangan sampai Mas menyesal karena anakmu dilahirkan oleh perempuan yang pernah depresi."Barra berdecak lirih. Ucapan Delia yang menyalahkan dirinya sendiri membuatnya merasa tersudut. Sebab dulu selalu memojokkan Delia karena kondisinya kala itu. Dipikir Barra, Delia sudah lupa. Nyatanya tidak.Delia duduk di dekat suaminya. "Waktu Mas mandi tadi, Tiara meneleponmu.""Biarkan saja.""Dia akan terus mengejarmu, sampai Mas menikahinya. Karena Mas pernah menjanjikan itu.""Ya, itu salahku. Sejak dulu aku memang bilang ingin menikahinya jika telah mendapatkan restu keluarga. Tapi sebenarnya aku sudah mengajaknya bicara dan aku bilang ingin mempertahankan pernikahan kita.""Aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status