All Chapters of Mr. Walter Pangeran Api Biru: Chapter 11 - Chapter 20
20 Chapters
Selamatkan Aku, Jika Kamu Mencintaiku
Nick mendengar raksasa monster gurita itu mengaum keras, memukul-mukulkan kedua tangannya ke arah dada. Monster itu merasa sangat tertantang untuk menghabisi nyawa Nick yang gigih menyelamatkan Stevy dari ketinggian dan membawanya kabur menjauh dari jangkauan raksasa monster gurita mengerikan itu.Nick menarik napas lega saat raksasa monster gurita itu berbalik arah, berjalan menjauhi kota menuju arah laut barat daya.Dari mana asal raksasa monster gurita itu? Tanya Nick dalam hati.Ia berpikir bahwa suatu saat raksasa monster gurita itu pasti akan kembali lagi untuk menghadapi Nick yang mencoba datang menjadi pahlawan, menyelamatkan wanita yang berusaha ingin dibunuh."Apakah Kamu baik-baik saja?""Ya, Aku tidak apa-apa!" balasnya singkat."Nick!" Stevy menjeda langkah Nick yang berusaha meninggalkannya sendiri di dekat perumahan elit yang sudah hancur itu."Apakah itu Kamu?" tanya Stevy penasaran.Nick diam! Sama sekali tak menoleh ke arah wanita yang berus
Read more
Pollux Cahaya penyelamat
"Sekarang, waktunya pulang Stev!" ucap Nick setelah mereka berdua selesai makan malam."Nick!" Stevy menjeda langkahnya.Nick terdiam, enggan menanggapi wanita yang tengah merajuk manja kepadanya."Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku," imbuhnya sembari menggengam kedua telapak tangan Nick."Stev, biarkan waktu yang menjawab semua ini. Aku akan berusaha semampuku untuk menyelamatkan hubungan Kita," balasnya.Nick ragu! Tentu saja, sekuat apa pun Nick berjuang untuk mempertahankan cintanya, dan sesering apa pun Nick berjanji kepada wanita ini untuk tidak meninggalkan, hanya waktu yang bisa menjawab semua itu. Jika keluarga besar Oswald menerima dan merestui hubungan mereka tentu Nick akan menjamin keselamatan hidup dan mati wanita yang dicintai."Mungkin, Aku bisa berjanji untuk tidak meninggalkanmu Stev, tapi semua itu tergantung-"Belum sempat ucapan itu berakhir, tiba-tiba tubuhnya ditarik kebelakang oleh sebuah daya tarik yang memiliki kekuatan massa sembil
Read more
Jerat Pesona Tuan Muda
Nick merasa sedang mimpi buruk, tubuhnya terguncang hebat. Usahanya untuk bangun dari mimpi itu sungguh menguras tenaga. Keringat mengucur deras, membasahi ujung kaki hingga kepala."Cahaya apa itu?" ucapnya lirih."Cahaya?" jawab seorang wanita disebelahnya."Cahaya mentari pagi Tuan! Waktunya bangun," imbuh Grachia sembari menyibak tirai jendela kamarnya.Sementara Nick yakin, ada cahaya lain yang baru saja dilihat secara nyata."Sepertinya Tuan sedang mimpi buruk. Bergegaslah mandi, Nona Berlian sudah menunggumu!" ucap Grachia memperjelas.Nick memilin kepala, sembari sedikit menunduk pasrah. Apakah kehadiran Pollux itu hanya mimpi belaka? Lalu mengapa ia hadir dimimpinya?"Tuan! Bergegaslah mandi, Nona Berlian sudah menunggumu."Sementara Nick belum sepenuhnya sadar, saat Grachia berulang kali mengucap nama Berlian, ia sama sekali tak ingat tugas yang harus dilakukan hari ini. Kemudian Grachia menempelkan telapak tangannya di ujung keningnya, tubuh Nick t
Read more
Membunuh Tanpa Menyentuh
"Beri Kami waktu Tuan! Kami akan segera membayarnya," ucap Grachia sembari bersimpuh dihadapan para rentenir."Menjijikkan sekali! Di mana Suamimu, suruh Dia menemuiku sekarang jika tak ingin mati!" balas rentenir.Nick geram melihat kelakuan para rentenir yang memperlakukan Grachia semena-mena. Tubuhnya yang tadi bersimpuh meminta belas kasihan seketika terjengkang, akibat sebuah tendangan kasar para lintah darat itu."Jangan menghalangi!" ucap salah satu rentenir ketika mendapati Nick tengah berdiri di ambang pintu sembari menelungkupkan kedua telapak tangan dimasing-masing saku celananya.Nick diam, hanya menatap mereka tanpa bicara."Enyah Kau dari sana jika tak ingin mati ditanganku!" ucap sang rentenir lagi-lagi penuh dengan kesombongan."Apa yang Kalian cari?"Sang rentenir mendecih, melihat Nick menghalangi jalannya untuk menyita semua barang-barang berharga di rumah ini."Akan kubayar, pergilah sekarang!" ucap Nick lagi saat pertanyaannya diabaikan.Mendengar ucapan itu, kedua
Read more
Wanita Penyelamat
"Tuan Nick!" Grachia menahan langkahnya."Kumohon jangan pergi ke sana, Bapak akan segera kembali!" ucap Grachia menolak keinginan Nick untuk mendatangi gunung berbahaya itu.Nick menjeda langkahnya."Saya pergi dulu, ada hal yang perlu Saya lakukan Bu!" ucapnya."Berjanjilah untuk tidak datang ke gunung itu sendirian!" balas Grachia cemas.Nick membalas senyum, kemudian memeluk Grachia penuh kasih. Berusaha menenangkan Grachia yang terlihat mencemaskan dirinya."Saya pergi dulu.""Hati-hati Tuan Nick," balas Grachia melepas genggaman erat tangannya.***Nick mengendarai mobil Berlian menjauhi pekarangan rumah Manfreed dan Grachia. Sebelum Nick pergi ke gunung penambangan timah putih, untuk menyelamatkan Manfreed, ia harus mendapatkan uang yang telah dijanjikan kepada rentenir itu. Pikirnya! Sesuai janjinya, Nick harus melakukan sesuatu untuk menolong keluarga kecil Manfreed dan Grachia.Tiba di depan rumah megah keluarga besar Oswald, langkahnya dijega
Read more
Pinjaman $10 Juta Dollar
"Tunggu!" Nick menjeda langkah Berlian."Jangan terlalu memandangku rendah dengan semua hadiah yang Anda berikan, Nona! Lagi pula untuk apa bercanda perihal cinta," berondongnya.Berlian berjalan kembali ke arah Nick. Mendekati pria yang mematung penuh pesona."Merendahkanmu dengan uang, bercanda soal cinta?" ucap Berlian lagi.Nick menunduk pasrah. Entah apa yang ada di dalam pikiran wanita ini, sehingga membuat dirinya benar-benar merasa kacau. Jika ucapan Berlian benar tentang cinta yang baru saja diucapkan, lalu bagaimana dengan cintanya terhadap Stevy? Nick tentu tidak akan pernah menukar perasaannya demi harta."Aku tidak pernah merendahkanmu, dan Aku juga tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku, Nick!" ucapnya penuh penekanan."Kembalilah jika Kamu merasa membutuhkan, Aku akan selalu ada untukmu.""Nona Berlian!"Nick meneteskan air mata."Perihal bayi itu, apa yang sebenarnya terjadi?" imbuh Nick berusaha ingin tahu suami Berlian."Jangan khawa
Read more
Terpasung Luka
"Tuan Nick!"Grachia menghampiri Nick yang sedang berjalan masuk ke dalam rumah. Wanita paruh baya itu nampak mencemaskan Nick, memegangi kedua pipinya. Berusaha memastikan bahwa Nick tidak kenapa-kenapa."Urusannya sudah beres, Bu! Jika mereka kembali lagi, hubungi Saya secepatnya!" ucap Nick seraya menggandeng tangan Grachia masuk ke dalam rumah."Dari mana Tuan Nick mendapatkan uang sebanyak itu?" tanya Grachia antusias."Wanita penyelamat!" balasnya singkat."Wanita penyelamat?" tanya Grachia heran.Nick membalas anggukan kecil, merasa tidak perlu menjelaskan panjang lebar tentang wanita penyelamat dan dari mana uang sebanyak itu berasal, yang jelas Nick merasa urusan hutang itu sudah selesai. Jika mereka kembali, tentu mereka hanya ingin membuat perhitungan saja.Kemudian, Nick merajuk kepada Grachia. Merasa bahwa perutnya perlu diisi, badannya harus segera pulih untuk mengembalikan tenaga yang sejak kemarin terserap energi negatif dari orang-orang yang had
Read more
Golden Blood
Paginya, Nick seperti tak memiliki semangat hidup lagi. Semua harapannya seolah hilang begitu saja. Ia merasa ada yang hilang dari dirinya, rasa kehilangan untuk yang kedua kali. Jika ia harus memilih untuk memperjuangkan cintanya kepada Stevy, akankah ia mampu mengkhianati janji yang telah diucapkan kepada Berlian kemarin? Keadaan ini sungguh membuat Nick dilema, namun kehilangan Stevy dan merelakan wanita itu dipersunting pria lain benar-benar membuat dirinya terkesan gila. Meskipun pagi ini udara sekitar rumah Grachia cukup dingin, ia sama sekali tak mampu menghirup udara segar, dadanya terasa sesak! Hatinya seperti tersayat pisau tajam, membuat pilu campur aduk menjadi satu. Bimbang, gelisah tak tentu arah. "Selamat pagi Tuan Nick!" Grachia berjalan ke arah Nick yang sedang menatap langit, kedua tangannya memegang ring pembatas balkon. "Sepertinya Tuan kelelahan," imbuh Grachia yang menatap Nick penuh curiga. Grachia merasa ada yang berbeda dari N
Read more
Erupsi Gunung Sunset Camp
"Bagaimana hasilnya, Dok?" tanya Nick antusias. "Luar biasa, Tuan. Anda memiliki golongan darah istimewa. Dimana, golongan darah yang Anda miliki adalah golongan darah Rh-Null paling langka. Tentu, Kami akan segera melakukan transfusi untuk Istri Anda," balas Dokter itu. "Maaf, Dokter. Wanita itu bukan Istri Saya-pun Janinnya juga bukan darah daging Saya. Apakah transfusi masih bisa dilakukan?" Nick memperjelas agar Dokter tidak menduga bahwa mereka ada kecocokan DNA. "Tidak masalah Tuan, Anda orang yang tepat untuk memberi pertolongan, Kami juga tidak bisa mengulur waktu terlalu lama. Jika Tuan bersedia dan yang bersangkutan menyetujui Anda mendonorkan darah untuknya, maka akan segera Kami tangani," balas Dokter muda itu meyakinkan. Nick tak mengerti sepenuhnya apa yang dimaksud Dokter tentang golongan darah istimewa-pun langka ditemukan dalam kasus ini. Meskipun Nick akan tetap bersedia mendonorkan darahnya walau Berlian menolak keputusan itu, yang
Read more
Pembalasan yang Tertunda
Nick tak menyadari keberadaan Grachia yang mematung tepat dibelakangnya. Wanita itu, tertunduk lemah mendengar berita bencana yang terjadi di gunung tempat Manfreed menggali timah putih. Jika ledakan gunung itu menelan korban jiwa sebanyak dua puluh lima ribu jiwa, tentu Grachia berpikir Manfreed pun telah mati."Bu," Nick menghampiri Grachia yang terpaku, air mata seolah menggenangi tempat Grachia berdiri. "Tuan Nick!" ucap Grachia terbata sembari menekan dadanya yang terasa sesak.Tubuh Grachia lemas, terhuyung ke arah samping, membentur tubuh Nick yang sigap menangkap Grachia yang seolah habis tenaga, hilang nyawa."Tolong!"Nick pun bercucuran air mata, panik, binggung mana yang harus didahulukan! Jika ia harus berlari mengejar badai untuk menyelamatkan Manfreed yang jelas-jelas sudah mati, bagaimana dengan Grachia yang seolah ingin menyusul kepergian Manfreed.Beberapa perawat pun akhirnya berlari ke arah Nick yang tengah memangku Grachia. Memindahkan Grachia ke brankar dan memb
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status